Anda di halaman 1dari 51

UNIVERSITAS GUNADARMA

PENULISAN ILMIAH

TATA LETAK FASILITAS AREA LANTAI PRODUKSI PADA


UMKM BIR PLETOK BANG ISRA
Nama : Alia Arifin
NPM : 30420134
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing : Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto, MSc

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat


Mencapai Jenjang Setara D III/ Sarjana Muda
DEPOK
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penulisan Ilmiah : Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi Pada
UMKM Bir Pletok Bang Isra
Nama : Alia Arifin
NPM : 30420134
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyetujui,

Pembimbing Koordinator PI

(Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto, MSc.) (Dr. Achmad Fahrurozi, SSi., MSi.)

Ketua Jurusan Teknik Industri

(Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT.)

ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Alia Arifin
NPM : 30420134
Judul PI : Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi Pada UMKM Bir
Pletok Bang Isra
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri
dan dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran.

Depok, 15 Juli 2023

(Alia Arifin)

iii
ABSTRAK

Alia Arifin/ 30420134


TATA LETAK FASILITAS AREA LANTAI PRODUKSI PADA UMKM BIR
PLETOK BANG ISRA
Penulisan Ilmiah. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri. Universitas
Gunadarma. 2023.
Kata Kunci: Proses Produksi, Tata Letak Fasilitas, UMKM Bir Pletok Bang Isra.
(xi + 38 + Lampiran)

Perusahaan manufaktur harus memiliki lantai produksi yang memenuhi standar dan
kapasitas yang diperlukan. Permasalahan khusus yang terjadi pada area di stasiun kerja atau area
produksi tertentu tidak memiliki standar yang jelas, sehingga menghambat efisiensi kerja dan
menimbulkan persimpangan aliran bahan. Penyusunan lantai produksi, gudang bahan baku, gudang
barang jadi, kantor dan fasilitas lainnya menjadi salah satu faktor tinggi rendahnya biaya produksi.
Tata letak fasilitas adalah suatu solusi untuk mencapai hubungan yang efisien dan efektif antara
pekerja dan peralatan serta perpindahan material dari bagian penerimaan, hingga fabrikasi menuju
bagian pengiriman produk jadi sehingga harus dirancang sebaik mungkin untuk dapat menentukan
bagaimana koordinasi dari setiap fasilitas produksi diatur sedemikian rupa sehingga mampu
mendukung upaya tersebut dalam suatu kegiatan produksi. UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah
sebuah usaha mikro kecil menengah yang terletak di Jalan Srengseng Sawah Gg. Raidjah No.23,
RW.9, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah usaha mikro kecil
yang bergerak di bidang pembuatan minuman tradisional, yaitu bir pletok. Tata letak lantai produksi
pada saat proses produksi bir pletok memiliki alur perpindahan bahan yang kurang efisien dan
cenderung menimbulkan persimpangan, sehingga jalur koordinasi dan efisiensi kerja menjadi
terhambat. Hal ini mendorong dilakukannya pengamatan untuk mempelajari perancangan tata letak
fasilitas yang terdapat di UMKM Bir Pletok Bang isra untuk mengurangi bahkan mencegah
terjadinya persimpangan saat perpindahan aliran bahan antar stasiun kerja yang tidak diinginkan.
Proses produksi bir pletok dimulai dari persiapan alat dan bahan baku yang dicuci bersih
kemudian mensterilisasi botol di air mendidih selama 1 jam, setelah itu bahan baku di cek kembali
kuantitas nya hingga sesuai dan kemudian dipotong atau digeprek sesuai kategori bahan. Setelah itu
rempah-rempah direbus dan diberi pewarna, kemudian angkat dari panci dan dimasukkan kedalam
termos dispenser dalam kondisi panas sekitar 80°C lalu selanjutnya produk diberi tutup botol dan
disegel menggunakan air panas dan di pasteurisasi. Setelah itu, angkat dan diberi label kemasan serta
label kadalwarsa lalu kemudian masukkan produk kedalam gudang barang jadi. Tata letak lantai
produksi terdiri dari 10 area dari 4 stasiun kerja dengan total area seluas 9 × 10 m. Tipe pola aliran
bahan yang digunakan adalah zig-zag/ serpentine layout dengan jenis proses produksi yang terus-
menerus/ continuous dan menggunakan tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi.

Daftar Pustaka (1990-2021)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah yang
berjudul “TATA LETAK FASILITAS AREA LANTAI PRODUKSI PADA
UMKM BIR PLETOK BANG ISRA” sebagai hasil dari telah dilaksanakannya
kerja praktik. Penulisan ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
mencapai jenjang setara D-III atau sarjana muda.
Penyusunan Penulisan Ilmiah ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Prof. Dr. Ing. Adang Suhendra, SSi., SKom., MSc., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Gunadarma.
3. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.
4. Dr. Achmad Fahrurozi, SSi., MSi., selaku Koordinator Penulisan Ilmiah
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma.
5. Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto, MSc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat.
6. Orang tua dan keluarga yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan
serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini.
7. Danang Abdilah Saputra yang selalu setia menemani, memberikan semangat
dan memotivasi agar kerja praktik dan penulisan ilmiah cepat selesai.
8. Bapak Abdul Mutaqin dan Ibu Ningsih selaku pemilik UMKM Bir Pletok Bang
Isra yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat selama
pelaksanaan kerja praktik.
9. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan,
dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

v
Penulis menyadari bahwa Penulisan Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki serta menyempurnakan pembuatan Penulisan Ilmiah yang akan
datang sehingga lebih baik. Penulis berharap semoga Penulisan Ilmiah ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.

Depok, 15 Juli 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ........................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... I-1
1.2 Objek Pengamatan ............................................................. I-2
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................... I-2
1.4 Tujuan Kerja Praktik .......................................................... I-3
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ I-3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Proses Produksi .................................................................. II-1
2.1.1 Jenis-Jenis Proses Produksi .................................... II-1
2.2 Tata Letak........................................................................... II-2
2.3 Fasilitas .............................................................................. II-2
2.4 Tata Letak Fasilitas ............................................................ II-3
2.4.1 Tipe Tata Letak Fasilitas ........................................ II-3
2.5 Pola Aliran Bahan .............................................................. II-11

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


3.1 Profil dan Sejarah Perusahaan ............................................ III-1

vii
Halaman
3.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................... III-2
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... III-3
3.4 Produk yang Dihasilkan oleh Perusahaan .......................... III-5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Proses Produksi .................................................................. IV-1
4.2 Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi ......................... IV-7
4.3 Luas Lantai Area Produksi ................................................. IV-10
4.4 Identifikasi Potensi Masalah di UMKM Bir Pletok
Bang Isra ............................................................................ IV-13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ........................................................................ V-1
5.2 Saran ................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. P-1


LAMPIRAN ................................................................................................. L-1

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Aliran
Produksi .................................................................................... II-5
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Lokasi
Tetap ......................................................................................... II-6
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas Berdasarkan
Kelompok Produk ..................................................................... II-8
Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas Berdasarkan
Fungsi dan Macam Proses ........................................................ II-9
Tabel 4.1 Jumlah Penggunaan Bahan Baku Per Produksi Bir Pletok
Bang Isra. .................................................................................. IV-3
Tabel 4.2 Luas Lantai Area Produksi Bir Pletok Bang Isra ...................... IV-10

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi ............ II-4
Gambar 2.2 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap .. II-6
Gambar 2.3 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk ........ II-7
Gambar 2.4 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi Atau Macam
Proses ................................................................................. II-9
Gambar 2.5 Pola Aliran Bahan Garis Lurus.......................................... II-11
Gambar 2.6 Pola Aliran Bahan Alur Zig Zag ....................................... II-11
Gambar 2.7 Pola Aliran Bahan Bentuk Lintasan U .............................. II-12
Gambar 2.8 Pola Aliran Bahan Melingkar ............................................ II-12
Gambar 2.9 Pola Aliran Bahan Bersudut Ganjil ................................... II-13
Gambar 3.1 Peta Lokasi UMKM Bir Pletok Bang Isra ......................... III-1
Gambar 3.2 Logo UMKM Bir Pletok Bang Isra ................................... III-2
Gambar 3.3 Struktur Organisasi UMKM Bir Pletok Bang Isra ............ III-3
Gambar 3.4 Produk Bir Pletok Original ................................................ III-5
Gambar 3.5 Produk Lemontok .............................................................. III-6
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi Bir Pletok Bang Isra ........ IV-2
Gambar 4.2 Sterilisasi Botol Kemasan.................................................. IV-3
Gambar 4.3 Pemotongan Bahan Baku ................................................. IV-4
Gambar 4.4 Perebusan Rempah-rempah .............................................. IV-5
Gambar 4.5 Pengisian............................................................................ IV-5
Gambar 4.6 Pemberian Segel Tutup Botol dan Pasteurisasi ................. IV-6
Gambar 4.7 Pelabelan kemasan Produk Bir Pletok Bang Isra .............. IV-6
Gambar 4.8 Gudang Barang Jadi Produk Bir Pletok Bang Isra ............ IV-7
Gambar 4.9 Area Produksi Bir Pletok Bang Isra .................................. IV-8
Gambar 4.9 Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi Bir Pletok
Bang Isra ............................................................................ IV-8

