Anda di halaman 1dari 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MTs SA Biroyatul Huda


Kelas / Semester : VII / Gasal
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Alat Bersuci
Alokasi Waktu : 4 JP

Informasi Pembelajaran
KD 3.1 Memahami alat-alat bersuci dari najis dan hadats
4.1 Mengomunikasikan penggunaan alat-alat bersuci dari najis dan hadats
IPK  Mengkategorikan air berdasarkan pembagian dan hukum kegunaannya.
 Mengklasifikasikan benda-benda selain air sebagai alat bersuci
Tujuan Memalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan scientifik yang mengajak peserta didik
untuk mengamati, membaca, mengidentifikasi, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan
hasilnya. Diharapkan peserta didik mampu :
 Mendeskripsikan pengertian pengertian bersuci
 Menganalisis perbedaan bersuci dengan membersihkan diri.
 Menjelaskan Air, pembagian, dan kedudukan hukumnya dalam bersuci.
 Menganalisis benda-benda selain air untuk besuci.
Kegiatan Pembelajaran
Metode : Langkah pembelajaran
Luring 1. Pendahuluan
Metode  Membuka dengan salam, menanyakan kabar, berdo’a, mengecek kehadiran peserta
Pembelajaran : didik dan memberi motivasi.
Projek Base  Guru mengaitkan materi yang lalu, memberikan beberapa pertanyaan, menyampaikan
Learning tujuan dan manfaat topik yang akan diajarkan, serta menyampaikan rencana penilaian.
Media :  Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai, garis besar cakupan materi dan
1. Worksheet langkah pembelajaran.
atau lembar 2. Kegiatan Inti
kerja (siswa)  Kegiatan Literasi
2. Lembar Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
penilaian menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi.
3. LCD  Critical Thinking
Proyektor Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Sumber belajar : belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
1. Buku Siswa hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi alat bersuci.
2. Buku Ajar  Collaboration
3. Lembar Kerja Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
Alat dan bahan : mengenai alat bersuci
1. HP/Laptop  Communication
2. Alat tulis Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
 Creativity
Guru dan peserta didik alat bersuci syahwi. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
3. Penutup
 Membuat kesimpulan terkait materi pelajaran
 Membagikan tugas yang berisi umpan balik dari pembelajaran hari ini.
 Menyampaikan rencana pelajaran yang akan datang, kegiatan diakhiri dengan doa dan
salam
Penilaian
Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Keterangan Penilaian
Sikap Observasi Tertutup Tanggung jawab, santun, percaya diri, kepedulian
Pengetahuan Penugasan: Tes tertulis Tugas Pada LK
Ketrampilan Unjuk Kerja Lembar Kegiatan

Cilongok, Juli 2022


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

Yus Triyanto, S. Sos Anwarul Fajri, S.Pd.I


NIP. - NIP. –
Lampiran 1 : Ringkasan materi
A. Bersuci
1. Pengertian Thaharah
Tahukah kita, bersuci dalam bahasa Arabnya disebut dengan thaharah (‫) الطهارة‬. Menurut arti
bahasanya bermakna bersih dan suci dari segala jenis kotoran, baik berupaka kotoran tampak mata
seperti kencing dan lainnya maupun yang tidak tampak mata, sebagaimana maksiat dengan berbagai
bentuknya. Sedangkan arti dalam istilah fikih, thaharah memiliki arti bersih dan suci dari najis dan
hadats.
2. Perbedaan Bersuci dan Membersihkan
Unsur-Unsurnya Bersuci Membersihkan Diri
Menyertakan niat √ -
Bertujuan untuk membersihkan √ √
Tata cara diatur oleh syariat Islam melalui ketentuan fikih √ -
Mengikuti pola hidup sehat √ √

Membersihkan diri mengacu pada kehendak pribadi kita sebagai pelaku, seperti dengan cara
membasuh muka berkali-kali, karena dirasakan rasa panas akibat terkena terik matahari masih terasa dan
banyaknya debu yang masih menempel. Sedangkan bersuci dan tata caranya harus mengacu dan
mengikuti ketentuan Allah SWT melalui Rasulullah SAW dan dijelaskan lebih mendalam dan terperinci
oleh ulama-ulama fikih.
Tujuan membersihkan diri dan bersuci juga berbeda. Membersihkan diri untuk membersihkan
kotoran yang melekat dan mengikuti pola hidup sehat. Bersuci bertujuan agar ibadah yang dilakukan di
terima, seperti shalat yang tidak akan diterima di sisi Allah SWT, jika pelakunya tidak dalam keadaan
suci. Meskipun demikian, tanpa menjadi tujuan, bersuci dengan sendirinya juga akan mengantar
pelakunya bersih dari kotoran dan berpola hidup sehat.
Kesimpulannya adalah, ”bersuci sudah pasti menyertakan perbuatan membersihkan diri, tetapi
membersihkan diri belum tentu termasuk bagian dari bersuci”.
3. Dasar Hukum Bersuci
a. QS. Al-Baqarah 222
        ......
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang
mensucikan diri“

