Anda di halaman 1dari 4

Peran Psikologi Kedirgantaraan

Untuk meningkatkan Motivasi Kerja Prajurit TNI AU

Oleh :

Aulia Alfarizi, Herliana Puspa Sari, Hesti Yulia Sari

Program Studi Psikologi

Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) adalah salah satu cabang angkatan
perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab
atas operasi pertahanan Negara Republik Indonesia di udara. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
sebagai komponen penting atau komponen utama dalam pertahanan negara yang memiliki tugas
pokok dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan kesatuan dan membangun suatu
kesiapan dalam menghadapi ancaman yang ada. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas dan
peranannya, prajurit tentara harus menjaga kondisi baik secara fisik maupun mental.

Prajurit TNI dengan melaksanakan tugasnya untuk menegakkan kedaulatan Negara,


mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan Negara di wilayah daratan, yang dilakukan melalui kegiatan operasi baik
dengan operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. Secara keseluruhan
pemikiran utama tentang profesionalisme dan disiplin prajurit TNI akan lebih diwarnai oleh segi
pandangan yang meliputi tiga dimensi waktu, yaitu : masa lampau, sekarang dan masa depan,
dengan pengertian bahwa masa sekarang sebagai akibat masa lalu dan akan menentukan masa
mendatang. Berbagai evaluasi dan koreksi tentang hasil dari proses pembinaan TNI sampai saat
ini telah disampaikan. Kita menyadari bahwa perubahan lingkungan akan terus berkembang
seiring dengan adanya tuntutan jaman. Upaya pembinaan TNI harus bersifat konsepsional dan
terarah pada penciptaan prajurit yang profesional guna menghadapi tantangan tugas di masa
mendatang. Dengan melihat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan
semakin jelas bahwa tuntutan dari pengaruh lingkungan harus menjadi suatu pertimbangan
pokok dalam upaya membentuk prajurit TNI yang modern dan profesional yang berjiwa Sapta
Marga dan Sumpah Prajurit. Hasil evaluasi pelaksanaan tugas dan latihan di jajaran satuan TNI ,
bahwa degradasi profesionalisme dan disiplin prajurit TNI sebagai akibat dari terjadinya
penyimpangan dari norma-norma dasar keprajuritan (Basic norms). Akibat dari adanya deviasi
ini, maka perlu dikembalikan kepada nilai-nilai dasar keprajuritan yang menjadi norma-norma
dasar bagi prajurit TNI untuk bersikap, berucap dan bertindak sebagai prajurit. TNI yang
profesional. Kembali ke norma dasar (back to basics) haruslah menjadi pangkal tolak dalam
membina dan membangun kekuatan TNI . Dalam melaksanakan tugas pokoknya, TNI
menyelenggarakan beberapa fungsi-fungsi, antara lain fungsi utama, fungsi organik militer,
fungsi organik pembinaan, fungsi teknis militer umum, fungsi teknis militer khusus dan fungsi
khusus. Fungsi Bintal dan Sejarah merupakan salah satu dari fungsi khusus yang
menyelenggarakan pembinaan, pemeliharaan dan peningkatan mental kejuangan Anggota TNI .
Arti dari Motivasi Kerja secara nyata kelihatannya sangat sulit untuk didapat, namun bila kita
menggambil arti dengan melaksanakan penggabungan dari dua kata dasarnya yaitu Motivasi atau
Motivation dan Kerja atau Work yang diutarakan oleh para pakar manajemen seperti Maslow,
Herzberg, Levin, Vrom, Porter and Lawler, Festinger dan Adam, Heider, de Charmes dan Ben,
Kelly Rotter yang mengembangkan teori mulai tahun 1900 sampai saat ini dapat disarikan
tentang motivasi kerja. Sebelum membahas lebih lanjut tentang motivasi kerja lebih dahulu
dibahas tentang arti kata motivasi yang diutarakan oleh para pakar antara lain: Menurut Fred
Luthans (2008: 158) dinyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang dimulai dengan
kekurangan secara psikologi atau kebutuhan yang menggerakkan perilaku atau gerakan yang
ditujukan pada sasaran atau rangsangan (motivation is a process that starts with a physiological
deficiency or need that activates a behavior or a drive that is aimed at goal or incentive).
Menurut Knicki dan Kreitner (2008: 147) motivasi adalah proses psikologis yang menimbulkan
dan mengarahkan kepada tujuan yang diarahkan oleh perilaku (psychological processes that
arouse and direct goal-directed behavior). Menurut Berelson dan Steiner Motivasi Kerja adalah
suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dan bekerja dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Menurut Paul Hersey dan Blanchard motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut Edwin Flippo (1984: 392)
motivasi kerja merupakan suatu keahlian dalam mengarahkan dan mendorong pegawai dan
organisasi sedemikian rupa, sehingga tercapai keinginan para pegawai untuk bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Stephen P. Robbins (2003: 424) motivasi adalah keinginan
untuk mengunakan tenaga tingkat tinggi dari usahanya untuk mencapai tujuan organisasi, yang
dikondisikan dengan kemampuan memuaskan beberapa tujuan individu (the willingness to exert
high level of effort toward organizational goals, conditioned by the effort of ability to statisfy
same individual need). Menurut Mary Coulter (2009: 357) juga diutarakan bahwa motivasi
adalah proses pengaruh perorangan sebagai dampak yang dikerjakan, diarahkan dan
dipertahankan untuk mencapai tujuan (the process by which a person’s effecst are energized
toward attaining goal). Dari uraian tersebut di atas dapat disintesiskan bahwa Motivasi Kerja
adalah suatu rangkaian dorongan psikologis dari dalam individu untuk melaksanakan pekerjaan
secara optimal.
Psikologi Kedirgantaraan adalah cabang psikologi yang mempelajari aspek psikologis
penerbangan, peningkatan efisiensi, peningkatan pencarian untuk pekerjaan, penyebab psikologis
kecelakaan pesawat, dan penerapan psikologi kognitif untuk memahami perilaku, proses kognitif
dan emosional manusia dalam penerbangan dan interaksi antar karyawa. Psikologi dimulai pada
awal tahun 120-an dengan perkembangan kedokteran dan psikologi kerja di Uni Soviet.
Pemisahan manusia dari bumi menyebabkan perubahan drastic dalam orientasi spasial,
percepatan, penurunan tekanan barometric, perubahan komposisi atmosfer, dapat memiliki
substansial pada sistem saraf, dan membutuhkan efek konsentrasi yang tidak terputus dan
keputusan yang cepat. Saat ini penelitian dalam psikologis penerbangan berkembang dalam
kerangka psikologi teknik.