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi Kerja Praktik .................................................. L-1

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan
ataupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang cukup ketat. Salah satu ciri
utama yang membedakan antara perusahaan dengan UMKM adalah sistem
produksi, aliran produksi dalam penentuan luas area yang diproduksi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sangat penting bagi
mereka untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal
ini dapat dicapai dengan memperhatikan alur proses yang telah ditetapkan.
Perusahaan manufaktur harus memiliki lantai produksi yang memenuhi standar dan
kapasitas yang diperlukan. Dalam proses produksi, perusahaan harus menyesuaikan
tata letak fasilitas agar setiap stasiun kerja dapat memenuhi kebutuhan produksi dan
kenyamanan bagi para pekerja.
Permasalahan industri tidak hanya menyangkut sistem dan prosedur produksi,
namun menyangkut juga dalam perencanaan fasilitas, baik permasalahan fasilitas
maupun menyangkut rancangan fasilitas. Permasalahan khusus yang terjadi pada
area di stasiun kerja atau area produksi tertentu tidak memiliki standar yang jelas,
sehingga menghambat efisiensi kerja dan menimbulkan persimpangan aliran bahan.
Suatu metode efektif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengatur tata letak fasilitas, sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan lebih
cepat, efisien, dan memberikan hasil yang optimal.
Tata letak fasilitas adalah suatu solusi untuk mencapai hubungan yang efisien
dan efektif antara pekerja dan peralatan serta perpindahan material dari bagian
penerimaan, hingga fabrikasi menuju bagian pengiriman produk jadi. Penataan
yang optimal selalu melibatkan perpindahan bahan di pabrik. Penyusunan lantai
produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, kantor dan fasilitas lainnya
menjadi salah satu faktor tinggi rendahnya biaya produksi. Pengaturan tata letak
fasilitas harus dirancang sebaik mungkin untuk dapat menentukan bagaimana

I-1
I-2

koordinasi dari setiap fasilitas produksi diatur sedemikian rupa sehingga mampu
mendukung upaya efisiensi dan efektivitas operasi dalam suatu kegiatan produksi.
UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah usaha mikro kecil yang bergerak di bidang
pembuatan minuman tradisional, yaitu bir pletok. Dalam proses produksinya,
rumah produksi ini sangat memperhatikan segala lingkup aspek sumber daya yang
ada, salah satunya adalah tata letak fasilitas setiap stasiun kerja agar segala
koordinasi antar satu dan yang lainnya dapat terlaksana secara optimal dengan
menghemat biaya dan waktu. Kegiatan kerja praktik ini dilakukan untuk
mendapatkan pengalaman nyata mengenai tata letak fasilitas dan mendukung
pembuatan penulisan ilmiah. Penulisan ilmiah ini dilakukan untuk dapat
mempelajari bagaimana tata letak fasilitas area lantai produksi pada UMKM Bir
Pletok Bang Isra serta hasil pengamatan yang dilakukan dapat berguna untuk
menyeimbangi dan menyempurnakan teori yang sudah didapatkan semasa
perkuliahan.

1.2 Objek Pengamatan


Objek pengamatan adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan manfaat tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi objek pengamatan
adalah untuk melihat bagaimana proses produksi dan tata letak fasilitas area lantai
produksi pada UMKM Bir Pletok Bang Isra.

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah merupakan batasan yang dilakukan agar pembahasan
dalam penulisan ilmiah tidak keluar dari permasalahan yang akan dibahas.
Pembatasan masalah dalam pelaksanaan kerja praktik diantaranya adalah
pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di UMKM Bir Pletok
Bang Isra di Jalan Srengseng Sawah Gg. Raidjah No.23, RW.9, Kec. Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan. Pengambilan data dilakukan selama periode April hingga Mei
2023. Area yang diambil datanya hanya yang berada dalam lantai produksi bir
pletok dan penulisan hanya dilakukan pada bagian tata letak luas lantai dan produksi
bir pletok saja.
I-3

1.4 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan kerja praktik di UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah untuk melakukan
observasi proses produksi bir pletok di UMKM Bir Pletok Bang Isra dan
mengidentifikasi potensi masalah yang terkait dengan tata letak fasilitas area lantai
produksi di UMKM Bir Pletok Bang Isra.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penulisan ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu BAB
I Pendahuluan, BAB II Landasan Teori, BAB III Gambaran Umum Perusahaan,
BAB IV Hasil dan Pembahasan dan BAB V Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Proses Produksi


Proses produksi adalah suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber
meliputi tenaga kerja, mesin, bahan-bahan serta dana yang tersedia (Assauri, 2008).
Proses Produksi pada hakekatnya adalah proses pengubahan atau transformasi dari
bahan atau komponen menjadi produk lain yang mempunyai nilai lebih tinggi atau
dalam proses terjadi penambahan nilai (Yamit, 2011).
Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber
antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana, dan sumber daya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan didalamnya terkandung tiga unsur, yaitu
input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/
bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses
merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi, dan informasi perubahan
sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang
dikehendaki (Rafsandjani, 2017).

2.1.1 Jenis-Jenis Proses Produksi


Proses produksi memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat dari arus
perubahan bahan mentah hingga menjadi produk akhir. Berdasarkan arus
perubahan proses produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu proses produksi yang
terus-menerus (continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus
(intermitten processes). Selain dua jenis proses produksi tersebut, terdapat jenis
proses produksi yang menggabungkan kedua jenis proses produksi tersebut, yaitu
proses produksi campuran (intermediate) (Assauri, 2008). Proses Produksi yang
terus-menerus adalah proses produksi yang dipersiapkan untuk memproduksi
produk dalam jangka waktu yang lama/ panjang, tanpa mengalami perubahan untuk

II-1
II-2

jenis produk yang sama. Proses produksi yang terputus-putus adalah proses
produksi yang menggunakan waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk
perubahan yang cepat guna menghadapi variasi produk yang berganti-ganti. Proses
produksi campuran adalah gabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus yang dalam kenyataan kedua macam proses produksi diatas tidak
sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran dari keduanya. Hal ini
disebabkan macam barang yang dikerjakan memang berbeda, tapi macamnya tidak
terlalu banyak dan jumlah barang setiap macam agak banyak. Proses produksi yang
memiliki unsur terus-menerus dan ada pula unsur terputus-putusnya, sehingga
proses semacam ini biasanya disebut sebagai proses campuran.

2.2 Tata Letak


Tata letak merupakan landasan utama dalam dunia industri. Perencanan tata
letak adalah memutuskan susunan atau penataan terbaik dari semua sumber daya
menggunakan ruang dalam fasilitas (Reid dan Sanders, 2013). Penataan dan
perencanaan tata letak yang dilakukan diperjelas oleh Russell dan Taylor (2011)
yang menyatakan bahwa hal tersebut mengacu pada kegiatan, proses, departemen,
stasiun kerja, tempat penyimpanan, dan area umum dalam suatu fasilitas yang ada
atau diusulkan.

