Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNADAKSA

Oleh :

Andi Baraka

1945041030

PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


A. Latar Belakang
Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang atau rugi, sedangkan “daksa”
artinya tubuh. Jadi, pengertian tunadaksa adalah kondisi anak yang memiliki anggota tubuh
tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan ini hanyalah secara fisik (tulang, sendi otot), sedangkan fungsi
pancaindra penderita tunadaksa masih normal sehingga kelainan ini kerap disebut juga sebagai
cacat tubuh, disabilitas fisik, atau orthopedically handicapped.
Kelainan atau kecacatan fisik dapat mengakibatkan gangguan pada koordinasi, komunikasi,
adaptasi, dan mobilisasi penderitanya. Seorang anak dikatakan tunadaksa jika kondisi fisik atau
kesehatannya mengganggu kemampuan untuk berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari.
Karakteristik bahasa dan bicara juga dialami oleh sejumlah jenis tunadaksa. Pada penyandang
tunadaksa jenis polio, perkembangan bahasa atau bicaranya tak begitu normal.
Sementara itu, gangguan bicara pada penyandang cerebral palsy umumnya berupa kesulitan
artikulasi, fonasi, dan sistem respirasi.Berikut ini adalah hasil pengamatan mengenai
kemampuan berbicara dari salah satu anak Tunadaksa.
B. Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berbicara anak tunadaksa berdasarkan hasil
pengamatan
C. Hasil Pengamatan

 Nama : Wahyu Pratama


 Umur : 9 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Jenis ketunaan : Tunadaksa
 Organ bicara anak:
Rahang dan bibir wahyu sedikit kaku sehingga dalam berbicarakurang jelas. Sedangkan Gigi
wahyu normal
 Bentuk kelainan bicara:
Artikulasi masih kurang jelas sehingga bunyi suara yang keluar sedikit.Pengucapan huruf
vocal masih kurang jelas. Beberapa penyebutan huruf vocal kurang jelas diantaranya huruf
B, C, F, J, P, R, V dan X.
 Cara berbicara:
Ketika wahyu berbicara, artikulasinya kurang jelas sehingga huruf, kata atau kalimat yang
dikeluarkan kurang jelas. Misalnya dalam menyebutkan huruf J ia seperti menyebut huruf G,
begitupun dalam menyebutkan huruf P ia seperti menyebut huruf B. kemampuan bicara
ekspresif nya masih kurang. Dalam berbicara memerlukan bantuan dari keluarga
terdekatnya.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, sudah jelas bahwa anak tunadaksa mengalami gangguan
untuk berkomunikasi atau berbicara. Hal ini disebabkan oleh berbagai aspek. Karakteristik
bahasa dan bicara dialami oleh sejumlah jenis tunadaksa. Pada penyandang tunadaksa jenis
polio, perkembangan bahasa atau bicaranya tak begitu normal. Sementara itu, gangguan bicara
pada penyandang cerebral palsy umumnya berupa kesulitan artikulasi, fonasi, dan sistem
respirasi.

Anda mungkin juga menyukai