Anda di halaman 1dari 4

Ber“Sumpah Pemuda”?

Tidak..
Itu tidaklah ternanam indah di hati kami
Itu hanya seperti duri yang tertancap
Yang tak akan pernah bisa tumbuh

Kami tak tau mengapa begini


Mengapa begitu tega diri kami?
Bukankah jejak itu terlalu berharga
Tak pantas terinjak begitu saja

Kami bukanlah mereka


Tapi apakah pantas?
Kami balas mereka dengan semua ini
Apakah mungkin?
Mereka tak kecewa dengan semua ini

Mereka jadikan negeri ini berpadu


Kami jadikannya beradu
Mereka jadikan negeri ini damai
Kami jadikan negeri ini kacau

Mengapa begitu sulit?


Haruskah mereka kembali?
Untuk menyuburkan jiwa ini

Tak pantas kami bersumpah


Karena tak pernah tampak kehormatan itu
Kami hanya akan menutup rumput berduri
Kami hanya menjadikannya ritual
Ritual tanpa makna
Tak pernah teresapi
Mengapa kami tak pernah bisa?
Mungkin karena kami tak pernah merasa
Tapi apa harus terulang semua?
Hingga diri ini mampu mencoba
Kami tau kini tak lagi sama
Kami terlalu bodoh
Hingga tak tau harus bagaimana

Tunggu,
Sepertinya bukan kami tidak tau
Tapi karena kami tidak mau
Semua akan semakin sulit
Jika memang tak ada niat yang singgah

Mungkin, kami merasa semua akan baik-baik saja


Kami tak pernah berpikir, apa sebenarnya yang disebut akhir?
Saat itu bukanlah akhir
Itu barulah tanda dimulai
Kamilah yang harus memulainya

Betapa bodohnya
Saat itu hanya kami sia siakan
Saat itu hanya kami lewatkan
Bahkan kami pun telah menghapus bekas-bekas perjuangan
Apakah mungkin mereka mau memaafkan?
Setelah apa yang kami lakukan..

Kami telah mengubah zaman..


Zaman kemerdekaan menjadi penuh jajahan
Kebahagiaan menjadi kesengsaraan
Persaudaraan menjadi permusuhan
Bodohnya kami, Tuhan..
Apakah masih pantas kami disebut pemuda?
Apakah pantas kami mengucap sumpah pemuda?
Apakah pantas kami menjadi bagian negeri ini?
Apakah pantas?

Setelah semua yang terjadi


Terlalu besar permasalahan yang telah kami buat sendiri
Hingga tibalah saatnya kini
Kebingungan mencapai puncaknya
Seakan menuntut kami untuk segera bergerak

Namun kami takut


Kami takut untuk melakukan
Melakukan sesuatu yang bahkan kami tak tau itu
Kami terlalu bodoh
Bantu kami, Tuhan..
Jangan biarkan kami hancurkan negeri ini
Jangan biarkan mereka bersedih di sisi-Mu
Jangan biarkan diri kami meronta menyakiti hati

Tuhan, apakah ini wujud amarah mereka lewat takdir-Mu?


Kami mohon pada-Mu, ampunilah kami
Tolonglah negeri ini
Kami akan berubah
Bantu kami, Tuhan..

Percayalah, Tuhan..
Kami takkan mengulang kebodohan yang sama
Bantulah kami untuk kembali
Kembalikan kemerdekaan itu
Kembalikan kebahagiaan itu
Kembalikanlah kejayaan itu, Tuhan..
Tolonglah kami, Tuhan..
Biodataku

Assalamu’alaikum.. Hai, namaku Putri Chania Febrianti Renaldi. Aku lahir di


Kotagajah,7 Februari 2002. Sekarang, aku sekolah di SMA Negeri 1 Kotagajah. Aku tinggal
bersama orang tuaku di Desa Gajah Timur 2, Kotagajah, Lampung Tengah. Kalau kalian
ingin lebih mengenalku, kalian bisa menghubungiku lewat email:
Putri.chaniarenaldi@gmail.com atau instagram: @putri.chania_. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum..

Anda mungkin juga menyukai