Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN PERTANIAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEBUTUHAN REALNEED DAN


FELTNEED
PADA KELOMPOK TANI TEGAL MAKMUR
DUSUN TEGALPARE, DESA WRINGINPUTIH, KECAMATAN
MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI

Disusun Oleh :
Khulfiatul Rifky Amalia (D41191579)
Meta Chori Umami (D41191584)
Natasya Fajrianti Nuraini (D41191589)
Rara Iftinan Julianti (D41191878)
Eva Aulina Wardani (D41191904)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI
2021

i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas praktikum mata kuliah
Penyuluhan Pertanian dengan tepat waktu. Penulisan tugas makalah dengan judul
“Laporan Hasil Observasi Tanaman Padi dan Palawija Pada Kelompok Tani Tegal
Makmur, Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap
makalah tentang Penyuluhan Pertanian yang telah diselesaikan pada tugas
sebelumnnya ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik dan
membacanya. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang yang baru setelah membaca makalah ini. Kami menyadari dalam
penulisan tugas ini masih diperlukan penyempurnaan terutama pada bagian isi
materi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca untuk
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, terima kasih semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Hasil Wawancara......................................................................... 3
2.2 Feltneed dan Realneed................................................................. 4
BAB 3. KESIMPULAN............................................................................... 6
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 6
3.2 Saran............................................................................................ 6
LAMPIRAN................................................................................................. 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau
Jawa, daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa pegunungan dengan
potensi alamnya berupa perkebunan, dataran sedang dengan potensi berupa
produksi pertanian, dan dataran rendah yang berupa garis pantai dengan
potensi penghasilan berupa Biota Laut. Berdasarkan garis teritorialnya
Banyuwangi terletak di antara 7 43’ – 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ –
114 38’ Bujur Timur. Secara administratif Banyuwangi berbatasan dengan
kabupaten lain, yakni sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo,
sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah Selatan berbatasan
dengan Samudra Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Jember dan Bondowoso.
Penduduk di Banyuwangi rata-rata bermata pencaharian sebagai petani,
dengan jumlah sebesar 157,587 orang. Ini dihitung dari kepala keluarga yang
terdapat di Banyuwangi. Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan
Nasional karena memang tanahnya subur juga perikanannya yang ada disalah
satu daerah di Banyuwangi yaitu Muncar adalah salah satu yang terbesar di
Indonesia. Namun, terkait hal ini kami lebih memfokuskan pada komoditas
pertanian. Kami telah mengunjungi tempat sebagai bahan wawancara kami
mengenai Realneed dan Feltneed. Kami melakukan wawancara tersebut di
Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi. Sebagai narasumber salah satu kelompok tani bernama Tegal
Makmur, dengan narasumber utama yaitu Bapak Imam Mawardi selaku
bendahara dari kelompok tani Tegal Makmur.
Hal yang kami tanyakan kepada narasumber yaitu terkait implementasi
Realneed dan Feltneed pada komoditas pertanian yang dikelola. Adapun
pengertian dari Realneeds yaitu kebutuhan yang nyata namun apabila tidak
terpenuhi maka akan terjadinya masalah faktor yang menjadi penyebab hal ini
bisa terjadi dan akan dapat diketahui dengan cara mengumpulkan data di
lapangan. Perlu diketahui bahwa pengertian dari realneed ini harus

1
mengetahui dan mencari tahu bagaimana perspektif masyarakat. Pengertian
dari Feltneeds yaitu kebutuhan yang dirasakan masyarakat atau petani
Banyuwangi tetapi apabila tidak bisa terpenuhi tidak terjadi masalah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kebutuhan nyata (realneed) yang dibutuhkan petani di Dusun
Tegalpare?
2. Apa saja kebutuhan yang dirasakan (feltneed) yang dirasakan oleh petani
di Dusun Tegalpare?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan nyata (realneed) yang memang sangat
dibutuhkan oleh petani di Dusun Tegalpare.
2. Untuk mengetahui kebutuhan yang dirasakan (feltneed) petani di Dusun
Tegalpare.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Wawancara
Kelompok kami melakukan observasi kepada kelompok tani di Dusun
Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Narasumber kita kali ini adalah Bapak Imam Mawardi yang merupakan
bendahara dari kelompok tani Tegal Makmur.. Kelompok tani Tegal Makmur
menanam padi dan tanaman palawija. Palawija secara harfiah berarti tanaman
kedua, berdasarkan makna sanskerta bermakna hasil kedua, dan merupakan
tanaman hasil panen kedua disamping padi. Jenis tanaman palawija yang
ditanam kelompok tani ini ada jagung, tomat, cabai.
Pada pertanian Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar,
Kabupaten Banyuwangi perkembangan untuk saat ini tidak terdapat keluhan.
Tetapi sumber irigasi sekarang sedang mengalami kemacetan. Namun di desa
Tegal pare ini para petani mempunyai sumber lain sebagai alternatif lain yaitu
berasal dari sumur yang bisa disedot dengan desel. Jadi walaupun tidak ada
air dari sungai masih bisa mengairi dengan sumber air dari sumur untuk
irigasi. Untuk penanganan penyakit kelompok tani sering bermusyawarah
dengan kelompok tani yaitu kelompok tani Tegal makmur. Apabila tidak bisa
diatasi oleh kelompok tani Tegal makmur, solusi lainnya yaitu mendatangkan
anggota PPL. Namun tidak begitu tergantung pada PPL (petugas pertanian
lapang) hanya yang masalah yang dianggap berat saja. Sering diadakan rapat
dengan anggota PPL dan mendatangkan sponsor dari obat tertentu.
Peran pemerintah sendiri adalah pemerintah daerah sering memberikan
bantuan seperti bibit padi, jagung, dan lain - lain melewati kelompok tani.
Yang diberikan pemerintah kadang tidak sesuai dengan harapan petani.
Contohnya ketika petani meminta benih jagung jenis pioner tetapi diberikan
oleh pemerintah adalah benih jagung jenis hibrida. Sehingga hasil jagung juga
tidak memuaskan. Seperti warnanya kurang merah dan tidak sesuai dengan
harapan pembeli. Pemerintah juga memberikan sumbangan berupa traktor.
Sebenarnya petani senang dengan bantuan sarana dan prasaran (traktor) dari
pemerintah jika sudah terdapat badan hukum yang mendukung penggunaan

