Anda di halaman 1dari 5

PATOLOGI PENYAKIT INFEKSI

HUBUNGAN PENYAKIT DHF TERHADAP GIZI

Dosen Pembimbing:
NIKEN PRATIWI S.GZ.M.Gizi

Disusun Oleh :
Pramuja Nisa Kirana
P07131221027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
Pengertian DHF...............................................................................................................................3

Patofisiologi DHF............................................................................................................................3

Hubungan Penyakit DHF terhadap Gizi..........................................................................................3


A. Pengertian DHF
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus, famili flaviviridae.
DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes sp, aedes aegypti, dan aedes albopictus
merupakan vektor utama penyakit DHF. Penyakit DHF dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan
perilaku masyarakat (Dinkes, 2015). DHF memiliki 4 jenis derajat klinik, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN 3, dan DEN-4.
B. Patofisiologi DHF
Manusia adalah inang utama dari virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus
dengue apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue
akan bereplikasi di dalam kelenjar liur nyamuk selama 8−12 hari. Namun, proses replikasi ini
tidak memengaruhi hidup nyamuk.
Kemudian, nyamuk ini akan mentransmisikan virus dengue jika menggigit manusia lain,
sehingga akan mengalami gejala setelah masa inkubasi rata-rata 4−7 hari (kisaran 3−14 hari).
Virus dengue masuk ke dalam peredaran darah dan menginvasi leukosit untuk bereplikasi.
Pasien akan berstatus infeksius selama 6−7 hari setelah digigit nyamuk. Leukosit akan merespon
viremia dengan mengeluarkan protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab
terhadap timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu, dan nyeri otot. Bila replikasi virus
bertambah banyak, maka virus dapat masuk ke dalam organ hati dan sumsum tulang.
Sel-sel stroma pada sumsum tulang yang terinfeksi akan rusak, sehingga produksi trombosit
menurun. Kondisi trombositopenia akan mengganggu proses pembekuan darah dan
meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai
tampak pada hari ke-3 atau ke-5 setelah gejala demam timbul.
C. Hubungan Penyakit DHF terhadap Gizi
Dari beberapa jurnal yang saya baca, terdapat adanya hubungan antara kondisi status gizi
dengan DHF. Status gizi erat kaitannya dengan status imunologi seseorang yang berkitan dengan
imunopatogenesis dari DBD. Dalam kaitannya dengan status gizi, dikatakan bahwa keadaan
kurang gizi menyebabkan penurunan fungsi imun, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada
orang dengan obesitas secara empiris seringkali ditemukan perjalanan penyakit yang lebih
mudah memburuk dibandingkan dengan orang yang memiliki gizi kurang maupun normal. Status
gizi tidak normal lebih mudah terjadi penularan dan terinfeksi virus dengue daripada orang
dengan status gizi normal. Hal ini dikarenakan berat ringannya suatu penyakit ditentukan
berdasarkan imunitas seseorang, fungsi dari sistem imun sendiri sangat erat kaitannya dengan
status gizi. Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh akibat infeksi virus menyebabkan infeksi
virus dengue lebih berat. Dalam patogenesis DBD sistem komplemen memegang peranan
penting, kadar komplemen yang rendah pada orang yang menderita gizi kurang menyebabkan
penderita jarang mengalami renjatan.
Status gizi juga berpengaruh terhadap sistem imunitas tubuh yang berfungsi membantu
perbaikan DNA pada manusia, mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan
organisme lain, serta menghasilkan antibodi untuk memerangi serangan bakteri dan virus asing
yang masuk ke dalam tubuh. Menurunnya fungsi sistem imun tubuh akan mengakibatkan
kerentanan terhadap penyakit.
Pada status gizi buruk atau kurang terjadi penurunan imunitas dengan berkurangnya jumlah
sel T-helper dan terganggunya fagositosis serta memori imunologik belum sempurna sehingga
pusat respon imun tubuh yaitu limfosit T tidak dapat memproduksi sitokin dan mediator sebagai
pertahanan tubuh.
Pada saat terkena DHF trombosit didalam darah akan menurun, maka sangat penting sekali
untuk mengkonsumsi makanan sumber vitamin agar dapat membantu tubuh untuk menghasilkan
dan mempertahankan trombosit dalam darah, penderita DHF juga harus memenuhi kebutuhan
cairan tubuh, baik itu melalui infus atau dengan mengkonsumsi air putih.
Orang yang terkena DHF perlu mengupayakan agar dapat makan, meski merasa mual, mulut
pahit, tidak nafsu makan, atau bahkan sampah muntah. Selain itu, penyakit yang diakibatkan dari
virus biasanya bersifat self-limitting disease atau dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan karena
sistem imun yang baik. Jadi jika terkena DHF pastikan asupan karbohidrat, lemak, dan protein
cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Cukupi Kebutuhan Nutrisi untuk Lawan DBD. (2019, April). Diambil kembali dari
rsud.bulelengkab.go.id: https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/cukupi-
kebutuhan-nutrisi-untuk-lawan-dbd-83
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PENURUNAN KADAR TROMBOSIT
PADA ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP
SANGLAH DENPASAR PERIODE MARET - DESEMBER 2015. (2019). JURNAL
MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.8,AGUSTUS, 2019.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELOMPOK UMUR DENGAN STATUS INFEKSI
VIRUS DENGUE. (2012). Aspirator Vol. 4 No. 1 Tahun 2012.
HUBUNGAN STATUS GIZI, UMUR, dan JENIS KELAMIN dengan DERAJAT INFEKSI
DENGUE pada ANAK. (2015). Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 2 Nomer 1
Tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai