AMBULANS IGD
RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK
2022
Sambutan Direktur Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga kita
semua masih diberikan kesempatan untuk senantiasa
bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan. Kami atas
nama pribadi dan seluruh keluarga besar RS Petrokimia
Gresik menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas
diterbitkannya “Panduan Ambulans IGD”. Karena itu,
Panduan Ambulans IGD rumah sakit petrokimia gresik dibuat dengan maksud
dan tujuan agar pelayanan Ambulans terstandarisasi di seluruh RS. Panduan
buku ini berisikan tentang hal-hal terkait acuan dalam pelayanan ambulans
dalam menjalankan kegiatan pelayanan evakuasi medis sesuai standar
pelayanan rujukan baik dari klinik ke rumah sakit maupun antar rumah sakit
serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penerbitan buku “Panduan Ambulans” di RS Petrokimia
Gresik, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah
SWT senantiasa menyertai langkah kita dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi pasien, keluarga dan masyarakat pada umumnya.
Amin.
Gresik, 15 Januari 2021
RS Petrokimia Gresik
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Cover Depan................................................................................................... i
Sambutan Direktur............................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan....................................................................................... 1
BAB 2 Gambaran Umum Ambulans.............................................................. 5
BAB 3 Standart Ketenagaan.......................................................................... 8
BAB 4 Standart Fasilitas Ambulans..............................................................
BAB 5 Logistik...............................................................................................
BAB 6 Keselamatan Pasien...........................................................................
BAB 7 Keselamatan Kerja.............................................................................
BAB 8 Pelaksanaan Transportasi ................................................................
BAB 9 Dokumentasi.......................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Latar Belakang
2
Pedoman Ambulans ini disusun untuk memenuhi standar spesifikasi
ambulans yang baik sehingga pelayanan ambulans yang baik juga dapat dicapai.
Pedoman Ambulans ini berdasarkan data dan masukan dari seluruh pemangku
kebijakan penyelenggara Pelayanan Ambulans.
1.3 Tujuan
Pedoman Ambulans ini bertujuan untuk menjadi :
a. Panduan dalam Standarisasi Pelayanan Ambulans IGD RS Ptrokimia
Gresik.
b. Referensi teknis dalam pengadaan/pembelian ambulans di RS dan
Klinik PT Petro Graha Medika sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan.
1.4 Sasaran
Pedoman Ambulans ditujukan kepada penyelenggara pelayanan
Ambulans atau penyedia layanan evakuasi medik di RS Petrokimia
Gresik.
3
e. Undang-Undang RI No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan
f. Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
g. Keputusan Presiden RI No. 65 Tahun 1980 tentang Ratifikasi Konvensi
Safety of Life at Sea (SOLAS)
h. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 29 Tahun 2014 tentang
Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim
i. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 50 Tahun 2015 tentang
Sertifikasi Standar Kebisingan Jenis Pesawat Terbang dan Kelaikan
Udara
j. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 62 Tahun 2015 tentang
Standar Kelaikudaraan Untuk Helikopter Kategori Normal
k. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 155 Tahun 2016 tentang Batas
Usia Pesawat Udara yang Digunakan Untuk Kegiatan Angkutan Udara
Niaga
l. Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM.33 Tahun 2018 tentang
Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
m. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
n. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016 tentang
Persyaratan Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
o. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
p. Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 65 Tahun 2009 tentang
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia
q. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1314 Tahun 2010 tentang
Pedoman Standardisasi Sumber Daya Manusia, Sarana, dan
Prasarana di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan
r. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 19 Tahun 2016 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
s. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 47 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan
t. Pedoman Teknis Ambulan Kementerian Kesehatan Tahun 2019
u. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 120 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Ambulans dan Mobil Jenazah
4
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Definisi
Ambulans adalah suatu kendaraan atau alat transportasi untuk
mendatangi/menjemput/membawa/memindahkan pasien dalam rangka
mendapatkan pertolongan/penanganan/tindakan medis baik yang bersifat gawat
darurat maupun yang tidak gawat darurat. Jenis kendaraan yang dapat
diperuntukkan sebagai ambulans adalah kendaraan angkutan orang/penumpang.
