Anda di halaman 1dari 33

KULIAH 3 & 4

STRUKTUR dan
ORGANISASI SPASIAL

unsur ruang
wilayah

1
Unsur Ruang Kota & Sistem Kawasan

batas admin

jalan utama

Pusat KOTA
Kawasan IND

Kawasan KIM

batas kawasan

BAGIAN-2 RUANG KOTA


FUNGSI 2 FUNGSI 1
KAWASAN
BAGIAN KOTA

FUNGSI 4
FUNGSI 3

FUNGSI PUSAT
FUNGSI 2
FUNGSI 1

RUANG KOTA /
FUNGSI 4 WILAYAH
FUNGSI 3

2
•POLA DAN STRUKTUR RUANG

POLA, STRUKTUR dan HIERARKI RUANG RUANG

 Definisi struktur spasial wilayah


 Terjadinya struktur spasial wilayah
 Langkah-2 identifikasi struktur spasial wilayah
 Langkah-2 membangun struktur spasial melalui
kebijakan dan strategi infrastruktur
wilayah/kawasan.

3
Struktur Ruang
mengikuti definisi “system”:
satuan ruang terdiri atas bagian-2 ruang yang saling terkait
menurut pola tertentu; jika salah satu bagian (ruang atau
kaitan) diubah maka seluruh sistem berubah

struktur tata ruang : tatanan yang memanfaatkan kaidah


struktur

DEFINISI STRUKTUR SPASIAL WILAYAH

Terdiri atas satuan-satuan atau unsur-unsur ruang


fungsional
Terdapat keterkaitan fungsional antar unsur-unsur
spasial itu
Terdapat hierarki diantara unsur-unsur spasial yang
membentuk struktur itu
Perubahan pada salah satu unsur-unsur spasial akan
berpengaruh terhadap keseluruhan struktur spasial
wilayah / kawasan
Catatan: ingat kepada definisi “sistem”

4
TERJADINYA STRUKTUR SPASIAL
1. Karena Proses “Alami”
Pola spasial alami berupa hasil interaksi antara kegiatan “alam”
dan “pasar” / kegiatan usaha manusia untuk meningkatkan
kualitas hidupnya
2. Karena sepenuhnya “direncanakan”
Pola spasial yang sering diterapkan pada kota / kawasan
permukiman baru, seperti “ibukota” (Chandigragh, Brasilia,
Palangkaraya, dulu Kebayoran Baru, kini BSD)
3. Karena gabungan kedua “upaya” di atas
Gabungan antara pola alami (kota “lama”) dikembangkan
(terencana) dengan tujuan memanfaatkan kondisi wilayah
(fungsi primer kota) dan menjadikan kota tersebut sebagai
salah satu simpul wilayah.

LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI STRUKTUR


SPASIAL WILAYAH / PERKOTAAN
 adanya satuan-satuan spasial yang bersifat fungsional
 adanya keterkaitan fungsional antar satuan-satuan
spasial tersebut
 adanya hierarki pada satuan-satuan spasial yang
membentuk struktur spasial itu
 adanya dampak berkait dalam struktur spasial, yaitu,
perubahan pada satu unsur spasial akan berpengaruh
kepada struktur spasial secara keseluruhan

Pertanyaan: mengapa kita peduli kepada struktur spasial kota dan wilayah?

5
satuan kegiatan dan satuan ruang
•Satuan kegiatan selalu terjadi dalam ruang yang
“sesuai”
•Satuan kegiatan melahirkan satuan ruang
•Satuan ruang “didukung” oleh kemampuan
ruang
•Kesesuaian ruang dapat “disesuaikan”
•Kemampuan ruang dapat “diubah” atau
“ditingkatkan”

pola dan struktur ruang


sebaran / ditribusi “random” satuan-satuan kegiatan usaha

6
pola dan struktur ruang
sebaran / ditribusi lanjut satuan-satuan kegiatan usaha

pola dan struktur ruang


konfigurasi “vertikal” distribusi satuan-satuan kegiatan usaha

7
pola dan struktur ruang
konfigurasi “horisontal” distribusi satuan-satuan usaha

