Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Medikal Bedah
Profesi Ners Angkatan XXVIII STIKes Surya Global
Yogyakarta
DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Disahkan “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Ny A Pasien
Sectio Caesarea (SC) Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta” guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners Angkatan
XXVIII STIKes Surya Global Yogyakarta Tahun 2022
Diajukan Oleh:
Siti Maimunah
24.21.1553
Mengetahui
Dosen Akademik Preceptor
Pembimbing Klinis
Suyanta, S. Kep., Ns
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA
(SC)
A. Pengertian
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu) disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
(Nurul Jannah, 2017). ada dua persalinan yaitu persalinan lewat vagina (persalinan
normal) dan persalinan dengan cara operasi Sectio Caesarea. Persalinan Sectio
Caesarea merupakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding Rahim dengan sarat Rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram (Mitayani, 2013).
Menurut Sarwono dalam Krismonita (2019) Sectio Caesarea adalah suatu
persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram.
Menurut Gulardi dan Wiknjosastro dalam Krismonita (2019) Sectio Caesarea
adalah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui
sayatan pada dinding uterus yang utuh.
Menurut (Mansjoer, 2012) Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang, memanjang ke arah bawah dari
bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia
berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora membengkak, bila
ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjarkelenjar di labia minora juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif,
sehingga meningkatkan fungsi erotiknya. e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan
lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans
dan badan klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak
seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah
klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena
klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah
dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu,
sentuhan dan sensasi tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia.
Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia
mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah
di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di
antara fourchette dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
i. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia.
Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia
mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
j. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah
di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di
antara fourchette dan himen
k. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
L. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien Sectio Caesarea adalah ;
a. Ansietas bd krisis situasional
b. Resiko infeksi bd adanya luka insisi
c. Nyeri Akut bd Agen pencedera fisik
d. Gangguan mobilitas fisik bd nyeri
e. Konstipasi bd penurunan tonus otot
f. Menyusui tidak efektif bd ketidakadekuatan reflek oksitosin
g. Defisit pengetahuan tentang teknik menyusui
h. Defisit pengetahuan tentang perawatan diri pasca operasi sectio caesar
i. Ganggaun proses keluarga bd krisis situasional.
M. Intervensi
No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan tingkat ansietas
bd keperawatan 1x 30 menit klien dan sumber masalah.
krisis diharapkan ansietas dapat mendorong klien untuk
situasional teratasi dengan Kriteria Hasil mengungkapkan kebutuhan
: dan harapan yang tidak
1) Pasien mampu terpenuhi. Berikan informasi
mengidentifikasi dan sehubungan dengan
mengungkapkan gejala normalnya perasaan tersebut
cemas 2. Dorong keberadaan/
2) Mengidentifikasi, partisipasi dari pasangan
mengungkapkan dan 3. Bantu klien/ pasangan dalam
menunjukkan teknik mengidentifikasi mekanisme
mengontrol cemas koping yang lazim dan
3) Vital sign dalam batas perkembangan strategi koping
normal Postur tubuh, baru jika dibutuhkan
ekspresi wajah, bahasa 4. Mulai kontak antara klien/
tubuh dan tingkat aktivitas pasangan dengan bayi segera
menunjukkan berkurangnya mungkin..
5. Berikan informasi yang
kecemasan
akurat tentang keadaan klien/
bayi.
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala
bd adanya luka Keperawatan 1 x 25 menit infeksi
insisi Diharapkan tidak ada tanda 2. Monitor keadaan
tanda infeksi dengan Kriteria
lokia
Hasil :
1. Pasien terbebas dari tanda (warna,jumlah dan bau)
gejala infeksi 3. Cuci tangan sebelum dan
2. Menunjukkan sesudah kontak dengan pasien
kemampuan untuk dan lingkungan pasien
mencegah timbulnya 4. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi infeksi
3. Jumlah leukosit dalam 5. Kaji suhu, nadi dan jumlah sel
batas normal darah putih
4. Menunjukkan prilaku 6. Inspeksi balutan luka terhadap
hidup sehat perdarahan berlebihan.
