PENULISAN ILMIAH
Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah etika yang berlaku. Mengenai isi
dan tulisan merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.
(Ayu Lestari)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator PI
(Moehamad Adi Rochmat, S.T., MMSI) (Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si., M.Si.)
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian ilmiah kerja praktek berjudul “Mempelajari Lingkungan Kerja
Fisik Di UMKM Tahu Mas Hardi” dengan tepat waktu. Laporan penulisan ilmiah
kerja praktek disusun sebagai syarat untuk mencapai jenjang D III atau setara
Sarjana Muda.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan penelitian ilmiah
kerja praktek ini masih terdapat kekurangan, namun berkat bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak hal tersebut dapat dihadapi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Prof. Dr. Ing. Adang Suhendra, S.Si., S.Kom., M.Sc. selaku Dekan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
3. Dr. Ir Rakhma Oktavina, MT., selaku ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Achmad Fahrurozi, S.Si., M.Si., selaku koordinator Penulisan Ilmiah
Universitas Gunadarma.
5. Moehamad Adi Rochmat, S.T., MMSI, selaku Dosen Pembimbing yang
selalu membimbing dengan sabar serta selalu memberi masukan yang
bermanfaat.
6. Suhardi, selaku pemilik UMKM Tahu Mas Hardi yang telah memberi izin
untuk melakukan penelitian ilmiah.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan
motivasi.
8. Khanza Haiqal Gifary, yang selalu memberikan motivasi, semangat serta
bantuan dengan sabar dan penuh perhatian sehingga laporan penelitian
ilmiah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
v
9. Aditya Yudha dan Geres Perbina, yang telah memberikan bantuan dalam
menyusun laporan penelitian ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
10. Teman-teman teknik industri angkatan 2018 Universitas Gunadarma, yang
memberikan semangat hingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar laporan penelitian ilmiah ini menjadi lebih baik pada penulisan
yang akan datang. Harapannya adalah semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan penulisnya sebagai acuan dan pedoman untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
(Ayu Lestari)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ I-1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... I-2
1.3 Batasan Masalah ............................................................. I-2
1.4 Tujuan Penulisan............................................................. I-2
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................... I-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Pencahayaan ............................................................. II-6
Tabel 2.2 Skala Intensitas Bunyi ........................................................... II-7
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Temperatur .............................................. IV-8
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pencahayaan ............................................. IV-10
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kebisingan ................................................ IV-13
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Pengukuran ............................................ IV-17
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Surat Keterangan Kerja Praktek .................................................................. L-1
Lembar Bimbingan Penulisan Ilmiah.......................................................... L-2
xi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
proses produksi pembuatan tahu serta dapat mempelajari lingkungan kerja fisik
pada proses produksi di UMKM Tahu Mas Hardi berupa temperature atau suhu,
pencahayaan, kebisingan, dan bau-bauan yang mempengaruhi hasil kerja pada
seorang pekerja.
II-1
II-2
perusahaan harus menciptakan kondisi hubungan kerja yang baik sesama pekerja,
baik itu atasan, bawahan, ataupun seorang pekerja yang memiliki tingkat
pekerjaan yang sama. Kondisi hubungan kerja yang baik dapat dilakukan dengan
berbagai hal seperti komunikasi yang baik serta mengendalikan diri agar
menciptakan perilaku yang tidak merugikan orang lain.
tercapainya tingkat produktivitas dan prestasi kerja bagi seorang pekerja. Hal itu
juga akan membuat pekerja lainnya termotivasi untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan tepat. Apabila pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik
sesuai standar serta diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat, maka akan
memperoleh prestasi kerja bagi pekerja tersebut (Yasin,2016).
yang ada pada area tempat kerja. Pencahayaan yang kurang memadai atau suram
akan membuat timbulnya rasa lelah pada mata seorang pekerja karena berusaha
untuk dapat melihat dengan jelas, begitu sebaliknya jika pencahayaan terlalu
terang akan timbul rusaknya penglihatan karena cahaya yang menyilaukan.
Kemampuan mata setiap orang dalam melihat dipengaruhi oleh ukuran objek atau
benda kerja, tingkat kontras objek pada daerah sekitarnya, dan waktu atau
lamanya mata dalam melihat (Sutalaksana,2006).