Pelayanan Ambulans berada dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) khususnya pra fasyankes dan antar fasyankes, sehingga
semua kegiatan ambulans harus terhubung dengan sistem tersebut dan
ditunjang sistem komunikasi dan informasi yang handal. Ambulans dapat
membawa pasien setelah dinilai dan diputuskan kelaikannya oleh petugas yang
berwenang.
5
Ambulans jenis ini dilengkapi peralatan bantuan hidup dasar dan
petugas dengan kompetensi bantuan hidup dasar. Kendaraan yang
digunakan menyesuaikan kondisi daerah masing-masing. Ambulans ini
dapat dimiliki pemerintah maupun organisasi non pemerintah.
Ambulans transport dapat dilengkapi dengan alat kesehatan dan
spesifikasi khusus lainnya untuk menangani kondisi seperti pasien
infeksius, pasien psikiatri dan kondisi khusus lainnya (daerah terpencil
atau kondisi geografis sulit).
6
BAB 3
STANDAR KETENAGAAN
7
c. Satu dokter berkemampuan ATLS dan ACLS atau GELS (General Emergency
Life Support) wajib untuk pasien dengan kondisi gawat darurat (kategori
merah)
d. Satu dokter spesialis Anestesi bila diperlukan pada kondisi tertentu dan / atau
membawa pasien gawat darurat VIP/VVIP untuk rujukan ke fasilitas yang lebih
tinggi.
8
BAB 4
STANDAR FASILITAS AMBULANS
9
b. Secara pembuatan bentuk atau karoseri
Kendaraan dasar (mobil) yang digunakan adalah kendaraan
dengan rangka landasan yang diperuntukkan sebagai angkutan orang.
Kendaraan hanya dapat dibeli sesuai jenis yang dijual di wilayah
Indonesia dan harus dimodifikasi di karoseri yang memiliki izin di wilayah
Indonesia. Jenis mobil yang digunakan dapat berupa mobil dengan
penggerak dua roda (roda depan/ roda belakang/ jenis 4x2) maupun
mobil dengan penggerak empat roda (jenis 4x4); dengan pilihan kabin
tunggal (single cabin). Mobil yang digunakan memiliki batas usia
kendaraan maksimal 10 tahun atau mengikuti peraturan perundang-
undangan yang berlaku di masing-masing daerah.
Pembuatan bentuk atau karoseri semua bentuk dan desain
ambulans akan dibuat sesuai kebutuhan dan alat kesehatan yang ada di
dalam agar efisien dan sesuai peruntukannya. Pembuatan bentuk atau
karoseri terdiri dari pekerjaan interior maupun eksterior dengan rincian
pekerjaan sebagai berikut :
a) Interior
• Pekerjaan lemari/ kompartemen tempat obat atau alat kesehatan
penunjang ambulans
• Pekerjaan landasan stretcher.
• Pekerjaan tempat duduk untuk petugas ambulans beserta sabuk
keselamatannya
• Pemasangan stretcher multi fungsi
• Pekerjaan instalasi gas medis.
• Pekerjaan sistem komunikasi ambulans.
• Pemasangan amplifier sirene dan saklar light bar
• Pekerjaan lampu sorot interior
• Pekerjaan sistem kelistrikan.
• Pekerjaan pengelolaan limbah medis
b) Eksterior
• Pekerjaan karoseri/ rumah-rumah/ body ambulans
• Pekerjaan identitas ambulans
• Pekerjaan pemasangan lampu Light Emitting Diode (LED) Flash/
Blitz Light Bar, Speaker Sirene, lampu Hazard.
10
Spesifikasi teknis mobil ambulans :
a. Interior
Interior ambulans harus dari bahan non porosif (tidak berpori) dan
mudah dibersihkan.
Lemari/kompartemen tempat obat atau alat kesehatan penunjang
ambulans harus dapat memuat obat dan alat kesehatan yang
diperlukan.
Landasan stretcher yang dilengkapi dengan laci untuk menyimpan
alat kesehatan (Long Spine Board/Scoop Stretcher dan kuncian
berbahan stainless steel).