b. QS. At-Taubah 108


           .....

“Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah mencintai orang-orang yang
bersih“

B. Kedudukan Air dalam Bersuci


1. Air Sebagai Alat Bersuci
Tahukah kita, air merupakan alat bersuci yang utama, terbagi menjadi berapa bagian air tersebut?
Alat yang paling utama adalah bersuci adalah air. Namun tidak semua air dapat digunakan sebagai alat
bersuci. Untuk mengetahui air yang dapat digunakan bersuci, maka kita harus mengetahui air di tinjau
dari pembagiannya dan ditinjau dari segi hukum penggunaannya.
2. Pembagian Air di Tinjau dari Tingkatannya
a. Air suci dan mensucikan : Air Hujan (QS: Al-Anfal (8): 11) dan QS: Al-Furqan(25): 48, Air Laut
(HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i), Air Sungai (HR: Bukhari, Muslim, dan
Ahmad), Air Sumur (HR: Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i), Mata Air (HR: Ahmad, Abu
Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i), Air Es (HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Nasa’i), Air Es
(HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Nasa’i).
b. Air suci Namun Tidak Mensucikan
- Air suci bercampur dengan benda yang suci, sehingga menyebabkan berubahnya salah satu sifat
air (warna, rasa, dan bau) dan menghilangkan sifat mensucikan benda lain yang sebelumnya
dimiliki oleh air.
- Air Musta’mal yaitu air yang sedikit ukurannya atau kurang dari 2 (dua) kullah dan bekas pakai
untuk menghilangkan najis maupun hadats. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengukur
besaran 2 kullah. Ayo mengkonversi satuan volume air dua kullah!
- Air yang keluar dari tumbuhan, baik yang mengalir dengan sendirinya atau sengaja di buat.
Buah-buahan yang segar biasanya memiliki kadar air yang tinggi, ketika dibelah air akan
menetes dengan sendirinya. Bagi orang yang kehabisan bekal air di hutan belantara, terkadang
menebang pohon yang memiliki kadar air tinggi untuk diminum
c. Air Mutanajjis
Air mutanajjis adalah air dalam volume yang sedikit dan terbatas, yang terkena atau bercampur
dengan benda-benda najis dalam berbagai tingkatannya (mukhaffafah, mutawassithah, dan
mughaladhah). Air jenis ini terbagi kedalam dua bagian:
- Air dalam jumlah sedikit yang mensucikan dan kejatuhan najis, tetapi sifat-sifatnya (warna, rasa,
dan baunya) tidak berubah.
- Air dalam jumlah sedikit yang mensucikan dan kejatuhan najis, namun salah satu sifatnya
menjadi berubah.
- Air yang volumenya sangat banyak atau melebihi dua kullah dan kejatuhan air yang
mensucikan, dan berubah atau tidak berubah sifat-sifatnya
3. Pembagian Air di Tinjau dari Hukum Penggunaannya
a. Air Suci dan Mensucikan
- Dilarang (Haram):
1) Menggunakan air suci dan mensucikan milik orang lain, sedangkan pemiliknya tidak
mengizinkannya;
2) Bila air dialirkan untuk kepentingan umum, maka air yang terdapat dalam tempat aliran
khusus untuk minum juga haram dipergunakan;
3) Pemakaian air akan berakibat membahayakan bagi pemakainya, seperti sakitnya menjadi
lebih parah;
4) Air dalam kondisi sangat panas atau dingin, sehingga membahayakan pemakainya;
5) pemakaian air pada saat terdapat binatang yang haus dan statusnya dilingdungi (tidak boleh
di bunuh) menurut ketentuan fikih.
- Tidak Dianjurkan (Makruh):
Air yang sangat panas atau dingin, namun tidak sampai membahayakan anggota tubuh. Tidak
dianjurkan karena dapat:
1) menghilangkan atau mengurangi kekhusyu’an orang yang berwudhu,
2) membuat pelakunya gelisah dengan pedihnya panas atau dingin, dan
3) menyebabkan tergesa-gesa untuk mengkhiri pemakaiannya.
b. Air Suci namun Tidak Mensucikan
- Air Suci yang bercampur dengan benda suci: Apabila benda lain yang bercampur dengan air
dapat merubah salah satu dari keseluruhan dari tiga sifatnya (warna, rasa, bau), maka air tersebut
hanya boleh dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang lazim di tengah-tengah
masyarakat. Namun, air tidak boleh pergunakan membersihkan najis maupun hadats.
Contoh: kandungan air dalam minyak wangi tetap suci dan oleh karena itu, minyak wangi dapat
dioleskan ke badan atau pakaian yang akan dipergunakan shalat dan melaksanakan ibadah
lainnya. Penggunaannya harus berdasarkan kelaziman masyarakat, sehingga tidak diperbolehkan
penggunaan minyak wangi untuk pemenuhan kebutuhan air minum. Air yang bercampur dengan
sabun cuci atau air bekas cucian dapat di gunakan untuk mencuci benda lainnya.
- Air Suci dalam jumlah sedikir yang telah dipakai membersihkan najis atau hadats (musta’mal):
Jika volume air lebih dari dua kullah, maka hukum air adalah suci dan mensucikan.
- Air Suci dari tumbuhan maupun buah-buahan: Air yang ada di dalamnya tidak diperbolehkan
untuk menghilangkan najis dan hadats. Oleh karena tetap suci, maka air yang dikandung oleh
seluruh jenis tumbuhan maupun buah-buahan diperbolehkan untuk keperluan yang mubah,
seperti minum akibat kehausan
c. Air Mutanajjis
- Air suci dan mensucikan dalam jumlah sedikit volumenya yang terkena najis, maka hukumnya
tidak diperbolehkan untuk membersihkan najis maupun hadats. Hukum ini berlaku secara
umum, baik sifat-sifat air yang terkena najis berubah atau tidak berubah
- Air suci dan mensucikan dalam jumlah lebih dari dua kullah terkena najis yang tidak berubah
salah satu dari ketiga sifat-sifatnya, maka hukumnya adalah tidak najis, sehingga dapat
dipergunakan membersihkan najis dan hadats.
Air suci dan mensucikan dalam jumlah lebih dari dua kullah terkena najis yang menjadi berubah
salah satu dari ketiga sifat-sifatnya, maka hukumnya adalah najis, sehingga tidak boleh
dipergunakan menghilangkan najis atau hadats.