Tingkat pencahayaan mempengaruhi kesehatan pada mata. Hal tersebut
dikarenakan pencahayaan yang suram akan membuat mata kelelahan, sedangkan
apabila pencahayaan tinggi membuat rusaknya mata karena cahaya tersebut
menyilaukan. Pencahayaan juga memiliki nilai standar yang sudah diatur oleh
menteri kesehatan Republik Indonesia oleh menteri kesehatan Republik Indonesia
yaitu Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan kerja perkantoran ataupun industri. Berikut ini adalah standar
pencahayaan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia
(Ardita,2017).
Tabel 2.1 Standar Pencahayaan
(Sumber : Ardita, 2017)
Tingkat Pencahayaan
Jenis Kegiatan Keterangan
(Lux )
Ruang penyimpanan & ruang
Pekerjaan kasar dan tidak
100 peralatan/instansi yang memerlukan
terus menerus
pekerjaan yang kontinu
Pekerjaan kasar dan terus Pekerjaan dengan mesin dan perakitan
200
menerus kasar
Ruang administrasi, ruang kontrol,
300 Pekerjaan rutin
pekerjaan mesin dan perakitan/penyusun
oleh kondisi pencahayaan yang baik ketika melihat objek atau benda kerja.
Pencahayaan tidak hanya pada penerangan oleh cahaya lampu listrik, namun juga
pencahayaan dari sinar matahari.
3. Kebisingan
Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga
atau bunyi yang dapat mengganggu pendengaran telinga. Kebisingan yang terjadi
di lingkungan kerja dapat mengganggu kegiatan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan membuat konsentrasi pekerja dalam melakukan pekerjaan
menjadi tergangggu. Kebisingan juga dapat membuat seorang pekerja kesulitan
dalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kebisingan yang berlebihan atau dalam
jangka waktu yang panjang dapat merusak pendengaran pekerja.
Suatu tingkat kebisingan yang dapat mengganggu manusia memiliki
beberapa aspek. Aspek tersebut di antaranya yang pertama yaitu lamanya
kebisingan atau suara bunyi yang mengganggu pada lingkungan kerja, kedua
intensitas kebisingan atau bunyi yang terjadi, ketiga frekuensi bunyi tersebut.
Intensitas bunyi umumnya diukur menggunakan satuan desibel (dB) yang dimana
satuan tersebut menunjukkan besarnya arus energi suara per satuan luas. Berikut
ini adalah beberapa skala intensitas bunyi yang terjadi di suatu tempat atau suara
yang disebabkan oleh sebuah alat atau keadaan (Sutalaksana,2006).
Tabel 2.2 Skala Intensitas Bunyi
(Sumber : Sutalaksana, 2006)
Batas Dengar Batas Dengar
Skala Desibel (dB) Skala Desibel (dB)
Tertinggi Tertinggi
4. Bau Bauan
Bau-bauan yang ada di sekitar lingkungan kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran yang ada di lingkungan kerja mempengaruhi kepekaan
indra penciuman. Bau-bauan yang disebabkan oleh pencemaran di lingkungan
kerja juga dapat mengganggu seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Oleh karena itu faktor lingkungan yang ada di lingkungan sekitar pekerja
mempengaruhi tingkat ketajaman indra penciuman seseorang, yang dapat
mempengaruhi hasil kerja seorang pekerja (Sutalaksana,2006).
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
III-1
III-2
500 hingga 600 kg kedelai. Jadwal produksi pada UMKM Tahu Mas Hardi
dilakukan hampir setiap harinya. UMKM Tahu Mas Hardi berdiri sejak tahun
2007 yang berlokasi di Jalan Bulak Baru, RT.008/RW.009 Kecamatan Pondok
Gede Kota Bekasi, Jawa Barat. Berikut ini adalah lokasi UMKM Tahu Mas Hardi.
perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri sehingga terjadi
pola hubungan komunikasi antara satu dengan yang lain. UMKM Tahu Mas Hardi
sturktur organisasinya adalah sebagai berikut.
Pemilik
Pak Suhardi
Pembersihan Kedelai
Perendaman Kedelai
Penggilingan Kedelai
Perebusan Kedelai
Penyaringan
Pemisahan Ampas
Menghasilkan Sari Tidak (Bahan Baku Oncom)
Kedelai
(Makanan Ternak)
Ya
Pemberian Biang Tahu
Pemisahan Gumpalan
Pencetakan Tahu
Pewarnaan Tahu
Penyimpanan Tahu
Kuning
Selesai
IV-1
IV-2
Perebusan tahu dengan air kunyit dilakukan diatas wadah besar dengan
kayu dibawahnya sebagai bahan bakar, hal tersebut dikarenakan bahan bakar kayu
lebih ekonomis, serta penggunaan kayu membuat air rebusan kunyit lebih cepat
mendidih. Proses pewarnaan tahu dilakukan dengan waktu kurang lebih 20 menit
hingga tahu terlihat sudah berubah warna menjadi kuning. Tahu yang telah selesai
dilakukan pewarnaan kemudian disisihkan dan didiamkan lebih dulu hingga
kondisi tahu sudah tidak panas. Langkah terakhir yaitu tahu yang telah selesai di
proses kemudian disimpan dan dimasukkan ke dalam sebuah box berukuran
sedang, serta siap untuk di produksi.
