Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur dalam segala hal kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan anugerah-Nya, proposal tentang Pengajuan Bantuan Ambulans Gawat
Darurat dapat dirampung dan diselesaikan.
Proposal ini dibuat dan diinisiasi untuk diajukan kepada PT. Jasa Raharja
(Persero) Cabang Maluku sebagai persayaratan admistratif dalam rangka memperoleh
bantuan melalui implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR), yang
merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahan dibidang pelayanan
kesehatan, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UU PT) pada Bab V Pasal 74, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas.
Kami menyadari bahwa, proposal ini dari sisi penulisan masih jauh
kesempurnaan dari aspek metodeloginya, namun harapan kami semoga menjadi bahan
pertimbangan bagi stakeholder dalam menyikapi proposal kami.
Terima kasih buat rekan-rekan kerja yang telah memberikan semangat dan
dukungan serta sumbangsi pemikiran dalam proses pembuatan proposal ini. Tanpa
semuanya itu, niscaya proposal ini tidaklah akan berarti.
Akhir kata adalah suatu kebangaan dan kehormatan, kami sampaikan kepada
pimpinan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Maluku atas atensi dan kearifan dalam
menindaklanjuti proposal kami. Inilah rasa hormat dan harapan kami, sebab kami
percaya PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Maluku memiliki komitmen yang jelas
terhadap agenda tanggung jawab sosial sebagaimana telah diamanatkan dalam
undang-undang, Terimakasih.

Piru, April 2022


Hormat Kami

Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Piru

dr. Johan F. Selanno. Sp.OG


NIP. 19850208 201 101 1 009

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 2


I. SEKILAS PANDANG
Terbesit di ingatan kita bila disebut “gawat”, berarti adanya suatu keadaan yang
mengancam, selanjutnya jika disebut “darurat”, berarti suatu keadaan yang segera
memerlukan pertolongan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 menyebutkan bahwa, “Gawat Darurat” adalah
keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan.
Secara medik setiap orang memiliki potensi untuk mengalami kondisi kegawat
daruratan baik karena penyakit, kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, keracunan,
digigit binatang ataupun penyebab lainnya. esensinya, kondisi kegawat daruratan adalah
suatu keadaan yang datang secara tiba-tiba tanpa diperkirakan sebab-musbab dapat
menimpa siapa saja, dimana saja dan kapan saja, sehingga dibutuhkan tindakan medis
segera demi penyelamatan nyawa dan atau percepatan risiko kecacatan. Dalam situasi
gawat darurat medis, “pelayanan ambulans” dapat menjadi tumpuan penyelamatan
hidup sebab dapat membantu dengan cepat dan aman menuju Instalasi Gawat Darurat
(IGD) rumah sakit guna penyelamatan nyawa dan atau pencegahan kecacatan lebih
lanjut.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) piru adalah rumah sakit Pemerintah Daerah
Kabupaten Seram Bagian Barat Tipe C yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis
terbatas yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan
pelayanan kebidanan dan kandungan yang menampung rujukan dari puskesmas di
wilayah Kabuapten Seram Bagian Barat. Rumah Sakit Umum Daerah Piru merupakan
institusi pelayanan kesehatan masyarakat maupun perorangan secara paripurna yang
menyediakan rawat inap, rawat jalan/poliklinik (KIA, Bedah, Penyakit dalam, Jantung,
Umum, Gigi, Saraf, Anak) dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD adalah layanan yang
disediakan untuk kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan harus segara
dibawah ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat yang cepat. Pelayanan
gawat darurat dilakukan dua puluh empat jam, tujuh hari dalam seminggu, setiap hari
secara rutin dan berkesinambungan dilaksanakan, sehingga sangat dibutuhkan “tim kerja

