PENDAHULUAN
inap, rawat jalan dan gawat darurat.1 Menurut pasal 4 Undang-undang Republik
Indonesia no.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak
atas kesehatan. Hak yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkan derajat
no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa setiap rumah sakit
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Sesuai dengan
nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam pelayanan kesehatan
tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga harus memenuhi standar
mutu, keamanan dan keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan.
mendapatkan izin operasional, rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang meliputi :
(1) Sarana dan prasarana, (2) peralatan, (3) sumber daya manusia, dan (4) administrasi
dan managemen. Salah satu persyaratan izin rumah sakit lainnya adalah Rumah sakit
sehari. Dalam melakukan pelayanan juga harus membutuhkan sumber daya manusia yang
berkesinambungan.
Dalam pelayanan kesahatan baik di dalam rumah sakit maupun di luar rumah
sakit tidak tertutup kemungkinan timbulnya konflik. Konflik tersebut dapat terjadi antara
tenaga kesehatan dengan pasien maupun antar sesama tenaga kesehatan ( baik satu
profesi maupun antar profesi ). Hal yang lebih khusus adalah dalam penanganan
kesehatan.
harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undangundang dan harus
sesuai dengan etika dan norma hukum yang berlaku, Terutama dalam hal pelayanan
gawat darurat. Hal ini mempunyai aspek khusus karena mempertaruhkan kelangsungan
hidup seseorang. Dalam segi yuridis khususnya hukum kesehatan terdapat beberapa
Oleh karena itu, agar terwujudnya sistem pelayanan gawat darurat secaram
didalamnya seperti (1) Sistem Komunikasi, (2) Pendidikan, (3) transportasi, (4)
pendanaan, dan (5) Quality Control. Dan juga sebuah rumah sakit harus mempunyai
kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat darurat yang mumpuni sesuai dengan
Pada makalah ini akan dibahas mengenai tingkat kepuasan pasien di IGD RSPKT Bontang.
Apakah mutu pelayanan yang diberikan di IGD RSPKT sudah cukup memberikan kepuasan
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien yang berkunjung ke
IGD RSPKT Bontang. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui item pelayanan yang
belum memberikan kepuasan pada pasien yang berkunjung ke IGD RSPKT Bontang.
1.5 Manfaat Penulisan
Dapat menjadi masukan bagi IGD RSPKT Bontang untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan guna memberikan kepuasan pelayanan kepada para pasien yang berkunjung/berobat.
Sebagai persyaratan untuk menjadi karyawan tetap di PT. Kaltim Medika Utama.
Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan dapat dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kepuasan pasien
Penelitian ini dilakukan di IGD RSPKT Bontang pada periode bulan April 2015. Alamat
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke IGD RSPKT
Bontang. Sampel yang diteliti adalah pasien yang berkunjung ke IGD RSPKT Bontang dalam
rentang waktu tanggal 1 April - 30 April 2015 yang bersedia mengisi kuesioner yang peneliti
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan teknik kuesioner melalui lembar kuesioner
yang berisi 20 dimensi kepuasan yang dinilai oleh pasien/pengunjung IGD RSPKT Bontang
dengan cara memberi tanda centang pada kolom-kolom yang telah disediakan pada lembar
kuesioner. Adapun pilihan jawaban yang tersedia ada lima, yaitu sangat puas (SP), puas (P),
cukup puas (CP), kurang puas (KP), dan tidak puas (TP).
mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan mengevaluasi data hasil kuesioner dalam kurun
waktu tertentu, kemudian disajikan dalam penulisan dan tabel sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas atas objek yang di teliti untuk memberikan informasi dan digunakan
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah sakit adalah suatu institusi yang sesuai dari segi lokasi, konstruksi, organisasi,
pengelolaan dan personalia, untuk menyediakan secara ilmiah, ekonomis, efisien dan tidak
pengobatan aspek fisik, mental dan medis pasien dengan fasilitas yang berfungsi untuk pelatihan
pekerja baru dalam berbagai bidang spesialis professional, bidang teknis dan ekonomis penting
untuk pelaksanaan fungsi yang semestinya dan dengan kontak-kontak yang memadai dengan
para dokter, rumah sakit lain, fakultas kedokteran dan semua biro kesehatan sah yang tersangkut
Gawat darurat adalah kejadian yang mendadak atau kejadian yang tidak disangka-sangka
Menurut The American Hospital Association (AHA) pengertian gawat darurat adalah An
emergency is any condition that in the opinion of the patient, his family, or whoever assumes the
responsibility of bringing the patient to the hospital-requires immediate medical attention. This
condition continues until a determination has been made by a health care professional that the
pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya
pasien akibat musibah yang dating tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
a. Kecelakaan (accident)
suatu kejadian dimana interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki
1. Tempat kejadian :
d) Kecelakaan di sekolah;
2. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek
3. Waktu kejadian :
b. Cedera
c. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan.
BAB III
Rumah Sakit Pupuk Kaltim merupakan salah satu rumah sakit yang mempunyai peranan
penting dalam rangka menunjang jasa pelayanan kesehatan keluarga besar PT. Pupuk Kaltim
pada khusunya dan masyarakat Kaltim pada umumnya, sehingga menjadi rumah sakit mandiri
yang berkembang dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Selain itu juga Rumah Sakit ini
berperan sebagai penyelenggara pelayanan sesuai etika profesi dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan.
1. Pada awalnya, Tahun 1979 - 1981 merupakan first Aid Klinik di proyek kaltim I, EX
Champ First Aid PT. KRS ( Kali Raya Sari ), kontraktor pertamina di Bontang.
2. Tahun 1981 - 1988 berubah menjadi bagian atau Departemen Kesehatan PT. Pupuk
3. Tahun 1988 - 1990 berubah menjadi Divisi khusus Rumah Sakit, sebagai masa
4. Tahun 1990 - 2012 dikelola secara swadana dalam bentuk Yayasan Rumah Sakit Pupuk
Kaltim.
Selanjutnya pada tanggal 10 Januari 2012 Rumah Sakit Pupuk Kaltim berubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Kaltim Medika Utama sesuai Akte Pendirian PT
Kaltim Medika Utama nomor: 24 tanggal 19 Oktober 2011 Notaris J. Frans De Lannoy, SH. Dan
sesuai surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor:
kesehatan kepada keluarga besar PT. Pupuk Kaltim juga agar jangkauan pelayanan bisa lebih
luas ke seluruh lapisan luar masyarakat sekitarnya sehingga menunjang program pemerintah
menuju lingkungan yang sehat, juga untuk meningkatkan kegiatan sosial kemasyarakatan
Menjadi rumah sakit yang berjaringan luas dan terbaik di Kaltim, dengan kemampuan
sebagai pusat pengembangan SDM dan pengelola jaringan rumah sakit dengan Standar
c. Mengembangkan pusat pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
di Kalimantan Timur.
masyarakat.
a) Integritas
b) Kompetensi
c) Tanggungjawab
e) Adil
Unit Gawat Darurat atau yang sekarang menjadi IGD Rumah Sakit Pupuk Kaltim
berkembang seiring dengan perkembangan Rumah Sakit itu sendiri. Pada era tahun 1984 IGD
merupakan bagian terkecil dari kegiatan Rumah Sakit Pupuk Kaltim, di mana pada waktu itu
bernama Departemen Kesehatan. Peralatan dan teknologi yang digunakan masih sangat
sederhana dan menggunakan metode manual. Banyak kendala yang di hadapi pada waktu itu
maka kualitas hasil pemeriksaan dan kondisi sumber daya manusianya masih jauh dari harapan.
