Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pendahuluan

Rambut merupakan mahkota sangat penting untuk manusia terutama kaum


perempuan. Rambut muncul dari lapisan epidermis atau lapisan kulit bagian luar, meskipun
bentuknya sangat tipis rambut berfungsi untuk menunjang penampilan dan juga berfungsi
sebagai pelindung kulit kepala dari pajanan sinar matahari langsung, maka rambut sangat
membutuhkan perawatan secara teratur agar tetap sehat, bersih, dan kuat. Banyak masalah
rambut yang dialami saat ini, mungkin karena kemajuan teknologi dan gaya hidup semakin
lama semakin berkembang. Sehingga banyak sekali permasalahan timbul pada rambut
diantaranya ketombe, rambut rontok, rambut kering, kusam, dan berminyak. Ketombe
(pityriasis sicca) merupakan gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya skuama atau
sisik putih ke abu-abuan tanpa disertai peradangan.1 Pada umat muslim, rambut merupakan
salah satu aurat yang harus ditutupi. Maka masyarakat beragama muslim terutama perempuan
banyak menggunakan hijab untuk menutupi rambutnya. Rambut yang tertutupi hijab erat
hubungannya dengan kelembaban kulit kepala yang diakibatkan oleh suhu yang cenderung
panas saat menggunakan hijab. Flora normal pada kulit kepala misalnya jamur Mallasezia sp
atau Pityrosporum ovale, kulit kepala yang lembab akan memicu peningkatan produksi
sebum dan flora normal kulit kepala juga akan meningkat, sehingga menyebabkan timbulnya
pityriasis sicca.2 Flora normal meningkat pertumbuhannya pada kulit kepala berketombe.
Pityriasis sicca sering timbul pada remaja dan dewasa muda, sangat jarang pada anak-anak,
dan usia lebih dari 50 tahun, karena berkaitan dengan aktivitas kelenjar sebasea. Penyebab
angka meningkatnya kejadian pityriasis sicca berkaitan dengan adanya genetik, faktor usia,
makanan berlemak tinggi, stress, suhu/cuaca, aktivitas dan perawatan rambut itu sendiri.
Banyaknya aktivitas secara berlebih dapat mengakibatkan kelembaban pada kulit kepala,
sehingga sangat baik untuk pertumbuhan jamur. Selain itu, Indonesia merupakan negara
beriklim tropis sehingga memiliki tingkat kelembaban tinggi dan memungkinkan tumbuhnya
jamur Mallassezia sp yang menyebabkan timbulnya ketombe. Walaupun di Indonesia belum
mempunyai angka yang pasti mengenai kejadian ketombe pada penggunaan hijab.1,3 Akan
tetapi, masih terdapat beberapa pendapat peneliti yang berbeda dengan teori yang
mengatakan bahwa tidak ada hubungannya penggunaan hijab dengan timbulnya ketombe.

Universitas Kristen Krida Wacana 1


Dengan begitu tujuan penelaah menulis literature review ini ingin mengetahui lebih
lagi apakah terdapat hubungan signifikan dari penggunaan hijab dengan timbulnya pityriasis
sicca, juga ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya sehingga bisa
menimbulkan ketombe. Seperti yang kita tau bahwa penelitian mengenai ketombe yang
timbul pada pengguna hijab ini masih menjadi masalah, dan dianggap penyakit biasa saja
karena tidak menimbulkan kematian. Penulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca mengenai permasalahan yang timbul pada pengguna hijab dengan timbulnya
ketombe.