2.3 Fasilitas
Fasilitas merupakan sebuah bangunan dimana manusia atau pekerja
memanfaatkan material, mesin dan sumber daya lainnya untuk menghasilkan
produk jadi atau menyediakan jasa. Perancangan fasilitas adalah teknik
menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi
pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini umumnya digambarkan sebagai
rencana lantai, yaitu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan
sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran
barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha
yang tepat, ekonomis dan aman (Apple, 1990).
II-3

Aliran barang merupakan tulang punggung bagi fasilitas produksi yang harus
dirancang dengan cermat sehingga proses produksi menjadi lancar, efektif dan
efisien. Konsep dari rancang fasilitas dapat diringkas diantaranya : Suatu
perencanaan efisien bagi aliran barang adalah prasyarat bagi produksi yang
ekonomis, Pola aliran barang menjadi dasar bagi penyusunan fasilitas fisik yang
efektif, Pemindahan barang merubah pola aliran statis ke dalam satu kenyataan,
memberikan cara bagaimana barang dipindahkan, Susunan fasilitas yang tepat di
sekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan berbagai proses yang
berkaitan secara efisien, Penyelesaian proses yang baik dapat menimimumkan
biaya produksi dan Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan
maksimum (Apple, 1990).

2.4 Tata Letak Fasilitas


Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–
fasilitas pabrik yang bertujuan guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area (space) penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material,
penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil
pekerja dan sebagainya. (Wignjosoebroto, 2009).

2.4.1 Tipe Tata Letak Fasilitas


Tipe tata letak fasilitas merupakan suatu keadaan dimana seluruh mesin dan
peralatan yang mempunyai ciri-ciri operasi yang sama dan dikelompokkan secara
bersamaan dengan proses atau fungsi kerjanya (Rajak, 2018). Tipe tata letak
fasilitas diperlukan sebagai dasar dari perancangan pabrik dan penentu keberhasilan
strategi manufaktur yang telah ditetapkan. Terdapat empat macam atau tipe tata
letak yang diaplikasikan dalam desain tata letak. Salah satu alasan orang cenderung
untuk memfokuskan perhatian terlebih dahulu pada tata letak baru kemudian sistem
pemindahan bahannya terletak pada penekanan terhadap proses manufakturing
yang berlangsung. Ada beberapa macam atau tipe tata letak fasilitas yang umum
diaplikasikan dalam desain tata letak diantaranya yaitu tata letak fasilitas
II-4

berdasarkan aliran produksi (production line product/ product layout), tata letak
fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (fixed position layout), tata letak fasilitas
berdasarkan kelompok produk (group technology layout), tata letak fasilitas
berdasarkan fungsi atau macam proses (layout by process) (Wignjosoebroto, 2009).
Pertama adalah tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi, tipe tata letak
ini ketika suatu pabrik yang memproduksi satu atau beberapa produk dengan
volume atau jumlah yang besar dan memiliki waktu produksi yang tidak singkat
maka tata letak yang cocok adalah tata letak berdasarkan aliran produksi. Tata letak
tipe ini merancang pengaturan fasilitas dan mesin diatur menurut prinsip “machine
after machine” tidak memedulikan berbagai macam mesin yang digunakan. Tipe
tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi mesin-mesin atau alat bantu disusun
sesuai urutan proses dari suatu produk. Produk-produk bergerak secara terus-
menerus dalam suatu garis perakitan. Bentuk tata letak ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi.

Gambar 2.1 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi


(Sumber : Wignjosoebroto, 2009)

Kelebihan dan kekurangan tata letak berdasarkan aliran produksi dapat


dilihat dalam Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Aliran
Produksi.
II-5

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Aliran


Produksi

No Kelebihan Kekurangan
1 Layout sesuai dengan urutan Proses produksi dapat terhenti jika
operasi, sehingga proses berbentuk terdapat kerusakan dari satu mesin.
garis.
2 Proses pengerjaan bahan baku Perubahan desain produk dapat
maupun barang setengah jadi mengakibatkan penyusunan tata letak
dikerjakan secara langsung dari ulang, sehingga produk yang di proses
satu proses ke proses selanjutnya. sangat menentukan tata letak.
3 Mempersingkat total waktu Kecepatan produksi ditentukan oleh
produksi per unit. mesin yang beroperasi paling lambat.
4 Menempatkan mesin dengan jarak Mesin yang sejenis akan dipasang
yang minimal, sehingga dapat kembali jika proses yang sejenis
mengurangi penanganan material. diperlukan.
5 Operator yang diperlukan
merupakan operator yang
memiliki keterampilan tinggi,
sehingga dapat mengurangi waktu
pelatihan dan mengurangi biaya.
6 Lokasi yang memiliki ukuran tidak
begitu luas dapat digunakan
sebagai tempat transit dan
penyimpanan barang sementara.
7 Membutuhkan aktivitas yang
sedikit selama proses produksi
berlangsung.
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

Selanjutnya adalah tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap, tipe
tata letak ini material atau bahan utama akan tetap pada lokasinya sendiri, tetapi
mesin, peralatan dan manusia serta komponen tambahan lainnya bergerak menuju
material atau bahan utama. Tata letak tipe ini sering dijumpai pada departemen
II-6

perakitan karena mesin dan peralatan relatif lebih mudah untuk dipindahkan.
Bentuk tata letak ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan
Lokasi Material Tetap.

Gambar 2.2 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap


(Sumber : Wignjosoebroto, 2009)

Kelebihan dan kekurangan tata letak berdasarkan lokasi tetap dapat dilihat
dalam Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Lokasi Tetap.

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Berdasarkan Lokasi Tetap

No Kelebihan Kekurangan
Fasilitas-fasilitas produksi Terdapat peningkatan frekuensi
mengalami perpindahan, sehingga pemindahan fasilitas produksi atau
1
perpindahan material dapat operator pada saat proses produksi
dikurangi. berlangsung.
Kontinuitas produksi serta Terdapat duplikasi peralatan kerja yang
tanggung jawab kerja akan digunakan, sehingga dapat mengakibat
tercapai dengan optimal, apabila kan perubahan jarak area dan barang
2
menggunakan pendekatan setengah jadi.
kelompok kerja dalam kegiatan
produksi.
II-7

Membutuhkan pengawasan serta


3 koordinasi kerja yang ketat, khususnya
dalam kegiatan penjadwalan produksi.
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

Selanjutnya terdapat tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk, tata


letak tipe ini mengelompokkan produk dan komponen terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses produksi. Pengelompokan ini didasarkan pada proses yang
dilakukan, bentuk produk atau komponen, mesin dan peralatan yang digunakan dan
sebagainya, namun pengelompokan ini tidak didasarkan pada jenis produk akhir
yang sama seperti by product. Tata letak tipe ini akan meningkatkan efisiensi dalam
proses produksi, hal ini disebabkan karena setiap kelompok produk atau komponen
akan mengalami proses yang sama. Bentuk tata letak ini dapat dilihat pada Gambar
2.3 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk.

Gambar 2.3 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk


(Sumber : Wignjosoebroto, 2009)

Kelebihan dan kekurangan tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk


dapat dilihat dalam Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas
Berdasarkan Kelompok Produk.
II-8

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas Berdasarkan


Kelompok Produk

No Kelebihan Kekurangan
Mengurangi pemborosan waktu Utilisasi mesin yang rendah.
dalam perpindahan antar
kegiatan yang berbeda karena
1
tata letak tipe kelompok produk
memanfaatkan kesamaan
komponen/ produk.
Mengurangi waktu persiapan, Memungkinkan terjadinya duplikasi
mengurangi ongkos mesin atau fasilitas yang digunakan.
2 penanganan material dan
mengurangi area lantai
produksi.
Apabila terdapat urutan proses Membutuhkan biaya yang cukup
3 yang terhenti, maka dapat dicari tinggi untuk melakukan pemindahan
alternatif lain. mesin.
Mudah mengidentifikasi Membutuhkan tingkat kedisiplinan
bottleneck dan dapat cepat yang tinggi karena terdapat
4 merespon perubahan jadwal. kemungkinan bahwa komponen
yang diproses berada pada sel yang
salah.
Memiliki operator yang
semakin terlatih, sehingga cacat
5 pada produk dapat dikurangi
dan dapat mengurangi bahan
yang terbuang.
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

Selanjutnya terdapat tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam


proses, tata letak tipe ini adalah tata letak fasilitas yang menempatkan peralatan dan
II-9

mesin yang memiliki jenis dan fungsi yang sama ke dalam satu departemen.
Sebagai contoh di dunia industri, mesin bor ditempatkan ke dalam departemen drill,
mesin frais ditempatkan ke dalam satu departemen milling dan sebagainya. Bentuk
tata letak ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi
Atau Macam Proses.

Gambar 2.4 Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi Atau Macam Proses
(Sumber : Wignjosoebroto, 2009)

Kelebihan dan kekurangan tata letak berdasarkan fungsi dan macam proses
dapat dilihat dalam Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas
Berdasarkan Fungsi Atau Macam Proses.