Namun dengan seiringnya waktu berbagai pengalaman dan peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta sadar akan mutu sehingga IGD dapat
IGD Rumah Sakit Pupuk Kaltim saat ini merupakan unit kerja dibawah Manager
Pelayanan Medis dan di pimpin oleh 1 kepala seksi, 1 orang kepala ruangan, 1 orang
administrasi pelayanan IGD,4 grup yg shift-shiftan, dan di setiap shiftnya terdapat 1 dokter
umum dan 3 orang perawat pelaksana.dalam rangka mewujudkan misi Rumah Sakit Pupuk
Kaltim, IGD telah dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang tergolong canggih dimana
operasional alat sudah dilengkapi dengan computer Namun untuk memberikan pelayanan kepada
pengguna jasa, factor manusia dan metode-metode pemeriksaan selalu dilakukan evaluasi dalam
3.4 Falsafah, Visi, Misi, Tujuan dan Motto IGD Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Pelayanan IGD yang memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggan secara professional
bertanggung jawab.
kegawatdaruratan terkini.
c. Menerapkan dan mengembangkan budaya team work dan pasien safety yang
Hasil Kuesioner
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 74 50,00
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Dari hasil kuesioner terlihat pasien sudah cukup puas dengan pelayanan yang diberikan terutama
penanganan kasus gawat darurat dan ambulan.
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 62 41,89
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 70 47,23
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kesesuaian harga pelayanan yang diberikan memberikan tingkat kepuasan Sangat Puas
sebesar 14,86%, Puas 47,23%, Cukup Puas sebesar 37,84, sedangkan untuk tingkat kepuasan
Kurang Puas dan tidak Puas tidak ada responden. Secara umum harga pelayanan Klinik Medika
Utama sudah bisa diterima.
Keterjangkauan harga
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 60 40,54
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Dari segi keterjangkauan harga persentase tertinggi berada pada tingkat kepuasan Cukup
Puas (48,65%), kemudian Puas (40,54%) dan Sangat Puas (10,81%). Persentase tingkat kepuasan
Sangat Puas masih jauh dibawah tingkat kepuasan Cukup Puas. Faktor banyaknya pusat
pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik, praktek dokter maupun apotek menjadikan
persaingan harga juga menjadi lebih kompetitif. Untuk dapat meningkatkan kepuasan terhadap
keterjangkauan harga perlu adanya evaluasi tarif di Klinik Medika Utama agar dapat
meningkatkan persentase tingkat kepuasan ke tingkat Sangat Puas.
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 56 37,84
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 72 48,65
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Pada hasil kuesioner ini, pelayanan sesuai harapan pasien, menunjukkan tingkat kepuasan
tertinggi pada tingkat Puas (48,65%), kemudian Sangat Puas (31,08%), Cukup Puas (20,27%),
Kurang Puas (0%), dan Tidak Puas (0%). Persentase tingkat kepuasan menunjukkan bahwa
harapan pelayanan yang diinginkan oleh pengunjung atau pasien telah dapat dipenuhi oleh Klinik
Medika Utama. Kedepannya hal ini akan ters dipertahankan dan ditingkatakan dengan cara
menambah jumlah pelayanan yang belum tersedia di Klinik Medika Utama seperti pelayanan
poli Anak, pelayanan persalinan maupun pelayanan rawat inap.
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 52 35,14
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 72 48,65
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Proses pembayaran yang tidak berbelit-belit merupakan hal yang diharapkan setiap
pengunjung, pada persentase terlihat tingkat kepuasan tertinggi pada tingkat Puas (48,65%),
kemudian diikuti Sangat Puas (48,65%), Cukup Puas (17,57%), Kurang Puas (0%), dan Tidak
Puas (0%). Proses pembayaran di Klinik Medika Utama menerapkan sistem satu pintu, setiap
pasien/ pengunjung akan melakukan semua transaksi di kasir, baik transaksi visit dokter,
tindakan maupun transaksi apotek. Hal seperti ini tentu akan memudahkan dan memberikan
kepuasan bagi para pasien/pengunjung karena mereka tidak diribetkan dengan sistem
pembayaran yang berbelit-belit.
Puas 78 32,43
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 76 51,35
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 64 43,24
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Hasil kuesioner sikap karyawan dalam melayani pasien menunjukkan tingkat kepuasan
tertinggi pada tingkat Sangat Puas (47,30%), kemudia diikiuti Puas (43,24%), Cukup Puas
(9,46%), Kurang Puas (0%), dan Tidak Puas (0%). Sudah semestinya pelayanan kesehatan
menunjukkan sikap yang ramah dan perhatian terhadap pengunjung. Klinik Medika Utama telah
menerapkan sikap yang ramah dan perhatian terhadap pengunjung, hal ini telihat pada persentase
tingkat kepuasan sikap karyawan dalam melayani pasien menunjukkan tingkat Sangat Puas.
Kecepatan dalam memberikan pelayanan
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 62 41,90
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 62 41,90
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Pada kuesioner mengenai kecepatan karyawan dalam menanggapi keluhan pasien diperoleh
hasil sebagai berikut; Sangat Puas (41,90%), Puas (41,90%), Cukup Puas (16,22%), Kurang Puas
(0%), Tidak Puas (0%). Dari hasil ini terlihat bahwa karyawan Klinik Medika Utama dapat
dengan cepat menanggapi keluhan pasien.
Citra Klinik Medika Utama
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 66 44,60
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Dalam usia yang masih muda Klinik Medika Utama telah menperoleh citra yang sangat
positif dari para pasien. Dari hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut; Puas (44,60), Sangat
Puas (31,08%), Cukup Puas (24,32%), Kurang Puas (0%), Tidak Puas (0%).
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 72 48,65
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kuesioner kecakapan karyawan dalam melayani pasien diperoleh hasil sebagai berikut; Puas
(48,65%), Sangat Puas (35,14%), Cukup Puas (16,22%), Kurang Puas (0%).
Kepedulian karyawan terhadap pasien
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 66 44,60
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kuesioner kepedulian karyawan terhadap pasien diperoleh hasil sebagai berikut; Puas
(44,60%), Sangat Puas (39,19%), Cukup Puas (16,23%), Kurang Puas (0%), Tidak Puas (0%).
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 74 50,00
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kuesioner ketersediaan sarana untuk menyampaikan saran atau keluhan diperoleh hasil sebagai
berikut; Puas (50,00%), Sangat Puas (29,73%), Cukup Puas (20,27%), Kurang Puas (0%), Tidak
Puas (0%).
Perlengkapan yang tersedia
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 70 47,23
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kuesioner perlengkapan yang tersedia di Klinik Medika Utama diperoleh hasil sebagai
berikut; Puas (47,23%), Sangat Puas (39,19%), Cukup Puas (13,51%), Kurang Puas (0%), Tidak
Puas (0%). Hasil ini menggambarkan bahwa perlengkapan di Klinik Medika Utama telah
memadai.
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 70 47,23
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Dari hasil kuesioner peralatan yang tersedia diperoleh hasil sebagai berikut; Puas (47,23%),
Sangat Puas (39,19%), Cukup Puas (13,52%), Kurang Puas (0%), Tidak Puas (0%).
Kenyamanan ruangan Klinik Medika Utama
Tingkat
Kuesioner Persentase
Kepuasan
Puas 64 43,24
Kurang Puas 0 0
Tidak Puas 0 0
Kenyamanan ruangan Klinik Medika Utama mendapat penilaian yang baik dari para
pengunjung. Dari data kuesioner diperoleh hasil; Puas (43,24%), Sangat Puas (41,83%), Cukup
Puas (14,86%), Kurang Puas (0%), Tidak Puas (0%). Ruang tunggu di Klinik Medika Utama
dilengkapi dengan desain interior yang sejuk, kursi yang ergonomis, layar televisi yang lebar,
pendingin ruangan, serta koran dan majalah yang semuanya menjadi pendukung terciptanya
suasana yang nyaman di Klinik Medika Utama.
Pengukuran kepuasan pelanggan dapat menggunakan dimensi kepuasan pelanggan dari
2. Reliability (kehandalan).
4. Assurance (jaminan).
5. Emphaty (empati).
Peneliti dapat menjadikan keempat dimensi di atas sebagai variabel, indikatornya dapat
dikembangkan sendiri sesuai dengan makna inti dari masing-masing dimensi. Peneliti dapat juga
menjadikan kelima dimensi tersebut hanya sebagai indikator dan bukan sebagai variabel, dari