Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

ARTHROPODA LAUT (CRUSTACEA) DAN INSECTA TANAH

ZOOLOGI INVERTEBRATA

Disusun oleh :
Dea Fitriani (17543010)
Devi Anjani (17541002)
Elsa Nursafitri Utami (17542012)
Sri Mulyani (17542011)
Yuli Sumiati (17543018)
Lutfi Muhammad Fauzi (17541003)

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA GARUT
Jl. Pahlawan No 32, Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut Jawa barat 44151
2019
KULIAH LAPANGAN

ARTHROPODA LAUT (CRUSTACEA) DAN INSECTA TANAH

A. Tujuan Pengamatan
- Mengetahui habitat Crustacea dan Insecta tanah secara langsung
- Menjelaskan habitat Crustacea dan Insecta tanah
- Membedakan 3 bagian tubuh Cerustacea dan Insecta tanah
- Menjelaskan mengapa Crustacea dan Insecta tanah termasuk kedalam Filum Arthropoda
B. Landasan Teori
a. Crustacea
Crustacean merupakan salah satu kelompok besar pada arthropoda, dengan jumlah
spesies kurang lebih 52.000 yang dapat dideskripsikan. Sebagian besar kelompok ini terdiri
dari hewan air, meski beberapa kelompok telah mampu menyesuaikan dengan kehidupan
darat seperti kepiting darat. Contoh hewan crustacea seperti udang, kepiting, dan lobster.
Ciri-ciri crustacean adalah sebagai berikut :
 Umumnya berhabitat di air tawar dan air laut, dan sedikit yang berhabitat di darat
 Pada bagian anterior, terdapat mata majemuk bertangkai yang berjumlah 1 pasang
 Sistem pencernaannya lengkap, yaitu mulut – kerongkongan – lambung - usus halus -
anus
 Alat pernapasannya berupa insang
 Memiliki sistem peredaran darah terbuka
 Sistem saraf berupa saraf tangga tali
 Memiliki bagian luar (eksoskeleton) yang keras
 Memiliki sepasang antenna di antara kepala dan dada, memiliki maksila (rahang atas) dan
mandibula (rahang bawah)
 Memiliki 5 pasang kaki pada bagian perut dan dada, dengan 4 pasang sebagai kaki jalan
dan sepasang untuk capit
 Setiap ruas tubuh memiliki kaki
 Fertilisasi secara internal atau di dalam tubuh

b. Insecta
Insecta (serangga) dalam bahasa latin disebut dengan Insectum yang artinya trpotong
menjadi bagian-bagian yang disebut dengan serangga. Ukuran dari tubuh serangga sendiri
bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40mm. Ada juga serangga dengan ukuran
mikroskopis da nada juga yang mempunyai ukuran panjang sampai 260mm, contohnya
seperti Phobaeticus serratipes , tubuh serangga sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu
kepala(kaput), dada(toraks), serta perut(abdomen).
Insecta memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Tubuhnya dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada dan perut
 Alat mulut nya digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap, dan menjilat
 Bentuk kakinya berubah sesuai dengan fungsinya
 Pada kepalanya terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (occellus), dan
satu pasang antena yang digunakan sebagai alat peraba
 Tempat hidupnya di darat dan air tawar
 Sistem peredaran darah terbuka
 Alat kelaminnya terpisah (jantan dan betina)
 Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum,
serta anus
 Pada bagian mulut terdiri dari rahang belakang (mandibular), rahang depan (maksila),
serta bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium)
 Sistem pernapasannya dengan sistem trachea
C. Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu sebagai berikut :
1. Fitfall trap
2. Sair
3. Plastik zipper
4. Toples
5. Baki
6. Papan ukur
Bahan bahan yang diperlukan dalam pengamatan ini yaitu semua hewan yang termasuk
pada kelas crustaceae dan insect yang ada di pantai Karang Papak , pantai sekitar area
LAPAN dan halaman sekitar area LAPAN.
D. Prosedur Pengamatan
Pengamatan yang kami lakukan ada di tiga tempat yaitu sebagai berikut:
a. Pengamatan menggunakan fitfall trap di sekitar area LAPAN
1. Dilubangi tanah dengan menggunakan penggali atau pancuh sedalam kurang lebih
sama dengan tinggi aqua gelas. Dibuat lima lubang di tempat dengan jarak minimal 2
meter. Tinggi tanah sedikit lebih tinggi dari pada aqua gelas
2. Disiapkan air sabun pencuci piring secukupnya
3. Dimasukkan air sabun tersebut pada kelima aqua gelas sampai mengisi tiga
perempatnya
4. Dimasukkan aqua gelas yang telah terisi sabun tersebut kedalam masing masing
lubang
5. Ditutup dengan serasah dedaunan
6. Dibiarkan sampai seharian
7. Dilihat hasilnya pada sore hari
8. Spesies yang didtemukan diidentifikasi
b. Pengamatan fitfall trap di area pantai
1. Dibuat 3 lubang dengan jarak minimal 2 meter
2. Dimasukkan aqua gelas pada masing masing lubang
3. Dimasukkan air sabun pencuci piring yang telah diencerkan sampai sepertiga aqua
gelas
4. Ditutup dengan serasah dedaunan
5. Dibiarkan seharian
6. Dilihat hasilnya pada sore hari
7. Spesies yang didtemukan diidentifikasi
c. Pengamatan di pantai Karang Papak
1. Dicari spesies yang termasuk kelas Crustaceae di area pasang surut pantai Karang
Papak
2. Diambil dengan menggunakan penjepit atau sair dengan hati hati
3. Disimpan dalam papan ukur dan di foto
4. Spesies yang didtemukan diidentifikasi
E. Hasil Pengamatan

