Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

BAB
ARAHAN KEBIJAKAN 2
2.1. Tinjauan Terhadap UU Nomor 26 Tahun 2007

2.1.1 Pengaturan Penataan Ruang


Pasal 1 ayat (6) dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
menetapkan bahwa “Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang ”. Merujuk kepada
ketentuan berkenaan dengan penyelenggaraan penataan ruang, pengaturan penataan
ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat dalam penataan ruang, mulai dari proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Berkenaan dengan ketentuan di atas, maka batasan tentang proses perencanaan tata ruang
yang merupakan suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang
meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Sedangkan pemanfaatan ruang
yang merupakan upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan
rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya,
serta pengendalian pemanfaatan ruang sebagai upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang,
yaitu tertib dalam mewujudkan struktur dan pola ruang yang direncanakan.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-1
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang di awal batang


tubuhnya sudah mengisyaratkan pentingnya pembentukan landasan hukum penataan
ruang di semua tataran yang mengikat bagi semua pemangku kepentingan. Hal inilah yang
menjadi salah salah satu landasan hukum pentingnya pelaksanaan kegiatan kajian akademis
penyusunan rancangan peraturan daerah penyusunan rencana rinci tata ruang.
2.1.2 Pengaturan Penataan Ruang Kabupaten / Kota
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menetapkan
bahwa penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan, dengan ketetapan selanjutnya
sebagai berikut.
1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 5
ayat (1)).
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya(Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
pasal 5 ayat (2)).
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah
nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
pasal 5 ayat (3)).
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan (Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 5 ayat (4)).
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan
ruang kawasan strategis kabupaten/kota (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang pasal 5 ayat (5)).
Mempertimbangkan fokus kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Banyuresmi, serta memperhatikan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang pasal 5 ayat (4) di atas, maka tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang akan lebih difokuskan pada tataran kawasan
perkotaan, khususnya Kecamatan Banyuresmi. Merujuk kepada pasal 6 ayat (4) dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang maka penataan ruang
Kawasan Perkotaan Kecamatan Banyuresmi meliputi ruang darat dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-2
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Berkenaan dengan uraian di atas, maka ketentuan penataan ruang yang diamanatkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut.
1. Pasal 1 ayat (29) menetapkan bahwa kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
2. Pasal 8 ayat (1) menetapkan bahwa wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan
penataan ruang meliputi :
• pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan
penataan ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
• pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; dan
• pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional;
3. Pasal 13 ayat (3) menetapkan bahwa pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pembinaan penataan ruang menurut
kewenangannya masing-masing.
4. Pasal 14 ayat (1) menetapkan bahwa Perencanaan tata ruang dilakukan untuk
mengasilkan :
a. Rencana umum tata ruang ; dan
b. Rencana rinci tata ruang
5. Selanjutnya dalam Pasal 14 ayat (3) ditetapkan bahwa rencana rinci tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
6. Kemudian masih dalam Pasal 14 tetapi pada ayat (4) ditetapkan bahwa rencana rinci
tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas disusun sebagai
perangkat operasional rencana umum tata ruang.
7. Pasal 14 ayat (5) menetapkan bahwa Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a dan huruf b disusun apabila:
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-3
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.

2.2. Arahan Kebijakan Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011-2031

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 – 2031 di Kecamatan Banyuresmi yaitu
sebagai berikut:
2.2.1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Garut
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu adalah:
Penataan Ruang Kabupaten Bertujuan Untuk Mewujudkan Kabupaten Konservasi Yang
Didukung Oleh Agribisnis, Pariwisata Dan Kelautan.
a. Kebijakan penataan ruang meliputi:
b. peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung;
c. pengembangan agribisnis yang berkelanjutan;
d. pengembangan pariwisata berbasis potensi lokal;
e. pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang terpadu dan berkelanjutan;
f. peningkatan kualitas dan jangkauan prasarana dan sarana wilayah;
g. pengembangan pusat kegiatan;
h. pengendalian kegiatan pada kawasan rawan bencana; dan
i. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
2.2.2. Rencana Struktur Ruang
A. Rencana Sistem Perkotaan Banyuresmi
a. Menurut arahan struktur ruang Kecamatan Banyuresmi sebagai Pusat Pelayanan
Kegiatan (PPK).
b. Menuru arahan RTRW juga 2 (dua) desa di Kecamatan Banyuresmi masuk ke
PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Perkotaan Garut yaitu Desa Pamekarsari dan Desa
Sukasenang. Kedua desa ini lebih lanjut tidak akan dimasukan kedalam deliniasi
Perkotaan Banyuresmi.
B. Rencana Sistem Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat yang terdiri dari sistem jaringan jalan, jaringan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-4
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Berdasarkan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Garut terkait sistem jaringan jalan
dan jembatan yaitu:
1. jaringan jalan kabupaten;
2. jaringan jalan desa; dan
3. jembatan
C. Rencana Prasarana Lainnya
Operasionalisasi perwujudan sistem prasarana lainnya Kawasan Kecamatan
Banyuresmi meliputi rencana sistem jaringan energi, rencana sistem jaringan
telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air dan rencana sistem
jaringan infrastruktur perkotaan.