Landasan Teori

Ketombe merupakan suatu kelainan rambut terjadi akibat lepasnya lapisan stratum
korneum yang berlebihan dari kulit kepala, tanpa disertai adanya suatu peradangan. Ditandai
dengan skuama/sisik berwarna putih atau abu-abu pada kulit kepala dengan jumlah yang
bervariasi. Ketombe dapat dikenal dengan berbagai istilah medis seperti pityriasis sicca,
seborrhea sicca atau dermatitis seboroik ringan pada bagian kepala.8,14 Terdapat beberapa
pendapat berbeda mengenai ketombe yang dikaitkan dengan dermatitis seboroik. pendapat
pertama menyatakan bahwa ketombe adalah bentuk non inflamasi dari dermatitis seboroik
atau bentuk ringan dari dermatitis seboroik. Pendapat kedua menyatakan ketombe merupakan
salah satu bentuk dari dermatitis seboroik itu sendiri.8

Ketombe merupakan bentuk ringan dari dermatitis seboroik dengan angka kejadian
15-20% dari populasi dunia. Prevalensi populasi masyarakat Indonesia yang menderita
ketombe menurut data dari International Date Base, US Sensus Bureau tahun 2004 adalah
43.833.262 dari 238.452.952 jiwa dan menempati urutan ke empat setelah China, India, dan
US.15 Menurut kepustakaan lain mengatakan bahwa terdapat 60% populasi dunia menderita
ketombe.16 Ketombe meningkat pada usia remaja dan dewasa, sangat jarang pada anak-anak
dan orang tua berusia lebih dari 50 tahun.8 Kejadian pityriasis sicca pada pengguna hijab
memiliki persentase 18,1% pada siswa sekolah perempuan di kota Al-Khobar dan 26,1%
pada siswa remaja perempuan di Pakistan.17 Gejala klinis sering timbul biasanya berupa
skuama tipis berwarna putih keabuan-abuan yang membentuk sekumpulan pada beberapa
lokasi di kulit kepala atau seluruh kulit kepala. Gejala yang di timbulkan biasanya rasa gatal
pada kulit kepala, eritema, terutama pada keadaan udara panas dan berkeringat disertai
rambut yang rontok.18

Universitas Kristen Krida Wacana 2


Terdapat tiga faktor utama menyebabkan timbulnya ketombe yang diambil dari
penulis Schwartz JR dkk antara lain peningkatan sekresi sebum, peranan jamur
Malassezia sp, dan kerentanan individu terhadap mikroorganisme penyebab ketombe itu
sendiri.

Pertama, peningkatan sekresi sebum diproduksi oleh kelenjar sebasea yang terletak di
lapisan dermis kulit. Kelenjar sebasea banyak tersebar pada kulit terutama kulit yang
mempunyai banyak rambut, sehingga kelenjar sebasea banyak terdapat pada kulit kepala.
Sekresi sebum akan meningkat pada saat remaja dan dewasa dan menurun pada usia tua.
Aktivitas kelenjar sebasea dipengaruhi oleh hormon androgen, sehingga apabila hormon
androgen meningkat akan meningkatkan produksi sebum juga. Dan keadaan ini sangat baik
untuk pertumbuhan koloni jamur Malassezia sp, karena pada saat sekresi sebum meningkat
akan menyebabkan kulit kepala menjadi lembab.20

Peningkatan Kelenjar
Diproduksi oleh
sekresi sebum sebasea

Aktifitas Kelenjar Hormon


sebasea dipengaruh
androgen
i

Hormon androgen meningkat Sehingga produksi sebum


pada usia pubertas juga akan meningkat

Kedua, Malassezia sp ini akan mengiritasi dan memicu sekresi sel kulit kepala yang
abnormal sehingga mudah mengelupas. Pityrosporum ovale memerlukan lemak sebagai
sumber utama nutrisi untuk berkembang, dengan bantuan enzim lipase mendegradasi sebum
menjadi berbagai asam lemak terutama dari trigliserida, namun Pityrosporum ovale hanya
mengkonsumsi asam lemak yang spesifik yaitu asam lemak jenuh untuk pertumbuhannya,
sedangkan asam lemak yang tidak jenuh ditinggalkan di permukaan kulit.

