Anda di halaman 1dari 79

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH KOTA KUPANG

“STUDI KASUS PEMBANGUNAN TAMAN BUNDARAN


TIROSA KECAMATAN KELAPA LIMA”

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana
Program Studi Ilmu Politik

Oleh

TAUFIQURRAHMAN
NIM : 1844411017

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2022
PENGESAHAN ISI FORMAT SKRIPSI

Nama : TAUFIQURRAHMAN
NIM : 1844411017
Program studi : Ilmu Politik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH KOTA KUPANG
”STUDI KASUS PEMBANGUNAN BUNDARAN TIROSA KECAMATAN
KELAPA LIMA”.

Isi dan format dalam skripsi ini telah di setujui oleh dosen pembimbing untuk dapat di pertanggung
jawabkan pada dewan penguji yang akan di lakukan seminar pada tanggal………

Kupang, 19 Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ahmat Atang, M.Si Husen P. Lanan,S.Ip.,M.H


NIDN : 0805026501 NIDN : 0807096801

Mengesahkan Menyetujui
Dekan Fakultas Ketua Program Studi
Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Ilmu Politik

Syarifudin Darajad, S.Sos.,M.Hum Amri Adha Arifin,S.Ip.,M.Si


NIDN : 0804047201 NIDN : 082408830

ii
LEMBRAN PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH KOTA KUPANG ” STUDI KASUS
PEMBANGUNAN BUNDARAN TIROSA KECAMATAN KELAPA LIMA”.

SKRIPSI
Di Susun Oleh

TAUFIQURRAHMAN
NIM : 1844411017

Skripsi ini telah di pertahankan di depan dewan penguji pada hari 19 juli 2022 dan di nyatakan Lulus
dengan predikat Pujian

Susunan Tim Penguji

Ketua Penguji Sekertaris Penguji

Dr. zainur wula., M.Si Dr. Ahmat Atang, M.Si


NIDN : 0820046401 NIDN : 0805026501

Angota

Husen P. Lanan,S.Ip.,M.H Idris. S.sos.,M.Si Amri Adha Arifin,S.Ip.,M.Si


NIDN : 0804047201 NIDN : 082408830 NIDN : 0802086906

Mengetahui Kupang, 19 Juli 2022


Prodi Ilmu Politik Mengsahkan
Dekan FISIPOL

Amri Adha Arifin,S.Ip.,M.Si Syarifudin Darajad, S.Sos.,M.Hum


NIDN : 082408830 NIDN : 0804047201
iii
MOTTO
Zikir, Fikir Dan Amal Soleh

iv
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua, Ayah Junaidin yang telah membekali amanah dan sejuta harapan demi

masa depan saya, dan Ibu Siti Ndao, yang telah mengorbankan segalanya untuk saya.

2. Adik tercinta, Azlan Azizul Aminula, Safani Rahmadnti, Syahrin Jamiati yang banyak

memberikan semangat dalam belajar.

3. Nenek tersayang, Jami’ah, selalu mendoakan yang terbaik selama studi saya.

4. Untuk abang saya Hasnu, yang banyak memberikan motifasi dalam belajar.

5. Untuk Saudari saya Yati dan keluarga yang banyak memberikan motifasi dan semangat

tentang artinya kehidiupan.

6. Untuk saudara/I, selalu membantu dan mendo’a kan saya dalam proses penyusunan skripsi

hingga sampai selesai.

7. Untuk sahabat terbaik, Muhammad Azman Adnan, Andi Asmandi Putra, Ajamhari, Abdul

Sumbing, Hilal Fahrizal Sani, Abdul Syukur, Saman Badarudin, Mahfud Satriawan, Dahlia

Muliani, Rahmiati, Siti Arfa, Ayu, Fitra, yang selalu menemani siang dan malam selama

studi.

8. Untuk teman-teman seperjuangan di lingkup Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik

(FISIPOL).

9. Kelurga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kupang.

10. Almamater, universitas Muhammadiyah kupang.

v
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : TAUFIQURRAHMAN

NIM : 1844411017

Fakultas : Fisipol

Program dtudi : Ilmu Politik

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH KOTA KUPANG “ STUDI KASUS


PEMBANGUNAN BUNDARAN TIROSA KECAMATAN KELAPA LIMA”.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa yang saya tulis merupakan hasil karya sendiri, dan
bukan merupakan hasil plagiat dari skripsi orang lain.

Apabila di kemudian hari pernyataan saya terbukti atau dapat di buktikan sebagai hasil plagiat,
maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Kupang, 19 Juli 2022


Yang memberikan pernyataan

TAUFIQURRAHMAN
NIM : 1844411017

vi
ABSTRAK

Taufiqurrahman: “KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH KOTA KUPANG


(Studi Kasus Pembangunan Taman Bundaran Tirosa Kecamatan Kelapa Lima)
”.(Dibawah bimbingan Dr Ahmad Atang M.Si selaku pembimbing 1 dan Husen
P.Lanan,S.Ip.,M.H selaku pembimbing II).
Pembangunan bundaran tirosa merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat kota
kupang yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban, serta peran yang sama dengan
masyarakat daerah lainnya dalam kehidupan dan penghidupannya. Salah satunya
ialah dalam mengunakan bundaran tirosa sebagai tempat rekreasi.Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana realisasi
pemerintah mengenai kebijakan ini terkait pembangunan bundaran tirosa.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kebijakan
pemerintah kota kupang dalam pembangunan bundaran tirosa kecamatan kelapa
lima ,kelurahan oesapa barat, dan juga untuk mencari tahu soal dampak
sosial,ekonomi dan politik.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif
dengan cara reduksi data, paparan atau sajian data dan penarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan pembangunan bundaran tirosa
merupakan suatu hal yang bersifat positif sebagai tempat rekreasi keindahan kota juga
merupakan tempat bagi pedagang kaki lima dalam melakukan jualan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

Kata kunci: Implementasi kebijakan politik pemerintah kota kupang.

ABSTRACT

vii
Taufiqurrahman: “KUPANG CITY GOVERNMENT POLICY POLICY
(Case Study of Tirosa Roundabout Park Development, Kelapa Lima District)
"(Under the guidance of Dr. Ahmad Atang M.Si as supervisor 1 and Husen P. Lanan,
S.Ip., M.H as supervisor II).
The construction of the tirosa roundabout is part of the needs of the people of the city of
Kupang who have the same position, rights, obligations, and roles as other regional
communities in their lives and livelihoods. One of them is in using the tirosa roundabout
as a place of recreation.
The purpose of this study was to determine the form of government policy in the city of
Kupang in the construction of the Tirosa roundabout, Kelapa Lima sub-district, West
Oesapa sub-district, and also to find out about the social, economic and political impacts.
While the method used in this study is a qualitative method with data collection
techniques using interviews, documentation. The data analysis technique used in this
study is a descriptive technique by means of data reduction, exposure or presentation of
data and drawing conclusions.
The results of this study indicate that the policy of building the Tirosa roundabout is a
positive thing as a place for recreation, the beauty of the city is also a place for street
vendors to sell to meet the needs of life.

Keywords: Implementation of the Kupang city government's political policies

KATA PENGANTAR

viii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayanya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan lancar. Maksud penyusunan

skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar sarjana Jurusan

ilmu politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Kupang.

Penulis menyadari sepenuhnya, terselesainya dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas

dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya bila pada

kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada yangt

erhormat:

1. Dr. Zainur Wula, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Kupang.

2. Syarifuddin Darajad S.Sos, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Kupang.

3. Amri Adha Arifin S.Ip, M.Si Selaku ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Kupang

4. Dr. Ahmad Atang M.Si selaku pembimbing 1 yang telah memberikan saran dan arahan

kepada peneliti sehingga tersusnya skripsi ini.

5. Husen P.Lanan,S.Ip.,M.H selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan

pemahaman kepada peneliti sehingga tersusunnya skripsi ini.

6. Zakarias Seba Raya, S.Ip selaku camat kelapa lima kota kupang, staf pengurus harian camat

kelapa lima dan Bapak Andi Asmandi Putraselaku toko masyarakat yang telah memberikan

ix
izin penelitian dan telah bersedia memberikan informasi kepada peneliti selama dalam

proses penelitian.

Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT

mudah-mudahan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat

menambah wawasan bagi pembaca jika dalam penulisan ini ada kata yang salah mohon di

maafkan.

Kupang, 19 Juli 2022

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i
x
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................iii
HALAMAN MOTTO...................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................................v
SURAT PERNYATAAN.............................................................................................................vi
ABSTRAK....................................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................xi
BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................12
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................12
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................12
1. Manfaat Teoritis............................................................................................................12
2. Manfaat Praktis.............................................................................................................12
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................13
1. Penelitian Terdahulu..........................................................................................................13
2. Konsep Teori......................................................................................................................15
a. Teori politik ...................................................................................................................15
b. Teori kebijakan...............................................................................................................20
c. Teori pembangunan........................................................................................................24
d. Teori pemerintah............................................................................................................24
BAB III : METODE PENELITIAN.........................................................................................28
1. Lokasi Penelitian.............................................................................................................28
2. Jenis dan Pendekatan Peneli............................................................................................28
3. Informan Penelitian.........................................................................................................29
4. Jenis dan Sumber Data....................................................................................................29
5. Teknik PengumpulanData...............................................................................................30
6. Teknik Analisis Data.......................................................................................................31
xi
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................................................32
1. Sejaraha kota kupang...................................................................................................32
2. Gambaran Umum Kecamatan Kelapa Lima…...........................................................44
3. Sejara Taman Bundaran Tirosa Kota Kupang...........................................................49
a. Data Fisik Lokasi Taman Bundaran Tirosa............................................................51
b. Lokasi Kawasan Taman Bundaran Tirosa.............................................................51
c. Ruas Jalan Taman Bundaran Tirosa Kota Kupang................................................52
d. Luas Pembangunan Taman Bundaran Tirosa........................................................54
e. Kondisi Fisik Taman Bundaran Tirosa .................................................................54
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan...................................................................................55
1. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Terhadap Pembangunan Bundaran
Tirosa……………………………………..…………………………………………48
2. Kebijakan Pemerintah kota kupang Dalam Pengalokasian Anggaran Program
pembangunan taman bundaran tirosa kota kupang…………………………………50
3. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Dalam Pelaksanaan Pembangunan Taman
Bundaran Tirosa……………………………………………………………..……..53
4. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Dalam Pengawasan Pembangunan Taman
Bundaran Tirosa…………………………………………………………………….54
5. Analis Dampak……………………………………………………………………...58
BAB V : PENUTUP …………………………………………………………………………...67
A. Kesimpulan.....................................................................................................................67
B. Saran..............................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................................69

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Luas wilayahmenurut kecamatan kota kupang............................................................38
Tabel 2. Jumlah penduduk menurut kecamatan kota kupang....................................................39
Tabel 3. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin...................................40
Tabel 4. Keadaan penduduk menurut agama kota kupang.........................................................41
Tabel 5. Jumlah angkatan kerja bekerja dan pengangguran menurut jenis kelamin..................42
Tabel 6. Jumla APM dam APK menurut jenjang pendidikan kota kupang ..............................42
Tabel 7. Garis kemiskinan dan penduduk miskin kota kupang..................................................43
Tabel 8. Luas wilayah wilayah menurut kelurahan kecamatan kelapa lima..............................45
Tabel 9. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut kelurahan
kecamatan kelapa lima................................................................................................47
Tabel 10. Jumlah penduduk menurut kelompok umur produktif kecamatan kelapa lima..... .....48

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tiga Sosok Patung Bundaran Tirosa.....................................................................4


Gambar 2. Peta lokasi kawasan Bundaran Tirosa kota kupang.............................................52
Gambar 3. Mapping kondisi fisik jalan Bundaran Tirosa......................................................54
Gambar 4. Mapping Kondisi Terkini Bundaran Tirosa ........................................................56

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan politik sebagai suatu bagian dari pembangunan secara

menyeluruh mempunyai beberapa karakteristik. Salahsatu karakteristik dari

pembangunan politik adalah tumbuhnya peningkatan partisipasi warga negara

dalam beraneka ragam bentuknya, mulai dari yang resmi atau mengikuti jalur yang

ditetapkan oleh pemerintah (konvensional) sampai bentuk yang tidak

resmi(inkonvensional).Sebagai negara yang sedang giat melancarkan

pembangunan, maka kita lihatmasa sekarang ini pemerintah Indonesia berusaha

mengadakan dan melaksanakan pembangunan disegala bidang kehidupan

berbangsa dan bernegara guna mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju.

Pembangunan sebagai bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah makin

meningkat dalam pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baruyang akan membawa

dampak pada peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang hadir

sebagai upaya untuk memahami perubahan sosial politik yang terjadi di negara-

negara berkembang. konteks dalam pembangunan politik ini lebi banyak mengarah

kepada negara-negara yang sedang berkembang, dengan asumsi bahwa negara yang

sedang berkembang masi mengalami instabilitas politik yang mempengaruhi

kapasitas sistem politik karena rasionalisasi, integrasi dan demokratisasi yang

belum berjalan dengan baik.Pembangunan politik indentik dengan modernisasi

karena akan bebicara menegenai perubahan secara menyeluruh yang membawa

1
konsekuensi terhadap aspek-asoek seperti pertumbuhan ekonomi, urbanisasi,

pendidikan, dan lain sebagainya. Menurut (Siagian 1994)bahwa suatu usaha atau

rankaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan di lakukan secara

sadar oleh suatu bangsa,negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa “nation building”.Dalam Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor

11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang Tahun 2011 –

2031 Pasal 1 No 56 tentang Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan

ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau

regiona.

Pembangunan (developmen)adalah proses perubahan yang mencakup

seluruh sistem sosial, seperti politik,ekonomi,budaya, pendidikan, teknologi dll.

Pembangunan sebagai informasi ekonomi, sosial, dan budaya. Pembangunan

adalah proses perubahan yang di rencanakan untuk di perbaiki berbagai aspek

kehidupan masyarakat. (wordpress 2012). Berdasarkan penjelsan di atas dapat

diasumsikan bahwa proses pembangunan terjadi di segala aspek masyarakat, baik

bidang ekonomi, sosial, budaya, politik yang berlansung pada level masyarakat

kecil maupun masyarakat besar. Hal ini penting dari pembangunan tersebut adalah

adanya kemajuan atau perbaikan dan pertumbuhan di dalam kehidupan masyarakat

yang merupakan suatu perubahan sosial. Sebuah perubahan ssosial dapat dipastikan

terjadi dalam masyarakat karena tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang,

setiap masyarakat pasti berubah hanya saja ada yang cepat dan ada yang lambat.

2
Dari segi bentuk perubaha sosial, perubahan itu di sebabkan oleh berbagai

macam faktor, di antaranya adalah perubahan yang di sebabkan oleh faktor internal

dan perubahan yang di sebabkan oleh faktor eksternal. Perubahan internal adalah

perubahan yang berasal dari masyarakat, misalnya perubahan aspek demografi

(pertumbuhan dan berkurangnya penduduk). Sedangkan perubahan eksternal

merupakan perubahan yang berasal dari luar masyarakat yaitu dapat berupa

pengaruh kebudayaan masyarakat lain yang meliputi proses-proses difusi

(penyebara unsur kebudayaan), akulturasi (kontak kebudayaan) dan asimilasi

(perkawinan budaya) (wordpess 2012).

Pembangunan Monumen Tirosa Bersatu digagas oleh bupati Kupang

periode ’90an Paul Lawa Rihi an dilaksanakan oleh Chris Ngefak dan Jibrael

Lasena. Pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1995.Waktu itu direncanakan

untuk selesai pada Desember, agar bisa diresmikan bersamaan dengan HUT

NTT.Tirosa Bersatu merupakan semboyan dari kabupaten Kupang.Tirosa bersatu

memiliki dua makna.Peratama, Tirosa Bersatu merupakan singkatan dari Timor,

Rote, Sabu. Pada waktu itu wilayah kabupaten Kupang memang terrentang di

ketiga pulau tersebut.Lebih dari itu, bupati Paul Lawa Rihi memberi makna baru

bagi kata/semboyan Tirosa Bersatu. Bukan sekedar Timor, Rote, Sabu bersatu,

tetapi juga merupakan akrostik dari Tekun Ibadah Rukun Objektif Setia Adil Bersih

Elok Rapih Sehat Aman Tertib Utuh. Pada November 1995, Drs. Djidon de Haan

selaku Assisten 2 Setwida Kupang dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum,

mengatakan bahwa Tirosa Bersatu digagas oleh Bupati Lawa Rihi untuk

menghapuskan primordialisme di antara masyarakat Timor, Rote dan Sabu menuju

3
suatu pandangan positif. Pandangan positif yang dimaksud adalah suatu pandangan

yang mengandung unsur-unsur nasionalisme lokal.

Gambaran Tiga Sosok Patung Bundaran Tirosa

Tiga sosok di puncak monumen merupakan tiga sosok dari kawasan Timor, Rote

dan Sabu yang dipilih karena dianggap memiliki catatan prestasi tersendiri.

Gambar.1
Tiga Sosok Patung Bundaran Tirosa

Sumber penelitian 2022

1. Sosok yang di sebelah kiri (jika dipandang dari depan) adalah Prof. Dr. Herman

Johannes yang mewakili Rote. Beliau digambarkan sedang memegang obor. Beliau

adalah seorang pahlawan nasional kelahiran pulau Rote yang merupakan seorang

jenius di bidang sains dan teknik. Pernah diminta oleh Soeharto untuk

mempraktekkan ilmunya dalam membom jembatan kereta api sungai Progo di

tahun 1948 saat bererang melawan Belanda. Dia juga ikut dalam beberapa

pertempuran, diantaranya Serangan Oemoem 1 Maret 1949.

2. Sosok sebelah kanan adalah mantan gubernur El Tari, mewakili Sabu.

Digambarakan dengan pose khas-nya, sedang memegang anakan tanaman. El Tari

memiliki mototanam, sekali lagi tanam.

4
3. Sosok yang ditengah adalah Hendrik Arnold Koroh, raja Amarasi yang

memerintah pada tahun 1925-1951. Sosok yang mewakili Timor ini digambarkan

sedang memegang cangkul. H.A Koroh behasil membawa Amarasi berjaya di

bidang pertanian.

Kota Kupang adalah ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timurdengan luas

dan jumlah penduduk lebih dari 441.565 Jiwa atau 100.352 Kepala Keluarga (KK),.

Sebagai ibu kota provinsi pastinya Kota Kupang merupakan kawasan strategis

dalam kontes tasi kepentingan ekonomi politik nasional,regional dan global. Dalam

konteks regional maupun nasional. Hal ini tidak terlepas dalam kebijakan politik

pemerintah yang membuat Kota Kupang menjadi salah satu Pusat Kegiatan

Nasional dikawasan Timur Indonesia (Setiadi,2018:2). Kota Kupang bukan hanya

kawasan strategis provinsi, tetapi juga salah satu kawasan dengan pertumbuhandan

perkembangan tercepat yang ditandai dengan pertumbuhan penduduk yangpesat

transformasi sosial ekonomi masyarakat yang disusul oleh masifnya dinamika

pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan transformasi

sosial ekonomi masyarakat yang pesat dan juga dinamika pembangunan

infrastruktur kota yang masif memengaruhi relasi kekuasaan dan kepentingan

ekonomi-politik antara banyak aktor dan sektor di atas tanah (ruang) Kota Kupang,

yang pastinya tidak serta-merta berjalan dalam keseimbangan serta saling

menguntungkan.

5
Bundaran dianggap sebagai salah satu kasus istimewa dari konflik

simpangdi mana di bagian tengah simpang terdapat pulai yang berfungsi sebagai

pengatur dan pemberi arah kepada system lalu lintas yang berputar satu arah di

dalamnya (Hobbs, 1979). Dengan cara ini, pergerakan persilangan pada simpang

akan hilang dan akan digantikan dengan gerakan menyalip dan berpindah jalur

(Weaving). Menurut Oglesby dan Hicks (1988), Weaving didefinisikan sebagai

pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang berjalan mengikuti arah yang sama

sepanjang jalur lalu lintas dijalan raya tanpa bantuan rambu lalu lintas. Selain itu,

bundaran juga berfungsi sebagai ruas rangkap berbentuk lengkungan yang

digunakan kendaraan menyalip dan ruas ini ditempatkan bersambungan dengan

lengan simpang. Di sisi lain juga dalam pembangunan Bundaran merupakan hal

yang paling urjen sebagai bentuk penataan kota dalam pelayan publik . Dalam

Pembangunan taman bundaran tirosa beberapa dampak yang menimbulkan

terjadinya suatu kemajuan dan juga kemunduran baik dari dampak sosial budaya,

ekonomi, sosial politik, dan juga pendidikan dalam pengembangan kota kupang

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masala dalam peneliti ini

“Bagaimana kebijakan politik pemerintah kota kupang dalam pembangunan taman

bundaran tirosa’’?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Menjelaskan kebijakan politik pemerintah kota kupang dalam

Pembangunan Taman Bundaran Tirosa

2. Untuk Menjelaskan dampak pembangunanTaman Bundaran Tirosa kota kupang

6
D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis, studi ini dapat memberi kontribusi penting dalam menambahserta

memperkaya literatur ilmiah mengenai kajian kebijakan politik pemerintah kota

kupang.

2. Secara Praktis, studi ini dapat menjadi rujukan bagi para praktisi dan aktivis

lingkungan hidup dalam mengadvokasi problem tentang kebijakan politik

pemerintah Kota Kupang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

1. Penelitian Terdahulu

Tabel.
Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Isi peneliti

SyahrulI Penelitian ini membahas tentang analisis kebijakan


brahim.2000
Topik : penguasaan tanah skala besar untuk pembangunan
kebijakan
penguasaan perumahan danpemukiman di Kabupaten Bekasi.
tanah skala besar
untuk Penelitian pada 2000 ini memiliki tujuan untuk
pembangunan
perumahan mengetahui implementasi kebijakan tingkat operasional
danpemukiman
di Kabupaten memberikan tujuan bagi parapelaku dan apakah
Bekasi.
adanya kebijakan penggunaan tanah skala besar untuk

daerah pemukiman sesuai dengat amanat yang ditetapkan.

Kebijakan penggunaaan tanah skala besar untuk

7
membangun pemukiman dan adanya pusat industri

merupakan motor penggerak perdagangan dan jasa di

Kabupaten Bekasi dan memunculkan kota-kota

baruseperti: Cikarang, Tambun, dan Cibitung. Kendati

demiikian,terdapat dampak negatif atas penyerahan tanah

skala besar kepada pihak pengembang diantaranya

terdapat ketidak adilan atas penguasaan tanah,hilangnya

produktivitas lahan, implementasi kebijakan yang tidak

transparan menjadikan kerugian sosial danekonomi bagi

para penduduk yang bertempat tinggal di wilayah

pemukiman baruskalabesar tersebut.

Marwan (2014) Menggamabarkan tentang bagaiamana peran pemerintah


Topik : Studi
Ekonomi Wakatobi dalam pengelolaan pariwisata,
Politik :
pengelolaan memperkenalkan kekayaan alam di wakatobi, selain itu
pariwisata di
Kabupaten juga menggambarkan tentang bagaimana upaya-
Wakatobi
upaya.peningkatan sumber daya manusia serta melakukan

perlindungan ekosistem melalui taman nasional wakatobi.

Jejen Zaenal Penelitian ini menggambarkan tentang bagaimana


Hilmi
(2017)Topik : pengelolaan wisata Green Santirah tersebut yang
Studi Ekonomi
Politik merupakan termasuk wisata baru yang berada di
Pengelolaan
Objek wisata Kabupaten Pangandaran, serta menggambarkan tentang
Green Santirah
di desa Selasari perhatian pemerintah Kabupaten Pangandaran terhadap
Kecamatan
Parigi Kabupaten adanya wisata Green Santirah tersebut.
Pangandaran
8
Herni Marina Hasil penelitian ini menggambarkan Kawasan Lagoi
(2014), Topik :
Ekonomi Politik dikelola oleh PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC). Sejak
Pariwisata
Kawasan Wisata awal dibuka hingga sekarang, Kawasan Lagoi telah
Lagoi Kabupaten
Bintan menggunakan dolar (dolar Singapura dan dolar Amerika

serikat) sebagai alat bertransaksi. Sumber (PAD)

Kabupaten Bintan sangat tergantung dari sektor kawasan

wisata Lagoi. Oleh sebab itulah Kawasan wisata Lagoi

menjadi ekonomi politik di Kabupaten Bintan yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sangat berpengaruh

terhadap pembangunan sosial dan politik Kabupaten

Bintan.

2. Konsep Teori
a. Teori politik

Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari penomena yang bersifat

politik. Dengan kata lain teori politik adlah bahasan atas, a) tujuan dari kegiatan

politik, b) cara-cara mencapai itu, c) kemungkinan dan kebutuhan yang

ditimbulkan situasi politik yang tertentu dan d) kewajiban-kewajiban yang

diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori

politik mencakup antara lain, masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan,

kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara,

perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi dan lain sebagainya.

(Budiharjo, 1992:30)Menurut Thomas P.Jenkin dalam the study of political theory


9
dibedakan dua macam teori politik. Sekalipun perbedaan antara kedua kelompok

teori tidak bersifat mutlak. (dalam Budiharjo,1992:30)

 Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan menentukan norma-norma politik.

Karena adanya unsur norma-norma dan nilai, maka teori-teori ini boleh

dinamakan valuitonal (mengandung nilai). Yang termasuk golongan ini antara

lain filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi dan sebagainya.

 Teori-teori yang menggambarkan dan membahas penomena dan fakta-fakta


politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini

dapat dinamakan nonvalutional, biasnya bersifat deskriptif dan komparatif dan

berusaha untuk membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa

sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.