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 1


yang solid” dengan kemampuan khusus dan peralatan yang dapat memberikan kontribusi
signifikan terhadap pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.
Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan
tepat. Untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai
dengan kompetensi dan kemampuannya, sehingga dapat menjamin suatu penanganan
gawat darurat dengan respon time yang cepat dan penanganan yang tepat, sebagaimana
dijelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
856/Menkes/IK/IX/2009.
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah ujung tombak yang merupakan
garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Upaya pertolongan terhadap
penderita gawat darurat harus dipandang sebagai bagian yang terintergrasi dari seluruh
unsur penunjang medik yang ada di rumah sakit. Unsur Penunjang Medik yang dimaksud
disini yaitu, “AMBULANS”. Selain dokter dan obat, ambulans juga sangat memegang
peran penting dalam dunia kesehatan, bahkan dalam kebanyakan kasus, ambulans sangat
menentukan nyawa seorang pasien.
Terminologi ambulans adalah suatu kendaraan untuk memindahkan orang sakit atau
cidera kesuatu tempat untuk mendapatkan pengobatan. Istilah ambulans digunakan untuk
menerangkan kendaran yang digunakan untuk membawa peralatan medik kepada pasien
di luar rumah sakit dan atau memindahkan pasien ke rumah sakit lain untuk keperluan
perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Dengan demikian ambulans merupakan sarana
transportasi yang diperuntukkan mengangkat pasien dari dan antar rumah sakit yang
dilengkapi dengan peralatan medis sesuai dengan standar.
Ambulans adalah salah satu sarana evakuasi medik yang merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan dan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Ambulans digunakan membantu pasien “to save life and limb”, dimana apabila
diperlukan evakuasi, rumah sakit menjadi sentrum dari SPGDT dapat melakukan
evakuasi tersebut dengan menggunakan transportasi ambulans. SPGDT diterapkan dalam
konteks memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit,
pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 2


multi sektoral, berpedoman pada respon cepat “time saving is life and limb saving” yang
melibatkan peran serta masyarakat, petugas medis dan “pelayanan ambulans”.
Penanganan cepat dan tepat pada pasien harus didukung dengan sistem rujukan
yang baik. Salah satu penunjang sistem rujukan yang baik adalah “pelayanan
ambulans”. Pelayanan ambulans yang baik tercermin dari ambulans yang memenuhi
persyaratan teknis, peralatan medik yang terkalibrasi, petugas ambulans yang terlatih,
serta tata cara pemeliharaan dan operasional yang terimplementasikan.
Atas dasar uraian di atas maka dapat dikemukakan bahwa, pelayanan ambulans
adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya menyangkut
evakuasi medis, seyogyanya diselenggarakan sesuai standar pelayanan dan memenuhi
persyaratan keamanaan dan keselamatan.

II. PERMASALAHAN
Pelayanan kesehatan merupakan upaya memelihara kesehatan yang bertujuan agar
tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi individu dan masyarakat. Dalam Undang-
Undang Repubulik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditegaskan
bahwa, setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Artinya setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam
pelayanan kesehatan. Hal ini dirasakan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu
yang bertempat tinggal dipelosok jauh dari sentra pelayanan kesehatan, sehingga
kebutuhan akan sarana transportasi ambulans sangatlah penting bagi mereka untuk dapat
menerima azas manfaatnya.
Ada beberapa kendala yang dihadapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Piru
yang diungkap sebagai permasalahan utama, yaitu menyangkut “ketersediaan sarana
transportasi ambulans” yang ditinjau dari “aspek persyaratan “teknis maupun aspek
kebutuhan”. Dapat dijelaskan disini bahwa, RSUD Piru dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan ditunjang dengan sarana penunjang transportasi ambulans.
Ambulans yang dimiliki RSUD Piru berjumlah 4 (empat) unit ambulans yang terdiri

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 3


dari : 1 (satu) unit ambulans gawat darurat, 2 (dua) unit ambulans rujukan dan 1 (unit)
ambulans jenazah.
Keempat unit ambulans ini mulai digunakan pengoperasiannya terhitung sejak
tahun 2008 sampai dengan tahun ini, itu berarti usia keempat unit ambulans ini ± 13
tahun 3 bulan, yang artinya kalua dilihat dari faktor umur itu berarti telah termakan usia.
Karena telah termakan usia maka dengan sendirinya akan mengalami penyusutan,
sehingga membutuhkan perawatan lebih ekstra dan mahal, disamping itu memiliki
potensi kerusakan yang terjadi pun kian besar, selain itu juga menurunnya performa
mesin serta body dan chasis mulai mengalami korosi, selain itu peralatan medik
sebagianpun tidak berfungsi, sehingga dengan demikian akan berpengaruh langsung pada
efektifitas pelayanan kesehatan (kenyamanan dan keselamatan) kepada
pasien/masyarakat pengguna jasa ambulans.
Inilah potret aktual ambulans yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Piru yang dapat kami paparkan, sehingga kalau mau dibilang sebenarnya
keempat unit ambulans ini dapat dikatakan “tidak memenuhi aspek persyaratan teknis
dan laik jalan”, bila dilakukan “pengujian kendaraan” sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal
54 ayat (2) dan ayat (3). Dapat kami jelaskan disini juga bahwa, pada prinsipnya
ambulans gawat darurat tidak hanya dipandang sebagai hasil rekayasa teknologi semata,
namun dalam perannya sebagai kendaran transportasi, juga berpotensi menimbulkan
“kecelakaan lalu lintas”, dan apabila tidak didukung dengan peralatan medik yang baik
pula, maka memberikan efek buruk kepada pasien/masyarakat yang membutuhkan
pelayanan. Dalam keadaan seperti demikian tentunya penggunaan ambulans gawat
darurat sebagai kendaraan transportasi yang dioperasikan di jalan perlu mendapatkan
“perlakuan yang baik dan benar dalam penggunaannya”.
Selanjutnya apabila ditinjau dari aspek kebutuhan, maka dapat dikatakan bahwa,
jumlah ambulans yang tersedia di RSUD Piru dianggap “masih kurang” bila dilihat dari
fungsinya masing-masing terhadap tingkat permintaan pelayanan pasien/masyarakat
pemakai jasa ambulans yang begitu tinggi, sehingga ujungnya akan berdampak pada
efektifitas pemberian pelayanan. Permasalahan yang terurai ini, dengan sendirinya secara

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 4


langsung maupun tidak langsung akan memberikan preseden terhadap citra rumah sakit
dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan sebaik-baiknya.

III. FOKUS MASALAH


Sebagaimana telah diutarakan pada point permasalahan bahwa, ambulans yang
dimiliki oleh Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Piru terdiri dari ambulans gawat
darurat, ambulans rujukan, dan ambulans jenazah, maka yang menjadi fokus
permasalahan disini ialah menyangkut “ambulans gawat darurat”. Ambulans gawat
darurat adalah ambulans darat yang digunakan untuk menangani dan atau mengangkut
pasien dengan kondisi gawat darurat atau berpotensi mengancam nyawa dari suatu
tempat ke tempat lain untuk mendapatkan pengobatan. Ambulans gawat darurat juga
dapat dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan spesifikasi khusus lainya untuk
menangani kondisi khusus seperti pasien infeksius, perawatan intensif, pasien psikatri
dan kondisi khusus lainnya (daerah terpencil atau kondisi geografis sulit). Ambulans
gawat darurat di desain agar dapat menangani masyarakat/pasien gawat darurat, memberi
pertolongan pertama dan melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan menuju
rumah sakit rujukan. Ambulans gawat darurat juga harus memenuhi aspek hygiene dan
ergonomic.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi fokus masalah disini adalah:
“Bagaimana cara yang ditempuh oleh Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Piru
untuk memiliki ambulans gawat darurat yang memadai?”.

IV. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksu : Dengan adanya bantuan ambulans gawat darurat (Emergency Ambulans)
d dari PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Maluku maka, diharapkan dapat
membantu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien/masyrakat
pengguna jasa layanan gawat darurat pada Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Piru secara efektif.
Tujuan : Dengan tersedianya ambulans gawat darurat pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Piru, maka akan memberikan kemudahan sebagai berikut :

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 5


1. Pemberian pertolongan pertama pada pasien gawat darurat pra
fasilitas pelayanan kesehatan;
2. Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi kejadian (pra
fayankes) ke fasilitas pelayanan kesehatan;
3. Sebagai sarana transportasi rujukan antar dan inter fasilitas kesehatan
(transfer sekundaer dan transfer tersier)

V. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian
Perusahan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja;
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Hidup Perseroan terbatas;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10 Peraturan Menteri Negara, BUMN Nomor PER-09/MBO/07/2015 tentang
. Program Bantuan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan
Program Bina lingkungan.

VI. PENYELESAIAN MASALAH

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 6


Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada prinsipnya adalah hal yang
tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu
kewajiban yang dimiliki oleh individu, kelompok maupun organisasi yang meliputi etika
bersosialisasi dan kemampuan memberikan sesuatu yang positif kepada lingkungan
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Dalam konteks perusahaan,
tanggung jawab tersebut disebut sebagai “ Tanggung Jawab Sosial Perusahan (Corporate
Social Responsibility/CSR) yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1.
Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tentunya mempunyai peran yang
sangat penting terhadap kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat. Meskipun
telah berperan dalam menciptkan lapangan kerja, kekayanan, produk dan jasa, namun
tekanan pada bisnis untuk berperan dalam isu-isu sosial melibatkan karyawaan,
stakeholder, masyarakat, lingkungan dan pemerintah terus meningkat. Persaingan
perusahaan yang kian kompetitif menuntut setiap perusahan untuk menjadi lebih unggul,
dan perusahaan juga berlomba-lomba agar mendapatkan penilaian terbaik dari
masyarakat. Perusahan yang selalu ingin tetap eksis dan berkembang kearah positif
ditengah masyarakat melakukan berbagai usaha. Dengan keadaan permasalahan yang
dierhadapkan ditengah masyarakat, maka muncul paradigma mengenai Corporate Social
Responsibility/CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Praktik Corporate Social
Responsibility/ CSR dianggap penting oleh perusahan karena selain berorientasi profit,
perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan lingkungan yang
muncul sebagai akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan, sehingga praktik
Corporate Social Responsibility/ CSR dianggap sebagai suatu gagasan yang tidak hanya
mengacu pada “single bottom line” yakni tanggung jawab perusahaan yang hanya
direfleksikan melalui kondisi keungan (financial) saja, tetapi juga mengacu pada “triple
bottom line” yang intinya harus ikut berpartisipasi memperhatikan masalah sosial dan
lingkungan.
PT. Jasa Raharja (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah
bagian Indonesia Financial Group yang berbisnis di bidang Asuransi Sosial dalam
menjalankan praktek bisnisnya berdasarkan data dan informasi, konsen dalam

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 7


menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Aktivitas tanggung jawab sosial dan
lingkungan dilaksanakan melalui program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang
tercermin pada pinjaman modal UMKM, bantuan bencana alam, bantuan sosial, bantuan
pendidikan dan pelatihan, “bantuan peningkatan kesehatan”, bantuan sarana dan
prasarana umum, bantuan pelestarian alam, bantuan sosial untuk pengentasan
kemiskinan, bantuan untuk mitra binaan program kemitraan dan lain-lain
PT. Jasa Raharja (Persero) senatiasa berperan aktif meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan (TJSL) sesuai
dengan Peraturan Mentri badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor
PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
Badan Usaha Milik Negara.
Atas dasar uraian di atas, dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi oleh
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Piru terkait dengan ketersediaan Ambulans Gawat
Darurat yang memadai maka dikesempatan ini ijinkanlah kami menyampaikan kepada
PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Maluku agar berkenan membantu kami memberikan
bantuan kepada kami berupa Penyediaan Ambulans Gawat Darurat sebagai wujud
kepedulian tanggung jawab sosial di bidang kesehatan.

VII. PENUTUP
Demikian proposal pengajuan bantuan ambulans gawat darurat (Emergency
ambulance) ini dibuat untuk diajukan kepada Kepala Cabang PT. Jasa Raharja Maluku
semoga menjadi bahan pertimbangan. Kami percaya bahwa, PT. Jasa Raharja adalah
salah satu Badan Usaha Milik Negara yang telah memiliki reputasi dan kinerja dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang telah terbukti
membuming diseantero Indonesia sebagai bentuk dedikasi bagi masyarakat, bangsa dan
negara. Kiranya menjadi inspirasi untuk terus maju dan berkembang dalam memberikan
pelayanan yang terbaik. Atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak, terimalah pantun kami:
“pasangan petani memetik lada,
lalu dibersih jari jemari,
kami disini Serba Terbatas,

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 8


Terimah Kasih Bantuan Di Beri”.

Piru April 2022


Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Piru

dr. Johan F. Selanno. Sp.OG


NIP. 19850208 201 101 1 009

PROPOSAL PENGAJUAN AMBULANS GAWAT DARURAT 9

Anda mungkin juga menyukai