No Kode Nama Gambar atas Gambar bawah Gambar samping


Spesies
1 KP.01 Gecarcoidea
lalandi

2 KP.02 Panulirus
guttatus

3 KP.03 Harpiosquila
sp
4 KP.04 Carsinus sp

5 KP.05 Alpheus sp

6 KP.06 Gryllus sp

7 KP.07 Zosinus
aeneus
8 KP.08 Portitula
auricularia

9 KP.09 Selenopsis
sp

10 KP.10 Pagurus sp

11 KP.10 Lasius
niger
F. Pembahasan
1. Gecarcoidea lalandii
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Gecarcinidae
Genus : Gecarcoidea
Spesies : Gecarcoidea lalandii
b. Morfologi
Carapace pada Gecarcoidea lalandii berwarna merah kecoklatan, bentuknya
membulat tebal dan permukaannya licin. Spesies ini memiliki 4 pasang kaki jalan dan 1
pasang capit tetapi tidak memiliki kaki renang. Memiliki panjang tubuh sekitar 8 cm dan
lebarnya 3 cm. Spesies ini termasuk kedalam filum arthropoda karena memiliki bagian
luar tubuh yang keras, memiliki kaki yang berbuku-buku dan tubuhnya terbagi menjadi 3
bagian, yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalotorax) serta perut (abdomen).
c. Habitat
Gecarcoidea lalandii merupakan kepiting yang hidupnya di darat habitatnya
yakni pada lubang-lubang pasir di bawah pepohonan.
d. Reproduksi
Meskipun hidupnya didaratan, kepiting ini akan pergi ke pantai untuk menyimpan
telur-telurnya. Saat membawa telur, kepiting betina akan bermigrasi pada malam hari ke
pantai, untuk melepaskan telur di zona pasang surut. Migrasi ini berlangsung berangsur-
angsur dalam beberapa bulan, yakni antara Juni-Oktober puncaknya sekitar bulan Juli.
e. Peranan
Untuk keseimbangan ekosistem.

