Anda di halaman 1dari 10

Tugas : LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

N Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
o diidentifikasi
1. Masih sebagian kecil siswa Eksplorasi penyebab masalah : 1. Siswa masih berpandangan bahasa
yang terampil menulis 1. Siswa kesulitan menemukan ide/topikyang akan ditulis Inggris adalah mata pelajaran yang
Procedure Text. 2. Setelah mendapatkan ide,siswa kebingungan menentukan cara sulit untuk dipahami.
mengem-bangkan ide tersebut 2. Berdasarkan hasil analisa angket
3. Siswa tampak tidak tertarik mengikuti pelajaran menulis wawancara siswa, Kemampuan
4. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik dan benar berpikir siswa masih berada pada
5. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menyusun kalimat yang level LOTS .
sistematis 3. Guru belum mampu melakukan
6. Guru belum mampu membuat dan melaksanakan skenario pengelolaan kelas dengan baik
pembelajaran yang terarah, menarik dan menyenangkan. 4. Guru belum melaksanakan
7. Guru tidak menggunakan metode dan media yang tepat dalam pembelajaran sesuai dengan sintak
pembelajaran. sintak pada model pembelajan .
8. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. 5. Guru belum memahami metode -
9. Guru lebih banyak memberikan teori dari pada latihan metode inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran untuk melatih
Kajian Literatur ketrampilan menulis siswa.
6. Peran sekolah sangat dibutuhkan
1. Menurut hasil penelitian (Zaalia, 2019:1) untuk menigkatkan mutu
Keterampilan menulis merupakan keterampilan atas dasar pembelajaran berbasis model dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa pengembangan metode pembelajaran yang inovatif.
kreativitas dan proses berpikir logis
2. Berdasarkan hasil penelitian Priyatni dan Mahsun (2014), teks
prosedur adalah teks yang memberikan petunjuk atau pengarahan
menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut.
3. Berdasarkan hasil penelitian Kosasih (2016).Teks prosedur adalah
teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan
terperinci tentang cara melakukan sesuatu dan struktur teks
prosedur terbagi kedalam perumusan tujuan (pendahuluan),
langkah-langkah pembahasan, dan penutup.
4. Berdasarkan hasil penelitian Gora dan Sunarto (2016), yang
dimaksud Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
metode pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan
untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran
yang dimaksud.

Sumber wawancara kepada guru dan siswa :