Asam lemak tidak tersaturasi ini yang akan mengiritasi kulit kepala yang nantinya
akan merusak barrier pertahanan kulit yang akan menyebabkan pembentukan skuama dari
ketombe.8,20

Universitas Kristen Krida Wacana 3


Kulit kepala tidak
bersih dan lembab
dan rentan untuk
Peranan jamur Diakibatkan Rendahnya frekuensi
Menyebabkan Malassezia sp
Malassezia sp karena mencuci rambut
berkembang biak
dan mengiritasi
dikulit kepala

Selanjutnya kerentanan individu terhadap mikroorganisme lain, yaitu kekebalan tubuh


sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terhadap jamur Malassezia di kulit
kepala. Semakin rentan atau buruknya kekebalan tubuh manusia, maka akan semakin mudah
terinfeksi jamur Malassezia sp.20

Kekebalan tubuh Pertumbuhan dan


Kerentanan individu Mempengaruhi perkembangan
manusia
Malassezia sp

Semakin mudah
Jika kekebalan tubuh
terinfeksi Malassezia
menurun
sp

Akan tetapi ketombe yang menyebabkan gatal dan infeksi yaitu menyerang masa
remaja dan dewasa, dan akan menghilang apabila menginjak usia tua diatas 50tahun. 1,2,19
Untuk mengetahui atau memastikan Malassezia sp yang tumbuh pada pityriasis sicca kita
bisa melihatnya pada pemeriksaan laboratorium dengan cara pewarnaan langsung dengan
KOH 10-20% ditambah tinta parker blue black pada spesimen. Hasil yang didapatkan positif
apabila jumlah koloni jamur Malassezia sp lebih dari 10 spora perlapang pandang besar.20

Tatalaksana farmakologi terhadap ketombe tidak dapat menyembuhkan secara


permanen, akan tetapi bisa untuk mencegah agar tidak menimbulkan ketombe berlebihan,
diantaranya shampoo selenium sulfida, zinc pinthioneketokonazol, dan shampoo yang
mengandung solusio terbinafine 1%.

Merupakan obat yang mengandung anti Malassezia sp, cream yang mengandung
asam salisilat atau sulfur untuk melepaskan skuama, bila tidak membaik bisa diberikan
intakonazol 100 mg/hari peroral selama 21hari. Untuk tatalaksana non farmakologi bisa
dengan cara menjaga higiene agar tidak terjadi kekambuhan.18,19,21

Universitas Kristen Krida Wacana 4


Pada gambar dibawah ini menunjukan gambaran keparahan tingkat ketombe
mulai dari derajat ringan, sedang dan juga berat.22

B C
Gambar .1 Tingkatan Derajat Skuama pada Ketombe.22
(Shofawati, Ani. Hubungan antara jenis spesies malassezia dengan derajat keparahan
ketombe. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 30 May 2010.)
Keterangan di atas adalah pada gambar (A) yaitu memperlihatkan ketombe dengan derajat
ringan, gambar (B) adalah ketombe dengan derajat sedang, dan gambar (C) memperlihatkan
ketombe dengan derajat berat atau disebut dengan dermatitis seboroik.22

Pada umumnya Mallasezia sp adalah flora normal kulit, jumlahnya yang meningkat pada
rambut yang menjadi penyebab timbulnya pityriasis sicca. akan terlihat berupa sel-sel bulat
bertunas, berdinding tebal yang disebut sel ragi/khamir, dan hifanya pendek tidak lurus lebih
dari 10 perlapang pandang mikroskop. Memperlihatkan bentuk seperti Meatball and
spaghetti.21,23 (Lihat Gambar. 2)

Gambar 2. Meatball and Spaghetti.23

(Sumber: Fahem MS. Diagnosis of pityriasis versicolor fungal infections. 2012)

Terdapat beberapa varian Malassezia sp diantaranya Malassezia furfur, Malassezia


sympodialis, Malassezia obtusa, Malassezia globosa, Malassezia restricta, Malassezia

Universitas Kristen Krida Wacana 5


slooffiae, dan Malassezia pachydesmatis. Akan tetapi jenis Malassesia sp yang sering
pada ketombe adalah jenis Malassezia furfur. Malassezia furfur merupakan flora normal
kulit yang bersifat lipofilik , mempunyai bentuk dimorfik saat menginvasi akan membentuk
seperti ragi, tetapi pada medium agar membentuk miselium. Ragi tersebut akan membentuk
hifa yang bersifat invasif atau patogen saat menginvasi.21,23