Tabel 2.1. Rencana Sistem Prasarana Lainnya Menurut RTRW Kabupaten Garut di
Kecamatan Banyuresmi
No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya
Sistem Sistem Jaringan Energi
1. Jaringan Pipa Minyak Dan Gas Bumi
‐ Pengembangan Stasiun Pengisian Dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Terletak Di
Kecamatan Banyuresmi;
2. Jaringan Prasarana Tenaga Listrik
‐ Pembangunan Gardu Induk Berada Di Perkotaan Garut;
‐ Pembangunan Gardu Distribusi Berada Di Seluruh Kecamatan
3. Jaringan Tenaga Transmisi Energi Listrik
‐ Penambahan Dan Perbaikan Jaringan Listrik, Meliputi Seluruh Kecamatan; Dan
‐ Optimalisasi Pelayanan Listrik Meliputi Seluruh Kecamatan.
Sistem Sistem Jaringan Telekomunikasi
‐ Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Di Desa Yang Belum Terjangkau Sinyal Telepon
Seluler;
‐ Penataan Menara Telekomunikasi; Dan
‐ Pemanfaatan Menara Telekomunikasi Secara Bersama
‐ Penataan Dan Pemanfaatan Menara Telekomunikasi Lebih Lanjut Dengan Peraturan
Bupati.
Sistem Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1. Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai
‐ Jaringan Sumber Daya Air Lintas Kabupaten;
‐ WS, DAS Dan Rencana Waduk;
‐ Jaringan Irigasi;
‐ Jaringan Air Baku Untuk Air Minum;
‐ Sistem Pengendalian Banjir; Dan
‐ Wilayah Cekungan Air Tanah (CAT).
2. Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai
‐ Sungai Cimanuk;
‐ Sungai Ciwulan; Dan
‐ Sungai Cilaki.
3. Sistem Jaringan Irigasi Kabupaten
‐ Pembangunan Jaringan Irigasi Teknis Berupa Daerah Irigasi (DI) Terletak Di DI
Leuwigoong Berada Di Kecamatan Banyuresmi;
‐ Peningkatan Pengelolaan Jaringan Irigasi Dalam DI Kewenangan Kabupaten; Dan
‐ Rehabilitasi Pada Bangunan Dan Saluran Irigasi Primer, Sekunder Dan Tersier Dalam DI

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-5
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya


4. Sistem Jaringan Air Baku Untuk Air Minum Berupa Optimalisasi Sumber Air Baku Sumber Air
Lainnya.
Pengembangan Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih
1 Penanganan Ketersediaan Air Baku Dilakukan Dengan Cara:
‐ Pengembangan Sistem Longstorage Indramayu Di Sungai Cipanas;
‐ Perlindungan Terhadap Daerah Resapan Air; Dan
‐ Perluasan Daerah Tangkapan Air.
2. Pemanfaatan Sumber Air Baku Dilakukan Dengan Memanfaatkan Sungai Yangberada Di Daerah
Meliputi:
‐ Sungai Cimanuk;
‐ Sungai Cipanas;
‐ Sungai Cipunegara;
‐ Sungai Cilalanang;
‐ Sungai Kumpulkuista;
‐ Sungai Pamengkang; Dan
‐ Sungai Cimanis.
Sistem Penyediaan Air Minum;
‐ Pengembangan Sistem Perpipaan Di Kawasan Perkotaan;
‐ Pengembangan Sistem Perpipaan Dan Non Perpipaan Di Ibu Kota Kecamatan (IKK);
‐ Peningkatan Cakupan Dan Kapasitas Pelayanan Air Minum;
‐ Peningkatan Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat Pada Kawasan Perdesaan; Dan
‐ Pengembangan Alternatif Sumber Pembiayaan
Sistem Jaringan Persampahan
1. ‐ Optimalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Sementara (TPSS) Di PKL, Pklp, PPK Dan PPL;
‐ Pengembangan Pengelolaan Persampahan Dengan Metoda Recycle, Reuse, Reduce (3R)
Dan Sistem Pengomposan;
‐ Pengurangan Sampah Semaksimal Mungkin Dimulai Dari Sumbernya;
‐ Revitalisasi Dan Penataan Tempat Pengelolaan Dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS)
Pasir Bajing Berada Di Kecamatan Banyuresmi;
Sistem Jaringan Air Limbah
‐ Peningkatan Akses Pengelolaan Air Limbah Baik Sistem On Site Maupun Off Site
(Terpusat) Di Perkotaan Maupun Perdesaan
Sistem Pengelolaan Drainase
‐ Pengembangan Drainase Mikro Meliputi:
✓ Pembangunan Prasarana Drainase Permukiman Perkotaan Dan Perdesaan; Dan
✓ Penataan Sistem Prasarana Drainase Secara Terpadu, Meliputi Primer, Sekunder Dan
Tersier.
‐ Pengembangan Drainase Makro Melalui Normalisasi Dan Rehabilitasi Sungai;
‐ Peningkatan Pelibatan Stakeholders;
‐ Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Maupun Kelembagaan; Dan
‐ Pengembangan Alternatif Pembiayaan Pelayanan Drainase.
Jalur Evakuasi Bencana:
‐ Penetapan Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana Gempa Bumi;
‐ Penetapan Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana Letusan Gunung Berapi; Dan
‐ Penetapan Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana Gempa Bumi Meliputi:
✓ Jalur Ruas Jalan Kolektor; Dan
✓ Ruang Evakuasi Berupa Ruang Terbuka Dan/Atau Fasilitas Umum Terdekat.
‐ Kawasan Rawan Gunung Api Guntur Zona Aman Pada Radius Di Atas 5 Km Dengan Jalur
Evakuasi Meliputi:
Sumber: Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Garut Tahun 2011 – 2031

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-6
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Gambar 2.1. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031

BIDANG PENATAAN RUANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-7


LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

2.1.2 Rencana Pola Ruang

Rencana Pola Ruang wilayah kota adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kota
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya sampai dengan
akhir masa berlakunya Rencana pola ruang mencakup kawasan lindung dan kawasan
budidaya yang tersaji sebagai berikut:

A. Kawasan Lindung

Operasionalisasi perwujudan sistem kawasan lindung di Kecamatan Banyuresmi:

Tabel 2.2. Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Kecamatan


Banyuresmi Menurut Arahan RTRW Kabupaten Garut 2011-2031
No. Rencana Kawasan Lindung Luas ( Hektar)
Kawasan konservasi
‐ CA Kamojang di Kecamatan Banyuresmi 70,3 Ha
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
1. Sempadan sungai
‐ Kawasan sempadan sungai di Kecamatan
Banyuresmi
‐ Kawasan sekitar danau/situ meliputi kawasan di
sekitar danau/situ dengan luas kurang lebih 165
(seratus enam puluh lima) hektar di Kecamatan
Banyuresmi 139,90 Ha
‐ Kawasan sekitar mata air, meliputi kawasan di
sekitar mata air di Kecamatan Banyuresmi
‐ Ruang terbuka hijau (RTH) kawasan perkotaan
berupa RTH sebesar 30 (tiga puluh persen) dari luas
kawasan perkotaan.
Kawasan rawan bencana alam
‐ kawasan rawan bencana gerakan tanah; 1.274,27 Ha
‐ kawasan rawan bencana gunung api di Kecamatan
335,77 Ha
Banyuresmi
Sumber: Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Garut Tahun 2011 – 2031
B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya kota adalah kawasan di wilayah kota yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber daya buatan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota,
kawasan budidaya di perkotaan terbagi menjadi:

1. Kawasan perumahan yang dirinci menjadi perumahan berkepadatan tinggi, perumahan


berkepadatan sedang dan perumahan berkepadatan rendah.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-8
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

2. Kawasan perdagangan dan jasa yang diantaranya terdiri atas pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan pasar modern.

3. Kawasan perkantoran yang bisa dirinci menjadi kawasan perkantoran pemerintah dan
perkantoran swasta.

4. Kawasan peruntukan industri

5. Kawasan pariwisata, terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.

6. Kawasan pertanian.

7. Ruang Terbuka Non Hijau.

8. Ruang evakuasi bencana.

9. Kawasan peruntukan lainnya, antara lain kawasan untuk penyediaan fasilitas umum/sosial
(Pendidikan, kesehatan, peribadatan), kawasan hankam/militer, kawasan khusus bandara
dan pelabuhan.