2. Zosinus aenus
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Xanthidae

Genus : Zosimus

Spesies : Zosinus aeneus

b. Morfologi
Zosinus aeneus memiliki carapace berwarna merah cerah dan bagian bawahnya
berwarna putih. Carapace pada kepiting ini bertekstur, dengan lekukan yang dalam dan
memiliki corak seperti mozaik. Memiliki ukuran tubuh dengan panjang sekitar 4 cm dan
lebar 2 cm. Memiliki 4 pasang kaki jalan dan 1 pasang capit. Kepiting ini memiliki racun
yang sangat berbahaya sehingga tidak dapat dimakan. Racunnya terdapat pada bagian
cangkang dan daging.
Spesies ini termasuk kedalam filum arthropoda karena memiliki bagian luar tubuh
(eksoskeleton) yang keras, memiliki kaki yang berbuku-buku dan tubuhnya terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalotorax) serta perut
(abdomen).
c. Habitat
Kepiting ini hidup di terumbu karang.
d. Reproduksi
Kepiting betina akan melepaskan telurnya sesaat setelah kawin. Sang betina
memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma sang jantan hingga beberapa bulan.
Telur yang dibuahi selanjutnya dimasukkan pada tempat penyimpanan sperma. Setelah
dibuahi telur-telur tersebut akan disimpan di bawah perut.
e. Peranan
Untuk keseimbangan ekosistem laut.
3. Carcinus sp
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Portunidae

Genus : Carcinus

Spesies : Carcinus sp

b. Morfologi
Carcinus sp memiliki tubuh berwarna coklat kehitaman seperti batu. Bentuk
tubuhnya unik. Bagian perut lebih besar dari cephalotorax, cephalotorax meruncing.
Memiliki 4 pasang kaki dan 1 pasang capit yang ukurannya lebih kecil dari kakinya.
Carapasenya bertekstur kasar dan diselimuti alga. Memiliki 1 pasang mata berwarna
hitam yang menonjol. Memiliki ukuran dengan panjang tubuh sekitar 2cm dan lebarnya
sekitar 3cm.
Carcinus sp termasuk kedalam filum arthropoda karena memiliki bagian luar
tubuh (eksoskeleton) yang keras, memiliki kaki yang berbuku-buku dan tubuhnya terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalotorax) serta perut
(abdomen).
c. Habitat
Spesies ini hidup pada terumbu karang yang terdapat alga.
d. Peranan
Untuk keseimbangan ekosistem laut.

4. Kelomang ( Pagurus sp)


a. Klasifikasi

Kingdom : Annimalia
Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Paguridae

Genus : Pagurus

Spesies : Pagurus sp

b. Morfologi

Kepiting pertapa yang umum relatif besar (panjang tubuh maksimum 8 cm),
dengan tubuh yang dibagi menjadi dua segmen: cephalothorax dan perut. Cephalothorax
terbungkus oleh karapas yang terdiri dari tiga lapisan kutikula tebal: epicuticle,
exocuticle, dan endocuticle (panjang karapas maksimal 4,5 cm). Perut lunak dan
melingkar ke kanan dan warna tubuh biasanya kemerahan atau cokelat. Kepiting ini
memiliki 5 pasang kaki berjalan; pasangan pertama adalah cakar yang diperbesar (dikenal
sebagai chelae); laki-laki lebih besar dari perempuan. Chelae digunakan untuk
mengumpulkan makanan dan untuk perlindungan. Dari dua cakar, satu lebih besar dan
ditutupi oleh operculum; cakar ini digunakan dalam pertempuran dan pertahanan.
Permukaan kaki chelae dan berjalan kasar. Kepiting pertapa yang umum memiliki mata
majemuk dan empat antena pendek. Fitur fisik lainnya simetri bilateral heterotermik.
Pada hasil observasi pada kuliah lapangan kemarin Pagurus sp yang di temukan
berukuran 1 cm. Pagurus sp termasuk kedam filum arthropoda karena tubuh bilateral
simetris, triploblastik, terlindung rangka luar/ kitin.

c. Habitat

Kepiting ini hidup di sepanjang pantai di sebagian besar jenis dasar laut, termasuk
dasar berbatu dan kulit, di dasar rumput laut, dan sedimen berpasir atau berlumpur, tetapi
tidak termasuk dasar berlumpur. Larva hidup terutama di kolam dan dapat ditemukan di
bawah benda-benda seperti batu dan rumput laut. Individu yang lebih kecil hidup di
perairan yang lebih dangkal daripada individu yang lebih besar. Kawasan habitat berair
laut atau sedang.

