Direktorat Pembiayaan,
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Kementerian Pertanian
Jakarta, Agustus 2017
Pendahuluan
DIKLAT
1. Kepemimpinan
2. Kewirausahaan
3. Manajemen
PETANI/KELOMPOKTANI
(USAHA EKONOMI PRODUKTIF)
UU No. 19/2013
Tindak Lanjut terkait UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani:
➢ Unit Khusus Pertanian (saat ini sedang finalisasi penyusunan
Position Paper + RPP UKP)
➢ Pengembangan Asuransi Pertanian (AUTP dan AUTS)
2015 : Lanjutan uji coba AUTP dengan target luas cakupan 1 juta
ha (16 provinsi sentra produksi padi)
2016 dan 2017: Lanjutan dengan target luas cakupan 1 juta ha (23
provinsi sentra produksi padi)
➢ Pelaksanaan AUTS dengan target 120.000 ekor sapi th 2017
KEBIJAKAN KUR: Permenko Perubahan No. 9 Tahun 2016 (KUR Mikro
dan KUR Ritel)
FITUR : KUR MIKRO DAN RETAIL TAHUN 2017
No. Uraian KUR MIKRO DAN RETAIL
KUR Retail :
▪ Modal Kerja paling lama 4 tahun.
▪ investasi paling lama 5 tahun.
Sektor Usaha yang Dibiayai
❖ Sektor Usaha yang dibiayai KUR yaitu bidang usaha sektor
pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan
yang terkait
❖ Mengacu Laporan Bank Umum (LBU), 19 sektor ekonomi :
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor pertanian (kode
sektor ekonomi 1)
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor perikanan
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor industri
pengolahan;
Sistem Pembiayaan Pertanian Inklusif
Diluar KUR, Kementerian Pertanian sedang mengembangkan model
pembiayaan usaha pertanian untuk membantu petani menyediakan
modal kerja secara inklusif, mencakup pembiayaan usaha pertanian dari
hulu sampai hilir
Sistem pembiayaan pertanian inklusif mendorong penguatan lembaga
keuangan perdesaan (LKM-A berbadan hukum/koperasi) dengan
bebagai kegiatan bisnis (khususnya on-farm business)
Petani sebagai anggota kelompok tani yang berafiliasi pada LKM-A akan
menjadi peserta penerima modal kerja
LKM-A diproyeksikan memperoleh (tambahan) dana/modal usaha dari
berbagai sumber (investor, perbankan, individu) dan diikat oleh dokumen
kesepahaman kegiatan
Peran dan Fungsi FP2S
FP2S (Baca: Fasilitator Swadaya untuk Pembiayaan Pertanian)
adalah tenaga swadaya yang berperan mendampingi petani/
kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha pertanian untuk
akselerasi mengakses pelayanan perbankan/lembaga keuangan
FP2S berfungsi sebagai fasilitator/agent of financing yang bekerja
untuk memfasilitasi dan menjembatani kepentingan
petani/poktan/gapoktan hingga dapat mengakses KUR atau
sumber pembiayaan lainnya
Sasaran FP2S adalah terbantunya petani/poktan/gapoktan
mengakses fasilitas pinjaman/kredit dari perbankan dan
tersedianya database petani / poktan / gapoktan sebagai calon
nasabah/debitur yang layak untuk dapat dibiayai oleh
perbankan
Tugas FP2S
1. Melakukan pendampingan dan memberikan advokasi
pembiayaan usaha tani/KUR dan membantu membuat laporan
keuangan yang baik
2. Melaksanakan identifikasi dan pendataan usaha petani/
poktan/gapoktan untuk menjadi calon nasabah/debitur
perbankan
3. Mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan dari
perbankan/lembaga keuangan sektor pertanian.
4. Mengembangkan sistem informasi nasabah pertanian sebagai
data calon nasabah perbankan/lembaga keuangan lainnya.
Bahan Diskusi
1. Apa yang diharapkan peserta/FP2S dari kegiatan
pembekalan ini?
2. Bagaimana mengembangkan kemampuan sendiri untuk
mendampingi petani mengakses kredit perbankan/lembaga
keuangan lainnya?
3. Apa yang akan dilakukan kedepan terkait dengan peran,
fungsi, dan tugas FP2S dalam mengakselerasi KUR atau
mengakses kredit lainnya untuk membantu
petani/KT/gapoktan?
TERIMAKASIH