lokasi proses lainnya memiliki keterbatasan akses jalan yang dimana UMKM
Tahu Mas Hardi memiiki tempat yang tidak begitu leluasa sehingga pengukuran
yang dilakukan hanya pada bagian proses produksi penyaringan dan proses
pencetakan. Berikut ini adalah data yang telah didapatkan pada UMKM Tahu Mas
Hardi.
4.2.2 Pencahayaan
Tingkat pencahayaan mempengaruhi kesehatan pada mata. Hal tersebut
dikarenakan pencahayaan yang suram akan membuat mata kelelahan, sedangkan
apabila pencahayaan tinggi membuat rusaknya mata karena cahaya tersebut
menyilaukan. Pencahayaan yang kurang memadai atau suram akan membuat
timbulnya rasa lelah pada mata seorang pekerja karena berusaha untuk dapat
melihat dengan jelas, begitu sebaliknya jika pencahayaan terlalu terang akan
timbul rusaknya penglihatan karena cahaya yang menyilaukan. Pengukuran
pencahayaan dilakukan pada waktu sekitar pukul 12:00 WIB siang hari, serta alat
yang digunakan adalah lux meter dengan satuan pencahayaan yang digunakan
adalah lux. Berikut ini adalah hasil pengukuran pencahayaan pada proses
penyaringan dan pencetakan pada UMKM Tahu Mas Hardi.
IV-10
nilai pencahayaan yang melebihi nilai batas. Pencahayaan yang melebihi nilai
standar berarti kondisi pencahayaan pada ruang kerja sudah baik, namun
pencahayaan yang berlebihan juga dapat membuat dampak buruk bagi mata. Hal
tersebut dapat diketahui bahwa pencahayaan pada kedua proses di UMKM Tahu
Mas Hardi sudah cukup baik dan tidak memberi dampak buruk bagi mata.
4.2.3 Kebisingan
Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga
atau bunyi yang dapat mengganggu pendengaran telinga. Kebisingan yang terjadi
di lingkungan kerja dapat mengganggu kegiatan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan membuat konsentrasi pekerja dalam melakukan pekerjaan
menjadi tergangggu. Kebisingan juga dapat membuat seorang pekerja kesulitan
dalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kebisingan yang berlebihan atau dalam
jangka waktu yang panjang dapat merusak pendengaran pekerja. Kebisingan yang
berlebihan atau dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak pendengaran
pekerja. Pengukuran kebisingan di UMKM Tahu Mas Hardi dilakukan dengan
sebuah aplikasi dalam ponsel yaitu meter kebisingan yang dapat diunduh pada
playstore android, satuan mengukur kebisingan adalah decibel (dB). Berikut ini
hasil pengukuran kebisingan di UMKM Tahu Mas Hardi.
diunduh pada playstore android, satuan mengukur kebisingan adalah decibel (dB).
