BAB
ARAHAN KEBIJAKAN 2
2.1. Tinjauan Terhadap UU Nomor 26 Tahun 2007
Berkenaan dengan uraian di atas, maka ketentuan penataan ruang yang diamanatkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut.
1. Pasal 1 ayat (29) menetapkan bahwa kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
2. Pasal 8 ayat (1) menetapkan bahwa wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan
penataan ruang meliputi :
• pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan
penataan ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
• pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; dan
• pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional;
3. Pasal 13 ayat (3) menetapkan bahwa pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pembinaan penataan ruang menurut
kewenangannya masing-masing.
4. Pasal 14 ayat (1) menetapkan bahwa Perencanaan tata ruang dilakukan untuk
mengasilkan :
a. Rencana umum tata ruang ; dan
b. Rencana rinci tata ruang
5. Selanjutnya dalam Pasal 14 ayat (3) ditetapkan bahwa rencana rinci tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
6. Kemudian masih dalam Pasal 14 tetapi pada ayat (4) ditetapkan bahwa rencana rinci
tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas disusun sebagai
perangkat operasional rencana umum tata ruang.
7. Pasal 14 ayat (5) menetapkan bahwa Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a dan huruf b disusun apabila:
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 – 2031 di Kecamatan Banyuresmi yaitu
sebagai berikut:
2.2.1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Garut
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu adalah:
Penataan Ruang Kabupaten Bertujuan Untuk Mewujudkan Kabupaten Konservasi Yang
Didukung Oleh Agribisnis, Pariwisata Dan Kelautan.
a. Kebijakan penataan ruang meliputi:
b. peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung;
c. pengembangan agribisnis yang berkelanjutan;
d. pengembangan pariwisata berbasis potensi lokal;
e. pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang terpadu dan berkelanjutan;
f. peningkatan kualitas dan jangkauan prasarana dan sarana wilayah;
g. pengembangan pusat kegiatan;
h. pengendalian kegiatan pada kawasan rawan bencana; dan
i. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
2.2.2. Rencana Struktur Ruang
A. Rencana Sistem Perkotaan Banyuresmi
a. Menurut arahan struktur ruang Kecamatan Banyuresmi sebagai Pusat Pelayanan
Kegiatan (PPK).
b. Menuru arahan RTRW juga 2 (dua) desa di Kecamatan Banyuresmi masuk ke
PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Perkotaan Garut yaitu Desa Pamekarsari dan Desa
Sukasenang. Kedua desa ini lebih lanjut tidak akan dimasukan kedalam deliniasi
Perkotaan Banyuresmi.
B. Rencana Sistem Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat yang terdiri dari sistem jaringan jalan, jaringan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan.
Berdasarkan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Garut terkait sistem jaringan jalan
dan jembatan yaitu:
1. jaringan jalan kabupaten;
2. jaringan jalan desa; dan
3. jembatan
C. Rencana Prasarana Lainnya
Operasionalisasi perwujudan sistem prasarana lainnya Kawasan Kecamatan
Banyuresmi meliputi rencana sistem jaringan energi, rencana sistem jaringan
telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air dan rencana sistem
jaringan infrastruktur perkotaan.
Tabel 2.1. Rencana Sistem Prasarana Lainnya Menurut RTRW Kabupaten Garut di
Kecamatan Banyuresmi
No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya
Sistem Sistem Jaringan Energi
1. Jaringan Pipa Minyak Dan Gas Bumi
‐ Pengembangan Stasiun Pengisian Dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Terletak Di
Kecamatan Banyuresmi;
2. Jaringan Prasarana Tenaga Listrik
‐ Pembangunan Gardu Induk Berada Di Perkotaan Garut;
‐ Pembangunan Gardu Distribusi Berada Di Seluruh Kecamatan
3. Jaringan Tenaga Transmisi Energi Listrik
‐ Penambahan Dan Perbaikan Jaringan Listrik, Meliputi Seluruh Kecamatan; Dan
‐ Optimalisasi Pelayanan Listrik Meliputi Seluruh Kecamatan.
Sistem Sistem Jaringan Telekomunikasi
‐ Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Di Desa Yang Belum Terjangkau Sinyal Telepon
Seluler;
‐ Penataan Menara Telekomunikasi; Dan
‐ Pemanfaatan Menara Telekomunikasi Secara Bersama
‐ Penataan Dan Pemanfaatan Menara Telekomunikasi Lebih Lanjut Dengan Peraturan
Bupati.
Sistem Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1. Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai
‐ Jaringan Sumber Daya Air Lintas Kabupaten;
‐ WS, DAS Dan Rencana Waduk;
‐ Jaringan Irigasi;
‐ Jaringan Air Baku Untuk Air Minum;
‐ Sistem Pengendalian Banjir; Dan
‐ Wilayah Cekungan Air Tanah (CAT).
2. Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai
‐ Sungai Cimanuk;
‐ Sungai Ciwulan; Dan
‐ Sungai Cilaki.
3. Sistem Jaringan Irigasi Kabupaten
‐ Pembangunan Jaringan Irigasi Teknis Berupa Daerah Irigasi (DI) Terletak Di DI
Leuwigoong Berada Di Kecamatan Banyuresmi;
‐ Peningkatan Pengelolaan Jaringan Irigasi Dalam DI Kewenangan Kabupaten; Dan
‐ Rehabilitasi Pada Bangunan Dan Saluran Irigasi Primer, Sekunder Dan Tersier Dalam DI
Gambar 2.1. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031
Rencana Pola Ruang wilayah kota adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kota
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya sampai dengan
akhir masa berlakunya Rencana pola ruang mencakup kawasan lindung dan kawasan
budidaya yang tersaji sebagai berikut:
A. Kawasan Lindung
2. Kawasan perdagangan dan jasa yang diantaranya terdiri atas pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan pasar modern.
3. Kawasan perkantoran yang bisa dirinci menjadi kawasan perkantoran pemerintah dan
perkantoran swasta.
5. Kawasan pariwisata, terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.
6. Kawasan pertanian.
9. Kawasan peruntukan lainnya, antara lain kawasan untuk penyediaan fasilitas umum/sosial
(Pendidikan, kesehatan, peribadatan), kawasan hankam/militer, kawasan khusus bandara
dan pelabuhan.
Tabel 2.3. Arahan Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut
2011-2031
Gambar 2.2. Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031
Gambar 2.3. Kawasan Strategis Kabupaten Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031
Misi kedua menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan birokrasi pemerintah yang professional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara melalui reformasi birokrasi pada seluruh aspek manajemen
pemerintahan yaitu organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber
daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan pola pikir.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan
infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta fungsi ruang.
Misi ketiga menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana pelayanan dasar
dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan mobilitas ekonomi dan non ekonomi,
pengembangan kawasan, pengurangan kesenjangan antar masyarakat dan antar
wilayah, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketangguhan terhadap
bencana.
4. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan industri
pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Misi keempat menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan perekonomian daerah yang berkualitas dan berdaya saing melalui
peningkatan kualitas ketahanan pangan dan gizi masyarakat, peran ekonomi
kerakyatan terhadap kemandirian ekonomi lokal, kontribusi sektor pariwisata dan
kebudayaan sebagai lokomotif perekonomian daerah, serta realisasai investasi
daerah.
Prioritas Pembangunan Daerah:
1. Penurunan angka kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja;
2. Peningkatan Dukungan Kehidupan Beragama, Budaya Gotong Royong, Ketentraman
dan Ketertiban serta Politik dan Demokrasi;
3. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, KB, kesetaraan gender dan
pemenuhan hak anak serta pemuda dan olah raga;
4. Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah secara merata;
5. Peningkatan nilai tambah ekonomi sektor pertanian, industri, perdagangan,
pariwisata dan jasa produktif lainnya;
6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana;
7. Peningkatan pelayanan publik dan kinerja aparatur; dan