Hijab merupakan suatu identitas atau ciri khas bagi perempuan muslim, yang
diharuskan di agama islam. Selain untuk mengikuti syariat agama, hijab kini sudah menjadi
trend bagi perempuan modern. Mulai dari wanita remaja, dewasa, anak sekolah, mahasiswi
bahkan anak-anak pun sudah banyak yang menggunakan hijab untuk menutupi rambutnya.
Seiring dengan berkembangnya zaman, hijab terdapat beberapa model yang beragam mulai
dari cara penggunaannya, bahan kain hijab, warna sampai dengan aksesoris yang digunakan
pada hijab itu sendiri. Pemilihan jenis kain untuk hijab sangatlah penting karena berkaitan
dengan kemampuan bahan tersebut menyerap keringat selama penggunaan hijab yang
mungkin dipakai seharian. Berikut adalah bahan-bahan kain untuk hijab diantaranya: yang
pertama bahan katun: Merupakan bahan yang terbuat dari serat kapas yang dapat menyerap
air, sehingga dapat membuat kulit menjadi kering dan meningkatkan evaporasi. Akan tetapi,
hijab dengan bahan katun ini sangat baik digunakan pada negara yang beriklim tropis, karena
tidak menyebabkan panas dan menurunkan kelembaban pada kulit kepala. Kedua bahan
polyester: Bahan ini merupakan bahan kain sintetis, memiliki sifat tidak bisa menyerap air,
sehingga menyebabkan keringat menumpuk pada permukaan kulit kepala.

Hijab dengan jenis bahan ini akan memberikan efek panas, karena bahan sintetis akan
memantulkan panas dan mencegah keluarnya panas dari dalam tubuh, dan dapat membuat
rasa tidak nyaman saat digunakan sehingga menimbulkan iritasi pada kulit kepala. Ketiga
bahan sifon, merupakan bahan kain yang sering dipakai oleh perempuan muslim, karena
selain murah bahan ini juga gampang untuk diaplikasikan dan bahannya juga halus sehingga
nyaman untuk dipakai. Akan tetapi sifon tidak cocok dipakai jika musim panas, karena bahan
ini daya menyerap airnya sangat rendah apabila dipakai akan menyebabkan kulit kepala
menjadi lembab.24

Hubungan Hijab dengan Pitiriasis sicca

Rambut tertutupi hijab sangat berhubungan erat dengan kelembaban pada kulit kepala
sehingga rambut gampang rontok dan timbul pityriasis sicca. pityriasis sicca muncul
disebabkan oleh suhu yang cenderung panas dan kelembaban pada kulit kepala saat

Universitas Kristen Krida Wacana 6


menggunakan hijab. Hal itu dikarenakan saat menggunakan hijab, kulit kepala tidak
mendapatkan pasokan udara karena terhalang oleh kain dari hijab, sehingga membuat
orang yang menggunakan hijab akan lebih berkeringat dan kulit kepala menjadi berminyak
karena pengaruh kelembaban pada kulit kepala. Maka dari itu penggunaan hijab sangat
mempengaruhi timbulnya pityriasis sicca.5,8 Tidak hanya menjaga higine, menjaga kesehatan
diri maupun pola makan, pemilihan jenis bahan kain dan warna hijab sangat berpengaruh
bagi perempuan muslim untuk tetap nyaman dan tidak lembab saat pemakaian hijab. Pilihlah
bahan-bahan yang dapat menyerap keringat, agar kulit kepala kita tetap sehat dan tidak
mudah berminyak dan berkeringat. Kenakan model pemakaian hijab yang praktis dan tidak
berbelit-belit atau bertumpuk-tumpuk, agar memperlancar udara yang masuk ke kulit kepala
sehingga tidak menyebabkan kelembaban dan menimbulkan pityriasis sicca.19

Universitas Kristen Krida Wacana 7

Anda mungkin juga menyukai