Pengamatan kebisingan yang dilakukan selama beberapa hari menghasilkan nilai
decibel yang tak jauh dari hari-hari sebelumnya. Berikut ini adalah rangkuman
hasil pengukuran kebisingan di UMKM Tahu Mas Hardi.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kebisingan
(Sumber : UMKM Tahu Mas Hardi, 2021)
Kebisingan (dB) Kebisingan (dB)
Pengamatan Pengamatan
Penyaringan Pencetakan Penyaringan Pencetakan
Hari Ke-1 78 81 Hari Ke-17 83,2 82,3
Hari Ke-2 87,6 89,7 Hari Ke-18 79,1 86,7
Hari Ke-3 80,2 82,3 Hari Ke-19 79,7 88,2
Hari Ke-4 79,3 86,4 Hari Ke-20 82,2 83
Hari Ke-5 83 84 Hari Ke-21 81,5 85,7
Hari Ke-6 86,5 85,3 Hari Ke-22 84,3 82,6
Hari Ke-7 78,3 81,8 Hari Ke-23 82 81
Hari Ke-8 81,1 83 Hari Ke-24 81,5 86,7
Hari Ke-9 79 87,2 Hari Ke-25 78,9 87,9
Hari Ke-10 80,2 89 Hari Ke-26 80,3 88
Hari Ke-11 78,3 82,1 Hari Ke-27 79,5 83,4
Hari Ke-12 79 84,2 Hari Ke-28 79,8 85,1
Hari Ke-13 85,6 85 Hari Ke-29 81,7 86,5
Hari Ke-14 78,5 81,1 Hari Ke-30 78,4 81,2
Hari Ke-15 80,3 86,8 Rata-Rata 81 84,8
Hari Ke-16 82,4 87 Range 78 - 87,6 81-89,7
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengukuran kebisingan pada proses
penyaringan dan pencetakan, diketahui bahwa nilai rata-rata pada proses
penyaringan adalah 81 hasil tersebut diperoleh dengan menjumlahkan seluruh
hasil pengamatan pada tiap proses kemudian dibagi dengan 30 sesuai dengan
banyaknya data dengan range 78 hingga 87,6 dB, tinggi decibel pada proses
penyaringan didapatkan karena lokasi proses penyaringan berada dekat dengan
proses perebusan yang dimana proses tersebut menggunakan api yang besar yang
timbul dari gas yang keluar sehingga menimbulkan suara yang cukup besar. Hasil
nilai rata-rata pada proses pencetakan adalah 84,8 dB hasil tersebut diperoleh
dengan menjumlahkan seluruh hasil pengamatan pada tiap proses kemudian
dibagi dengan 30 sesuai dengan banyaknya data dengan range 81 hingga 89,7 dB,
tinggi decibel pada proses pencetakan didapatkan karena lokasi tersebut dengan
dengan mesin penggiling serta suara kendaraan yang lewat sebab proses
pencetakan berada di dekat pintu depan UMKM.
IV-14
4.2.4 Bau-Bauan
Bau-bauan yang ada di sekitar lingkungan kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran yang ada di lingkungan kerja mempengaruhi kepekaan
indra penciuman. Bau-bauan yang disebabkan oleh pencemaran di lingkungan
kerja juga dapat mengganggu seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Oleh karena itu faktor lingkungan yang ada di lingkungan sekitar pekerja
mempengaruhi tingkat ketajaman indra penciuman seseorang, yang dapat
mempengaruhi hasil kerja seorang pekerja. Cara melakukan pengukuran bau-
IV-15
bauan di UMKM Tahu Mas Hardi adalah dengan mencari sumber bau yang ada
disekitar area produksi pada UMKM Tahu Mas Hardi.
Bau-bauan yang ada pada UMKM Tahu Mas Hardi bersumber dari kedelai
yang direbus, namun UMKM Tahu Mas Hardi menyediakan kipas yang ada di
dekat area perebusan sehingga uap yang keluar dari air rebusan kedelai akan
terhembus oleh angin dengan begitu bau tersebut tidak mengganggu indra
penciuman seorang pekerja. Hal bau lainnya adalah terdapatnya sampah pada
selokan pembuangan sisa air penyaringan yang berada di samping tempat
produksi, namun bau tersebut tidak mengganggu indra penciuman pekerja dan
bukan termasuk bau yang tidak sedap karena UMKM Tahu Mas Hardi selalu
membersihkan limbah tersebut dengan cara melakukan penyiraman air ke sumber
bau tersebut serta melakukan pembersihan rutin setelah UMKM Tahu Mas Hardi
selesai melakukan kegiatan proses produksi.
Bau lainnya adanya asap pembakaran dari proses pewarnaan yang dimana
proses tersebut menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, namun asap
tersebut tidak menghalangi jalannya proses produksi sebab penggunaan kayu
bakar pada proses pewarnaan tidak banyak dan terdapatnya ventilasi yang cukup
pada tiap proses serta letak area proses pewarnaan berada di dekat pintu depan
UMKM sehingga asap yang keluar terhembus oleh angin melalui ventilasi
maupun jalan terbuka dekat pintu depan UMKM, oleh karena itu perebusan air
kunyit pada proses pewarnaan dilakukan dengan memakan waktu yang cukup
lama dalam menunggu air kunyit menjadi mendidih.
sedang lewat atau orang-orang yang mengobrol. Kebisingan pada UMKM Tahu
Mas Hardi memperoleh nilai melebihi batas sehingga dapat di berikan solusi atau
tindakan seperti memperbaiki lokasi pemetaan atau tempat kerja yang ada pada
UMKM, melakukan perawatan mesin dengan baik, menyediakan alat pelindung
diri berupa earplug pada UMKM apabila kebisingan tak terhindarkan.