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik
3. Nyeri Akut bd Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi
Agen keperawatan 1x 30 menit lokasi,karaktristik,durasi
pencedera fisik diharapkan nyeri berkuran frekuensi,kualitas,intens itas
dengan Kriteria Hasil : nyeri
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Identifikasi respon nonverbal
(tahu penyebab, mampu 3. Kaji jenis dan sumber nyeri
menggunakan teknik 4. Berikan teknik nonfarmakologi
nonfarmakologi untuk
untuk mengurangi rasa nyeri
mengurangi nyeri)
(relaksasi nafas dalam)
2. Melaporkan bahwa nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
berkurang
6. Kolaborasi pemberian obat
IDENTITAS
N : 90 x/menit
RR : 22 x/ menit
T : 36 C
SpO2 : 97 %
2. Analisa Data
Tanggal Data Subyektif & Data Etiologi Problem
Jam Objektif
20/07/2022 DS :
09:30 WIB • Pasien mengatakan Krisis situasional Ansietas
cemas, gelisah, merasa (D.0080)
khawatir dengan
kondisi yang dihadapi
saat ini.
DO :
• Pasien tampak lemas,
pucat, tegang, dan
pasien berkeringat.
• Keadaan umum pasien
sedang
• TD : 151/80 mmHg
• N : 90 x/menit
• RR : 22x/menit
• T : 36 C
• SpO2 : 97 %
3. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Prioritas
Jam
20/07/2022 Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Ansietas berhubungan
10:00 WIB Situasional (D.0080) ditandai dengan krisis situasional
dengan: (D.0080)
Data Subyektif:
• Pasien mengatakan cemas, gelisah, merasa
khawatir dengan kondisi yang dihadapi saat ini.
Data Objektif:
• Pasien tampak lemas, pucat, tegang. pasien
berkeringat.
4. Perencanaan Keperawatan
Tanggal Jam Diagnosa SLKI SIKI TTD
Keperawatan
20 Juli 2022 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
10:00 WIB Berhubungan tindakan keperawatan (I.09314)
Dengan Krisis selama 3x2 jam Observasi
Situasional diharapkan Tingkat • Identifikasi saat
(D.0080) Ansietas (L.09093). tingkat ansietas
Menurun dengan berubah kondisi,
kriteria hasil : waktu.
• Identifikasi
A T
kemampuan
khawatir 3 4 mengambil
gelisah 3 4 keputusan
Keterangan: Teraupeutik
• Ciptakan suasana
A. Awal
terapeutik untuk
T. Target
menumbuhkan
1. Meningk
kepercayaan
at • Temani pasien
2. Cukup untuk mengurangi
Meningka kecemasan
3. Sedang • Motivasi
4. Cukup mengidentivikasi
Menurun situasi yang
Menurun memicu
kecemasan
Edukasi
• Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
N : 90x/ menit
RR : 22x/meni
T : 36 C
SpO2 : 97 %
A
• Masalah teratasi
sebagian)
P
• Lanjutkan intervensi
c. Sing Out
1) Instrument : lengkap 49 buah
2) Kassa : pra 40, intra 30, pasca 10
3) Jarum : pra 1, intra 1, pasca 1 4) Penggunaan kassa dengan
rincian:
5) 7 lembar untuk skin preparation
6) 1 lembar untuk fiksasi cauter
7) 4 lembar untuk menutup luka
8) 18 lembar untuk kontrol perdarahan
9) Kassa terpakai 30 buah dan sisa 10 buah
10) Kemudian heacting peritonium dan otot menggunakan Plain 0 (O) dan
heacting Fascia menggunakan Vicril 2/0 sambil dibersihkan menggunakan
kassa 1 buah lalu subcutan dan kuli diheacting dengan vicril 2/0 ( )
11) Bersihkan luka sekitar menggunakan povidone iodine 10% kemudian beri
salep ikamicetin chloramphenicol secukupnya
12) Tutup luka dengan kassa kering steril dan dressing fixation
13) Rapikan pasien dan pindahkan ke ruang pemulihan 14) Penilaian bromage
score
3. Analisis Data
Tanggal Data Subyektif & Data Etiologi Problem
Jam Objektif
20 Juli 2022 Data Subyektif : Efek Resiko
10:30 WIB - Prosedur Infeksi
Data Objektif : Invasif (D.0142)