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas Berdasarkan


Fungsi Atau Macam Proses

No Kelebihan Kekurangan
Membutuhkan mesin yang Tata letak mesin berdasarkan pada
sedikit, sehingga penggunaan macam proses atau fungsi kerjanya
mesin dapat dilakukan dengan dan tidak berdasarkan pada urutan
efektif. proses produksi, sehingga aliran
1
proses yang panjang mengakibatkan
penanganan material lebih mahal
karena aktivitas pemindahan bahan
baku.
II-10

Memiliki fasilitas produksi Memiliki total waktu produksi lebih


yang besar dan tenaga kerja panjang.
2 yang mencukupi, sehingga
mampu mengerjakan berbagai
macam jenis dan model produk.
Menggunakan mesin yang Memiliki kapasitas inventori barang
3 umum sehingga nilai investasi setengah jadi cukup besar, sehingga
mesin relatif kecil. menyebabkan penambahan tempat.
Memiliki tugas yang beragam, Membutuhkan keterampilan tenaga
sehingga tenaga kerja lebih kerja yang tinggi yang digunakan
4
tertarik dan tidak cepat bosan. untuk menangani berbagai macam
aktivitas produksi.
Menggunakan spesialisasi Kesulitan dalam menyeimbangkan
pekerjaan ysng dapat tenaga kerja dari setiap fasilitas
mengakibatkan adanya produksi karena penempatan mesin
5 aktivitas supervisi yang lebih yang berkelompok.
baik dan efisien, khususnya
untuk pekerjaan yang sulit dan
memerlukan ketelitian.
Memiliki kemudahan untuk
mengatasi kerusakan mesin
dengan cara memindahkan
pekerjaan ke mesin lainnya
6
yang memiliki jenis yang sama,
sehingga tidak menimbulkan
hambatan-hambatan dalam
proses produksi.
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)
II-11

2.5 Pola Aliran Bahan


Pola aliran bahan memiliki arti sebagai pola aliran yang dipakai sebagai
pengaturan aliran bahan dalam proses produksi. Terdapat 5 pola aliran bahan yang
umum digunakan dalam dunia industri, pertama adalah pola aliran bahan garis lurus
atau line layout, pola ini dapat digunakan yaitu pola jika proses produksi pendek,
relatif sederhana dan hanya mengandung sedikit komponen atau beberapa fasilitas
produksi. Bentuk pola aliran ini dapat dilihat pada gambar 2.5 Pola Aliran Bahan
Garis Lurus.

Gambar 2.5 Pola Aliran Bahan Garis Lurus


(Sumber: Apple, 1990)

Selanjutnya adalah pola aliran bahan alur zig-zag atau serpentine layout, pola
ini diterapkan jika lintasan lebih panjang dari ruangan yang dapat digunakan untuk
ditempatinya dan karenanya akan berbelok untuk memberikan lintasan yang lebih
panjang dalam bangunan dengan luas, bentuk dan ukuran yang lebih ekonmis.
Bentuk pola aliran ini dapat dilihat pada gambar 2.6 Pola Aliran Bahan Alur Zig-
zag

Gambar 2.6 Pola Aliran Bahan Alur Zig-Zag


(Sumber: Apple, 1990)
II-12

Selanjutnya adalah pola aliran bahan bentuk lintasan u. Pola ini diterapkan
bila diharapkan produk jadi yang dihasilkan mengakhiri proses pada tempat yang
relatif sama dengan awal proses. Keuntungan dari pola aliran bentuk U adalah
meminimasi penggunaan fasilitas penanganan material dan mempermudah
pengawasan. Bentuk pola aliran ini dapat dilihat pada gambar 2.7 Pola Aliran
Bahan Bentuk Lintasan U.

Gambar 2.7 Pola Aliran Bahan Bentuk Lintasan U


(Sumber: Apple, 1990)

Selanjutnya adalah pola aliran bahan melingkar. Pola ini diterapkan jika
diharapkan barang atau produk kembali ke tempat proses awal dilakukan, misalnya
pada bak cetakan penuangan, penerimaan dan pengiriman terletak pada satu tempat
yang sama, digunakan mesin dengan rangkaian yang sama untuk kedua kalinya.
Bentuk pola aliran ini dapat dilihat pada gambar 2.8 Pola Aliran Bahan Melingkar.

Gambar 2.8 Pola Aliran Bahan Melingkar


(Sumber: Apple, 1990)
II-13

Selanjutnya adalah pola aliran bahan bersudut ganjil, pola ini diterapkan bila
tujuan utamanya untuk memperpendek lintasan aliran antar kelompok dari wilayah
yang berdekatan, pemindahan dilakukan secara mekanis, keterbatasan ruang tidak
memberikan kemungkinan penerapan aliran lain, jika terdapat suatu lokasi
permanen yang menuntut diterapkannya pola aliran ini. Bentuk pola aliran ini dapat
dilihat pada gambar 2.9 Pola Aliran Bahan Bersudut Ganjil.

Gambar 2.9 Pola Aliran Bahan Bersudut Ganjil


(Sumber: Apple, 1990)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil dan Sejarah Perusahaan


UMKM Bir Pletok Bang Isra merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
yang bergerak dalam bidang minuman tradisional khas betawi. UMKM Bir Pletok
Bang Isra berlokasi di Jalan Srengseng Sawah Gg. Raidjah No.23, RT/RW: 01/09,
Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. UMKM ini hanya berbentuk rumah produksi
saja tidak ada tempat untuk makan atau minum ditempat. Gambar 3.1 menunjukkan
peta lokasi UMKM Bir Pletok Bang Isra

Gambar 3.1 Peta Lokasi UMKM Bir Pletok Bang Isra

Awalnya, usaha ini didirikan sejak bulan Januari tahun 2017 oleh 4 orang
kakak beradik dipelopori oleh Bapak Isra atau biasa dikenal sebagai Bang Isra.
Mereka adalah warga betawi asli yang tinggal di kawasan yang berdekatan dengan
daerah perkampungan budaya betawi setu babakan memiliki niat untuk
melestarikan salah satu budaya masyarakat betawi yaitu minuman khasnya bernama
bir pletok. Usaha ini pada awalnya hanya bertujuan untuk konsumsi pribadi dan
saat acara tertentu seperti pertemuan keluarga, arisan, khitanan dan pernikahan.
Namun, melihat respon yang baik dari orang-orang yang mengonsumsi bir pletok

III-1
III-2

ini mendorong Bang Isra dan ketiga adiknya untuk menjalankan usaha ini dengan
lebih serius. Sehingga pada tahun awal penjualan dari 2017 hingga 2019 usaha ini
mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga omset bersihnya mencapai lebih
dari 20 juta rupiah perbulan. Setelah itu, pada tahun 2020 salah satu anggota dari
pendiri usaha yaitu bang isra wafat namun usaha tetap berjalan lancar diteruskan
oleh ketiga saudaranya. Ditambah lagi adanya pandemi Covid-19 ditahun yang
sama tidak mengurangi ketekunan dari saudara-saudara bang isra hingga saat ini
usahanya masih mampu bertahan dan membuahkan hasil yang baik.
Bir Pletok Bang Isra merupakan pelopor usaha minuman bir pletok yang
sudah memiliki legalitas lengkap mulai dari sertifikasi BPOM, sertifikasi halal MUI
dan terdaftar dalam hak kekayaan merek. UMKM ini juga memiliki logo yang
melambangkan karakter dari usaha ini. Logo ini dibuat dengan harapan makna pada
logo tersebut dapat tergambarkan dan menjadi branding tersendiri kepada
konsumen. Gambar 3.2 menunjukkan Logo UMKM Bir Pletok Bang Isra.

Gambar 3.2 Logo UMKM Bir Pletok Bang Isra


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

3.2 Visi dan Misi Perusahaan


UMKM Bir Pletok Bang Isra mempunyai visi dan misi yang diaplikasikan
sebagai pedoman atau tujuan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Visi adalah
sebuah cita-cita yang berisikan impian dari sebuah organisasi atau lembaga.
Sedangkan, misi adalah langkah atau tahapan yang harus dilalui dari sebuah
III-3

organisasi atau lembaga dalam mencapai visi utamanya. Visi dari UMKM Bir
Pletok Bang Isra adalah menjadikan usaha yang mampu melestarikan budaya
masyarakat betawi dan selalu berkembang serta bermanfaat bagi banyak orang.
Misi dari UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah dengan konsisten menjaga kualitas
produk dan terus mengenalkan produknya seluas mungkin agar terus dikenal dan
dicintai oleh banyak orang.