Teori-teori dari kelompok diatas dapat dibagi lagi kedalam tiga golongan :

a. Filsafat Politik

Filafat politik mencari penjelasan yang berdasrkan ratio. Ia melihat jelas

adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta dengan sifat dan

hakikat dalam kehidupan politik didunia. Pokok fikiran dari filsafat politik

ialah bahwa persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta seperti

metaphysika dan epistimologi harus dipisahkan dulu sebelum persolan politik

sehari-hari yang kita alami ditanggulangi.

10
b. Teori Politik Sistematis

Teori-teori ini tidak memajukan pandangan-pandangan sendiri mengenai

metaphysika dan epistimologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan yang

sudah lazim diterima pada masa itu. jadi, Ia tidak menjelaskan asal-usul atau

cara lahirnya norma-norma, tetapi hanya mencoba untuk merealisasikan norma-

norma itu dalam program politik.

c. Ideologi Politik

Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,

kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang,

atas dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problematika

politik yang dihadapinya dan yang menetukan pola tingkah laku politiknya.

Pembangunan politik dalam arti derivatif dimaksudkan bahwa pembangunan

politik merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses perubahan yang

menyeluruh, yakni modernisasi yang membawa konsekuensi pada pertumbuhan

ekonomi, urbanisasi, peningkatan pendidikan, media massa, perubahan status

sosial dan aspek-aspek lainnya. Karena itu pembangunan politik berkaitan erat

dengan bidang-bidang pembangunan lain seperti ekonomi, sosial, budaya dan

keamanan. Misalnya, keberhasilan pembangunan ekonomi akan mendorong

terjadinya peningkatan proses pembangunan politik, demikian pula sebaliknya.

Kegagalan pembangunan dalam bidang politik juga akan menghambat proses

pembangunan ekonomi. Begitu pula terjadinya stagnasi pembangunan sosial

akan menimbulkan keterbelakangan ekonomi dan politik, sebab dalam kondisi

11
yang demikian masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan

pembangunan ekonomi ataupun pembangunan politik. Karena itu, pada

dasarnya diperlukan keseimbangan tertentu pada semua bidang pembangunan

baik politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. Tingkat

keseimbangan itu ditentukan oleh kondisi-kondisi yang ada dalam masing-

masing bidang, dan juga oleh kondisi yang ada di luar setiap bidang. Tidak

tercapainya titik kesimbangan itu dengan sendirinya menimbulkan tekanan-

tekanan terhadap bidang-bidang tertentu, yang pada akhirnya juga berdampak

terhadap sistem secara keseluruhan (Nazaruddin Syamsuddin, 1996).

Pembangunan politik dalam arti teleologis dimaksudkan sebagai proses

perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan dari sistem politik. Tujuan-

tujuan itu misalnya mengenai stabilitas politik, integrasi politik, demokrasi,

partisipasi, mobilisasi dan sebagainya. Juga tujuan pembangunan suatu bangsa

meliputi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas

dan otonomi nasional. (Huntington dalam Ramlan Surbakti, 1992).Dari lima

tujuan pembangunan yang disebutkan Hungtinton di atas, di Indonesia

dijabarkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas), yaitu

mewujudkan kehidupan demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak-hak

asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat dan

bangsa yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju, dan sejahtera.

Tujuan-tujuan pembangunan nasional, pada dasarnya dalam rangka

mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD

1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

12
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sedangkan pembangunan politik dalam makna fungsional diartikan

sebagai suatu gerakan perubahan menuju kepada suatu sistem politik ideal yang

ingin dikembangkan oleh suatu negara misalnya Indonesia ingin

mengembangkan sistem politik demokrasi konstutisional. Dalam rangka ini

maka MPR dalam era reformasi melakukan amandemen UUD 1945, yang

cenderung lebih memperkuat kedaulatan rakyat atau lebih demokratis. Hal ini

dapat dilihat pada pasal 6A, bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam

satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Selain itu pemerintah era reformasi

melakukan pada penataan struktur politik maupun infra struktur politik baik

supra struktur politik maupun infra struktur politik. Misalnya pada supra

struktur politik, dihapusnya DPA, sebagai lembaga tinggi negara dan

dibentuknya Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial di samping Mahkamah

Agung dalam tataran kekuasaan yudikatif. Sedangkan pada tataran kekuasaan

legislatif dibentuk pula Dewan Perwakilan Daerah (DPD), di samping Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) yang bersama-sama menjadi anggota MPR.

Demikian pula halnya pada infra struktur politik, dikembangkan sistem multi

partai yang bebas sehingga pada Pemilu tahun 2004, tampil 24 partai politik

peserta pemilu, yaitu: Golkar, PDIP, PKB, PPP, Partai Demokrat, PKS, PAN,

PBB, PBR, PDS, PKPB, PKPI, PNBK, Partai PP, PNI Marhaenisme, PPNUI,

Partai Pelopor, Partai PDI, Partai Merdeka, PSI, PPIB, PPD, dan PBSD. Semua
13
supra dan infra struktur politik tersebut di atas, berperan dalam pembangunan

politik di Indonesia

b. Teori kebijakan

Kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi

garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb);

pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen

dalam usaha mencapai sasaran. Menurut Carl J Federick sebagaimana

dikutip Leo Agustino(2008:7) mendefinisikan kebijakan sebagai

serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap

pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan

tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan

perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting

dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan

apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam

beberapa kegiatan pada suatu masalah.

Solichin Abdul Wahab mengemukakan bahwa istilah kebijakan sendiri

14
masih terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli.

Maka untuk memahami istilah kebijakan, Solichin Abdul Wahab (2008: 40-

50) memberikan beberapa pedoman sebagai berikut :

(a) Kebijakan harus dibedakan dari keputusan

(b) Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari

administrasi

(c) Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan

(d) Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan

(e) Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai

(f) Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit

maupun implisit

(g) Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu

(h) Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar organisasi

dan yang bersifat intra organisasi

(i) Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran kunci lembaga-

lembaga pemerintah

(j) Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif.

15
Menurut Budi Winarno (2007 : 15), istilah kebijakan (policy term)

mungkin digunakan secara luas seperti pada “kebijakan luar negeri

Indonesia” , “kebijakan ekonomi Jepang”, dan atau mungkin juga dipakai

untuk menjadi sesuatu yang lebih khusus, seperti misalnya jika kita

mengatakan kebijakan pemerintah tentang debirokartisasi dan deregulasi.

Menurut James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17)

mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “a purposive course of action

followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of

concern” (Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang

diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna

memecahkan suatu masalah tertentu). Konsep kebijakan yang ditawarkan

oleh Anderson ini menurut Budi Winarno (2007: 18) dianggap lebih tepat

karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan

bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu konsep ini juga

membedakan secara tegas antara kebijakan (policy) dengan keputusan

(decision) yang mengandung arti pemilihan diantara berbagai alternatif yang

ada.

Pun juga menurut Dye (1978) Mendefinisikan kebijakan sebagai

“Whatever governments choose to do or not to do.”, yaitu segala sesuatu

atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak

dilakukan. sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara

bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya); pernyataan


16
cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk

manajemen. Kebijakan umumnya dianggap sebagai pedoman untuk

bertindak atau saluran untuk berpikir. Secara lebih khusus kebijakan adalah

pedoman untuk melaksanakan suatu tindakan. Kebijakan mengarahkan

tindakan untuk mencapai sasaran atau tujuan. Kebijakan menjelaskan

bagaimana cara pencapaian tujuan dengan menentukan petunjuk yang harus

diikuti. Kebijakan ini dirancang untuk menjamin konsistensi tujuan dan

untuk menghindari keputusan yang berwawasan sempit dan berdasarkan

kelayakan sebagai sebuah rangkaian rencana atau keputusan untuk

kemudian dijadikan acuan tindakan yang dimanifestasikan dalam bentuk

program-program terkait persoalan tertentu dalam rangka mencapai tujuan

yang diinginkan. Jadi kebijakan sangat penting perannya sebagai pemandu

dalam menentukan arah tindakan yang harus dipatuhi dan dilakukan secara

konsisten dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.

c. Teori Pembangunan

Adapunpembangunan menurut para ahli yaitu,pembanugunan

menurut (Rogers Rochajat,2011.3) adalah perubahan yang berguna menuju

sistem sosial dan ekonomi yang di putuskan sebagai kehendak suatu bangsa.

Selanjutnya menurut W.W Roatow (Abdul,2004.89) pembangunan

merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari

masyarakan terbelakang ke masyarakat negara yang maju. Juga menurut

(Deddy T. Tikson.2005)bahwa pembangunan dapat pula diartikan sebagai

17
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan.

Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan ke dalam dua

paradigma, yaitu Modernisasi dan Ketergantungan (Lewellen 1995; Larrain

1994; Kiely 1995). Di dalam paradigma Modernisasi termasuk teori-teori

makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, dan mikro

tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan tersebut.

d. Teori pemerintah

Menurut R. Mac Iver (kencana syafiie, 2003.135) Pemerintah adalah

sebagai suatu organisasi dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan

bagaimana manusia-manusia bias di perintah. Bahkan ia juga melihat

pemerintah sebagai suatu perusahaan besar dari segala perusahaan manusia

yang ada. Kemudian menurut (Ndraha 2005.57) pemerintah adalah segenap

alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi

sebagai alat untuk mencapai tujuan negara. Secara definitif, pemerintah itu

mempunyai arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas pemerintah itu meliputi

seluruh organ kekuasaan di dalam negara yaitu legislatif, eksekutif dan

yudikatif. Bahkan dalam arti luas ini Pemerintah diartikan sebagai

pelaksanaan tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga yang diserahi

wewenang untuk mencapai tujuan negara. Dalam arti yang luas pemerintah

itu sering disebut Regering. Tetapi dalam arti yang sempit pemerintah (yang

disebut Bestuur) hanya menyangkut organisasi fungsi-fungsi yang

menjalankan tugas pemerintahan (eksekutif) yang bisa dilakukan oleh

18
kabinet dan aparat-aparatnya dari tingkat pusat ke daerah. Pemerintah tidak

lain adalah organisasi yang mengatur dan menyelenggarakan urusan negara.

Tanpa pemerintah, sulit dibayangkan suatu negara dapat berjalan dengan

baik. Fungsi pemerintah antara lain: menegakkan hukum, mengadakan

Peraturan Daerah dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan masyarakat

yang bertentangan agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan

efektif, pemerintah dapat menggunakan atribut hukum dari negara, yakni

kedaulatan. Karenanya, pemerintah terkadang memegang monopoli untuk

menjalankan paksaan fisik secara legal sehingga dalam keadaan seperti ini

timbul anggapan bahwa pemerintah identik dengan negara.

Negara dapat pula diartikan sebagai suatu organisasi manusia atau

kumpulan manusia-manusia, yang berada di bawah suatu pemerintahan yang

sama. Pemerintahan ini sebagai alat untuk bertindak demi kepentingan

rakyat untuk mencapai tujuan organisasi negara, antara lain kesejahteraan,

pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan dan lain-lain. Untuk

dapat bertindak dengan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan tersebut,

pemerintah mempunyai wewenang, wewenang dibagikan lagi kepada alat-

alat kekuasaan negara, agar tiap sektor tujuan negara dapat dikerjakan secara

bersamaan. Berkenaan dengan pembagaian wewenang ini, maka terdapatlah

suatu pembagian tugas negara kepada alat-alat kekuasaan negara. Dalam

penyelenggaran pemerintah daerah di Indonesia didasarkan pada ketentuan

Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa: Negara

Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah


19
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,

kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah.

Berdasarkan landasa teori di atas bahwasannya kebijakan politik

pembangunan adalah suatu konsep yang menjelaskan bagaiman cara-cara

politik atau strategi yang dapat di lakukan oleh negara maupun daerah,

institus, pemerintah maupun partai politik. Dengan demikian dapat di

jelaskan bahwa kebijakan pembangunan politik bukan saja mengenai cara

atau startegi yang hendak di capai dalam pembangunan tetapi juga

pemikiran atau idiologi yang termasuk dalam pembangunan dari strategi dan

cara yang di jalankan untuk pencapai suatu cita-cita dan tujuan bersama

dalam kemajuan suatu daerah baik di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota.Stigma tentang kebijakan pembangunan tidak hanya fokus

pada ekonomi namun pada politik itu sendiri, karena kebijakan

pembangunan juga di maknai sebagai sebuah proses dalam demokrasi yang

menekankan peran lembaga pemerintah dan partai politik. Dapat di lihat

betul bahwa pemerintah sebagai subyek utama pembangunan memiliki

kewenangan besar dalam melihat pembangunan secara luas. dari

kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.

20
BAB III
METODE PENELITIA
1. Lokasi Penelitian

Kota Kupang Kecamatan Kelapa Lima Provinsi Nusa Tenggara Timur

2. Jenis dan Pendekatan Peneliti

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak

dapat ditemukan prosedurstatistik. Dalam hal ini, penelitian kualitatif bersikap

cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif serta deskriptif.