- Terpasang infus RL
disebelah tangan kiri
- Terdapat luka sayatan
diperut bagian bawah
guardian7,8,9 diatas
simpisis dengan Panjang
15 cm Perdarahan ±100
cc
4. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Diagnose Keperawatan Prioritas
Jam
20 Juli Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur Resiko Infeksi
2022 invasif (D.0142) ditandai dengan : berhubungan dengan
10:30 Data Subyektif : efek prosedur invasif
WIB - (D.0142)
Data Objektif :
- Terpasang infus RL disebelah tangan
kiri
- Terdapat luka sayatan diperut bagian bawah
guardian7,8,9 diatas simpisis dengan Panjang
15 cm Perdarahan ±100 cc
5. Perencanaan Keperawatan
Tanggal Diagnosa SLKI SIKI TTD
Jam Keperawatan
20/07/2022 Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
10:00 berhubungan tindakan keperawatan (I.14539)
WIB dengan 3x2 jam diharapkan Observasi
efek prosedur Tingkat Infeksi • Monitor tanda dan
invasif (D.0142) (L.14137) menurun gejala infeksi local
dengan kriteria hasil: dan sistemik
A T Teraupetik
Nyeri 3 4 • Cuci tangan
Keterangan: sebelum dan
A. Awal sesudah kontak
T. Target dengan pasien dan
1. Meningkat lingkungan pasien
2. Cukup • Pertahankan
3. Meningka1` teknik aseptik
4. Sedang • Membatasi jumlah
5. Cukup Menurun orang diarea
6. Menurun operasi
• Mempertahankan
sterilitas kamar
operasi dan
instrumen
Edukasi
• Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
• Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
• Kolaborasi
pemberian
antibiotik.
2. Data Fokus
Tanggal Data Subyektif (DS) Data Objektif (DO)
Jam
20 Juli Pasien mengatakan kedua Pasien tampak lemah dan
2022 kaki masih terasa berat dan belum bisa mobilisasi Kulit
10:30 belum bisa digerakkan teraba dingin
WIB
Keadaan umum pasien sedang
TD : 120/75 mmHg
N : 96 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36 oC
SpO2 : 98 %
3. Analisa Data
Tanggal Data Subyektif & Data Etiologi Problem
Jam Objektif
20 Juli Data Subyektif : Efek Agen Resiko jatuh
2022 • Pasien mengatakan kedua kaki Farmakologis (D.0143)
10:30 masih terasa berat dan belum
WIB bisa digerakkan
Data Objektif
• Pasien tampak lemah dan
belum bisa mobilisasi
• Keadaan umum
pasien sedang
• TD : 120/75 mmHg
• N : 96 x/ menit
• RR : 2x/menit
• T : 34,2 oC
• SpO2 : 97 %
4. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Diagnose Keperawatan Perioritas
Jam
20 Juli Resiko Jatuh Berhubungan dengan Resiko Jatuh
2022 10:30 Efek Agen Farmakologis (D.0143) Berhubungan dengan
WIB ditandai dengan : Data Subyektif : Efek Agen
• Pasien mengatakan kedua kaki masih Farmakologis
terasa berat dan belum bisa digerakkan (D.0143)
Data Objektif
• Pasien tampak lemah dan belum bisa
mobilisasi
• Hasil skala morse: 30 (resiko rendah
• Keadaan umum pasien sedang
• TD : 120/75mmHg
• N : 96 x/ menit
• RR : 22 x/menit
• T : 34,2 oC
• SpO2 : 98 %
5. Perencanaan Keperawatan
Tanggal Diagnosa SLKI SIKI TTD
Jam Keperawatan
20 Juli Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Manajemen
2022 Berhubungan keperawatan 3x2 jam Kenyamanan
10:30 dengan Efek diharapkan Tingkat Jatuh Lingkungan(
WIB Agen (L.14138) menurun : I.08237)
Farmakologis A T Observasi:
(D.0143) • Identitifikasi
Dari tempat tidur 3 4
sumber
Saat dipindahkan 3 4
Keterangan: ketidaknya
A. Awal T. mann
Target Terapeutik:
a. Meningkat • Sediakan
ruangan yang
b. Cukup Meningka
tenang dan
c. Sedang mendukung
d. Cukup Menurun • Atur posisi
e. Menurun yang nyaman
Edukasi:
• Jelaskan
tujuan
manajemen
lingkungan