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu susunan yang berisi
pembagian tugas dan peran dari setiap jabatan yang diemban di perusahaan
tersebut. Struktur organisasi juga menggambarkan hubungan antara setiap bagian
dan posisi pada perusahaan atau organisasi. Struktur organisasi dibuat untuk
menjalankan kegiatan operasional usaha agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai
bersama. Gambar 3.3 menunjukkan Struktur Organisasi UMKM Bir Pletok Bang
Isra.

Pimpinan
Perusahaan

Produksi Marketing Administrasi

Karyawan Karyawan

Gambar 3.3 Struktur Organisasi UMKM Bir Pletok Bang Isra


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Berdasarkan Gambar 3.2 Struktur Organisasi UMKM Bir Pletok Bang Isra
termasuk kedalam jenis struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi tersebut
mereka pilih sebab tiap pembagian tugas masing-masing melakukan pekerjaan yang
memang dikuasai bersama orang-orang yang juga berkompeten di bidangnya sesuai
III-4

dengan tujuan yang ingin dicapai. Struktur organisasi ini memiliki deskripsi
pekerjaan atau job description yang merupakan tugas tertulis berisi tujuan dari
dibentuknya suatu jabatan. Berikut adalah penjelasan deskripsi pekerjaan dari
setiap jabatan pada struktur organisasi UMKM Bir Pletok Bang Isra.
Pimpinan Perusahaan, saat ini pimpinan perusahaan sekaligus pemilik usaha
dari UMKM Bir Pletok bang Isra adalah empat bersaudara yaitu Bapak Imron, Ibu
Ningsih, Bapak Isra dan yang terakhir Bapak Abdul Mutaqin. Mereka berempat
memiliki tanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan yang ada. Tugasnya selaku
pemimpin perusahaan adalah memutuskan dan menentukan setiap langkah strategi
untuk mencapai visi misi usaha, membuat rencana dan mengembangkan produk
yang inovatif juga menjadi salah satu tugas sebagai pemegang tanggung jawab
tertinggi. Selain itu, pemilik usaha harus memastikan segala kegiatan pada usaha
berjalan dengan baik. Dari keempat orang tersebut, 2 diantaranya yaitu Bu Ningsih
dan Bapak Abdul Mutaqin merangkap jabatan sebagai kepala produksi dan kepala
marketing atau pemasaran.
Bagian pemasaran, dikepalai oleh Bapak Abdul Mutaqin dan memiliki
bawahan 2 orang karyawan. Bagian pemasaran memiliki beberapa pembagian
tugas, yaitu melakukan distribusi produk kepada konsumen, membuat perencanaan
dan melakukan pengenalan produk kepada konsumen secara langsung melalui
pameran atau secara tidak langsung melalui sosial media, serta berhubungan
langsung dengan reseller. Selain itu, posisi pemasaran harus memikirkan strategi
pemasaran yang inovatif agar produk dapat terus berkembang mengikuti tren pasar
yang berlaku.
Bagian produksi, dipegang oleh Ibu Ningsih dan memiliki 4 orang karyawan
lepas dengan tugas yang berbeda. Tugas tersebut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu
bagian persiapan alat dan bahan kebutuhan, produksi, dan penyelesaian. Bagian
Produksi memiliki tanggung jawab dari awal persiapan produksi sampai dengan
tahap penyelesaian. Bagian produksi memiliki beberapa tugas, yaitu menyiapkan
bahan dan kebutuhan yang diperlukan untuk produksi, merencanakan dan mengatur
jadwal produksi, serta melakukan pelabelan dan pengemasan produk siap edar.
III-5

Bagian Administrasi, bagian ini juga dipegang langsung oleh Bapak Abdul
Mutaqin. UMKM Bir Pletok Bang Isra sudah mendapatkan legalitas dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sertifikat Halal MUI dan terdaftar dalam
hak kekayaan merek. Segala pencatatan dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
untuk mendapat legalitas tersebut menjadi tanggung jawab bagian ini.

3.4 Produk yang Dihasilkan oleh Perusahaan


UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memproduksi bir pletok. Bir Pletok adalah minuman khas daerah
dari Jakarta. Bir pletok adalah minuman seperti jamu yang berbahan dasar rempah-
rempah. Terdapat dua jenis bir pletok yang diproduksi oleh UMKM Bir Peltok
Bang Isra diantaranya adalah bir pletok original dan lemontok.
Bir pletok original merupakan varian rasa yang paling asli dari bir pletok. Bir
pletok original memiliki rasa yang asli berbahan dasar rempah-rempah tanpa
campuran. Rempah-rempah tersebut diantaranya jahe, lada hitam, biji pala, kayu
secang, kapulaga, serai, daun pandan, cengkeh, daun jeruk, kayu manis, cabe jawa,
gula, dan garam. Warna produk bir pletok original adalah coklat. Produk ini
dikemas menggunakan botol kaca ukuran 250 ml dan 600 ml. Botol kaca digunakan
agar produk lebih tahan lama dan menjaga rasa serta kualitas produk. Gambar 3.4
menunjukkan Gambar Produk Bir pletok original.

Gambar 3.4 Produk Bir Pletok Original


(Sumber: UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)
III-6

Lemontok (Bir Pletok rasa Lemon) merupakan varian rasa inovasi bir pletok
dari UMKM Bir Pletok Bang Isra. Lemontok memiliki rasa sedikit asam karena
berbahan dasar campuran rempah-rempah dengan lemon. Rempah-rempah tersebut
diantaranya jahe, lada hitam, biji pala, kayu secang, kapulaga, serai, daun pandan,
cengkeh, gula, garam dan buah lemon itu sendiri. Warna produk bir pletok
lemontok adalah kuning. Produk ini hanya dikemas menggunakan botol kaca
ukuran 250 ml. Botol kaca digunakan agar produk lebih awet dan menjaga rasa serta
kualitas produk. Gambar 3.5 menunjukkan Gambar Produk Lemontok.

Gambar 3.5 Produk Lemontok


(Sumber: UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi


Proses produksi merupakan suatu rangkaian aktivitas untuk menciptakan
barang dengan cara atau teknik melalui tahapan-tahapan dari bahan baku untuk
diubah secara urut dan sistematis menjadi produk jadi. UMKM Bir Pletok Bang Isra
merupakan UMKM yang memproduksi minuman khas daerah Betawi, yaitu bir
pletok. Produk bir pletok Bang Isra adalah minuman yang dibuat menggunakan
rempah-rempah alami dan diproses menggunakan cara konvensional yaitu dengan
menggunakan tenaga kerja manusia dengan tujuan untuk memperoleh cita rasa
yang lebih khas sehingga kualitas tetap terjaga. Pembuatan bir pletok Bang Isra
menggunakan strategi produksi dengan sistem make to stock, artinya UMKM ini
membuat stok produksinya selalu tersedia dan membuat produk akhir untuk
disimpan sehingga kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan yang
ada di gudang. UMKM Bir Pletok Bang Isra telah menetapkan jadwal produksi
sebanyak satu kali setiap seminggu tergantung kondisi dimana stok gudang sudah
dibawah 200 botol. Rata-rata produksi setiap minggunya sebanyak kurang lebih
dalam kapasitas 600 botol sehingga stok selalu tersedia dan kebutuhan konsumen
terpenuhi.
Produksi bir pletok termasuk ke dalam sistem produksi terus-menerus atau
continuous, artinya produksi dilakukan secara berkala dari setiap periode
pembuatannya. Proses produksi bir pletok terdiri dari beberapa tahapan yaitu
dimulai dari mempersiapkan bahan baku dan peralatan yang akan digunakan,
sterilisasi botol kemasan, pengecekan bahan baku apakah kualitas dan kuantitas
sudah sesuai, perebusan rempah-rempah, pengisian, pasteurisasi, pemberian segel
tutup botol, pelabelan dan penyimpanan di gudang. Proses produksi pembuatan bir
pletok di rumah produksi Bang Isra ini membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Diagram
alir pembuatan bir pletok Bang Isra dapat dilihat pada Gambar 4.1 Diagram Alir
Proses Produksi Bir Pletok Bang Isra.

IV-1
IV-2

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan


Baku

Sterilisasi Botol

Pengecekan Bahan
Baku

Kualitas dan Tidak Rempah-rempah


Kuantitas Bahan tidak bisa dipakai
Sesuai
Ya

Perebusan Rempah-rempah Pewarnaan

Pengisian

Pemberian Segel Tutup


Botol dan Pasteurisasi

Pelabelan Kemasan

Penyimpanan

Selesai

Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi Bir Pletok Bang Isra
(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi Bir Pletok Bang Isra,
dimulai dari tahap pertama yaitu persiapan alat dan bahan baku untuk setiap
kegiatan produksi. Tahap ini adalah mengambil seluruh bahan baku di gudang
penyimpanan bahan baku sesuai kuantitas yang dibutuhkan dan dicuci bersih. Tabel
IV-3

4.1 menunjukkan Jumlah Penggunaan Bahan Baku Per Produksi Bir Pletok Bang
Isra.
Tabel 4.1 Jumlah Penggunaan Bahan Baku Per Produksi Bir Pletok Bang
Isra

Bahan Baku Keterangan


Jahe 12 kg
Biji Pala 30 butir
Cabe Jawa 30 butir
Cengkeh 40 gr
Daun Jeruk 150 lembar
Daun Pandan 150 lembar
Garam 3 sdm
Gula 21 kg
Kapulaga 75 gr
Kayu Manis 15 butir
Kayu Secang/ pewarna alami 300 gr
Sereh 1,5 kg

(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap Selanjutnya adalah sterilisasi botol kemasan dengan dicuci bersih


terlebih dahulu, kemudian direbus di air mendidih diatas 100°C selama kurang lebih
1 jam. Proses sterilisasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman pada
botol sehingga aman untuk digunakan saat pengisian bir pletok. Gambar 4.2
menunjukkan Sterilisasi Botol Kemasan.

Gambar 4.2 Sterilisasi Botol Kemasan


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)
IV-4

Tahap selanjutnya adalah pengecekan bahan baku. Tahap ini adalah


pengecekan kualitas dari tiap bahan yang akan digunakan agar sesuai dengan
standar yang ditentukan. Pengecekan kualitas masing-masing bahan baku dilihat
berdasarkan bau, bentuk, tekstur dan warnanya. Contohnya apabila bahan baku
basah seperti jahe, daun jeruk, daun pandan, sereh mengeluarkan bau tidak sedap
atau bentuknya sudah sangat keriput atau lembek dan berair maka bahan baku tidak
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Contoh lain adalah apabila bahan baku
kering seperti cabe jawa, kapulaga, biji pala, kayu secang, kayu manis dan cengkeh
busuk atau terlau kering maka bahan baku juga tidak memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan. Selanjutnya, bahan bahan tidak layak tersebut dibuang dan tidak
akan digunakan untuk proses produksi bir pletok. Kemudian, bahan baku yang
layak digunakan dicek kuantitasnya agar sesuai kebutuhan dan dipotong atau diiris
atau digeprek sesuai kategori rempah dan agar memudahkan saat proses perebusan
dan kandungan masing-masing rempah tercampur secara lebih optimal dengan air
rebusannya. Gambar 4.3 menunjukkan Pemotongan Bahan Baku.

Gambar 4.3 Pemotongan Bahan Baku


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap selanjutnya adalah perebusan rempah-rempah. Tahap ini dimulai dari


menambahkan air sebanyak 50 liter dibagi menjadi 2 panci besar dan menyalakan
kompor hingga mendidih selama 1 jam. Setelah itu memasukkan rempah-rempah
yang telah dipotong kecil, diiris dan digeprek sebelumnya dan tunggu 1 jam lagi,
kemudian angkat semua rempah rempah menggunakan saringan. Masukan kayu
secang sebagai pewarna alami tidak lebih dari 5 menit lalu angkat. Terakhir
IV-5

masukan gula dan garam sebagai penambah rasa. Gambar 4.4 menunjukkan
Perebusan Rempah-rempah.

Gambar 4.4 Perebusan Rempah-rempah


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap selanjutnya adalah pengisian. Tahap ini dilakukan setelah air rebusan
dan sari-sari rempah didalam nya tercampur dengan baik sehingga menghasilkan
bir pletok. Kemudian langsung disaring dan dimasukkan kedalam dispenser termos
sebagai alat bantu untuk memudahkan proses pengisian kedalam botol kemasan
yang sudah disterilisasi sebelumnya. Gambar 4.5 menunjukkan Pengisian.

Gambar 4.5 Pengisian


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap selanjutnya adalah pemberian segel tutup botol dan pasteurisasi. Tahap
ini dilakukan setelah seluruh botol terisi bir pletok dan ditutup rapat yang kemudian
diberi segel tutup kemasan dan pasteurisasi dengan cara direbus kembali didalam
panci berisi air panas pada suhu 80°C selama kurang lebih 10 menit dengan tujuan
IV-6

untuk memastikan kembali bakteri dan kuman sudah mati. Gambar 4.6
menunjukkan Pemberian Segel Tutup Botol dan Pasteurisasi.

Gambar 4.6 Pemberian Segel Tutup Botol dan Pasteurisasi


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap selanjutnya adalah pelabelan kemasan. Tahap ini dilakukan setelah


proses pasteurisasi selesai dan produk bir pletok didinginkan hingga saat pemberian
label dapat menempel sempurna. Gambar 4.7 menunjukkan Pelabelan kemasan
Produk Bir Pletok Bang Isra.

Gambar 4.7 Pelabelan kemasan Produk Bir Pletok Bang Isra.


(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Tahap selanjutnya adalah penyimpanan. Setelah tahap pelabelan selesai,


produk dimasukkan kedalam keranjang produk botol. Keranjang-keranjang tersebut
kemudian menjadi alat angkut sekaligus alat menyimpan produk bir pletok di
gudang barang jadi. Gambar 4.8 menunjukkan Gudang Barang Jadi Produk Bir
Pletok Bang Isra.
IV-7

Gambar 4.8 Gudang Barang Jadi Produk Bir Pletok Bang Isra
(Sumber: UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

4.2 Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi


Tata letak lantai produksi merupakan gambaran dari tempat atau gedung yang
digunakan untuk kegiatan proses produksi berlangsung. Area yang dipakai untuk
melakukan proses produksi di UMKM Bir Pletok Bang Isra terdiri dari 10 area
namun dengan 4 stasiun kerja yaitu area bahan baku, area pencucian, area produksi
dan area penyimpanan dengan total area seluas 9 × 10 m. UMKM Bir Pletok Bang
Isra memproduksi bir pletok dengan ukuran 250ml dan 600ml. Produksi bir pletok
ini membutuhkan peralatan konvensional, sedangkan untuk mesin hanya dipakai
pada proses pencucian botol yang berukuran 80 × 50 × 40 cm dan mesin kadalwarsa
yang berukuran 50 × 55 × 10 cm.
Alat yang digunakan dalam memproduksi bir pletok diantaranya adalah
kompor gas sebanyak 3 unit dengan 2 unit berukuran 70 × 70 × 80 cm dan 1 unit
berukuran 70 × 70 × 60 cm, gas elpiji sebanyak 3 unit dengan masing-masing
ukuran 3 kg, panci besar sebanyak 10 unit berukuran 50 liter, meja pemotongan
berukuran 80 × 30 × 50 cm, keranjang botol sebagai alat perpindahan saat proses
produksi berlangsung sebanyak 10 unit dengan 7 unit berukuran 70 × 55 × 20 cm,
dan 3 unit berukuran 55 × 50 × 20 cm, termos dispenser sebanyak 2 unit berukuran
12 liter. Proses penyimpanan bahan baku menggunakan laci besi 3 susun yang
berukuran 70 × 30 × 150 cm dan proses penyimpanan barang jadi menggunakan 1
unit rak 5 susun yang berukuran 180 × 40 × 250 cm dan 1 unit rak 4 susun yang
IV-8

berukuran 90 × 40 × 250 cm dengan 1 susun paling bawah dialokasikan untuk


menyimpan bahan kemas seperti tutup botol dan botol kemasan.
Tata letak fasilitas yang akan dibahas pada penulisan ini hanya terfokus pada
area lantai produksi saja, dimana seluruh kegiatan produksi berlangsung. Area
lantai produksi dapat dilihat pada Gambar 4.9 Area Produksi Bir Pletok bang Isra.