pola dan struktur ruang


interaksi “tanpa orientasi” antar satuan-2 kegiatan usaha

8
pola dan struktur ruang
orientasi “memusat” antar satuan-satuan kegiatan usaha
(mulai “terstruktur”)

pusat /
orientasi

pola dan struktur ruang


orientasi “memusat” antar satuan-satuan kegiatan usaha
(mulai “terstruktur”)

pusat /
orientasi

9
pola dan struktur ruang
orientasi “ketepi” antar satuan-satuan kegiatan usaha
(dan mulai “berjenjang” / hierarkis)

pusat /
orientasi

pola dan struktur ruang


orientasi “keluar” dan “berjenjang” satuan-satuan kegiatan
usaha (struktur dan jenjang / hierarki makin jelas)

pusat /
orientasi

10
pola dan struktur ruang
hierarki dan keterkaitan struktural bagian-bagian ruang

Tk II

Tk III
pusat /
oientasi
Tk II

Tk III

Tk II
Tk III

Hierarki - III Hierarki - II Hierarki - I

STRUKTUR SPASIAL = EKSPORT MODEL 1


EKSPOR

Kawasan B Kawasan A
pendukung Pusat WILAYAH
(b. olahan IMPO) (produk EKSPOR)

Kawasan D
pendukung
Kawasan C
(b. olahan DOM)
pendukung
(bahan baku 3)
Kawasan F
pendukung
(b. ½ olahan)
Kawasan E
pendukung
(bahan baku 2)
Kawasan G
pendukung
(bahan baku 1)

11
STRUKTUR RUANG = EXPORT MODEL 2

Kawasan B Kawasan A
pendukung pendukung
(bahan baku) (bahan baku 4)

Kawasan D
Kawasan C pendukung
Pusat (b. ½ olahan)
(produk EKSPOR)

EKSPOR Kawasan F
pendukung
(b. ½ olahan)
Kawasan E
pendukung
(b. ½ olahan)
Kawasan G
pendukung
(bahan baku)

STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN/ WILAYAH

Pusat Pusat
Lingkungan-2 Lingkungan-1 Lingkungan-3
Pusat
Lingkungan-2

Pusat Lingkungan-3
Lingkungan-1

PUSAT Pusat
PELAYANAN Lingkungan-1

Pusat
Lingkungan-2
Pusat
Lingkungan-2
Pusat
Pusat Lingkungan-3 Lingkungan-3
Lingkungan-3
Lingkungan-3

12
STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN/ WILAYAH

Pusat
Pusat lingkungan-2
Lingkungan-1
PUSAT
PELAYANAN

Pusat
Pusat lingkungan-2
Lingkungan-1
Pusat
Lingkungan-1
Pusat Pusat
Pusat
Lingkungan-1 lingkungan-2
Lingkungan-1
Pusat
lingkungan-2
Pusat Pusat Pusat
lingkungan-2 lingkungan-2 lingkungan-3
Pusat
lingkungan-3

POLA TATA RUANG (POLA PEMANFAATAN RUANG)


 Pola alokasi – sd fungsional sd-bud
 Pola distribusi – kim, ind (war-bud)
 Besaran Ruang sd-alam
(budidaya) sd-alam
(budidaya)
sd-buatan
sd-alam (kim+ind)
(lindung)

STRUKTUR TATA RUANG (STRUKTUR PEMANFAATAN RUANG)

 Unsur lingkungan-alam, sosial, buatan


 Keterkaitan – infrastruktur/layanan
 Hirarki+ desain

13
SISTEM KAWASAN DAN SISTEM (WILAYAH)
ADMINISTRASI

Kawasan sekitar Danau Toba (wadah perkembangan)