Ling video : https://www.youtube.com/watch?v=GD2Lgi_bqJc


Lampiran 2. Penilaian-penilaian

A. Sikap : Lembar pengamatan

1. Lembar Penilaian Diri Pesertadidik (DuaJawaban)


Penilaian sikap diri
Nama :
Satuan Pendidikan : MTs SA Biroyatul Huda Cilongok
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan perilaku kita
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menggosok gigi minimal 3 kali sehari
2. Saya mencuci kaki, tangan dan muka setiap habis main di luar rumah
3. Saya mencuci tangan setiap hendak makan
Saya merasa sedih dengan teman yang suka membuang sampah di
4.
sembarang tempat
Saya mendukung program madrasah “Jum’at Bersih” dengan aktif
5. mengajak teman untuk meluangkan waktu membersihkan lingkungan
madrasah
Saya yakin orang yang terbiasa hidup bersih akan disukai Allah dan
6.
teman-temannya
Saya yakin bahwa orang yang tidak terbiasa menjaga kebersihan
7.
lingkungannya akan merugikan diri sendiri dan orang lain
Saya akan mengingatkan teman yang sering berwudu dengan tergesa-
8.
gesa
Saya tersentuh dengan kisah “siksaan kubur bagi yang tidak
9.
Beristinjak dengan benar”
10. Saya tidak senang dengan kondisi kelas yang kotor
Pedoman penskoran:
Ya : skor 4 . Tidak : skor 0.