Gambar 4.9 Area Produksi Bir Pletok bang Isra


(Sumber: UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Area lantai produksi dapat dilihat pada Gambar 4.10 Tata Letak Fasilitas Area
Lantai Produksi Bir Pletok bang Isra.
4400 2500 2500
U

4 Keterangan Angka
9
1. Gudang Bahan Baku
2. Penyimpanan Alat & Pencucian
3. Sterilisasi
4. Pengeringan Botol
5. Pemotongan Rempah-rempah
6. Perebusan Rempah-rempah
9000

2
7. Pengisian Bir Pletok
8. Penyegelan & Pasteurisasi
9. Pelabelan
10. Gudang Barang Jadi

Keterangan Simbol

Aliran Produksi
Stasiun Kerja

10
1 8 6 3

10000

Skala : 1 : 1000 Digambar : Alia


Satuan : cm Diperiksa : Sudaryanto Peringatan :
Tanggal : 10-8-23 Dilihat : Sudaryanto
Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi UMKM Bir
01 A4
Pletok Bang Isra

Gambar 4.10 Tata Letak Fasilitas Area Lantai Produksi Bir Pletok bang Isra
(Sumber: UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)
IV-9

Berdasarkan gambar 4.10 terdapat notasi dalam lingkaran coklat pada


masing-masing area yang dilambangkan dengan angka. Notasi angka 1
menunjukkan gudang bahan baku yang berarti bahwa seluruh bahan baku baik
rempah-rempah maupun pelengkap bahan lainnya tersedia di sekitar area tersebut.
Notasi angka 2 menunjukkan area penyimpanan alat dan pencucian dengan posisi
berbeda, untuk penyimpanan alat berada di sisi kiri sedangkan pencucian berada di
sisi kanan namun hanya sebagian kecil saja. Notasi angka 3 menunjukkan area
sterilisasi yang mengartikan bahwa setelah proses pencucian botol selesai
selanjutnya adalah mensterilisasi botol kemasan tersebut di area ini selama 1 jam.
Notasi angka 4 menunjukkan area pengeringan botol yang mengartikan bahwa
setelah proses sterilisasi selesai, botol-botol akan dibawa menuju area ini untuk
dikeringkan dengan cara diletakkan saja dan memanfaatkan angin untuk proses
pengeringannya. Notasi angka 5 menunjukkan area pemotongan rempah rempah,
proses ini dilakukan diatas meja dan terjadi setelah proses pengeringan botol selesai
dilakukan untuk menghindari waktu tunggu pekerja terlalu lama. Notasi angka 6
menunjukkan area perebusan rempah-rempah yang berarti setelah proses
pemotongan selesai, rempah-rempah dibawa ke area ini untuk direbus dengan air
mendidih selama total waktu hampir 2 jam sudah termasuk proses pewarnaannya.
Notasi angka 7 menunjukkan area pengisian bir pletok yang berarti setelah proses
perebusan selesai dan menghasilkan bir pletok, selanjutnya dibawa ke area
pengisian untuk dilakukan proses penyaringan kedalam termos dispenser untuk
memudahkan proses pengisian kedalam masing-masing botol kemasan. Notasi
angka 8 menunjukkan area penyegelan tutup botol kemasan dan proses pasteurisasi
yang mengartikan bahwa setelah proses pengisian selesai produk dibawa ke sekitar
area ini untuk dilakukan penyegelan terlebih dahulu dan selanjutnya di pasteurisasi
selama 1 jam. Notasi angka 9 menunjukkan area pelabelan yang mengartikan
bahwa setelah proses pasteurisasi selesai, tahap selanjutnya adalah pemberian label
merek dan kadalwarsa produk di area ini. Notasi angka 10 menunjukkan area
penyimpanan barang jadi yang mengartikan bahwa setelah proses pemberian label
merek selesai, seluruh produk dibawa menuju area ini untuk disimpan dalam rak
penyimpanan.
IV-10

4.3 Luas Lantai Area Produksi


Tata letak atau layout area produksi menunjukkan informasi tipe tata letak
yang dipakai memiliki 10 area. Area tersebut masing-masing memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Tabel 4.2 menunjukkan Luas Lantai Area Produksi Bir letok Bang
Isra.
Tabel 4.2 Luas Lantai Area Produksi Bir letok Bang Isra

Ukuran (m) Luas


No. Keterangan Area
Panjang Lebar (m2)
1 Gudang Bahan Baku 1 1 1
2 Penyimpanan alat & pencucian 9 1,5 13,5
3 Sterilisasi 1 1,7 1,7
4 Pengeringan botol 4,2 2,5 10,5
5 Pemotongan rempah-rempah 3 1 3
6 Perebusan rempah-rempah 1 1,7 1,7
7 Pengisian bir pletok 1,6 1,4 2,24
8 Penyegelan dan pasteurisasi 1 1,7 1,7
9 Pelabelan 1,8 1 1,8
10 Gudang Barang Jadi 2,6 2 5,2

(Sumber : UMKM Bir Pletok Bang Isra, 2023)

Pola aliran yang digunakan dalam proses produksi produk bir pletok Bang
Isra menggunakan pola aliran tipe zig-zag atau serpentine layout. Pola aliran ini
termasuk pola yang sangat populer dan sering digunakan untuk UMKM yang
menghasilkan produk secara massal namun memiliki keterbatasan area untuk aliran
proses produksi yang lebih panjang dibandingkan luas area yang tersedia. Maka
dari itu, aliran bahan nantinya akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis
aliran yang ada secara ekonomis dan dapat mengatasi keterbatasan dari area serta
ukuran dari bangunan yang ada. Tujuan utama pola aliran ini adalah
memaksimalkan penggunaan tiap area. Pola aliran produk merupakan karakteristik
yang cocok untuk proses manufaktur yang terus-menerus. Contohnya adalah
produk bir pletok dalam proses produksinya menggunakan kompor gas dimana alat
tersebut digunakan untuk proses sterilisasi, perebusan dan pasteurisasi dan
diletakkan dilokasi yang sama yaitu area produksi.
Kelebihan dari tipe zig-zag adalah dapat mengatasi segala keterbatasan dan
area, bentuk, ukuran dan bangunan pabrik yang ada. Kekurangan dari tipe zig-zag
IV-11

adalah perpindahan antar stasiun kerja membutuhkan waktu yang lebih lama antar
satu dengan yang lainnya.
Aliran perpindahan bahan dalam produksi bir pletok dari satu area dengan
area lainnya menggunakan karung dan keranjang botol yang diangkut secara
manual. Proses pertama dapat dilihat bahwa bahan baku produk bir pletok yang
telah diperoleh dari pemasok atau supplier diletakkan dan dipisahkan menurut
kategori rempah kering dan basah. Bahan baku tersebut diambil sesuai kuantitas
masing-masing dan setelah itu dimasukkan kedalam karung untuk dibawa ke proses
selanjutnya yaitu pencucian. Bahan baku kemas seperti botol juga diambil sesuai
kebutuhan dan dimasukkan kedalam karung yang berbeda untuk dibawa ke proses
selanjutnya bersamaan dengan bahan baku rempah ke proses pencucian.
Proses selanjutnya yaitu pencucian botol dan rempah-rempah. Botol-botol
dikeluarkan dari karung untuk kemudian dicuci menggunakan mesin cuci botol dan
setelah itu diletakkan di keranjang botol untuk disterilkan. Rempah-rempah juga
dikeluarkan dari karung dan dimasukkan kedalam ember berongga kecil untuk
dicuci menggunakan selang air hingga bersih. Setelah itu dipisahkan kembali dalam
satu wadah untuk proses selanjutnya yaitu pemotongan.
Proses selanjutnya adalah botol-botol yang sudah dicuci kemudian
disterilisasi dalam air mendidih selama 1 jam dan rempah-rempah yang selesai
dicuci diletakkan kedalam wadah dan masuk ke area pemotongan untuk dipisah
sesuai pembagian rempah kering digeprek, rempah basah diiris dan dipotong.
Setelah itu rempah-rempah dimasukkan kembali kedalam wadah dan siap untuk
dibawa ke proses perebusan.
Proses selanjutnya adalah proses perebusan. Setelah mendidihkan air selama
satu jam, rempah-rempah dimasukkan kedalam panci yang berisi air mendidih tadi
selama satu jam dan kemudian diaduk agar sari-sari nya tercampur rata dengan air,
setelah itu rempah-rempah diangkat menggunakan saringan dan dimasukkan
kembali kedalam wadah tadi, lalu memasukkan kayu secang untuk memberikan
warna pada air rebusan rempah selama 5 menit dan diangkat kembali menggunakan
saringan kedalam wadah rempah untuk selanjutnya dibuang ketempat sampah. Air
IV-12