1. Dari hasil wawancara kepada 26 orang siswa , hanya 34% atau 9
orang siswa yang menyukai pembelajaran menulis (writing),65
atau 17 siswa lebih menyukai pembelajaran membaca (reading).
2. Siswa kesulitan menulis procedure teks karena keterbatasan kosa
kata dan kesulitan menemukan ide.
3. Berdasarkan wawancara dengan guru , rendahnya ketrampilan
siswa dalam menulis di sebabkan karena kurangnya ketertarika
siswa pada pembelajran bahasa inggris, karena siswa menganggap
sulit, siswa malas berlatih, kosa kata yang dikuasai masih sedikit
dan tidak memahami struktur kalimat.
4. Guru belum menggunakan bentuk bentuk latihan yang bervariasi
dalam melatih siswa menulis.
5. Guru belum melaksanakan pembelajaran dengan metode yang
tepat sesuai dengan tujuan akhir dari indikator pencapaian
kompetensi.
6. Guru kurang mendapatkan supervisi dan bimibingan terhadap
proses pembelajaran yang dilakasanakannya.
7. Sekolah belum sepenuhnya memfasilitasi guru untuk
mendapatakan bimbingan penyelenggarakan pembelajaran yang
berkualitas dengan menerapakan model model pembelajaran
inovatif
S
2. Kemapuan membaca Eksplorasi penyebab masalah : 1. Guru kurang memberikan motivasi
pemahaman report text 1. Minat baca siswa kurang. membaca kepada siswa.
siswa masih rendah. 2. Siswa lebih tertarik melihat gambar daripada membaca teks. 2. Guru belum memberikan trik - trik
3. Konsentrasi membaca siswa rendah dan media yang tepat untuk membuat
4. Guru kurang variatif dalam menggunakan metode siswa dapat memahami isi teks.
pemahaman membaca 3. Perhatian siswa dalam membaca
5. Guru kurang mendorong siswa untuk membaca cendrung karena aturan yang dibuat
6. Teks yang diberikan guru tidak bervariasi guru didalam kelas.
7. Guru kurang memperhatikan tingkat kesulitan memahami teks 4. Siswa kesulitan memahami isi teks
8. Guru belum maksimal memberikan bimbingan kepada siswa karena siswa sulit menemukan ide
untuk dapat membaca pemahaman teks. pokok dan mengenal stuktur teks.
5. Keterbatasan siswa dalam memahami
isi teks, membuat siswa kesulitan dalam
Kajian Literatur menjawab soal.
6.
1. Nurhadi (1995: 340) menyatakan bahwa secara umum orang
menyatakan membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol
tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari rangkaian
huruf tertentu. Membaca adalah mengidentifikasikan simbol-
simbol dan mengasosiasikannya makna. Membaca juga dapat
diterjemahkan sebagai proses mengidentifikasi dan komprehensi
yang menelusuri pesan yang disampaikan melalui sitem bahasa
tulis
2. Aminuddin (2010: 15) mengemukakan bahwa membaca disebut
sebagai kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca
seseorang terlebih dahulu melaksanakan pengamatan terhadap
huruf sebagai representasi bunyi ujaran maupun tanda penulisan
lainnya. Reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan rekognisi, yakni
pengenalan bentuk dalam kaitannya dengan makna yang
dikandungnya serta pemahaman yang keseluruhannya masih harus
melalui tahap kegiatan tertentu.
3. Membaca bila dilihat berdasarkan keterampilan pembacanya
diklasifikasikan menjadi membaca pemahaman, membaca
ekstensif, dan membaca cepat. Sedangkan secara praktis, membaca
juga dapat dibedakan menjadi membaca lisan dan membaca dalam
hati (Aleka A dan Achmad, H.P 2010: 77).
4. Dalam memahami suatu bacaan yang paling tepat adalah
menggunakan membaca dalam hati (H.G. Tarigan, 1985: 10)
5. Rubin (Samsu Somadayo, 2011: 7) mengungkapkan bahwa
membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks
yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna
kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal
6. Syafi‟ ie (Samsu Somadayo, 2011: 9) menyatakan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah suatu proses membangun
pemahaman wacana tulis.
7. Turner (Samsu Somadayo, 2011: 10) mengungkapkan bahwa
seorang pembaca dikatakan memahami bahan bacaan secara baik
apabila mendapatkan sebagai berikut:
a. Mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan
mengetahui maknanya.
b. Mengetahui makna dari pengalaman yang dimiliki dengan
makna yang ada dalam bacaan.
c. Memahami seluruh makna secara kontekstual.
d. Membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan
pengalamaan membaca.
8. H.G. Tarigan (1985: 12) keterampilan yang bersifat pemahaman
bacaan (comprehension skills) mencakup aspek berikut ini. a.
Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b. Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan
pengarang, relevansi atau keadaan kebudayaan, dan reaksi
pembaca). c. Evaluasi atau penilaian (meliputi isi dan bentuk). d.
Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan yang ideal.

Sumber wawancara kepada guru dan siswa :


1. Dari hasil wawancara dengan siswa, 65% siswa suka
membaca teks tetapi belum mampu memahami isi/makna
dari teks, sehingga siswa kesulitan menjawab mengerjakan
soal report text.
2. Siswa kurang termotivasi untuk membaca karen teks yang
diberikan tidak menarik bagi siswa.
3. Siswa merasa tidak paham kata-kata sukar yang
terdapat pada bacaan.
4. Siswa cenderung malas dalam kegiatan membaca. Tanpa
strategi paksaan yang diterapkan oleh guru, siswa akan lebih
malas dalam kegiatan membaca.
5. Guru membuat aturan untuk siswa dalam memahami isi
bacaan. Jadi, antusias dan perhatian siswa dalam kegiatan
membaca terbentuk berdasarkan peraturan yang dibuat oleh
guru di dalam kelas.
6. Guru mengalami kesulitan dalam mengatur strategi
pembelajaran di kelas
7. Guru merasa memiliki keterbatasan dalam membuat
media pembelajaran berbasis teknologi.