Bau-bauan termasuk dalam kategori pencemaran yang menyebabkan tidak
nyamannya indra penciuman seorang pekerja, sehingga pengukuran bau-bauan di
ukur dengan mencari sumber bau-bauan yang ada di sekitar area proses produksi
UMKM. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa bau-bauan pada
UMKM Tahu Mas Hardi bersumber pada uap perebusan kedelai yang dimana bau
tersebut bukan termasuk bau yang tidak sedap dan mengganggu indra penciuman,
sehingga UMKM Tahu Mas Hardi menyiapkan kipas yang tak jauh dari perebusan
kedelai dengan begitu uap dapat terhembus oleh angin melewati ventilasi udara
yang ada. Bau lain terdapatnya sampah pada selokan pembuangan sisa air
penyaringan yang berada di samping tempat produksi, namun bau tersebut tidak
mengganggu indra penciuman pekerja karena UMKM Tahu Mas Hardi selalu
membersihkan limbah tersebut dengan cara melakukan pembersihan rutin setelah
UMKM Tahu Mas Hardi selesai melakukan kegiatan proses produksi. Bau
lainnya adanya asap pembakaran dari proses pewarnaan yang dimana proses
tersebut menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, namun asap tersebut tidak
menghalangi jalannya proses produksi sebab letak area proses pewarnaan berada
di dekat pintu depan UMKM sehingga asap yang keluar terhembus oleh angin
melalui ventilasi maupun jalan terbuka dekat pintu depan UMKM. Apabila bau-
bauan tak dapat terhindarkan UMKM dapat melakukan solusi atau tindakan
dengan menambahkan air condition atau exhaust fan, serta selalu menjaga
kebersihkan yang ada pada area kerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan ringkasan atau rangkuman dari pembahasan yang
dicapai dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan dari
laporan penulisan. berikut merupakan kesimpulan dari laporan penulisan ilmiah.
1. Proses produksi tahu kuning di UMKM Tahu Mas Hardi terdapat 10
tahapan proses yang dilakukan mulai dari pembersihan kedelai,
perendaman yang dilakukan selama kurang lebih 3 jam, penggilingan
kedelai, perebusan kedelai, penyaringan kedelai yang telah direbus,
pemberian biang tahu pada sari kedelai, melakukan pencetakan tahu dari
gumpalan hasil biang dengan sari kedelai, melakukan pewarnaan tahu
dengan air rebusan kunyit, kemudian disimpan dan siap di distribusikan ke
hampir seluruh pasar daerah Jakarta dan Bekasi.
2. Lingkungan kerja fisik yang diamati berupa temperatur, pencahayaan,
kebisingan, dan bau-bauan pada proses penyaringan dan pencetakan. Hasil
pengamatan lalu ditentukan nilai rata-rata. Pada proses penyaringan
temperatur 33,5°C dan proses pencetakan 32,5°C berarti dapat
menyebabkan kelelahan fisik karena aktivitas mental dan tingkat fokus
terhadap suatu pekerjaan menurun. Pencahayaan proses penyaringan 240,9
lux dan proses pencetakan 743,1 lux berarti memiliki cukup cahaya dan
tidak membahayakan mata. Kebisingan proses penyaringan 81 dB dan
proses pencetakan 84,8 dB, yang berarti suara tersebut masih aman dalam
pendengaran. Bau-bauan pada UMKM Tahu Mas Hardi bersumber pada
proses perebusan kedelai, adanya selokan di samping area produksi, dan
adanya asap pembakaran namun tidak mengganggu karena menyiapkan
kipas sehingga uap perebusan dan asap pembakaran dapat terhembus
keluar melalui ventilasi.
V-1
V-2
5.2 Saran
Saran merupakan sebuah pendapat yang diberikan untuk memberikan
usulan serta dapat memperbaiki suatu keadaan sebelumnya agar lebih baik.
Adapun saran yang diberikan oleh penulis yaitu UMKM Tahu Mas Hardi harus
tetap memperhatikan lingkungan kerja di tiap area produksi agar memberi
kenyamanan pada pekerja sehingga menciptakan rasa semangat bekerja dan
pekerjaan yang dilakukan menjadi optimal dengan begitu dapat meningkatkan
produktifitas serta dapat meraih keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
L-1
LEMBAR BIMBINGAN PENULISAN ILMIAH
NPM : 31418262
Judul PI : Mempelajari Lingkungan Kerja Fisik Di
Pembimbing
L-2