Sebagai kawasan lindung, permukiman, rekreasi, kawasan budaya

Kawasan permukiman,
kawasan lindung, kawasan budaya

14
HIRARKI TATA RUANG NASIONAL/MAKRO
WILAYAH NASIONAL
TATA RUANG
TATA RUANG REGIONAL/MEZZO
WILAYAH PROPINSI

TATA RUANG
WILAYAH DATI-II LOKAL/MIKRO

TATA RUANG TATA RUANG


KAWASAN KAWASAN

Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan


Perkotaan Perdesaan Tertentu Lindung Budidaya

Lingkungan Aspek

Pelayanan Prasarana Tinggi Sumber Fungsi Dimensi


Bangunan daya

15
16
BRAZILIA

17
CANDIGRAPH

DAWLEY

18
19
Struktur ruang
sebagai sistem dukung spasial (1)
Kegiatan (ekonomis) pengembangan wilayah perlu
“dibimbing” oleh kerangka spasial setempat.
Di satu pihak, berbagai potensi keruangan menjadikan
satu wilayah tidak sama dengan wilayah lain dalam hal:
jenis kemampuan dan kecepatan pertumbuhannya, di
pihak lain, kebutuhan pertumbuhan satu wilayah dan
wilayah lain juga berbeda karena alasan sosial, politik
atau ekonomi, seperti populasi dan lokasi wilayah.

Struktur ruang
sebagai sistem dukung spasial (2)

Struktur ruang sebagai “kerangka / wadah”


kegiatan sistemik perkembangan wilayah lokal
Kerangka pertumbuhan wilayah, ruang dan satuan
wilayah berfungsi sebagai satuan analisis, satuan
manfaat dan satuan manajemen pengembangan:
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengarahan
atau pengendalian.

20
LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN STRUKTUR
SPASIAL MELALUI KEBIJAKAN WILAYAH
Identifikasi hal-hal yang mendorong terbentuknya struktur
spasial wilayah (structuring elements)

Bisa unsur sumberdaya (alam atau buatan)


Bisa unsur keletakan (lokasi atau posisi relatif)
Bisa unsur fungsional (bermukim, bertransaksi,
mengolah, menyimpan, mendistribusi)
Bisa unsur infrastruktural (jaringan pendukung layanan
kawasan: transport, energi, air, limbah, drainasi,
sanitasi)

BREAK
DULU….

21
RUANG DAN ORGANISASI

Organisasi adalah alat mencapai tujuan

 Pembagian beban (load distribution)

 Pembagian tugas (task assignment)

 Koordinasi tugas (task coordination)

 Pengendalian unjuk kerja (performance control)

Unsur – Unsur Ruang Kota

batas admin

Pusat KOTA
Kawasan IND

Kawasan KIM

batas kawasan

22
SISTEM KAWASAN DAN SISTEM
(WILAYAH) ADMINISTRASI

SISTEM KAWASAN, SISTEM (WILAYAH)


ADMINISTRASI dan SISTEM JARINGAN JALAN

23
Any
settlement
PARTS OF HUMAN consists of:
Homogeneous
SETTLEMENT part
Central part
Circulatory part

Special part

A village
consists of:

Homogeneous
part
(fields)
Central part (built
up)
Circulatory part
(roads and part)
Special part
(monastery)

The build-up
area of the
village consists
again of:
Homogeneous
part
(houses)
Central part
(church and
shops)
Circulatory part
(streets)
Special part
(school)

GERBANG & ORIENTASI PENGEMBANGAN WILAYAH : alt-2

Pusat pertumbuhan

24
GERBANG & ORIENTASI PENGEMBANGAN WILAYAH : alt 1

Pusat pertumbuhan

JOGLO SEMAR

Pusat pertumbuhan

25
JOGLO SEMAR

Pusat pertumbuhan

Alt - 2

26
• BREAK DULU

RUANG DALAM KAITANNYA DENGAN

 Administrasi
 Organisasi
 Manajemen

27
RUANG DAN RENCANA
Rencana adalah alat untuk mencapai tujuan

 Ada orientasi ke depan (future anticipation)


 Ada rumusan sasaran yang dituju (objective
formulation)
 Ada langkah-langkah pencapaian (decide steps)
 Ada pantauan dan nilai pencapaian (monitor &
evaluate achievement)
 Ada pengendalian langkah dan mutu capaian
(control steps & achievement level)