3
sarana dan prasaran tersebut.. Namun para petani malas menggunakan traktor
tersebut, karena apabila ingin menggunakannya harus mempunyai SIUP atau
alat milik badan hukum. Pemberian sarana dan prasarana dari pemerintah
meningkatkan efisiensi petani tetapi untuk mendapatkannya petani kesulitan
karena sistem yang rumit dan hanya terdapat milik badan hukum.
Program inovasi dari pemerintah menyarankan untuk menggunakan pupuk
organik dan juga melakukan program pembuatan pupuk organik. Pada
program pupuk organik tidak ada permasalahan di bahan pokok untuk
pembuatan karena bahannya ada semua. PPL memberikan cara pembuatan
dan sudah dilakukan oleh kelompok tani. Pemerintah juga memberikan benih
secara rutin setiap tahun. 1 tahun 2 kali setiap musim tanam yaitu tanam padi
dan palawija. Pemberian benih diberikan sesuai dengan lahan petani.

2.2 Feltneed dan Realneed


Kebutuhan yang dirasakan (feltneed) biasanya berasal atau disampaikan
seseorang kalau kepadanya kita tanyakan apa yang diperlukan. Kebutuhan
feltneed adalah kebutuhan yang jika dilakukan tidak akan menjadi masalah,
dan jika dilakukan tidak apa-apa.
Sedangkan kebutuhan nyata (realneed) harus dilakukan atau dilaksanakan,
apabila tidak dilakukan atau dipenuhi maka akan menimbulkan masalah,
maka kebutuhan realneed adalah kebutuhan yang paling harus dilakukan.
 Kebutuhan
 Pemerintah daerah sering memberikan bantuan seperti bibit padi, jagung,
dan lain-lain melewati kelompok tani. Yang diberikan oleh pemerintah
terkadang tidak sesuai dengan apa yang di harapkan petani. Contohnya
ketika petani membutuhkan benih jagung jenis pioner tetapi oleh pemerintah
diberikan benih jagung jenis hibrida . Sehingga hasil jagung juga tidak
memuaskan. Seperti warnanya kurang merah dan tidak sesuai dengan
harapan pembeli.
 Feltneed : pemerintah memberikan benih tidak sesuai dengan
keinginan petani.
 Realneed : petani menginginkan benih jagung pioner tetapi
pemerintah memberikan benih jagung jenis hibrida.

4
 Pemerintah sering memberikan sumbangan berupa traktor. Namun petani
malas menggunakan karena apabila ingin menggunakan harus mempunyai
SIUP atau yang punya badan hukum. Pemberian sarana dan prasarana dari
pemerintah meningkatkan efisiensi petani tetapi untuk mendapatkan
prasarana tersebut susah dan rumit karena hanya yang punya badan hukum
yang bisa mendapatkannya.
 Feltneed : Pemerintah memberikan prasarana dan sarana untuk para
petani.
 Realneed : Petani kesulitan menggunakan sarana dan prasarana
dikarenakan harus menggunakan prasarana milik badan hukum.

5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan realneed adalah kebutuhan yang harus dilakukan atau
dilaksanakan, apabila tidak dilakukan atau dipenuhi maka akan menimbulkan
masalah. Kebutuhan feltneed adalah kebutuhan yang jika dilakukan tidak
akan menjadi masalah, dan jika dilakukan tidak apa-apa. Realneed pada
Kelompok Tani Tegal Makmur yaitu petani membutuhkan benih jagung jenis
pioner, namun pemerintah memberikan benih jagung jenis lain sehingga hasil
panen tidak sesuai dengan keinginan petani dan hasilnya kurang memuaskan.
Sedangkan feltneed pada Kelompok Tani Tegal Makmur yaitu pemerintah
memberikan benih jagung yang tidak sesuai dengan keinginan petani.
3.2 Saran
Pemerintah dalam memberikan bantuan seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan petani sehingga bantuan yang diberikan bisa
dimanfaatkan oleh petani dengan maksimal dan petani bisa mendapatkan
hasil yang memuaskan.

6
LAMPIRAN

7
8

Anda mungkin juga menyukai