d. Reproduksi
Sebelum kawin, kelomang jantan membawa atau menarik seekor betina dengan
cangkangnya yang terbuka selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Ketika kelomang
betina siap untuk kawin, betina tersebut akan memberikan sinyal taktil atau kimia yang
menyebabkan jantan membalikkan tubuhnya untuk menghadapnya. Kedua individu
meninggalkan cangkang mereka dan malakukan kawin selama 4-6 menit. Mereka tetap
bersama, di luar cangkang mereka, hingga 10 menit setelah kawin.
e. Peranan
Kepiting pertapa berperan penting dalam lingkungan mereka sebagai pengurai.
Mereka juga disimpan oleh beberapa orang di akuarium dan dapat digunakan sebagai
umpan memancing, setelah dikeluarkan dari cangkang mereka.
5. Udang pemukul (Harpiosquilla sp)
a. Klasifikasi
Kingdom : Annimalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Malacostraca

Ordo : Stomatopoda

Famili : Squillidae

Genus : Harpiosquilla

Spesies : Harpiosquilla sp

b. Morfologi
Harpiosquilla sp Memiliki tubuhnya cenderung berwarna cerah kekuningan,
bentuknya yang pipih melebar seperti kipas dan berkulit keras permukaan licin, memiliki
1 pasang antena di bagian kepala, memiliki duri di bagian ekornya, 5 pasang kaki renang,
3 pasang kaki jalan, memiliki 10 ruas abdomen, memiliki panjang tubuh 6 cm, dan lebar
tubuh 2 cm. Spesies ini termasuk filum arthropoda karena memiliki bagian luar tubuh
yang keras, kaki yang berbuku-buku, dan tubuh terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala
dan dada yang menyatu (cephalotorax) serta perut.
c. Habitat
Hidup di antara susunan terumbu karang yang sangat kompleks, dapat hidup di air
laut atau maupun air payau. habitat sebagian besar adalah pantai dan senang senang hidup
di dasar air terutama pasir berlumpur.
d. Reproduksi
Reproduksi dari udang termasuk jenis fertilisasi seksual internal seperti pada
mamalia dan marsupial. Udang jantan mempunyai penis dan akan mengalami ereksi dan
memanjang saat sudah siap untuk kawin, hal ini sama dengan hewan mamalia, sedangkan
pada udang betina mempunyai lubang genital, dengan kata lain posisi kawinnya adalah
bertemunya perut dengan perut (belly to belly). Posisi tersebut terjadi sampai udang
jantan mengalami ejakulasi. Saat terjadi ejakulasi terlihat seperti pasta gigi keluar dari
tube-nya dan setelah kopulasi terlihat sisa sperma menggantung pada lubang genital.
Setelah terjadi proses kopulasi, udang betina mengeluarkan telur yang telah dibuahi oleh
sperma melalui lubang genitalnya
e. Peranan
Untuk keseimbangan ekosistem