3. Siswa belum memiliki Hasil eksplorasi penyebab masalahnya adalah : Analisis penyebab masalah :
literasi membaca yang 1. Siswa malas untuk membaca 1. Sarana pendukung literasi membaca
baik 2. Siswa kurang tertarik untuk membaca di perpustakaan masih kurang. Dalam artian buku-
3. Siswa hanya tertarik melihat gambar saja ketika kegiatan buku bacaan yang menarik siswa
literasi masih terbatas.
4. Siswa tidak pernah membeli buku atau memfoto copi bahan 2. Belum adanya pojokbaca di dalam
bacaan di luar teksbook yang diberikan oleh sekolah kelas.
Siswa masih enggan untuk ke
Kajian Literatur: perpustakaan.
Azmi Rizki Annisa (2021)
Menurut data statistik dari UNESCO, minat baca masyarakat
Indonesia sangatlah memprihatinkan yaitu hanya 0,001% saja. Itu
berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin
membaca. Dalam riset dengan tajuk World’s Most Literate
Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State
University pada tahun 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat
ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi yang rendah.
Sedangkan tingkat literasi pada peringkat yang pertama ditempati
oleh Negara Finlandia (hampir 100%). Data ini menunjukkan
bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura maupun
Malaysia dalam hal minat baca [4]. Selanjutnya, dari data
penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development
Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
tingkat pendidikan yang ada di Indonesia masih tergolong rendah,
yaitu 14,6%. Jauh lebih rendah daripada Malaysia yang memiliki
persentase hingga 28%. Rendahnya minat baca di Indonesia ini
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum
adanya pembiasaan dalam membaca yang ditanamkan sejak dini.
Padahal usia kanak-kanak adalah masa golden age di mana pada
fase ini anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
sehingga para orang tua dapat membentuk karakter anaknya.
Kedua, akses dalam fasilitas pendidikan yang belum merata dan
minimnya kualitas sarana pendidikan. Dan terakhir adalah
kurangnya produksi buku di Indonesia karena penerbit di daerah
yang belum berkembang

Hasil Kajian Wawancara :


Teman sejawat :
1. Siswa tidak tertarik membaca bahan bacaan yang hanya berupa
teks.
2. Siswa lebih senang berada di kantin daripada di perpustakaan
3. Belum ada nya pojok baca di setiap kelas
4. Guru belum membiasakan kegiatan literasi siswa di awal
pembelajaran.
Peserta didik:
1. Bahan bacaan kurang menarik
2. Siswa masih belum tertarik ke perpustakaan
3. Ada siswa yang belum bisa membaca
4. Siswa masih ikut-ikutan teman yang malas membaca (faktor
lingkungan)
5. Belum adanya pojok baca di kelas.