Padapenelitian kualitatif juga terdapat proses dan makna yang berdasar pada

perspektif subjek. Penelitian kualitatif sebuah metodologi penelitian dengan

menggunakan ketajaman serta kedalaman peneliti atau suatu fenomena subjek

penelitian, subjek penelitian tersebut memiliki makna yang harus dipahami

secaramendalam. Untuk itu, peneliti dapat memahami dan mendalami makna dari

beragam pemahaman yang berbeda-beda. Karena itu, dalam penelitian yang

penulis teliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk melihat data-

data yang berasal secara deskriptif dapat menggunakan kata-kata, gambar

dansebagainyaNazir (2014) Pendekatan penelitian merupakan sebuah metode

penelitian ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang

diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.Hamid Darmadi (2014, hlm

153)Menurut Hamid Darmadi, pendekatan penelitian merupakan metode atau cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. 

21
3. Informan Penelitian.

1. Walikota Kupang (Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, S.E., M.M.)

2. Dinas Pekerja Umum (PU) (Maxi N.Dethan.,St.M.Si)

3. Toko Masyarakat

4. Pengunjung

5. Pedagang Kaki Lima (PKL)

4. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ilmiah terdapat data-data yang kemudian terbagi ke

dalam dua bagian:

1. Data Primer

Adalah jenis data yang di peroleh lansunng dari subjek penellitian sebagai

bahan informasiyan dicarimelalui obserfasi dan wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder diartikan sebagai data atau keterangan yang didapatkan

ataudiperolehlangsungdaripihakkedua.Datatersebutdapatberupacatatandalam

bentuk buku, atau jurnal, atau dapat berupa laporan, bulletin, atau koran.

22
5. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi langsung antara

peneliti dengan para informen, komunikasi dapat berlangsung dalam bentuk

tanya-jawab yang dilakukan ketika sedang bertatap muka. Sehingga dalam

melakukan proses wawancara dapat diketahui tata cara gerak serta mimik

informen.Untuk itu, dalam melakukan wawancara dapat diketahui

bagaimana pemahaman, ide serta pengalaman pribadi, motif dari responden

serta pengalaman dan emosi yang dimiliki.Wawancara yang dilakukan

peneliti dalam mengkaji penelitian ini adalah dengan mewawancarai

berbagai pihak yang berhubungan atau menggunakan purposive sampling

untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

2. Dokumentasi

Data dokumen merupakan catatan tertulis tentang berbagai atau

peristiwa yang terjadi pada masalalu. Data dokumentasi dapat berupa

kumpulan jujurnal ,kajian pustaka, dan lainnya. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan berbagai kajian pustaka serta jurnal dan berita-berita baik

yang berasal dari televisi, koranmaupun lainnya.

3. Observasi

Pengamatan (observasi) pengumpulan data dimana penelitian

mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.

dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung

terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.

23
6. Tekhnik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data yang terbaik sejak awal

penelitian,peneliti tidak boleh menunggu sampai semua data terkumpul lalu

menganalisisnya. Peneliti sejak awal membaca bagaimana data lapangan,interview

dan berbagai catatan lainnya. Pada penelitian ini peneliti menganalisis bagaimana

data sebelumturun ke lapangan untuk melihat dan mengetahui lebih lanjut

perkembangan kasus yang ada lalu pada saat turun lapangan dengan meneliti

melalui interview yang dilakukan serta melihat perkembangan kasus yang ada di

bundaran tirosa saat ini.Teknik analisis data menggunakan empat cara yaitu :

a. kategorisasi

kategorisasi adalah proses analisis data dimana data-data yang

telahdikumpulkan kemudian dikategorikan secara sistematis setelah itu data

tersebut kemudian diinterpretasikan.

b. Interpretasi

Interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap pola-pola

atauketeraturan-keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.

c. Induksi

Penalaran induksi adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum

dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus

d. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan data yang tela ada.

24
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kota Kupang

Nama Kota Kupang berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai

Kopan atau Lai Kopan yang memerintah Kota Kupang sebelum datangnya

bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur. Setelah hadirnya bangsa Belanda di

Indonesia maka pada tahun 1613 VOC yang berkedudukan di Batavia

melakukan kegiatan perdagangan di Nusa Tenggara Timur. Karena makin

pentingnya wilayah Nusa Tenggara Timur bagi VOC, sehingga pada tahun 1653

VOC melakukan pendaratan di kupang dan berhasil merebut benteng Portugis

yang terletak di Teluk Kupang yang pada akhirnya kupang dikuasai oleh bangsa

Belanda. Drs. Mesakh Amalo dilantik menjadi walikota yang pertama, kemudian

diganti oleh Letkol Inf.SK Lerik ada tanggal 26 Mei tahun 1986 sampai dengan

perubahan status menjadi Kota Madya Daerah tingkat II Kupang. Pembentukan

Kota Madya Kupang ditetapkan melalui Undangundang Nomor 5 Tahun 1996

yang tertuang dalam lembaran Negara RI Nomor 3632 Tahun 1996 yang

selanjutnya diresmikan oleh Mendagri RI, Moh. Yogi SM pada tanggal 25 April

1996, sekaligus melantik Letkol Inf. S.K. Lerik sebagai pejabat Walikotamadya.

Dan akhirnya setelah melalui proses oleh DPRD Kotamadya Kupang S.K Lerik

berhasil terpilih sebagai Walikotamadya Daerah Tingkat II Kupang periode

1997-2002.Setelah mengakhiri masa kepemimpinannya dalam periode 1997-

2002 maka S.K Lerik masih dipercayakan oleh masyarakat Kota Kupang untuk
25
menjadi walikota kupang periode 2002-2007 S.K Lerik akan mengakhiri masa

jabatannya sebagai walikota kupang periode kedua pada tahun 2007. Dan yang

menjadi penggantinya S.K Lerik sebagai walikota kupang adalah Daniel Adonie.

Daniel Adoe yang dipercayakan oleh masyarakat kota kupang untuk menjadi

walikota kupang selama 2007- 2012

a. Kondisi Geografis Daerah Batas Administrasi Daerah dan Luas Wilayah

Kota Kupang adalah sebuah kota dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa

Tenggara Timur, Indonesia. Kota Kupang adalah kota yang terbesar di Pulau

Timor yang terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor.

Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi

oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang"

adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang

dari Bugis dan Jawa. Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan

jumlah penduduk sekitar 455.847 jiwa. Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan

dan 51 kelurahan.Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan di Provinsi NTT

yang terletak di bagian tenggara Provinsi. Secara astronomis, kota Kupang

terletak antara:

1. 10º 36’ 14’’ - 10º 39’ 58’’ Lintang

2. 123º 32’ 23’’ - 123º 37’ 01’’ Bujur Timur

Berdasarkan wilayahnya, batas-batas Kota Kupang adalah:

Timur : Kecamatan Kupang Tengah dan Tabenu Kabupaten Kupang

Barat : Kecamatan Kupang Barat danSelat Semau

Utara : Teluk Kupang

26
Selatan : KecamatanKupang Barat dan Nekamese.

Kota kupang memiliki luas wilayah 180,27 Km2 terdiri dari 6 kecamatan

dan 51 kelurahan, kelurahan tersebut terbagi lagi menjadi 424 RW/RK dan 1.315

RT

b. keadaan Geografis.

Letak Geografis kota Kupang adalah sebagai berikut :

1. Utara : 10˚ 36’ 14” Lintang Selatan

2. Selatan : 10˚ 39’ 58” Lintang Selatan

3. Barat : 123˚ 32’ 23” Bujur Timur

4. Timur : 123˚ 37’ 01” Bujur Timu

c. Topografi

Keadaan topografi dan kemiringan tanah kota Kupang adalah

1. Daerah tertinggi d atas permukaan laut terletak di bagian Selatan dengan

ketinggian 100-350 meter;

2. Daerah terendah di ataa permukaan laut terletak di bgaian Utara dengan

ketinggian 0-50 meter;

3. Tingkat kemiringan berkisar antara 0-15 %.

Sumber : (Badan Pusat Statistik Provinsi NTT; Kupang dalam Angka,

2016)

d. Keadaan Iklim

Kondisi iklim suatu wilayah / daerah mempunyai peran yang cukup

berarti bagi perkembangan daerah itu sendiri yang pada dasarnya dipengaruhi

oleh unsur-unsur iklim yang ada seperti di daerah-daerah lain di wilayah

27
tropis. Dari semua unsur iklim yang ada, yang paling berpengaruh di Provinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di kota Kupang adalah curah hujan.

Namun demikian tidak berarti bahwa unsur-unsur iklim lainnya terabaikan,

karena unsur iklim yang lainpun mempunyai peran yang sangat berarti bagi

kegiatankegiatan tertentu. Iklim kota Kupang pada dasarnya dipengaruhi oleh

angin Muson sehingga dikenal 2 musim yaitu musim penghujan (November –

Maret) dan musim kemarau / kering (April – Oktober). Unsur-unsur iklim

dimaksudkan diatas adalah curah hujan, arah angin, dan kecepatan anggin,

temperatur, penyinaran matahari dan kelembaban udara.Suhu dan

KelembabanSuhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi

rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada

tahun 2003 rata-rata suhu udara kota Kupang adalah 22.72˚C – 31.95˚C.

Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April (33.6˚C) dan suhu udara

minimum terjadi pada bulan Maret dan Juni (22.0˚C).

e. Keadaan Hidrologi

Pada kawasan kota Kupang sumber air tanah yang ada sangatlah

banyak. Akan tetapi perlu adanya sumur galian atau sumur bor bila lokasi

pada area berbatu. Dan kalau lokasi berada pada tanah bekas sawah maka

akan lebih banyak air yang akan di peroleh, Terdapat sembilan buah mata air

dengan debit air bervariasi dari 2 – 5 liter/detik yang terjadi pada musim

kemarau, sedangkan 15 – 70 liter/detik pada musim hujan, debit air terkecil

yaitu 2 liter/detik dan 15 liter/detik (pada musim hujan) dihasilkan dari

sumber mata air, Oe’leu dan mata air Amnesi, sementara untuk debit air

28
terbesar 50 liter/detik (musim kemarau) dan 70 liter/detik (musim hujan)

berasal dari mata air Oeba.

f. Keadaan Topografi.

Topografi landai dengan kemiringan antara 0 – 15 %. Kondisi

menaiknya topografi kota Kupang nampaknya membentuk anak tangga

dengan trap-trap ketinggian tertentu. Trpa pertama berada di bagian Utara

kota dengan ketinggian berkisar 0 – 50 meter (dpl), trap kedua berada di

bagian tengah dengan ketinggian berkisar antara 50 – 150 meter (dpl), dan

trap ketiga berada di bagian Selatan denggan ketinggian berkisar 150 – 350

meter (dpl).

Sumber : (BPS Propinsi NTT; Kupang Dalam Angka, 2016)

g. Keadaan Geologi Dan Jenis Tanah.

Struktur geologi Kota Kupang dan sekitarnya terutama terdiri atas

formasi batu gamping dan coral dalam satuan otokton, terutama karang

berbentuk teras sebagai akibat dari adanya proses pengangkatan. Umumnya

pada dormasi ini terdapat rongga-rongga alam yang disebabkan karena

melarutnya sebagian batu gamping oleh air hujan. Jenis tanah yang terdapat

dalam wilayah kota Kupang secara umum terdiri atas dua jenis tanah yaitu

Rhodustalf dan Pellustert dengan reaksi agak asam sampai netral. Kedua jenis

tanah ini berasal dari bahan induk batuan gamping dan coral. Tingkat

kestabilan tanah cukup tinggi sehingga erosi yang terjadi masih dalam batas

yang diperbolehkan. Selain itu terdapat juga setempat-setempat dalam luasan

29
yang terbatas jenis tanah alluvial sebagai endapat dari daerah-daerah sekitar

yang lebih tinggi.

h. Keadaan Vegetasi.

Vegetasi umumnya berasal dari jenis rumput-rumput dan jenis

vegetasi seperti pohon lontar, pohon gewang, pohon gamal, pohon akasia,

dan jenis vegetasi lainnya. Sisanya batu karang dan sebagian kecil tanah

lading dan sawah.

Sumber : (Badan Pusat Statistik Propinsi NTT; Kota Kupang Dalam


Angka, 2016)

i. Keadaan Demografi

Penduduk merupakan salah satu unsur terpenting dalam menetukan

berdirinya suatu wilaya/daerah. Kota kupang di lihat dari segi penduduk

secara keseluruhan dengan jumlah penduduk 180,27 km² dengan jumlah

penduduk sekitar 455.847 jiwa.

Bagian Wilayah Kecamatan.

Ada enam pembagian Wilayah kecamatan Kota Kupang sebagai berikut:

1. Kecamatan alak , luas area 86,91km²dengan presentase terhadap luas kota

Kupang adalah 48,21: Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang;

a). Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang; b). Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat (Kabupaten Kupang); c).

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah

30
(Kabupaten Kupang); d). Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Kupang Barat dan selat Semau.