Tabel 2.3. Arahan Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut
2011-2031

Desa Rencana Pola Ruang Luas (Hektar)

Kaw. Rawan Gunung Api 232,28


Kawasan Pedesaan 48,13
Ds. Sukasenang
Kawasan Perkotaan 0,27
Sempadan Sungai 34,85
Kaw. Rawan Gunung Api 34,62
Kawasan Pedesaan 59,49
Perkebunan 12,50
Ds. Sukaratu
Pertanian Lahan Basah 161,28
Pertanian Lahan Kering 79,76
Sempadan Sungai 8,95
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 6,79
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 6,80
Kawasan Pedesaan 49,86
Ds. Cipicung Perkebunan 3,86
Pertanian Lahan Basah 69,74
Pertanian Lahan Kering 77,01
Sempadan Sungai 18,78
Hutan Rakyat 0,45
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 89,85
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 87,08
Ds. Pamekarsari Kaw. Rawan Gunung Api 60,53
Kawasan Pedesaan 32,59
Pertanian Lahan Basah 16,17
Pertanian Lahan Kering 29,42
Hutan Rakyat 0,86
Ds. Sukalaksana Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 62,26
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 62,23

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-9
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Desa Rencana Pola Ruang Luas (Hektar)

Kawasan Pedesaan 37,25


Pertanian Lahan Basah 15,37
Pertanian Lahan Kering 22,35
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 21,40
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 31,61
Kawasan Pedesaan 45,00
Kawasan Perkotaan 2,21
Ds. Bageundit
Perkebunan 0,00
Pertanian Lahan Basah 65,32
Pertanian Lahan Kering 44,48
Sempadan Sungai 20,74
Hutan Rakyat 0,27
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 4,58
Kawasan Pedesaan 33,23
Ds. Sukamukti Kawasan Perkotaan 0,00
Perkebunan 15,92
Pertanian Lahan Basah 94,18
Pertanian Lahan Kering 152,36
Hutan Konservasi 70,30
Hutan Rakyat 0,36
Ds. Sukaraja Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 5,26
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 274,05
Kawasan Pedesaan 51,45
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 30,58
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 5,05
Kawasan Pedesaan 39,64
Ds. Binakarya Perkebunan 10,83
Pertanian Lahan Basah 99,57
Pertanian Lahan Kering 76,05
Sempadan Sungai 7,30
Kawasan Pedesaan 50,57
Kawasan Perkotaan 9,40
Ds. Banyuresmi Perkebunan 46,91
Pertanian Lahan Basah 86,51
Pertanian Lahan Kering 55,44
Hutan Rakyat 17,69
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 64,31
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 413,19
Kawasan Pedesaan 31,47
Ds. Sukakarya
Kawasan Perkotaan 0,00
Perkebunan 1,28
Pertanian Lahan Basah 17,93
Pertanian Lahan Kering 49,27
Hutan Rakyat 12,97
Kawasan Pedesaan 25,28
Ds. Karyamukti Perkebunan 10,71
Pertanian Lahan Basah 75,09
Pertanian Lahan Kering 99,79
Ds. Dangdeur Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 54,27

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-10
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Desa Rencana Pola Ruang Luas (Hektar)

Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 26,61


Kaw. Resapan Air 43,07
Kawasan Pedesaan 39,59
Perkebunan 0,00
Pertanian Lahan Basah 59,75
Pertanian Lahan Kering 75,44
Sempadan Sungai 35,96
Hutan Rakyat 0,10
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 3,47
Kawasan Pedesaan 27,13
Ds. Cimareme
Perkebunan 9,53
Pertanian Lahan Basah 104,47
Pertanian Lahan Kering 170,31
Hutan Rakyat 0,18
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Menengah 13,14
Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 23,10
Kaw. Resapan Air 0,00
Ds. Karyasari Kawasan Pedesaan 37,63
Perkebunan 4,58
Pertanian Lahan Basah 92,58
Pertanian Lahan Kering 92,41
Sempadan Sungai 13,32
Sumber: Hasil Olahan Peta SHP Kecamatan Banyuresmi, 2019

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-11
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Gambar 2.2. Rencana Pola Ruang Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031

BIDANG PENATAAN RUANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-12


LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

C. Kawasan Stretegis Kabupaten (KSK)

KSK adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai


pengaruh sangat penting dalam aspek ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan/atau
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi.

1. kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap


pertumbuhan ekonomi Kabupaten terdiri atas:
a. KSK Perkotaan Garut terletak di :
‐ Kecamatan Tarogong Kidul;
‐ Kecamatan Tarogong Kaler;
‐ Kecamatan Garut Kota;
‐ Kecamatan Banyuresmi; dan
‐ Kecamatan Karangpawitan.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-13
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Gambar 2.3. Kawasan Strategis Kabupaten Kecamatan Banyuresmi Menurut RTRW Kabupaten Garut 2011 - 2031

BIDANG PENATAAN RUANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-14


LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

2.3. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Garut

A. RPJPD Kabupaten Garut


Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2019-2024.
VISI:
“MEWUJUDKAN KABUPATEN GARUT YANG MAJU, SEJAHTERA, ADIL DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN”
MISI:
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang maju, sehat, berbudaya, serta
berwawasan ilmu dan teknologi;
2. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi daerah yang berfokus pada agribisnis,
agroindustri, pariwisata, jasa perdagangan dan kelautan yang berdaya saing dengan
memperhatikan kearifan local disertai pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan;
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sesuai daya dukung dan
fungsi ruang;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan berkelanjutan.
Hasil rumusan misi pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Garut Tahun 2019-
2024 sebanyak 4 (empat) misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan
berbudaya.
Misi kesatu menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, dan produktif dengan
menjunjung nilai-nilai luhur agama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila.
Dalam mewujudkan kualitas kehidupan yang agamis, sehat, cerdas dan berbudaya ini
adalah dengan menciptakan kondisi obyektif yang memungkinkan interaksi
solidaritas sosial untuk saling memberi dan peduli satu sama lain, kerjsama dan saling
membantu, toleransi dan menghargai perbedaan, menjaga ketertiban umum,
lingkungan, keterlibatan dalam demokrasi, serta meningkatkan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia.
2. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah disertai tata kelola
pemerintahan daerah yang baik dan bersih.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-15
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

Misi kedua menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan birokrasi pemerintah yang professional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
aparatur negara melalui reformasi birokrasi pada seluruh aspek manajemen
pemerintahan yaitu organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber
daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan pola pikir.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan
infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta fungsi ruang.
Misi ketiga menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana pelayanan dasar
dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan mobilitas ekonomi dan non ekonomi,
pengembangan kawasan, pengurangan kesenjangan antar masyarakat dan antar
wilayah, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketangguhan terhadap
bencana.
4. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan industri
pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Misi keempat menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka
mewujudkan perekonomian daerah yang berkualitas dan berdaya saing melalui
peningkatan kualitas ketahanan pangan dan gizi masyarakat, peran ekonomi
kerakyatan terhadap kemandirian ekonomi lokal, kontribusi sektor pariwisata dan
kebudayaan sebagai lokomotif perekonomian daerah, serta realisasai investasi
daerah.
Prioritas Pembangunan Daerah:
1. Penurunan angka kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja;
2. Peningkatan Dukungan Kehidupan Beragama, Budaya Gotong Royong, Ketentraman
dan Ketertiban serta Politik dan Demokrasi;
3. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, KB, kesetaraan gender dan
pemenuhan hak anak serta pemuda dan olah raga;
4. Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah secara merata;
5. Peningkatan nilai tambah ekonomi sektor pertanian, industri, perdagangan,
pariwisata dan jasa produktif lainnya;
6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana;
7. Peningkatan pelayanan publik dan kinerja aparatur; dan

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-16
LAPORAN PENDAHULUAN
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN BANYURESMI

8. Peningkatan investasi dan pendapatan daerah.


B. RPJMD Kabupaten Garut
VISI:
“GARUT YANG BERTAQWA, MAJU DAN SEJAHTERA”
MISI:
1. Bertaqwa : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, menjunjung nilai-nilai
luhur agama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara berlandaskan Pancasila, diindikasikan dengan adanya perubahan perilaku
dan budaya dalam lingkungan kehidupan masyarakat.
2. Maju : Terwujudnya Kabupaten Garut sebagai daerah yang mampu menggali,
memanfaatkan dan mengelola segenap potensi sumberdaya yang dimiliki secara
optimal untuk digunakan dalam proses pembangunan sehingga masyarakat
memiliki kemampuan dalam membangun struktur ekonomi yang tangguh dan
pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi.
3. Sejahtera: Terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan peran dan fungsi sebagai
subjek dan objek dalam pembangunan yang berkelanjutan.

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG II-17

Anda mungkin juga menyukai