4. Motivasi belajar bahasa Hasil eksplorasi penyebab masalahnya adalah : Setelah di analisis lagi masalah
inggris siswa rendah. 1. Faktor internal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti memiliki kurangnya motivasi siswa untuk mulai
Anxiety yang berlebihan. belajar dikarenakan beberapa faktor
2. Faktor eksternal yang berasal dari luar, seperti faktor yaitu :
lingkungan sekitar siswa 1. Faktor dari lingkungan sekitar.
3. Jenuh dengan kegiatan sekolah yang monoton Mereka terkadang memiliki rasa
4. Lamanya kegiatan sekolah secara daring malas dan terbiasa santai. Serta
5. Psikologi siswa menganggap sekolah itu tidak begitu
penting.
Hasil kajian literatur 2. Kurangnya pendekatan personal
1. Motivasi merupakan dorongan dasar yang baik orangtua, guru terhadap
menggerakan sesoranag individu untuk melakukansuatu peserta didik dalam
perbuatan ( Hamzah B uno bumi aksara 2021) pembelajaran, dimana orang tua
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah : tidak pernah ambil tau atau acuh
aspirasi siswa, kemauan siswa, kondisi siswa, kondisi dan tidak peduli terhadap
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan anaknya disekolah, sedangkan
pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002) kurangnya pendekatan guru
3. Menurut (Dyah Lukita 2021), berdasarkan hasil secara personal guru lebih fokus
penelitian yang diperolah motivasi dan minat belajar ke satu sisi tempat atau satu sisi
yang rendah diantaranya kurangnya peran orang tua, peserta didik.
kreatifitas guru, sarana dan prasarana serta lingkungan 3. Guru kurang menguasai pembelajaran
sekitar. innovatif. Disini guru kurang
4. Hasil penelitian (Nisa dkk, 2021) menunjukkan bahwa motivasi berinovasi dalam penggunaan teknik
belajar siswa yang rendah disebabkan oleh faktor internal dan dan metode pembelajaran yang
eksternal. menarik minat siswa untuk mulai
5. Berdasarkan hasil penelitian Putri Wahyuningsih (2011) belajar.
disimpulkan bahwa: hasil belajar yang berada di bawah standar Guru tidak menguasai materi
ketuntasan minimal merupakan akibat dari rendahnya motivasi pelajaran sehingga kadang tidak bisa
belajar baik dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta memilah milih mana materi yang
didik, Faktor yang menyebabkan motivasi belajar terdapat dua benar-benar sederhana yang dapat
macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik membangkitkan motivasi belajar siswa
yang meliputi sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, dan di awal.
kompetensi. Motivasi yang berasal dari luar peserta didik yaitu
berupa motivasi belajar dari guru, sarana-prasarana sekolah,
keadaan orang tua peserta didik, dan kondisi lingkungan
tempat tinggal peserta didik. Hasil penelitian membuktikan
bahwa kondisi sebagian besar peserta didik yang mempunyai
latar belakang berasal dari keluarga pinggiran yang notabenya
adalah keluarga yang bermasalah. Faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar dari dalam diri peserta didik yang
paling berpengaruh terhadap prestasi peserta didik yaitu sikap
yang ditunjukkan ketika sedang mengikuti proses pembelajaran,
kebanyakan peserta didik melakukan aktivitas sendiri dan tidak
memperhatikan materi yang sedang dijelaskan. faktor motivasi
dari luar sangatlah berpengaruh dengan prestasi belajar peserta
didik.
6. Hasil penelitian (tria Silam, 2016) menyebutkan bahwa faktor-
faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran
keterampilan berbicara berasal dari faktor motif/motivasi,
kebiasaan belajar, sikap mental, hubungan/interaksi antara
guru dan siswa, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan hubungan/interaksi antara siswa dan siswa.
Hasil kajian wawancara
Peserta didik
1. Hubungan antara guru dan siswa yang belum maksimal.
2. Siswa merasa jenuh dengan kegiatan belajar yang monoton
3. Siswa terlalu nyaman selama kegiatan daring sehingga malas
ketika kegiatan berubah menjadi tatap muka
4. Siswa sering mengantuk akibat sering begadang setelah main
game
5. Guru yang kurang menarik dalam menyampaikan materi
6. Guru yang terburu-buru ketika penyampaian materi
7. siswa kurang nyaman di dalam kelas
8. guru kurang menggunakan strategi yang menarik untuk
meningkatkan motivasi siswa

Teman Sejawat :
1. Siswa terbiasa santai dengan pembelajaran secara daring selama
COVID 19
2. Guru jarang memberikan ice breaking di awal pembelajaran
untuk menarik minat siswa
3. Guru tidak menguasai materi
4. Guru belum mengenal karakteristik setiap peserta didik di
dalam kelas nya
5. Guru hanya menggunakan metode yang sama dan monoton.

Anda mungkin juga menyukai