2. Kecamatan maulafa, luas area 54,80Km2 dengan presentase terhadap luas

kota Kupang adalah 30,40

3. Kecamatan oebobo, luas area 14,22Km2 dengan presentase terhadap luas

kota Kupang adalah 7,88

4. Kecamatan kota raja, luas area 15,02Km2 dengan presentase terhadap luas

kota Kupang adalah 3,38

5. Kecamatan kelapa lima, luas area 15,02km² dengan persentase terhadap

luas kota kupang 8,33

6. Kecamatan Kota Lama, luas area 3,22 km²dengan persentase terhadap

luas kota kupang 1,80

Table. 1
Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota KupangTahun 2018

No Kecamatan Luas (km2 ) Persentase

1. Alak 86,91 48,21

2. Maulafa 54,80 30,40

3. Oebobo 14,22 7,88

4. Kota Raja 6,10 3,38

5. Kelapa Lima 15,02 8,33

6. Kota Lama 3,22 1,80

Kota kupang 180,27 100,00

31
Sumber : Kantor Pertahanan Kota Kupang

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kecamatan yang terluas adalah

Kecamatan Alak dengan luas 86,91 km2 sedangkan kecamatan dengan luas wilayah

terkecil adalah Kecamatan Kota Lama yaitu sebesar 3,22 km2.

Table. 2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2009-2018

No Kecama JumlahPenduduk(jiwa)
tan
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1. Alak 50.234 51.230 52.203 56.035 58.003 58.908 59.948 62.090 63.389 65.590

2. Maulafa 62.221 65.851 67.363 70.008 72.514 73.604 74.899 75.459 79.581 81.600

3. Oebobo 74.780 79.675 81.190 88.509 91.678 93.055 94.694 97.696 100.149 102.480

4. Kota Raja 43.512 47.876 48.787 50.226 52.031 52.809 53.738 53.953 54.794 55.510

5. Kel. Lima 57.557 61.411 62.579 68.724 71.176 72.249 73.523 78.850 80.260 83.550

6. Kota 29.909 30.196 30.770 31.846 32.993 33.487 34.075 34.238 34.535 35.060
Lama
Kota kupang 334.908 336.239 342.892 365.348 378.425 384.112 390.877 402.286 412.708 423.800

Sumber :ProyeksiPenduduk Kota Kupang 2018

Pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk Kota Kupang dari

keenam Kecamatan dari tahun 2009-2018 mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jumlah penduduk Kota Kupang yang paling banyak dari tahun 2009- 2018 adalah

32
penduduk di kecamatan Oebobo. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit

pada tahun 2009-2018 terdapat di Kecamatan Kota Lama.

Table. 3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa),
2019-2020

Jumlah kelompok menurut umur dan jenis kelamin (jiwa)

Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah

2019 2020 2019 2020 2019 2020

60 – 64 3 673 5 870 3 651 5 268 7 324 11 138

55 – 59 6 067 7 923 6 031 7 511 12 098 15 434

65 + 4 760 7 242 6 065 8 528 10 825 15 770

50 – 54 8 859 9 988 7 935 9 965 16 794 19 953

45 – 49 10 910 10 910 10 493 12 623 21 403 24 960

40 – 44 12 037 16 297 12 595 15 922 24 632 32 219

35 – 39 13 472 20 359 13 957 19 623 27 429 39 982

30 – 34 16 533 23 695 15 515 22 650 32 048 46 345

10 – 14 17 935 15 675 17 539 14 822 35 474 30 497

04 – 09 18 798 17 833 18 156 17 299 36 954 35 132

25 – 29 23 196 25 054 20 062 24 572 43 258 49 626

0–4 20 702 21 932 20 232 21 012 40 934 42 944

33
15 – 19 25 767 17 963 26 825 18 402 52 592 36 365

20 – 24 39 691 20 956 33 516 21 437 73 207 42 393

Jumlah 222 400 223 124 212 572 219 634 434 972 442 758

Pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk Kota Kupang

menurut kelompok umur dan jenis kelamin (jiwa) tahun 2019-2020 mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Jumlah penduduk Kota Kupang yang paling banyak dari

tahun 2009- 2018 adalah penduduk di kecamatan Oebobo. Sedangkan jumlah

penduduk yang paling sedikit pada tahun 2009-2018 terdapat di Kecamatan Kota Lama

Tabel. 4
keadaan penduduk menurut Agama Kota Kupang

Agama Kecamatan/District Kota


kupang
Alak Maulafa Oebobo Kota Kelapa Kota
Radja Lima Lama
Islam 13,991 4,813 8,739 4,631 7,622 8,462 48,178

Kristen 39,179 48,952 65,343 32,726 55,253 14,208 255,661

Katolik 6,086 19,749 19,276 15,329 8,570 10,925 79,935

Hindu 772 1,376 1,324 1,037 2,065 467 7,041

Buddha 0 9 12 15 13 13 62

Lainnya 0 0 7 0 0 0 7

Jumlah 59,948 74,899 94,701 53,738 73,523 34,075 390,884

Sumber:
Data Skunder Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur 2019

34
Dari segi agama masyarakat Kota Kupang terdiri atas penganut: agama Islam,

Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Beberapa agama tersebut merupakan tersebar di

kecamatan atau distrik di wilayah Kota Kupang. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel

mengenai presentasi pemeluk agama di Kota Kupang.Sebagamana tabel di atas, maka

dapat di lihat bahwa pemeluk agama islam adalah 48,178, agama Kristen 255,661,

agama katolik 79,935, agama hindu 7,041, agama buddha 62, dan lainnya 7. Maka

penduduk kota kupang rata-rata pemeluk agama Kristen.

Table. 5
Jumlah Angkatan Kerja (Bekerja dan Pengangguran) Menurut Jenis
Kelamin (Jiwa), 2017-2019

Kegiatan Jumlah Angkatan (pekerja dan pengangguran) menurut jenis kelamin dan (jiwa)
utama angka
kerja Laki-laki Perempuan Jumlah

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019

Penganggura 12 703 11 894 10 475 9 739 6 514 8 080 22 442 18 408 18 555
n
Bekerja 95 957 94 738 103  61 162 67  68 025 157  162  171 191
166 815 119 553
Angkatan 108 660 106  113  70 901 74  76 105 179  180  189 746
kerja 632 641 329 561 961

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional

Sebagamana tabel di atas, maka dapat di lihat bahwa jumlah angka pekerja dan

pengangguran menurut jenis kelamin dan (jiwa) pengagguran 18 555 tahun terakhir dan

pekerja adalah 171 191 tahun terakhir dari semua jumlah Angkatan kerja dengan jumlah

189 746 tahun terakhir.

35
Tabel. 6
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut
Jenjang Pendidikan di Kota Kupang.

No Jenjang Pendidikan APM APK

1. SD/MI 91,41 105,13

2. SMP/MTs 74,57 100,50

3. SMA/SMK/MA 66,34 100,73

4. Perguruan Tinggi 43,71 60,32

Sumber data : BPS Kota Kupang, diolah 2018

Angka partisipasi murni Kota Kupang pada jenjang pendidikan SD yaitu

sebesar 91,41, untuk jenjang SMP sebesar 74,57, di SMA sederajat sebesar 66,34 70

dan Perguruan Tinggi sebesar 43,71. Angka partisipasi murni menunjukkan seberapa

banyak penduduk usia sekolah yang memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada

jenjang pendidikannya. Berdasarkan Susenas 2017 tahun terakhir, persentase

penduduk berumur 15 tahun keatas yang tidak punya ijazah sebesar 14,46 persen.

Angka buta huruf di Kota Kupang sebesar 1,02 persen.

Tabel. 7
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Kupang, 2009-2018

No Tahun Garis kemiskinan Penduduk miskin

Jumlah Persentase

2009 255.060 35.420 8,99


2010 309.281 35.600 8,90
2011 337.181 34.500 8,76
2012 367.598 35.000 8,80
2013 343.022 33.800 9,12
2014 413,905 33.300 8,70
2015 455.924 36 39.730 10,21
2016 482.587 39.590 9,97
2017 504.179 40.220 9,81
2018 518.905 40.440 9,61
Sumber : BPS Kota Kupang 2018

Pada tabel menunjukkan jumlah penduduk miskin Kota Kupang sebesar

35.420. Tahun 2010 dan 2016 mengalami kenaikan dan penurunan dan mengalami

kenaikan lagi pada tahun 2017 sampai dengan 2018, dengan jumlah penduduk

miskin tertinggi pada tahun 2018 sebesar 40.440

2. Gambaran Umum Kecamatan Kelapa Lima

a Luas Wilayah

Kecamatan Kelapa Lima merupakan sebuah kecamatan yang berada paling

utara di kota kupang, Nusa Tenggara Timur. Dengan letak Secara geografis

batas-batas wilayah Kecamatan Kelapa Lima adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Oebobo


37
c) Sebelah Timur berbatasasan dengan kecamatan Kupang Tengah

d) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Kota Lama Kecamatan Kelapa

Lima yang memiliki luas wilayahnya adalah 15,02 km2 terdiri dari 5 kelurahan

dengan jumlah rukun warganya sebanyak 58 dan jumlah rukun tetangganya

sebanyak 167. Secara topografi wilayah ini berada diatas permukaan tanah yang

terdiri dari batu-batuan karang dan tidak rata serta tanah berwarna merah dan

putih. Dengan ketinggian dari permukaan laut 50 m, suhu udara maksimal 35

0C, dan beriklim tropis. Sedangkan flora dan fauna yang terdapat di kecamatan

kelapa lima, flora terdiri dari pohon lontar, nyiur, jati dan sebagainya dengan

fauna yang ada terdiri dari sapi, babi, kambing, domba, ayam, itik, kerbau dan

lain-lain. Wilayah kecamatan kelapa lima dirinci menurut kelurahan dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel. 8
Luas Wilayah Menurut kelurahan di Kecamatan Kelapa Lima Pada Tahun 2018

No Kelurahan Luas (km 2) Persentase (%)


1. Kelapa Lima 2,57 17,11
2. Oesapa 4,83 32,16
3. Oesapa Barat 1,62 10,78
4. Oesapa Selatan 0,77 5,13
5. Lasiana 5,23 34,82
Jumlah 15,02 100,00
Sumber : BPS, Kecamatan Kelapa Lima Dalam Angka Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelurahan yang memiliki

wilayah terluas dan terkeil. Kelurahan yang terluas adalah kelurahan Lasiana dengan

38
luas wilayah 5,23 km 2 , sedangkan kelurahan yang luas wilayahnya terkecil adalah

kelurahan oesapa selatan dengan luas wilayahnya 0,77 km2 . Berdasarkan gambaran

tentang lokasi dan kondisi topografis Kecamatan Kelapa Lima memberikan penjelasan

bahwa secara umum wilayah kecamatan kelapa lima merupakan wilayah yang

bebatasan langsung dengan teluk kupang sebagai wilayah pesisir. Namun secara

ekonomi pendapatan nelayan tangkap di wilayah kecamatan kelapa lima belum

mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka secara penuh.

b. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Kelapa Lima berdasarkan data badan pusat

statistik kota kupang pada tahun 2016 adalah sebanyak 78,850 jiwa, yang terdiri dari

laki-laki sebanyak 40,999 jiwa dan perempuan sebanyak 37,851 jiwa. Rasio jenis

kelamin laki-laki dan perempuan di kecamatan kelapa lima kota kupang pada tahun

2016 sebesar 109 yaitu terdapat 109 laki-laki diantara 100 perempuan. Kepadatan

penduduk dikecamatan Kelapa Lima Kota Kupang sebanyak 5,249,67 jiwa per km 2 .

Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kelurahan Oesapa

Barat dengan kepadatan 7.332,72 jiwa per km 2 . Sementara itu jumlah rumah

tetangga (RT) sebanyak 167 dengan rukun warganya sebanyak 58.

Tabel. 9

39
Jumlah Penduduk Dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Kelapa Lima Kota Kupang Pada Tahun 2018

N Kecamat Jumlah Penduduk Rasi


O an o
La Pe T JenisKelami
ki-lak rempuan otal n

1 Kelapa 8. 8. 17 97
. Lima 579 843 .422

2 Oesapa 15 14 30 109
. .677 .354 .031

3 Oesapa 6. 5. 11 106
. Barat 129 750 .879

4 Oesapa 2. 1. 4. 135
. Selatan 655 966 621

5 Lasiana 7, 6. 14 114
. 959 938 .897

Jumlah 40 37 78 108
.999 .851 .850

Sumber : BPS,Kecamatan Kelapa Lima Dalam Angka, 2018

Berdasarkan tabel diatas, wilayah yang memiliki jumlah penduduk

terbesar adalah Kelurahan Oesapa dengan jumlah penduduk sebanyak 30.031 jiwa,

sedangkan Kelurahan Oesapa Selatan adalah Kelurahn yang penduduknya paling

sedikit dengan jumlah 4.621 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk yang masih berusia

produktif sebanyak 56.774 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel. 10
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Produktif Di Kecamatan Kelapa
Lima Pada Tahun 2018

N Kelompok Jumlah Penduduk Juml


o Laki- Perempu
40
Umur laki an ah
1 15-19 5.228 4.434 9.662
.
2 20-24 6.902 5.346 12.24
. 8

3 25-29 3.450 3.569 7.019


.
4 30-34 2.591 2.557 5.148
.
5 35-39 2.677 2.600 5.277
.
6 40-44 2.295 2.303 4.598
.
7 45-49 2.301 2.034 4.335
.
8 50-54 1.606 1.396 3.002
.
9 55-59 1.030 909 1.939
.
1 60-64 681 692 1.373
0.
1 65+ 935 1.238 2.173
1.
Jumlah 40.99 37.851 78.85
9 0
Sumber : BPS, Kecamatan Kelapa Lima Dalam Angka , 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk usia

produktif dengan kelompok umur 20 – 24 tahun terbesar dengan jumlah 12.248

41
orang dan yang paling kecil penduduk usia produktif dengan kelompok umur 60 – 64

tahun dengan jumlah 1.373 orang.