6. Udang Pistol (Alpheus sp)


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Alpheidae
Genus : Alpheus
Spesies : Alpheus sp
b. Morfologi
Alpeus sp biasa disebut dengan udang pistol. Udang ini memiliki ukurang capit
yang besar. Capit bagian kiri lebih besar dari capit bagian kanan. Tubuhnya berwarna
oren muda. Memiliki 5 segmen pada bagian perutnya. Spesies ini memiliki 3 pasang kaki
jalan dan 5 pasang kaki renang. Memiliki satu pasang antenna dan satu pasang capit yang
ukurannya berbeda. Capit yang ukurannya lebih besar digunakan untuk menembak
lawannya sebagai perlindungan diri.
Udang ini termasuk kedalam filum Arhropoda karena memiliki 3 bagian tubuh
yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalotorax) serta perut abdomen), memiliki
bagian luar tubuh yang keras dan dilapisi oleh kitin.
c. Habitat
Di daerah pasang surut laut (Intertidal) udang Alpheus biasanya akan tinggal di dalam
lubang-lubang pasir.
d. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi udang pistol dengan cara generetif dengan ikan Gobi, setiap lubang
biasanya dihuni oleh satu atau sepasang udang pistol dan satu atau sepasang ikan gobi.
Pencarian pasangan hidup biasanya berlangsung tidak begitu lama hanya sekitar 7 - 30
detik. Ikan gobi akan mengembara mencari lubang-lubang yang masih membutuhkan
pasangan hidup. Seekor udang pistol yang belum mempunyai pasangan hidup, akan
memberikan tanda dengan mengeluarkan antenanya di celah-celah sedtmen di mulut
lubang sebagai tanda masih sendiri. Setelah menemukan lubang, ikan gobi akan
masukkedalam dan memeriksa keadaanya, apakah sesuai atau tidak. Lubang yang disukai
oleh setiap jenis ikan bermacam-macam, ada yang menyukai lubang dengan substrat
dasar dari pasir halus, pasir kasar dan atau yang bercampur dengan pecahan-pecahan
cangkang moluska. Selain itu, bentuk dan ukuran lubang menjadi saluran utama. Apakah
berbentuk corong asimetris, berbentuk saluran simetris, lurus atau bercabang-cabang
dengan mulut lubang satu atau lebih. Saat keluar dari lubang biasanya disertai dengan
tingkah laku mengembangkan seluruh siripnya dan segera menuju ke lubang yang dihuni
oleh ikan gobi yang berukuran kecil. Ikan gobi besar akan memasukkan ekornya ke
dalam lubang yang disusul kemudian oleh seluruh tubuhnya, dengan maksud agar ikan
gobi kecil segera meninggalkan lubang tersebut untuk menempati tempat yang baru.
e. Peranan
Kehebatan udang pistol adalah terletak pada tembakan yang keluar dari capit kirinya.
Letupan yang keluar dari capitnya bahkan lebih hebat dari letusan pistol buatan
manusia. Menghasil gelembung berkecepatan 60 mil / jam (97 km / jam), letusan
tembakan dari udang pistol mampu mengeluarkan suara berkekuatan 218 desibel.
Sebagai gambaran, suara letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang tercatat sebagai
salah satu letusan gunung terhebat, hanyalah bernilai 180 desibel. Atau, bom seberat
1000 ton mampu menghasilkan suara ledakan berkekuatan 300 desibel.

7. Lobster (Panulirus guttatus)


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustase
Ordo : Decapoda
Family : Palinuridae
Genus : Panulirus
Species : Panulirus guttatus
b. Morfologi
Panulirus guttatus ditemukan di pantai karang papak dalam keadaan sudah mati.
Memiliki ciri-ciri dengan warna tubuh kecoklatan disertai bintik-bintik putih disekujur
tubunhya. Tubuh terbagi ke dalam 3 bagian yaitu kepala dada bersatu dan perut. Di
kepala terdapat antena yang lebih panjang dari ukuran tubuhnya yaitu 16 cm sedangkan
panjang tubuhnya hanya 9 cm, dengan panjang total 25 cm dan juga terdapat mata
majemuk. Tubuh simetri bilateral, dilapisi dengan cangkang yang keras dengan tubuh
beruas. Memiliki 6 pasang kaki dan juga sepasang penjepit dibagian kepalanya yang
digunakan untuk melindungi diri dari musuh dan ekor yang memipih, sedikit lebar, dan
dilengkapi duri-duri halus yang terletak di semua bagian tepi ekor, serta 2 pasang ekor
samping. Panulirus sp termasuk ke dalam phylum arthropoda kerana memiliki ciri-ciri
umum yang dimiliki phylum arthropoda yaitu tubuh bercangkang, tubuh terbagi ke
dalam kepala, dada, dan perut, dan habitat di air laut.
c. Sistem Reproduksi
Biasanya Lobster keluar dari tempat tinggalnya ke perairan yang dalam untuk
bertelur atau kawin. Reproduksi lopster secara eksternal, dimulai setelah lopster betina
melakukan moulting. Proses yang terjadi yaitu lobster jantan meletakkan cairan kental
dari liang kelamin (Liang sperma) pada lubang pengeluaran lobster betina. Kemudian
cairan tersebut mengeras membentuk semacam kantong sperma. Setelah kejadian tersebut
lobster betina mulai mengeluarkan butir-butir telur yang berwujud cairan kental
kemudian melekat pada kaki-kaki renangnya. Selanjutnya, lobster betina merobek
kantong sperma dengan ujung kaki jalan kelima yang berupa capit semu dan dengan
demikian terjadi pembuahan.