RUANG: POTENSI – PENGEMBANGAN WILAYAH


Masalah/
Potensi
Lokasi/Situs Ruang

Analisa
Keruangan
Sumberdaya
RUANG Sasaran
Keruangan
Wadah/
Enclosure Kebijakan
Keruangan
Tempat
Hidup/Habitat Rencana Tata
Ruang/Keruangan
Sub-struktur
Pendukung Strategi
Keruangan

28
RUANG DAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. masalah ruang (pembangunan)


2. analisa keruangan (kondisi & potensi)
3. tujuan / sasaran penatanaan ruang
(pembangunan)
4. kebijakan keruangan (spatial policy)
5. rencana / perencanaan (tata) ruang
6. strategi keruangan

PERSOALAN PEMANFAATAN RUANG


• Persoalan Alih Guna
• Tidak Sesuai Rencana Jenis Manfaat (Menyimpang Dari Jenis Manfaat Yang
Direncanakan)
• Tidak Sesuai Rencana Intensitas Manfaat (Melampaui Tingkat Manfaat Yang
Direncanakan)
• Kegiatan Manfaat Diluar Rencana Ruang Manfaat
• Persoalan Konflik Pemanfaatan
• Jenis Manfaat Tidak Sesuai Atau Tidak Komplementer Antara Pengguna
Bertetangga
• Jenis Manfaat Berlawanan Dengan Rencana
• Efisiensi dan Kompetensi Pemanfaatan
• Tingkat Efisensi Tidak Sesuai “Nilai” Lokasi
• Terjadi Kompetisi Efisiensi & Nilai Pemanfaatan
• Perkembangan Nilai Lokasi Terjadi Terlalu Cepat

29
Analisis Spasial
Analisis keruangan dilakukan untuk mengetahui,
mengenali, mengukur kesesuaian dan kemampuan
ruang suatu kawasan, kota atau wilayah
1. Kesesuaian manfaat atau budidaya tertentu adalah
karakteristik dan kebutuhan (perlindungan) suatu
satuan ruang atau kawasan
2. Jenis dan tingkat kemampuan ruang atau “daya
dukung”, tingkat substitusi, atau kebutuhan
suplementasi, suatu satuan ruang kawasan kota atau
wilayah tertentu.

Ruang dan Kebijakan Ruang


Kebijakan spasial atau “spatial policy” adalah
pernyataan (statement) tentang kehendak publik
tentang pemanfaatan ruang suatu kawasan, wilayah
atau kota. Hal itu berkaitan dengan hal-2 berikut:
 Kesesuaian dan kemampuan ruang
 Hubungan : kebutuhan - ketersediaan ruang
 Penggolongan kebutuhan ruang

30
Evolution of systems lines
transportation lead to the
existing settlements

a. First phase

b. Second phase
Grid 50x50 km

Source: EKISTICS, by Constantinos


A, Doxiadis (1968) a. Third phase

31
PUSAT PENGEMBANGAN IBUKOTA KECAMATAN
SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Alt I

32
PUSAT PENGEMBANGAN IBUKOTA KECAMATAN
SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Alt II

TATA RUANG dan PENGEMBANGAN WILAYAH

1. Perkembangan dan pengembangan wilayah berlangsung atas


‘dukungan’ sumber daya ruang wilayah dan perkotaan
2. Proses perkembangan terjadi oleh rangkaian sistematik
‘kegiatan usaha’ (produktif) dalam wilayah atau kawasan
perkotaan
3. Kegiatan usaha sistemik itu akan sangat efisien apabila diberi
‘wadah’ ruang terstruktur
4. Penataan ruang dilakukan untuk dapat memberikan wadah
struktural tersebut
5. Tata ruang wilayah atau tata ruang perkotaan terwujud melalui
upaya-upaya sistematis: mulai dari kebijakan, strategi dan
program tindak di lapangan

33

Anda mungkin juga menyukai