3. Sejara Singkat Taman Bundaran Tirosa

Keberadaan Landmark pada suatu kota sangat penting peranannya, landmark

merupakan cerminan citra kota tersebut. “Landmark adalah fitur geografis baik

alami ataupun buatan manusia, yang digunakan oleh pengelana dan lainnya untuk

menemukan jalan mereka kembali atau untuk navigasi. Pada zaman modern,

landmark merupakan sesuatu yang mudah dikenali, seperti monumen, bangunan

atau struktur lainnya.” Landmark yang baik mencerminkan tingkat kesejahteraan

masyarakatnya. Landmark bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah tata ruang

kota yang padat penduduknya. Pembangunan landmark bagi daerah yang

berkembang dan ruang kotanya masih luas sangat bermanfaat untuk pembangunan,

serta memberikan kesan kota yang bersih dan rapi.

Begitupun di Kota Kupang yang merupakan ibukota dari provinsi NTT (Nusa

Tenggara Timur) juga memiliki landmark sebagai daya tarik pariwisata.

Pengembangan dan pemanfataan landmark sebagai daya tarik pariwisata di kota

Kupang secara perlahan mengalami perkembangan. Seperti kota lainnya, Kupang

memiliki beberapa landmark seperti Museum Daerah NTT, Taman Nostalgia

Kupang, Monumen Penfui dan masih banyak lagi yang lainnya.Salah satu landmark

yang bisa dijumpai saat berkunjung ke kota Kupang adalah Patung Tirosa (Timor,

Rote, Sabu) yang dibuat oleh Chris Ngefak (Alm). Chris Ngefak merupakan

seniman putra daerah yang berasal dari Pulau Rote dan pernah mengeyam

42
pendidikan di ASRI Yogyakarta (Akademi Seni Rupa Indonesia) sekarang berganti

menjadi ISI Yogyakarta (Institut Seni Yogyakarta).

Adapun histori dari pembuatan patung ini mengisahkan tentang tiga tokoh

besar yang berperan penting dalam kemajuan pembangunan di NTT yaitu

Prof.Dr.Ir. Herman Johannes (Rektor UGM 1961-1966) asal Pulau Rote, beliau

adalah tokoh pejuang pendidikan dan ahli radiologi, H.R. Koroh, Raja Amarasi,

Timor yang sukses mendorong masyarakatnya mengembangbiakan sapi dengan

sistem paronisasi serta Mayjen.TNI. El Tari, Gubernur NTT (1966-1978) asal Pulau

Sabu yang terkenal dengan programnya, “Tanam tanam, sekali lagi tanam”.

Cerminan Pariwisata Kupang Dari bandara El Tari menuju kota Kupang maka kita

melewati bundaran PU dimana Patung Tirosa berdiri megah gagah ditengah

bundaran. Di sekitar bundaran terdapat taman yang ditumbuhi tanaman tropis.

Karena letaknya yang sangat strategis tepat berada pada pintu masuk dan keluar

kota Kupang menjadikan Patung Tirosa layak dimanfaatkan sebagai obyek wisata

buatan yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Jika kita

bercermin dari fungsi landmark maka semestinya Patung Tirosa bisa dijadikan early

opening of tourism. Sudah semestinya Patung Tirosa dijadikan pintu gerbang

wisatawan untuk mengenal citra Kota Kupang dan bukan hanya sebatas penambah

nilai artistik semata. Menurut data tahun 2016 dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Nusa Tenggara Timur jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke

kota kupang sebanyak 1.848 orang meningkat sebanyak 143 orang dari data tahun

2014. Walaupun peningkatan wisatawan tidak terlalu signifikan dibandingkan kota

43
yang pariwisatanya telah maju seperti Bali, tetapi data tersebut memperlihatkan

potensipengembangan obyek wisata buatan yang sustainable development guna

kesejahteraan masyarakat.

1. Data Fisik Kawasan Bundaran Tirosa Kota Kupang

Data fisik kawasan Bundaran tirosa dapat mendukung penelitian ini, namun tidak

seluruh elemen fisik relevan dalam penelitian ini. Beberapa data fisik yang relevan

mendukung penelitian antara lain lokasi kawasan Bundaran HI, serta kondisi fisik

kawasan penelitian yang terdiri dari beberapa ruas jalan.

a. Lokasi Kawasan Bundaran tirosa

Kawasan Bundaran tirosa terletak di wilayah administratif Kecamatan

kelapa lima,kelurahan oesapa barat Kota kupang. Kecamatan kelapa lima

berbatasan dengan Kecamatan oebobo di sebelah utara, Kecamatan alak di sebelah

barat, Kecamatan maulafa di sebelah selatan. Berikut lokasi kawasan Bundaran

tirosaapabila dilihat dari peta kota kupang.

Gambar.2
Peta lokasi kawasan Bundaran Tirosa kota kupang

44
Sumber penelitian 2022

b. Ruas JalanBundaran Tirosa Kota Kupang

Jl. Bundaran Tirosa dan beberapa jalan di sekitarnya yang telah

disebutkan sebelumnya sebagai objek penelitian, merupakan hal yang sangat

berkaitkan dengan tujuan dan hasil penelitian yang akan didapat. Koridor jalan

sebagai ruang publik yang akan dipaparkan kondisi eksistingnya pada sub bab

ini. Secara umum jalan di kawasan Bundaran tirosa merupakan jalan utama yang

menghubungkan berbagai intansi penting di sekitarnya. Sehingga pada area ini

juga dilewati jalur kendaraan umum mobil maupu motor. Oleh karenanya, tak

jarang kawasan ini pun sering terjadi kemacetan pada jamjam sibuk di bundaran

tirosa. Secara keseluruhan koridor jalan di kawasan Bundaran tirosa berbentuk

melingkar dengan jalan-jalan disekitarnya yang memusat pada jalan yang

berbentuk melingkar tersebut, dan bangunan-bangunan di sekitarnya yang

berorientasi ke Bundaran tirosa. Keberadaan tiga sosok patung besar di tengah

kawasan yang dikelilingi dengan plaza air mancur menambah kesan kuat

orientasi ke area Jl. Bundaran tirosa pada kawasan tersebut. Berikut ini adalah

mapping kondisi fisik jalan di kawasan Bundaran tirosa yang dijabarkan dalam

gambar pemetaan area yang termasuk kedalam objek penelitian dan berikut

gambar detail potongan jalan serta gambar pemetaan jalan bundaran tirosa kota

kupang :

45
Gambar.3
Mapping kondisi fisik jalan Bundaran Tirosa

Sumber penelitian 2022

Jl. Bundaran PU memiliki luas jalan sebesar ± 15 meter. Jalan ini memiliki akses

2 arah, dan dapat dilewati oleh kendaran motor, mobil ataupun truk dan bus.yang

menghubungkan jalur Kota Kupang seperti Trayek Lampu 6 yang melayani

Bundaran Tirosa Oebufu- Halte–Bundaran Tirosa, Trayek lampu 27 yang

melayaniBundaran Tirosa–Kuanino – Halte dan kembali ke bundaran Tirosa serta

Trayek lampu 7 yangmelayani Bundaran Tirosa- Oepura, Sikumana dan kembali

ke bundaran Tirosa.

Keberadaan bundaran yang melayani banyak aktivitas baik penumpang maupun 

kendaran bermotormembuat bundaran ini cukup macet pada jam-jam sibuk

antara lain pagi jam 07.0 – 09.00, siang jam 11.00 – 13.00 dan sore pukul 17.00-

19.00

c. Luas Pembangunan Taman Bundaran Tirosa Kota Kupang

46
Bundaran tirosa yang berdiri di atas area seluas 5.900 m 2. Lahan Bundaran

PU berada di jalan nasional yang asetnya dimiliki Pemkot dengan intervensi

berupa penataan sederhana. Penataan sederhana juga dilakukan pada Bundaran

Oebobo. Bundaran yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 m2 di jalan nasional ini

dimiliki Pemkot.Selanjutnya, Bundaran Gubernur yang berdiri di atas area seluas

3.600 m2. Bundaran ini merupakan aset Pemkot yang lahannya berada di jalan

nasional. Penataan Bundaran Gubernur memerlukan rekonstruksi desain

bundaran.

d. Kondisi fisik Bundaran Tirosa

Pemerintah Kota Kupang terus membangun ruang-ruang publik untuk

masyarakat Kota Kupang. Pada tahun 2019, sebanyak enam taman direnovasi dan

dibangun. Termasuk Taman Tirosa yang dibangun sejak tahun 2018 lalu.Taman

Tirosa (Timor, Rote, Sabu) kini menjadi tempat nongkrong kalangan milenial.

Bahkan para orangtua juga tak mau ketinggalan. Mereka ikut bersantai bersama

keluarga sambil menikmati kopi yang disajikan penjaja kopi keliling (Kopling).

Salah satu daya tarik dari taman ini adalah lampu-lampunya yang indah, selain

desain taman yang nyaman. Lampu-lampu hias yang telah terpasang membuat

suasana tak ubahnya di kota-kota besar. Renovasi pembangunan taman ini

merupakan ide dari Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore sejak tahun 2017 lalu.

Pembangunannya dimulai pada tahun 2018 dan selesai pada 2019. Hal tersebut

dilakukan untuk mengangkat harkat dan martabat Kota Kupang sebagai ibukota

Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan dua Negara,

yaitu Republik Demokratik Timor Leste dan Australia.


47
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Terhadap Pembangunan Bundaran

Tirosa Kecamatan Kelapa Lima

Kota kupang sebagai salah satu kota yang berada dalam naungan

PEMPROV Nusa Tenggra Timur yang memiliki jarak yang sangat dekat. Oleh

karena itu Untuk melakukan pembangunan maka diperlukan rencana kerja

pemerintah daerah yang merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk

mencapai tujuan daerah. Rencana kerja daerah biasanya dirumuskan ke dalam

RKPD yang diadakan satu tahun sekali. Jika kualitas anggaran Pemerintah Daerah

rendah, maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Untuk

mengantisipasi hal tersebut keterlibatan aparat pemerintah daerah beserta

masyarakat diperlukan dalam suatu proses pengambilan keputusan secara bersama

dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target

anggaran tersebut. Merujuk pada buku Kebijakan Publik, Teori dan Proses, maka

kebijakan pemerintahan daerah dalam perumusan kebijakan daerah. Adapun

proses kebijakan pemerintah sebagai berikut :

a. Proses Perencanaan

Dalam proses ini, BAPPEDA kota kupang memiliki peran penting dalam

pembentukan atau perencanaan terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama,


48
BAPPEDA melakukan Penyusunan. Penyusunan ini dilakukan setiap bentuk

perencanaan pembangunan daerah. Partisipasi dilaksanakan berdasarkan asas

kebebasan berpendapat mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan dilakukan

secara rasional, dan tepat sasaran. Adanya peran BAPPEDA sebagai perencanan

pembangunan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari kebijakan yang

dirumuskan dan ditetapkan dalam membangun pemerintahan yang demokratis dan

partisipatif untuk meningkatkan kesadaran akan peran dan tanggung jawabnya

terhadap keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

Jika merujuk kepada BAPPEDA sebagai pelaksan maka adanya keikutsertaan

pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan daerah. Seperti yang

dinyatakan Dede salah satu masyarkat kota kupang. (Tanggal, 16 Mei 2022)

Pukul 19.00 WIT.

” Kalau di bilang iya pembangunan taman bundaran tirosa kota kupang


sebagai suatu yang baik dalam keindahan untuk kemajuan kota, tetapi kan dana
yang di alokasikan itu tidak semuanya hanya untuk pembangunan, karena kan kita
punya kebutuhan lain lain seperti pendidikan, kesehatan, sosial dan agama dll”.

Melihat Perumusan visi, misi dan rencana strategis BAPPEDA kota

kupang, terdiri dari; pertama, penyusunan program pembangunan tahunan

penyusunan APBD. Kedua, penyusunan maupun revisi tata ruang. Ketiga, tata

guna lahan dan sebagainya, keempat, penyusunan peraturan daerah, kelima,

proses perjanjian yang diterbitkan berdasarkan kewenangan yang dimiliki. Hal

tersebut saling berhubungan dalam rangka menjamin keterlibatan masyarakat

maka Badan Publik menempuh mekanisme atau tata cara tertentu. Dimulai dari

data penyusunan dan perencanaan yang disampaikan kepada publik, periode dan

49
mekanisme tanggapan publik terhadap konsep, hingga terakhir penetapan

kebijakan.

b. Penyelenggaran Kebijakan

Wali kota kupang sebagai penyelenggara Kebijakan memiliki

tugas, yakni; pertama, wali kota harus mengedepankan manajemen yang

mendasarkan pada transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik. Kedua, Hak

dan Kewajiban artinya publik berhak untuk memperoleh informasi tentang

pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan peraturan

perundang- undangan. Ketiga, Informasi artinya setiap proses perumusan

kebijakan dan hasil kebijakannya diinformasikan secara aktif pada publik dengan

prosedur dan mekanisme tertentu. Keempat, yakni Prosedur yang berkaitan

dengan aspek pelayanan umum harus dilakukan dengan transparan. Kelima,

Kebijakan merupakan bentuk keputusan dan laporan hasil rapat harus diketahui

oleh publik.

c. Pengawasan

Pengawasan penyelenggaraan terdiri dari pengawasan

fungsional, pengawasan legislatif dan pengawasan publik. Pengawasan fungsional

dilakukan oleh Kepala Daerah. DPRD melakukan Pengawasan badan eksekutif

atas pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah kota kupang. DPRD melakukan

50
pengawasan penyelenggaraan Kebijakan terhadap pelaksanaan kebijakan, proses

kebijakan, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.

2. Kebijakan Pemerintah kota kupang Dalam Pengalokasian Anggaran

Program pembangunan taman bundaran tirosa kota kupang

Adanya proses perencanaan anggaran yang dilakukan

pemerintah daerah berdasarkan pendekatan fungsionalisme yang berkaitan dengan

persoalan pembuatan kebijakan. Hal ini kecmudian diikuti oleh keluarnya

Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDA GRI) nomor 54 tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan Anggaran, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah. Sebagaimana tersusun dalam satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) yang menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut rencana

strategis (RENSTRA) SKPD. RENSTRA SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan,

strategi, Kebijakan, Program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya. berpedoman pada rancangan program menengah daerah (RPJMD) dan

bersifat indikatif. Sementara itu undang-undang nomor 25 Tahun 2014

menyebutkan bahwa, Renstra SKPD merupakan dokumen perncanaan SKPD

untuk periode lima tahun. Jika mengacu SKPD perencanaan program maka,

pemerintah kota kupang perlu menyusun program yang berguna bagi masyarakat..

Senada dengan pernyataan Riko, Salah satu pengunjung ketika di wawancarai

pada malam minggu (Tanggal, 16 Mei 2022) Pukul 20.00 WIT.

salah satu masyarakat kota kupang.

‘’kita tentu berupaya untuk menghargai kebijakan pemerintah dalam


pembangunan taman bundaran tirosa yang ada ini, tapi kita juga harus paham
51
kondisi karena bukan hanya taman yang butuh perhatian di kota kupang ini, tapi
masi ada juga kebutuhan yang lain semisal, pengadaan air bersih, kebersihan
sampah yang berserakan dimana-mana kesehatan, dll”.

Dalam ketentuan lainnya yaitu Inpres nomor 7/1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan

langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

strategis lokal, nasional,dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem

Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dokumen Rencana

strategis setidaknya memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara

mencapai tujuan dan sasaran), yang memuat kebijakan, program dan kegiatan.

Pemerintah Daerah telah menetapkan kegiatan Musyawarah Rencana

Pembangunan Daerah atau (Musrenbang) sebagai sarana untuk melibatkan

masyarakat dalam perencanaan pembangunan di daerah, sebagaimana dijelaskan

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, setiap daerah harus melaksanakan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) yang dilaksanakan oleh pemerintah kota kupang melalui forum

musrembang melakukan penyusunan rencana pembangunan daerah. Dengan

berdasarkan pelaksanaan Musrenbang daerah berpedoman kepada Surat Edaran

Bersama antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS

dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1354/M.PPN/03/2004 dan 050/744/SJ

Tentang Pedoman Pelaksanaan Forum Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif

Daerah. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) dimulai dari Musrenbang tingkat kecamatan yang

52
berada di daerah kota kupang, setelah forum tingkat kecamatan dan menghasilkan

beberapa usulan yang nantinya menuju ke forum forum komunikasi pimpinanan

daerah (forkopimda) kota kupang. Hal ini kemudian diikuti oleh keluarnya

Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) nomor 54 tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan Anggaran, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah. Kekuasaan untuk mengalokasikan sumber daya alam dan

sumber daya manusia yang hendak ditujukan untuk kebaikan bersama,

kepentingan umum dan kesejahteraan sosial. Hal ini merupakan suatu keharusan

dalam membangun struktur pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah,

membangun sistem dan pola karir politik, mengembangkan sistem manajemen

pemerintahan yang partisipatif, efektif dan responsif terhadap kepentingan

masyarakat luas yang berasas pada pertanggung jawaban publik. Alokasi nilai-

nilai tersebut tentunya harus diarahkan secara langsung dalam menyelesaikan

fenomena-fenomena fisik dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat atau

bernegara. Demikianlah upaya untuk meningkatkan pendapatan dan nilai adalah

proses yang tidak mudah. Maka dari itu perlu pula diimbangi dengan

pengalokasian dari nilai tersebut dengan baik. Artinya, baik itu pusat ataupun

daerah tidak mendistribusikan dan mengalokasikan ke arah dan tujuan yang tidak

tepat atau menganggarkan dana untuk dibelanjakan kepada hal yang tidak

berguna, sia-sia dan pemborosan. Dengan demikian akan sangat sia-sia upaya

yang telah dikelola dari awal. Suksesnya pengelolaan dan pengalokasian nilai-

nilai serta anggaran adalah sangat mempengaruhi kualitas dan aspek-aspek

53
kehidupan publik dan orang banyak, maka perlu dikelola dan dirumuskan

sedemikian jelas.

3. Kebijakan Pemerintah kota kupang dalam Pelaksanaan Program

pembangunan taman bundaran tirosa.

Dalam pelaksanaan alokasi anggaran pemerintah daerah

menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk melakukan

pembangunan disuatu daerah. Rencana keuangan tahunan daerah yang disusun

dan dibahas serta disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan

ditetapkan dengan Peraturan Daerah di Indonesia, baik untuk provinsi maupun

kabupaten dan kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada

hakekatnya merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat

untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat disuatu

daerah. Pada tingkat Kecamatan pelaksanaan lanjut dari APBD tersebut dibahas

melalui Musrenbang Kecamatan kelapa lima untuk mendapatkan masukan,

konfirmasi, klarifikasi, berbagai prioritas kegiatan berdasarkan hasil Musrenbang

kecamatan yang dilakukan di tempat yang disepakati, dan menghasilakan

beberapa usul. Hasilnya Musrembang Kecamatan dapat mendorong peran dan

partisipasi masyarakat dalam merumuskan dan pengambilan keputusan bersama-

sama pemerintah dalam penyusunan perencanaan pembangunan tahunan ditingkat

kota. Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan Musrenbang dilaksanakan ditempat yang

disepakati bersama.

4. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Dalam Pengawasan Pembangunan

Taman Bundaran Tirosa

54
DPRD memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan

yang terjadi pada proses pembuatan kebijakan pembangunan infrastruktur. terkait

dengan Peraturan Daerah dan Peraturan kabupaten/kota dalam pasal 149 ayat 1

UU 23/2014 bahwa DPRD disini berhak untuk bertindak apabila dalam suatu

aturan itu melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

maupun tidak sesuai dengan kondisi masyarakat kota kupang, sehingga DPRD

juga dapat melakukan berbagai hal dalam pengawasan sehingga apa yang

diinginkan oleh suatu aturan yang dibuat dapat terealisasi sesuai dengan kehendak

dari aturan tersebut. Pengawasan diharapkan dapat dilakukan secara sinergis tidak

hanya dilakukan terpusat pada aktivitas dilapangan saja, tetapi pengawasan pun

dilakukan melalui pemeriksaan administratif terhadap hasil pungutan pajak dan

retribusi daerah secara khusus. Demikian pula dengan pengawasan internal yang

dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dapat mengantisipasi

penyimpangan atau penyelewengan dalam pembuatan laporan. Selain itu

masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung untuk membantu DPRD dalam

melakukan pengawasan suatu kebijakan maupun proses pelaksanaan kebijakan

disuatu daerah. Masyarakat menjadi regulator pada sektor dasar dengan cara

mengkritisi berbagai program yang tidak mendukung kemajuan suatu daerah.

Bukti lapangan yang menunjukan kondisi taman bundaran tirosa kota kupang

tahun 2021-2022, taman yang menyimbolkan tiga sosok patung yang berasal dari

tiga daerah tertentu, mengalami kerusakan akibat bencana seroja hingga pada

tahun yang sama di renovasi untuk memberikan warna yangb menarik dengan

pengadsaan air mancur yang menelan anggaran sebanyak 7,9 miliar. Hal ini tentu

55
akan berimbas kepada kehidupan masyarakat yang masi membutuhkan bantuan

dalam bentuk pengadaan sumber pendapatan untuk kesejahteraan.

Implementasi kebijakan poliotik pembangunan adalah suatu

program yang dinamis, dimana pelaku kebijakan membuat suatu kegiatan atau

aktifitas harus betul-betul b isa melihat apakak kemudian kebijakan itu dapat

memberikan dampak yang baik untuk di konsumsi oleh public, sehingga output

kebijakan itu sendir pada akhirnya mendapatkan hasil sesuai tujuan dan sasaran.

Dengan menggunakan teori Van Meter dan Van Horn menggunakan beberapa

variabel yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karateristik agen

pelaksana, sikap atau kecendrungan pelaksana, komunikasi antar organisasi

pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Untuk mengetahui bagaimana

Implementasi Kebijakan politik pembangunan Kota Kupang, maka ada beberapa

aspek yang akan dikaji beserta dengan ukuran atau indikatornya.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh wali kota kupang Bapak Jeffri Riwu Kore

(Tanggal, 10 Mei 2022) Pukul 09.00 WIT,

“Walikota Jeffri Riwu Kore, mengatakan dirinya memprioritaskan


infrastruktur dan penataan ruang publik agar Kota Kupang sebagai ibu kota
Provinsi NTT terlihat lebih bersih, cantik dan indah dipandang mata siapa saja
yang datang ke Kota Kupang. Ia bertekad kuat akan menuntaskan penataan kota
kupang dengan membangun infrastruktur jalan-jalan di kota Kupang agar lebih
aman dan nyaman bagi warga dalam berlalulintas.

“Saya ingin kota Kupang terlihat bersih, indah dan elok dipandang. Kota
Kupang ini adalah wajah depan NTT, jadi harus kita tata dengan baik agar setiap
orang yang datang ke sini merasa aman, nyaman dan betah dalam melaksanakan
berbagai aktivitasnya. Untuk itu, taman kita buat, ruang-ruang publik kita buka
dan kita lengkapi dengan berbagai fasilitas. Kota tanpa taman pohon dan bunga-
bunga ibarat rumah tanpa penghuni. Saya bertekad akan menuntaskan semua
taman dan membangun sampai tuntas ruas-ruas jalan kota yang kita lengkapi
56
dengan trotoar, lampu jalan dan drainase dan tempt-tempat sampah, sehingga
tidak lagi terlihat kumuh dan kotor di musim hujan akibat genangan banjir dan
sampah,” kata Walikota Jerico. Soal pembangunan taman bundaran tirosa atau PU
Walikota Jeffri Riwu Kore, menjelaskan dan mengakui bahwa benar adanya.
Namun, menurut Jerico, project tersebut adalah usulan inisiatif dari dirinya
kepada Presiden Joko Widodo melalaui Balai Jalan Kupang yang kemudian
dijawab oleh Kementerian PUPR. “Saat ini ada pengerjaan drainase di sepanjang
jalan Frans Seda. Itu projec APBN dari pemerintah pusat, tapi itu usulan dari saya
sebagai Walikota Kupang kepada Kabalai Jalan di Kupang..”Taman TIROSA
sebelumnya kumuh dan tak tertata, “Patung Tirosa merupakan patung tiga tokoh
kebanggan Kota Kupang yang mewakili budaya Timor, Rote dan Sabu. Harus
terus dilestarikan dan ditata sehingga generasi muda tetap berbangga memiliki
monumen ikonik yang mewakili 3 budaya tradisional yang ada di Kota Kupang
ini,” tukasnya.
Selain itu, masih ada 4 taman tematik lainnya, yakni Taman Patung Sonbai
sebagai monumen pahlawan kebanggaan Kota Kupang, Taman TaGePe sebagai
taman literasi kawula muda dan Taman Adipura dekat Bandara El Tari, sehingga
suasana perkotaan modern telah dirasakan semenjak orang memasuki wilayah
Kota Kupang dari Bandara El Tari.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Maxi N.Dethan.,S.T.M. Si Sekertaris

Dinas Pekerja Umum dan Penataan Ruang Kota Kupang (Tanggal, 11 Mei 2022)

Pukul 14.00 WIT.

‘’Pembangunan bundaran tirosa atau bisas disebut dengan bundaran PU


merupakan program wali kota sehingga kita sebagai pelaksana jelas kita mebuat
sesuai dengan harapan bahwa taman bundaran tirosa sebagai pancarona atau
keindahan kota yang mempumyai sosok yang berbeda dari letak dan ruas luas
yang ada bisa di gunakan oleh masyarakat untuk menikamati malam dan juga
bermanfaat bagi PKL dalam melakukan jual beli”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Don Ara Kian salah satu toko masyarakat kota

kupang kecamatan kelapa lima, kelurahan oesapa barat.(Tanggal, 12 Mei 2022)

Pukul 15.00 WIT.

5. Analisi Dampak

a. Dampak Sosial
57
Dye (2005:5-6) mengemukakan, ada beberapa hal yang dapat dipelajari

dalam proses analisis kebijakan, yaitu description, causes, dan consequences.

Mengacu pada pemaparan Dye sebelumnya, rangkaian kebijakan pasti menemui

dampak yang semula belum tentu bisa diprediksi. Dampak kebijakan dapat dilihat

dari ada atau tidaknya perubahan sikap dari masyarakat setelahkebijakan tersebut

diimplementasikan atau dapat juga dilihat dari perubahan kondisi masyarakat.

Dampak sosial yang dihadapi masyarakat Kota kupang kecamatan kelapa lima

yang mengenai masalah sosial yang akan terjadi. bundaran kadang memancing

timbulnya anak jalanan dan gelandangan yang menempati lahan disekitaran.

Dapat dilihat pada bundarandisekitaran terdapat beberapa gelandangan dan

gerobak kaki lima yang kadang membuat kumuh kawasan di bawah di sekitaran

bundaran tirosa. Dampak sosial bisa ditandai dengan empat indikator, yakni

perubahan sistem sosial, nilai-nilai individu dan kolektif, perilaku hubungan

sosial, gaya hidup masyarakat, dan struktur masyarakat.

Hal yang diungkapkan oleh Bapak Bernatus Ola salah satu masyarakat kota

dalam wawan cara (Tanggal, 20 Mei 2022) Pukul 14.00 WIT.

“Pembangunan bundaran tirosa atau bisas disebut dengan bundaran PU


merupakan program wali kota sehingga kita sebagai masyarakat kota kupang bisa
mersakan soal kebersamaan. Saling kenal antara satu sama lain juga bisa
berinteraksi antara satu dengan yang lain denga tidak membedakan persoalan ras,
suku, agama, budaya. Sehingga hal ini yang kita junjung dan terus kita rawat
secara bersama dengan tidak meninggalkann budaya yang dapat merubah pola
pikir masyarakat. Keberadaan taman bundaran tirosa juga memberikan dampak
positif bagi kami soal kebersihan untuk selalu menjaga dan merawat agar tidak
terlihat kotor yang bisa menyebabkan limbah sampah berserkan di area sekitaran
taman bundaran tirosa”.

58
b. Dampak Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan usaha masyarakat

dalam mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan produktivitasnya

(Hidayat, 2012).Pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas

ekonomi memang merupakan bentuk pembangunan ekonomi yang dianalisis

secara meluas. Dimana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi didapatkan dari

hasil peningkatan semua modal ekonomi yang dapat mencakup infrastruktur

transportasi, human capital, dan modal sosial lainnya. Dengan adanya bundaran

tirosa transportasi ke setiap daearah dapat dilalui dengan cepat, hal tersebut dapat

mempermudah jalannya ekonomi. Selain itu juga dapat mengubah mata

pencaharian masyarakat sekitar. Dampak ekonomi terdiri dari beberapapoin

terhadap pendapatan, dampak terhadap aktivitas ekonomi, dan dampak terhadap

pengeluaran (Cohen, danDwi, 2015:21). Pembangunan bundaran tirosa memiliki

dampak sosial ekonomi, baik yang bersifat positif maupun negatif. Secara umum,

keberadaan bundaran tirosa akan memberikan dampak yang positif bagi

peningkatan ekonomi masyarakat. Selain Pemerintah Provinsi nusa tenggara timur

dan Pemerintah Kota kupang akan mendapatkan keuntungan, masyarakat di desa-

desa terdampak juga merasakan dampak positifnya.

Hal diungkapkan oleh Ibu Siti Mariyam PKL taman bundaran tirosa Kota Kupang

saat di wawancara (Tanggal, 20 Mei 2022) Pukul 18.00 WIT.

“Pembangunan bundaran tirosa dengan luas yang yang memadai bagi kami yang
berprofesi pedagang kaki lima (PKL) sangat membantu perekonomian, dimana
keseharian kita adalah jualan di sekitarar area taman bundaran tirosa. Pengahsilan
kami tergantunga bnayaknya pengunjung yang datang dan menikamati suasana
malam taman bundaran tirosa yang di hiasi oleh lampu dan air mancur.
59
Kita melakukan jualan di area taman bundaran tirosa ats izin wali kota kupang,
namun di sisi lain kita di larang untuk jualan di area sekitar, kita masyarakat kecil
ini bagaiman.?

Hal senada juga yang di ungkapkan oleh sekertaris pansus DPRD kota kupang

Meminta pemkot kupang mengkaji atau mengvaluasi kembali larangan bagi para
pedagang yang berjualan di taman tirosa. Menurutnya lokasin itu ada fasilitas
internet gratis sehingga menjadi daya Tarik bagi warga, dan membuka peluang
bagi para pedagang kecil untuk melakukan jualan dalam memuluhkan ekonomi
keluarga.

Saya tidak setuju dengan larangan ini, kalua mau melakukan penerbitan pedagang
sebaiknya di evaluasi kembali, karena sejauh ini aktivitas pedagang tidak
menggangu.

c. Dampak politik

Keberadaan objek taman bundaran tirosa memberi manfaat untuk

membina kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan dibangunnya objek-objek

taman maka akan semakin banyak penduduk daerah mengadakan aktivitas.

Melalui aktivitas tersebut diharapkan bagi para pengunjung memberi dampak

positif, yaitu masyarakat bisa saling mengenal satu sama lainnya dengan para

pengunjung atau, agar bisa lebih dekat saling mengenal satu sama lain dan lebih

akrab, serta memahami tradisi adat istiadat masyarakat masing-masing, sehingga

bisa menerapkannya didaerah masing-masing, terutama bagi para pengunjung

yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai taman, maka masyarakat gerung

bisa mempelajarinya dan menerapkannya di daerah sekitaran taman, sehingga

taman ini menjadi lebih terkenal dengan banyaknya pengunjung yang

mengunjungi taman bundaran tirosa kota kupang ini dan dapat menghasilkan

devisa yang tinggi bagi kota kupang baik dari pedagang maupun bayar parkir.

60
Dalam wawancara dengan Bapak Rudi salah masyarakat Kota Kupang

(Tanggal, 21 Mei 2022) Pukul 14.00 WIT.

“Pembangunan objek tamanbundaran tirosa kota kupang akan semakin


banyak penduduk daerah mengadakan aktivitas. Beliau mengugkapkan rasa
senang dan bangga atas adanya Ruang Hijau Terbuka (RTH) dikarenakan
banyak program pengadaan sosialisasi birokrasi, pengunjungan pemerintahan
pusat juga pengadaan kegiataan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat kota
kupang.

Salah satu contoh yang di sampaiakan beliau adalah kedatang Agus


Harimurti Yudiyono AHY (ketua umum partai demokrat) 2020 lalu yang seakan
menghipnotis semua orang yang hadir dan melihat kedatangan kunjungan politik
AHY. Tidak sedikit bapak/ibu, muda mudi hadir dan melihat bagaimana sosok
seorang AHY, antusias dan kebersamaan dalam partisipasi sangat di bentuk
secara bersama dalam membersamai AHY.maka hal yang paling urjen soal
dampak politik pembangunan taman bundaran tirosa adalah bisa dari setiap
kegiatan-kegiatan pemerintah juga kunjungan pemerintah secara terbuka”.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas oleh penulis, maka dapat ditarik

kesimpul bahwa:

1. Latar belakang kehadiran kehadiran pembangunan bundaran tirosa kota kupang

kecamatan kelapa lima, untuk dapat mem berikan kualitas ekonomi bagi

61
masarakat pedagang kaku lima dalam menafkahi keluarganya.

2. Praktek dari pembanguanan bundaran tirosa menyebabkan pedagang kaki lima

melakukan perdagangan di area sekiotar bundaran, dengan cara menyiapkan

barang kemudian menjual kepada konsumen. Pendapatan mereka bervariasi

tergantung banyaknya pengunjung dalam menikmati suasana panorama taman

bundaran tirosa.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil pebelitian di atas, maka ada beberapa hal yang

menjadi masukan, antara lain:

1. Untuk para pedagang supaya lebih meningkatkan lagi dagangannya,

memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen tidak menambah-

nambah harga yang sudah menjadi patokan harga jualan, dan untuk para

pedagang kaki lima yang pendapatannya kurang dari rata-rata agar kiranya

dapat mempromosikan kelain tempat supaya lebih meningkat lagi, dan untuk

62
warga sekitar khususnya yang bermukim tepat area taman bundaran tirosa

tersebut harus ambil adil untuk pelaksanaan tata rapi agar taman bundaran

tirosa terlihat rapi tertib dan memberikan lahan untuk di kelola parkir agar

tidak semberawut.

2. Sebaiknya pemerintah harus mencari solusi dengan mengadakan lahan khusus

untuk para pedagang kaki lima agar tidak menganggu bahu jalan yang

diperuntukan untuk para pengendara atau pejalan kaki supaya taman bundaran

tirosa terlihat rapi dan aman.

DAFTARPUSTAKA

Buku-Buku

Abraham, M Francis. Modernisasi di Dunia


Ketiga: Suatu Teori
UmumPembangunan.Yogyakarta:PT TiaraWacanaYogya,1991.

BadanPusatStatisticKabupatenBekasi.KabupatenBekasiDalamAngkaTahun2
017.BPSKabupatenBekasi: Kabupaten Bekasi,2017.

63
Budiman, Arief. Kebebasan, Negara, Pembangunan. Jakarta:Freedom

Institute,2006.Deliarnov,Ekonomi Politik. Jakarta:Penerbit Erlanga,2006.

Dunn,W,William.PengantarAnalisisKebijakanPublik:Edisi
Kedua,Yogyakarta:GadjahMadaUniversityPress,2003.

Fermana,Surya.KebijakanPublik:SebuahTinjauanFilosofis.Yogyakarta:Ar-
RuzzMedia,2009.Gulo,W.Metodologi Penelitian.Jakarta:Grasindo,2002.

Kairupan,David.AspekHukumPenanamanModalAsingdiIndonesia.Jakarta:Pr
enadamedia Group,2013.

KementrianPerencanaanPembangunanNasional,RencanaPembangunanJang
kaMenengahNasional2015-
2019:BukuIAgendaPembangunanNasional.Jakarta:Kementrian Perencanaan
PembangunanNasional,2014.

Kunio,Yoshihara.KapitalismeSemua
AsiaTenggara.Jakarta:PenerbitLP3ES,1991.

Marzali,Amri,AntropologidanKebijakanPublik.Jakarta:PrenadaMediaGrou
p,2012.

Mas‟oed, Mohtar. ,Ekonomi dan Struktur Politik: Orde Baru 1966-1971.


Jakarta:LP3ES,1989

Noor,Juliansyah.MetodePenelitian:Skripsi,Tesis,DisertasidanKaryaIlmiah.
Jakarta:PenerbitKencana,2011

Pasolong,Harbani.TeoriAdministrasiPublik.Bandung:PenerbitAlfabeta,2007.

64
PemerintahKabupaten Bekasi Badan PerencanaanDaerah.
Laporan Akhir
:PenyusunanRencanaTataRuangWilayahKabupatenBekasiTahun2009-
2025Bandung:PT GaneshaPiramida,2008

Prabawa,IdaBagusAscharya.GuidetoInvestinPropertiJakarta:PTElekMedi
aKomputindo,2016.

Riady,Mochtar.MochtarRiady:MylifeStory.Singapore:JohnWileyandSons
SingaporePte.Ltd,2017.

Rostow,WW.TheStagesofEconomicGrowth,Cambridge:CambridgeUniver
sityPress,1991.

Santosa,Pandji.AdministrasiPublik:Teori,AplikasidanGoodGovernance.
Bandung:PTRefikaAditama,2012.

SelayangPandangKabupatenBekasiTahun2014,Bekasi:2014.

Sugiarto, Eko.MenyusunProposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.


Yogyakarta:PenerbitSuakaMedia,2015

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Prenadamedia

Group,2015.Tjokroamidjojo,Bintaro,AnalisaKebijaksanaanDalamProsesPere

ncanaanPembangunanNasional,MajalahAdministrator,2003

Wahab,SolichinAbdul,AnalisisKebijaksaanaan:dariFormulasikeImpleme
ntasiKebijaksanaanNegara. Jakarta:PT Bumi Aksara,2005.

Winarno,Budi.KebijakanPublik:Teori,ProsesdanStudiKasus.Yogyakar
ta:Centerof AcademicPublishingService,2014.

Yustika,AhmadErani.EkonomiPolitik:KajianTeoritisdanAnalisisEmpiris.
Yogyakarta:PustakaPelajar,2009

Yusuf,A.Muri.MetodePenelitian:Kuantitatif,KualitatifdanPenelitianGabung
an.
Jakarta:PenerbitKencana,2017

65

Anda mungkin juga menyukai