Psikologi kedirgantaraan atau dikenal dengan psikologi dirgantara berhubungan dengan aspek
mental penerbang dan pengetahuan yang dimiliki dapat diterpakan untuk membantu dalam
memahami perilaku awak, penumpang, personil, dan lainnya (Bor, 2004). Psikologi dirgantara
dapat disebut juga sebagai ilmu psikologi yang diaplikasikan untuk memahami dunia
penerbangan dalam ranah kemilitiran.

Lee (Prayana, 2015) menyatakan bahwa pekerjaan tentara adalah bidang pekerjaan yang paling
menyebabkan stress. Dari 10 profesi 5 diantaranya penuh dengan tekanan yang berhubungan
dengan bahaya fisik. Sebagai angkatan udara yang salah satu tuasnya bekerja untuk menjamin
terciptanya suatu kondisi yang aman dari ancaman di wilayah udara, sehingga kondisi kesehatan,
performa, serta mentalnya menjadi isu yang penting dalam keselamatan penerbangan. Oleh
karena itu para prajurit TNI AU perlu adanya motivasi kerja untuk meningkatkan serta
menguatkan mentalnya dalam menjalankan tugasnya agar pekerjaanya dapat terlaksana secara
kondusif.

Psikologi kedirgantaraan sejatinya dapat berperan untuk mendukung keselamatan awak


penerbangan di dalam dunia penerbangan termasuk untuk memantau, mengendalikan, dan
menyelidiki. Pencegahan kecelakaan dalam penerbangan juga harus selalu diupayakan sebelum
suatu kecelakaan itu terjadi karena pada dasarnya kecelakaan penerbangan tersebut dapat
dideteksi jauh sebelum kecelakaan terjadi dengan memperhatikan beberapa komponen yang ada,
dalam hal ini prajurit sebagai seorang manusia. Oleh karena itu selain menjaga kesahatan fisik
para prajurit juga harus menjaga kestabilan mentalnya. Psikologi kedirgantaraan mencoba untuk
meminimalisir gangguan ini dengan memberikan pemahaman serta motivasi mengenai
kapabilitas pemahaman prajurit, serta pengaplikasian pemahaman tersebut.

Referensi :

Sudiyarto, (2008), Jurnal Riset ekonomi dan BisnisVol.8 No.2 September 2008, Jawa Timur

Prayana, K. (2015). Psychological Well Being pada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(TNI AD) Makorem 083 Baladhika Jaya Malang. Skripsi (Diterbitkan) : Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Malang. https://eprints.umm.ac.id/34269gdl-kurniapray-43096-1-
isi.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret 2022

Dr. Subandijo (2010), The Effect of Jobb Design and Work Motivation on the Performance of
Airforce Mintenance Officers

Anda mungkin juga menyukai