rebusan ditambahkan gula dan garam sebelum kompor dimatikan lalu setelah larut
masuk ke proses selanjutnya yaitu pengisian.
Proses selanjutnya adalah proses pengisian. Dalam proses ini, air dalam panci
dimasukkan terlebih dahulu kedalam dispenser termos menggunakan gayung dan
harus pada kondisi suhu panas sekitar 80°C. Botol-botol yang sudah kering dibawa
ke tempat pengisian untuk diisi dengan bir pletok yang sudah dimasukkan kedalam
dispenser termos tadi. Setelah semua selesai, botol berisi bir pletok kemudian
dimasukkan kedalam keranjang botol untuk diberi segel pada tutup botol sebelum
memasuki tahap pasteurisasi. Proses selanjutnya adalah membawa keranjang botol
berisi botol bir pletok kedalam panci berisi air panas untuk proses pasteurisasi.
Proses selanjutnya adalah Penyegelan dan pasteurisasi. Sebelum pasteurisasi
dimulai, botol bersegel tadi disiram dengan air panas terlebih dahulu agar
menempel sempurna menjadi segel botol yang menutupi seluruh permukaan tutup
botol dan siap untuk di pasteurisasi selama satu jam. Setelah itu, diangkat dan
dimasukkan kembali kedalam keranjang botol untuk dibawa ke proses pelabelan.
Proses selanjutnya adalah pelabelan. Botol-botol bir pletok yang sudah
dibawa dari proses pasteurisasi akan didiamkan selama 20 menit sebelum diberi
label merek dan kadalwarsa. Proses inilah yang membutuhkan waktu paling lama
karena banyaknya produk yang secara manual satu persatu harus dilabeli dan diberi
tanda kadalwarsa menggunakan mesin kadalwarsa. Setelah selesai pada tahap ini
maka berarti produk jadi telah siap untuk diletakkan pada gudang barang jadi.
Proses selanjutnya adalah penyimpanan produk jadi. Keranjang botol berisi
produk jadi dari proses pelabelan kemudian dibawa ke gudang barang jadi untuk
diletakkan dalam rak susun yang dimulai dari rak susun paling atas hingga paling
bawah hingga penuh lalu dilanjut ke rak yang lainnya. Kapasitas yang didapatkan
pada area penyimpanan adalah sebanyak 500 unit.
Aliran proses produksi yang digunakan pada produk bir pletok ini
menggunakan aliran continuous atau aliran produksi terus-menerus. Aliran
produksi terus-menerus ini digunakan karena mengikuti tipe tata letak yang
digunakan yaitu tipe zig-zag sehingga pekerjaan diselesaikan secara
berkesinambungan pada satu area kemudian dilanjutkan ke area berikutnya.
IV-13

4.4 Identifikasi Potensi Masalah di UMKM Bir Pletok Bang Isra


Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan pada UMKM Bir Pletok bang
Isra terdapat beberapa potensi masalah. Tata letak fasilitas yang kurang sesuai tentu
dapat menimbulkan kasus kecelakaan kerja. Permasalahan yang terdapat pada
UMKM ini juga dapat mengakibatkan produk tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Potensi masalah pertama adalah karyawan yang ingin berlalu lalang di sekitar area
ini berpotensi mengalami kecelakaan kerja seperti tergelincir karena menginjak
bahan baku sebab bahan baku diletakkan diluar rak yang tersedia. Potensi masalah
kedua adalah karyawan terbentur saat sedang mencuci bahan baku rempah-rempah
sebab terdapat panci berukuran besar diatasnya yang diletakkan dengan cara
digantung diatas tempat pencucian. Potensi masalah ketiga adalah karyawan
berpotensi tersandung saat melewati pintu akses distribusi sebab pintu akses
distribusi tertutup peralatan diluar kebutuhan produksi seperti kardus, bangku dan
peralatan plastik yang diletakkan ditempat yang bukan semestinya. Potensi masalah
keempat adalah karyawan harus terus melakukan persiapan dan memakan waktu
lebih lama untuk mengatur ulang tata letak area saat ingin memulai proses produksi
bir pletok sebab banyak peralatan yang diletakkan terlalu jauh dari area kerjanya
seperti dispenser termos, meja dan keranjang botol. Potensi masalah kelima adalah
perpindahan karyawan saat bekerja menjadi bolak-balik dan kurang efisien sebab
dalam pola aliran produksi terdapat beberapa perpindahan antar area yang terlalu
jauh dan menyilang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan di bawah ini merupakan jawaban dari tujuan penulisan penelitian
ilmiah. Kesimpulan yang dibuat dengan mempelajari tata letak fasilitas area lantai
produksi di UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah UMKM ini menggunakan sistem
produksi terus-menerus secara berkala setiap periodenya. Tipe tata letak fasilitas
yang diterapkan adalah tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi sebab proses
pengerjaan bahan baku maupun barang setengah jadi dikerjakan secara langsung
dari satu proses ke proses selanjutnya. Pola aliran bahan yang diterapkan UMKM
ini adalah pola airan tipe zig-zag atau serpentine layout. Tata letak fasilitas di
UMKM Bir Pletok Bang Isra belum terlaksana dengan baik sebab masih ditemukan
beberapa potensi masalah.
Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa potensi masalah terkait
dengan penerapan tata letak fasilitas area lantai produksi di UMM Bir Pletok Bang
Isra diantaranya adalah bahan baku diletakkan diluar rak yang tersedia, panci
diletakkan dengan cara digantung diatas tempat pencucian, pintu akses distribusi
tertutup peralatan diluar kebutuhan produksi, banyak peralatan diletakkan terlalu
jauh dari area kerjanya seperti dispenser termos, meja dan keranjang botol, dan yang
terakhir adalah didalam pola aliran produksi terdapat beberapa perpindahan antar
area yang terlalu jauh dan menyilang.

5.2 Saran
Saran merupakan masukan bagi perusahaan supaya lebih baik dalam
menerapkan tata letak fasilitasnya. Penulisan ilmiah ini memiliki beberapa saran
yang digunakan untuk kritik yang membangun serta berguna untuk penulisan
selanjutnya. Saran untuk UMKM Bir Pletok Bang Isra adalah sebaiknya perusahaan
lebih memperhatikan dan mengevaluasi tata letak lantai produksi untuk semua area
terutama yang memiliki perpindahan jarak terlalu jauh agar lebih tertata dan efisien

V-1
V-2

sehingga mempermudah perpindahan antar area kerja dan memberi ruang gerak
yang nyaman untuk para karyawan. UMKM Bir Pletok Bang Isra juga diharapkan
lebih memperhatikan tata letak pola aliran proses produksi karena tata letak pola
aliran proses produksi yang baik tentunya akan menghasilkan produk yang baik
dengan waktu dan biaya yang efektif dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB.

Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi.


Jakarta: Rajawali Pers.

Kasminingrum, M. 2018. Perbaikan Tata Letak Fasilitas Dan Penerapan Metode


5S Di Industri Kecil Tahu Bandung Cibuntu. Skripsi. Universitas
Gunadarma. Jakarta.

Jaya, J. D., Nuryati, dan S. A. N. Audinawati. 2018. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi UD. Usaha Berkah. Jurnal Teknologi Agro-Industri 4(2):
111-123.

Maskur, A. A. 2018. Usulan Perancangan Tata Letak Fasilitas Lantai Produksi


Menggunakan Algoritma CRAFT Di Pabrik Alumunium Super (CAP
KOMODO). Skripsi. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Nurhidayat, F. 2021. Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Lantai Produksi


Dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP) Di PT DSS. IKRA-ITH
Teknologi: Jurnal Sains dan Teknologi 5(1): 9-16.

Rafsandjani, Rieza Firdian. 2017. Pengantar Bisnis Bagi Pemula. Malang: CV.
Kautsar Abadi.

Rajak, S. 2018. Optimasi Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Algoritma


Genetika. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.

Reid, R. dan Sanders, Nada R., 2013, Operations Management: An Integrated


Approach, 5th Edition. Singapore: John Wiley and Sons.

Russell & Taylor. 2011. Operations Management. International Student Version 7th
Edition. United Kingdom: John Wiley and Sons.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.


Surabaya: Guna Widya.

Yamit, Zulian. 2011. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Ketiga).


Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
L-1

Anda mungkin juga menyukai