Tabung gas medis harus diberi pengaman untuk menjaga
kestabilan sewaktu ambulans sedang berjalan.
Pemasangan dan penggunaan amplifier sirene dan saklar light bar
harus mengikuti peraturan terkait yang berlaku.
Sistem komunikasi ambulans harus terintegrasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan ambulans
serta ditunjang dengan teknologi tepat guna. Sistem komunikasi
harus dua arah (handphone (PSC 119) atau radio medik).
Pemakaian frekuensi yang digunakan akan diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang lain.
Sistem kelistrikan harus dapat digunakan oleh alat kesehatan yang
dipakai. Sumber listrik (suplai daya bebas gangguan/Uninterrupted
Power Supply (UPS)) harus terpisah antara yang dipakai oleh
kendaraan dan yang dipakai oleh alat kesehatan.
Perlengkapan keselamatan (Alat Pemadam Api Ringan/APAR)
b. Eksterior
Kendaraan harus mampu menampung alat kesehatan yang
diperlukan.
Warna dasar ambulans putih dan penulisan nama ambulans
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pekerjaan pemasangan lampu LED Flash/Blitz Light Bar warna
merah lengkap dengan pelantang suara/ speaker (warna
disesuaikan, berdasarkan Undang- Undang No. 22 Tahun 2009
tentng Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)
Suara sirene mengacu pada standar suara sirene “Two Tone” .
11
4.4 Persiapan Pemeriksaan Ambulan
a. Mesin Mati
Periksa seluruh body ambulan
Periksa roda ban/ban tekanan
Pemeriksaan spion dan jendela, pastikan spion bersih dan berada
di posisi yang tepat
Periksa fungsi setiap pintu dan kursi
Periksa bagian sistem pendingin
Periksa jumlah cairan kendaraan termasuk minyak mesin, air
radiator, pelumas rem, air aki, dan pelumas setir
Periksa portal indikator aki dan tanda-tanda korosi
Periksa kebersihan kabin termasuk dashboard
Periksa fungsi jendela
Tes fungsi klakson
Tes fungsi sirine
Periksa sabuk pengaman
Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin
Periksa jumlah bahan bakar dan kalau perlu isi bahan bakar
b. Mesin Hidup
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulan dari ruang penyimpanan.
Pemeriksaan yang dilakukan saat mesin ambulan hidup antara lain :
Tes fungsi indikator di dashboard
Periksa meteran yang terletak di dashboard
Tes fungsi rem
Tes fungsi rem tangan
Tes fungsi stir
Periksa fungsi wiper
Tes fungsi lampu
Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien
Periksa perlengkapan komunikasi
12
5 Oil Pemeriksaan indikator oli mesin dan minyak
rem sesuai petunjuk pemakaian
6 Noise Dengarkan suara mesin normal atau tidak
No Nama Huruf Keterangan
7 Elektrical System Periksa dan lihat lampu dekat, lampu jauh, sign
hazar, rotator, sirine, lampu kabin depan, dan
belakang, lampu-lampu indikator menyala atau
tidak pecah atau tidak.
8 Body Periksa seluruh body mobil bersih dan mulus,
ada kerusakan atau tidak
9 Alat Penunjang Periksa toolkit, dongkrak, ban serep, triangle
hazard, dan APAR tersedia pada tempatnya
10 Kondisi Ban Periksa kondisi ban mobil, kembang ban baik
atau sudah tipis, apakah ban retak atau sobek
11 Sabuk Pengaman Periksa dan coba sabuk pengaman masih
dalam kondisi baik, kain sabuk pengaman
dalam kondisi baik
Halaman 8
13
BAB 5
LOGISTIK
14
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN
3. Pengendalian Infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja untuk mencegah infeksi
silang
b. Pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan darah
dan cairan infeksi yang lain seperti masker, sarung tangan, kacamata
google dan apron jika dibutuhkan
b. Pengelolaan jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan
c. Pembersihan ambulan setiap penggunaan pengantaran ataupun
penjemputan pasien
d. Pengelolaan limbah rumah sakit dan sanitasi ruangan
15
4. Mengurangi resiko pasien jatuh
a. Rumah sakit menyediakan peralatan kesehatan yang dapat
mengurangi resiko pasien jatuh pada saat pemindahan pasien ke
dalam ambulan, pada proses transfer maupun pemindahan pasien dari
ambulans
b. Fasilitas Ambulan yang sudah dilengkapi dengan tempat untuk
meletakan Brankar Ambulans yang disebut dengan Landasan.
Landasan Brankar Ambulans berfungsi untuk mempermudah Brankar
Ambulans masuk dan keluar
c. Brankar ambulans yang dilengkapi dengan sabuk pengaman
d. Cara pemindahan pasien ke dalam ambulans maupun keluar
ambulans yang tepat dan menghindari resiko pasien jatuh
16
BAB 7
KESELAMATAN KERJA
17
7.2 Penggunaan Alat-Alat Peringatan
Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya
jika alat-alat peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan
dengan mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian
menunjukkan bahwa sopir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau
mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki. Jadi
jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan aman jika
sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine.
1. Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam
pratek ambulans dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan
sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara
bermotor lainnya, pasien dalam ambulans, maupun pengemudi ambulans itu
sendiri. Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat
darurat.
a. Menggunakan sirine secara bijak, dan hanya ketika perlu. Sirine hanya
digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang
dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien,
dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul stress.
b. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah
beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan
mendengar sinyal Anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan semak
belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.
b. Tidak berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal
ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan
Anda tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika
Anda berada dekat dengan kendaraan di depan Anda.
c. Tidak menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk
menakuti orang lain.
2. Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi
yang berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak
dapat membuka jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine
diaplikasikan juga untuk penggunaan klakson.
3. Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang
ataupun malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat
meningkatkan jarak pandang kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika
18
ambulans berada pada keadaan emergensi untuk pasien dengan prioritas
tinggi, baik dalam perjalanan menuju lokasi kejadian maupun transportasi ke
rumah sakit, semua lampu emergensi harus digunakan. Kendaraan harus bisa
terlihat dari setiap sudut 360 derajat.
19
7.5 Alat Pelindung Diri
1. Sarung tangan non steril dipakai saat petugas ambulans membantu
perawat atau tenaga medis memindahkan pasien dari auatpun keluar
ambulans, dan saat petugas membantu tenaga medis dalam melakukan
tindakan terhadap pasien didalam ambulan.
2. Masker KN95 atau N95 untuk penyakit menular digunakan saat petugas
ambulans membantu perawat atau tenaga medis memindahkan pasien
masuk atau keluar ambulans, dan saat petugas membantu tenaga medis
dalam melakukan tindakan terhadap pasien didalam ambulans.
3. Apron plasik disposible digunakan jika diperlukan oleh petugas ambulans
saat membantu perawat atau tenaga medis memindahkan pasien masuk
atau keluar ambulans, dan saat petugas membantu tenaga medis dalam
melakukan tindakan terhadap pasien didalam ambulan.
4. Googles digunakan jika diperlukan oleh petugas ambulans saat
membantu perawat atau tenaga medis yang berisiko terkena cairan tubuh
pasien pada mata petugas ambulan.
20
BAB 8
PELAKSANAAN TRANSPORTASI
Halaman 12
a. Penilaian Awal
b. Tingkat Kesadaran
c. Primary Survey
Airway
Adasasda
Asaqa
ASASQW
Breathing
Circulation
Disability
Exposure
Five Intervention
Give Comfort
Secondary Survey
4.8 Transportasi
Halaman 14
a. Penentuan Tujuan
b. Modus Berangkat
c. Selama Perjalanan
d. Sampai di Tempat Rujukan
e. Kembali Dari Tempat Rujukan
f. Penolakan Perawatan
21
g. Pasien dengan Gangguan Emosional
h. Kematian yang Belum Dipastikan
i. Bencana masal
22
BAB 9
DOKUMENTASI
Halaman 19
23