8. Cocopet (Fortitula auricularia)


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Dermaptera
Family : Fortitulidae
Genus : Fortitula
Species : Fortitula auricularia
b. Morfologi
Jenis serangga ini memiliki nama umum cocopet atau dengan nama ilmiah
Fortitula auricularia, berbentuk memanjang, ramping dan agak gepeng, tidak bersayap
dan mempunyai organ seperti capit. Tubuh di bagi ke dalam 3 bagian yaitu kepala,dada,
dan perut. Fortitula auricularia memiliki tipe mulut penggigit dan mengunyah. Memiliki
3 pasang kaki dan sepasang antena, cocopet-cocopet muda ruas-ruas antenanya lebih
sedikit dari pada yang dewasa, dengan ruas-ruas tambahan setiap kali berganti kulit.
Fortitula auricularia memiliki warna kulit yang hitam pekat dan beruas, pada hasil
observasi pada kuliah lapangan kemarin Fortitula auricularia yang ditemukan berukuran
1,2 cm. Jenis serangga ini termasuk kedalam ordo dermaptora karena, memiliki bentuk
tubuh yang ramping, tipe mulut penggigit dan tifak memiliki sayap.
c. Daur hidup
Siklus hidup Cocopet mengalami metamorfosis hemimetabola (hemimetabola)
dan aktif pada malam hari. Daur Hidup Dermaptera kawin dengan posisi ujung bertemu
ujung, sering kali saling memegang penjepitnya, Betina dapat menyimpan sperma untuk
beberapa bulan sebelum fertilisasi. Betina bertelur sebanyak 30 telur pada lubang
dibawah puing. Betina memelihara telur dari jamur dan parasit lain serta predator. Larva
berkembang secara bertahap dengan molting. Parental care berlanjut sampai 2-3 tahap
pada larva, dimana induk mungkin memakan bayinya. Nymphamirip dengan dewasa,
namun tanpa sayap. Dewasa ketika tahapmolting ke 5.Dermaptera dewasa memiliki satu
siklus setiap tahundan hibernasi ketika musim dingin didalam lubang.Pada musimsemi,
jantan keluar dari lubang sehingga induk dapat merawat telurnya (Elzinga 2004).