Nilai = Jumlah Nilai Skor yang diperolehan X 100


Jumlah Skor Maksimal

Penilaian sikap Antar Teman


Petunjuk: Berilahtandacentang (√) pada kolom 1 (tidakpernah), 2 (kadang-kadang), 3 (sering), atau 4
(selalu) sesuaikeadaan kalian yang sebenarnya

No Pernyataan 1 2 3 4
1 Temansaya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
2 Temansaya beribadah tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain
berdoa sesuai agamanya.
4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian / ulangan.
5 Teman saya tidak menjiplak/ mengambil/menyalinkarya orang lain
tanpa menyebutkan sumber dalam mengerjakan setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasia paadanya.
B. Pengetahuan : LK peserta didik

Nama :
Satuan Pendidikan : MTs SA Biroyatul Huda Cilongok
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!


1. Allah SWT mencintai hambanya yang bersih dan suka akan kebesihan. Persamaan membersihkan dan
bersuci adalah . . . .
A. Dimulai dengan niat melakukan suatu perbuatan
B. Membersihkan kotoran atau sesuatu yang menjijikkan
C. Menggunakan tata cara yang diatur oleh fikih
D. Menjadi syarat sahnya melaksanakan shalat fardhu
2. Suatu kegiatan bersuci dari najis dan hadats sehingga seseorang diperbolehkan untuk mengerjakan suatu
ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci. Pernyataan ini merupakan pengertian … menurut istilah.
A. Bersuci B. Thaharah C. Najis D. Hadas
3. Perhatikan dalil tentang taharah berikut ini !
     

Dalil tentang taharah diatas adalah . . .


A. a. Q.S Al-Mudatsir : 4-5 C. Q.S Al-Baqarah : 222
B. b. Q.S Al-Mudatsir : 5-6 D. Q.S Al-Baqarah : 22
4. Dalam kegiatan bersuci dapat menggunakan berbagai alat yang sudah ditentukan, salah satunya dengan
menggunakan air. Ditinjau dari kategorinya air dibagi menjadi . . . .
A. Air yang suci dan mensucikan C. Air musta’mal
B. Air yang suci namun tidak mensucikan D. Air mutanajjis.
5. Air yang suci dan mensucikan yang bercampur dengan benda lain yang suci hukumnya menjadi ....
A. Air yang suci dan mensucikan C. Air musta’mal
B. Air yang suci namun tidak mensucikan D. Air mutanajjis.
6. Dalam ilmu fiqih air terbagi menjadi beberapa kelompok. Air mus’tamal yang volumenya tidak mencapai
dua kullah boleh digunakan untuk . . . .
A. Berwudhu C. Menghilangkan najis
B. Mandi junub D. Mandi
7. Kita sering menjumpai di daerah-daerah pedesaan adanya air suci dan mensucikan dalam satu kendi yang
ditaruh di halaman masuk rumah agar orang yang perjalanan kehausan dapat langsung meminumnya.
Tiba-tiba ada salah anak yang menggunakannya untuk bersuci dari kencingnya. Hukum penggunanaan
air oleh anak tersebut adalah …
A. Haram B. Makruh C. Sunnah D. Mubah
8. Ada seorang yang hendak membersihkan najis yang menempel di tubunya. Kemudian ia melihat seekor
anjing yang tersengal nafasnya karena kehausan, sementara waktu shalat sudah makin hampir habis.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk menggunakan air daripada memberikan minum kepada
anjing. Bagaimana hukum keputusan yang diambil oleh orang tersebut?
A. Haram B. Makruh C. Sunnah D. Mubah
9. Ada air satu ember kecil yang cukup untuk berwdhu, dan ketika hendak dipakai kejatuhan kotoran cicak,
namun sifat air baik warna, rasa, dan baunya tidak mengalami perubahan. Air tersebut termasuk
kategori....
A. Air yang suci dan mensucikan C. Air musta’mal
B. Air yang suci namun tidak mensucikan D. Air mutanajjis.
10. Termasuk syarat-syarat diperbolehkannya menggunakan batu untuk bersuci, kecuali....
A. Batu yang suci C. Sisi-sisi tidak tidak terlalu runcing
B. Batu tidak basah dan lembab D. Yang bekas digunakan untuk bersuci.

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan tepat!


1. Jelaskan apa yang dikaksud dengan taharah !
2. Jelaskan macam-macam alat yang dapat digunakan untuk taharah !
3. Jelaskan macam-macam pembagian air menurut hukumnya !
4. Mengapa air musyamas tidak boleh digunakan untuk bersuci !
5. Mengapa air dapat dikatakan sebagai air mutanajis jelaskan !

Anda mungkin juga menyukai