tentang
7.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Sleman
pada tanggal juni 2015
Kebijakan Umum
Kebijakan Khusus
10. Dalam keadaan yang tidak biasa , misalnya gawat darurat yang ekstrim , langkah-
langkah pelayanan anestesi dapat diabaikan dan alasannya didokumentasikan di
dalam rekam medis pasien.
11. Selama pemberian anestesi harus dilakukan pemantauan, evaluasi secara continue
terhadap oksigenasi , ventilasi , sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan, serta
didokumentasikan pada formulir anestesi
12. Setiap pasien pasca tindakan anestesia harus dipindahkan ke Ruang pemulihan
(RR/Ruang Recovery) atau ekuivalennya kecuali atas perintah khusus dokter
spesialis anestesi atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut,
pasien juga dapat dipindahkan langsung ke unit perawatan intensif (ICU/ICCU).
13. Pemindahan pasien ke Ruang pemulihan harus didampingi oleh dokter spesialis
anestesi atau anggota tim pengelola anestesi.
14. Selama pemindahan, pasien harus dipantau/dinilai secara kontinue dan diberikan
bantuan sesuai dengan kondisi pasien.
15. Setelah tiba di Ruang pemulihan dilakukan serah terima pasien kepada perawat
Ruang pemulihan dan disertai laporan kondisi pasien.
16. Dokter anestesi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari Ruang pemulihan
/ pelayanan terapi intensif.
17. Monitoring selama anestesi dilakukan oleh dokter anestesi dan di bantu oleh
perawat anestesi .
18. Sedasi moderat dan dalam
19.