9. Semut merah (Selenopsis sp)


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Selenopsis
Spesies : Selenopsis sp
b. Morfologi
Jenis serangga ini memilki tubuh ke dalam 2 bagian yaitu kepala (thorax) dan
perut (abdomen). Di kepala terdapat mata dan sepasang antena, antena tersebut terletak di
antara mata majemuk. Memiliki 3 pasang kaki dengan bagian ujung begerigi, bentuk
mulut runcing dan tipe mulut menggigit menjilat. Selenopsis sp memliki warna hitam
kemerahan dan dibagian abdomen tubuh beruas. Pada obsevasi kuliah lapangan,
Selenopsis sp termasuk ke dalam jenis serangga atau semut tanah karena ditemukan
dalam perangkap yang di pasang di salam tanah. Selenopsis sp yang ditemukan berukuran
1,1 cm. Selenopsis sp termasuk kedalam ordo hymenoptera karena memiliki ciri-ciri
umum ordo hymenoptera yaitu memiliki tpe mulut menggigit menjilat, berukuran kecil,
bermetamorfosis dengan sempurna dan hidup secara berkoloni.
c. Daur hidup
Selenopsis sp mengalami metamorfosis dengan lengkap yaitu tahap telur, larva,
pupa, dan sampai menjadi semut dewasa. Di mulai dari sel telur di buahi oleh sel sperma
dam akan menjadi telur, telur akan menatas dan menajdi larva berbentuk cacing tanpa
mata atau kaki. Lalu bertahap menjadi pupa dan telah mirip dengan semut dewasa,
setelah melalui fase pupa, pupa akan muncul menjadi semut dewasa.
10. Semut hitam (Lasius niger)
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Lasius
Spesies : Lasius niger
b. Morfologi
Lasius niger memiliki warna tubuh hitam dengan ukuran tubuh sangat kecim
yaitu 9 mm. Lasius niger termasuk ke dalam semut tanah, tubuh terbagi ke dalam 3
bagian yaitu kepala kepala, dada, dan perut. Terdapat antena dibagian kepala dan
memiliki 3 pasang kaki yang salah satu atau sapasang terdapat di bagian dada dan 2
pasang lainnya terdapat di bagian perut. Memiliki mata majemuk di bagian kepala dekat
antenna, bagian perut bersegmen dan hidup secara berkoloni. Tidak jauh bebeda dengan
jenis semut Selenopsis sp yaitu sama-sama memiliki tpe mulut menggigit menguyah.
Jenis semut ini termasuk ke dalam ordo hymenoptera yaitu memiliki ukuran tubuh yang
kecil, bermetamorfosis dengan sempurna, tubuh terbagi ke dalam 3 bagian dan memiliki
tipe mulut menggigit menguyah.
c. Daur hidup
Tidak jauh berbeda dengan daur hidup semut merah, yaitu bermetamorfosis
dengan sempurna, yaitu melwati 4 pase dengan fase pertama yaitu telur, fase ke dua
larva, fase ketiga pupa dan fase terakhir yaitu semut dewasa.
11. Gryllus sp
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Ortoptera
Famili : Gryllidae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus sp
b. Morfologi
Tubuh jangkrik ini mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang
disebut Eksoskeleton. Tubuhnya berwarna putih dan seperti transparan. Memiliki
sepasang antenna yang panjang pada bagian kepalanya. Memiliki 3 pasang kaki. Bagian
perutnya bersegmen-segmen. Memiliki sepasang mata majemuk dan mata tunggal.
Jangkrik ini tidak memiliki sayap.
Antena digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk
digunakan sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna,
sedangkan mata tunggal digunakan untuk membedakan intensitas cahaya.
Termasuk ke dalam ordo Ortoptera karena memiliki mulut pengigit.
c. Habitat
Pada umumnya jangkrik ditemukan di daerah yang kering, tanahnya gembur atau
berpasir dan tersedia banyak tumbuh-tumbuhan semak belukar. Jangkrik putih ini
ditemukan di pasir pantai di bawah tanaman pandan pantai.
d. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi pada jangkrik jantan adalah Aedeagus, aedeagus tidak terlihat karena
berada di dalam tubuh, dan pada jangkrik betina adalah Ovipositor, ovipositor pada
jangkrik betina terlihat jelas seperti bentuk jarum yang ujungnya seperti tombak dan
berfungsi untuk meletakkan telur.
e. Peranan
Manfaat jangkrik bagi bagi tubuh manusia :
1. Menambah stamina.
2. Memiliki kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan tubuh.
3. Mencegah penyempitan pembuluh darah.
4. Meningkatkan vitalitas pria maupun wanita.
5. Baik pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Dapat mencegah penuaan.
G. Kesimpulan
Dengan adanya kuliah lapangan ini, mahasiswa jadi lebih mengetahui bagaiman habitat
dari Crustacea dan Insecta tanah. Dari hasil kuliah lapangan yang telah dilaksanakan dapat
diketahui bahwa habitat Crustacea sebagian besar hidup pada terumbu karang di daerah
pasang surut laut. Sedangkan habitat Insecta tanah terdapat pada tanah yang dekat dengan
pepohonan.
Crustacea dan Insecta tanah memiliki 3 bagian tubuh yaitu kepala (caput), dada (torax)
dan perut (abdomen). Pada Crustacea bagian kepala dan dadanya menyatu yang di sebut
dengan istilah Cephlaotorax sedangkan perutnya terpisah. Pada Insecta tanah ketiga bagian
tubuhnya terpisah yaitu kepala, dada, dan perut.
Karena 3 bagian tubuh itulah Crustacea dan Insecta tanah dimasukkan ke dalam Filum
Arthropoda. Selain itu, bagian tubuh dari spesies yang ditemukan memiliki eksoskeloton
yang keras.
Daftar Pustaka
https://cester20.wordpress.com/2012/01/01/lobster-panulirus-sp/. [diakses pada tanggal 18
Februari pukul 19.30 wib]
http://erlangga.co.id/materi-belajar/sd/8956-daur-hidup-hewan.html.[ diakses pada tanggal 18
Februari 2019 pukul 21.28 wib]
https://www.academia.edu/36621385/Morfologi_Siklus_Hidup_dan_Epidemiologi_Kepiting
[diakses pada tanggal 18 Februari pukul 20.00 wib]
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai