Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran tinggi, berat atau volume yang
bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke wujud semula) dan bersifat kuantitatif atau
dapat diukur.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan:

1. Faktor Dalam (Internal)

a. Gen

Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
kulit, warna bunga, wama buk, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang
baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan
dan perkembangannya.

Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi okh faktor
hinnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah
lebat jika ditanam di khan subur dan kondisinya sesuai Bila ditanam di bahan tandus
dan kondisi lingkungannya tidak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya menjadi
kurang baik. Demikian juga terak unggal hanya akan berproduksi secara optimal bila
diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.

b. Hormon

Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh. Meskipun kadamya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalum tubuh Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya. Hormon hormon tersebut
antara lain: Auksin, Gibberelin, Sitokinin, Asam Absisat, dan Ehlen.

2. Faktor Luar (External)

a. Makanan atau Nutrisi

Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh
Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu hans cukup makan
makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi
tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
Melaki proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan
dengan bantuan sinar matahari.

Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar
tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kami amati, tanaman
padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk,
daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa
demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.

b. Suhu

Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia
yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan
pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal musim
kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam
pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang
tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah
pantai yang panas pertumbuhannya menjadi hambat dan tidak menghasilkan bunga
yang seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dahm
pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.

c. Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.


Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena
cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu
menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan
tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan
pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga
membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.

d. Air dan Kelembapan

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi reaksi kimin di dalam
tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian.

Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah
yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab
banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit pengapan Kondisi ini
sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel Kelembapan juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel

e. Tanah

Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.


Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan
oleh faktor lingkungan lain, misahnya suhu, kandungan mineral, dan air.

B. Monokotil dan Dikotil

Dikotil merupakan tumbuhan berbiji keping satu, sedangkan tumbuhan monokotil


merupakan tumbuhan berbiji keping dua. ( Anonim A, 2009 )

Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok
besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah
tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil. Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak
membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai
takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan
dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
( Anonim B, 2009 )

Dari segi anatomi, warga Monocotyledoneae mempunyai ciri-ciri; akar mempunyai


struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan silinder pusat tergolong
aktinostele dan endodermis yang pada penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-
sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air serta zat-zat makanan yang terlarut
didalamnya dengan sel-sel yang biasanya berhadapan dengan suatu berkas pembuluh
kayu yang dindingnya tidak menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian
luar akar ke dalam berkas-berkas pembuluh pengangkutan (Tjirosoepomo, 2007)

Dapat di ketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak
pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur,
sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang
tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi yang
digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah keseluruh tubuh
tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis
dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Aryuliana, 2004).

Pada akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat kambium, sedangkan
pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium.
Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan
pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang tua sama. Dan untuk batang
dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang muda
berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada batang
tua (Atinirmala, 2006).

Tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak
di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 5 dan biji berkeping 2, sedangkan pada
tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, di
temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji berkeping 1. (Anonim C, 2009)

C. Jagung

Jagung memiliki klasifikasi ilmiah dari Kerajaan Plantae, Ordo Poales, Famili Poaceae,
Genus Zea, Spesies Z Mays, dan nama binomialnya adalah Zea Mays ssp. Mays.
Selain itu, jagung merupakan tanaman semusim atau annual. Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif (wikipedia).
Jagung termasuk tanaman biji yang berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong
berakar serabut. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari
buku buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak, mudah terlihat, beruas-ruas, dan nuas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku (wikipedia). Jagung merupakan bahan dasar atau bahan olahan
untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organik, makanan kecil, dan
industri pakan terak. Pakan temak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai
komponen utama sebanyak 51. 4% (Dinas Pertanian, 2011).

D. Pepaya

Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan


dan bagian utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika
dan Asia serta India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis,
termasuk Indonesia di abad ke-17 (Setiaji, 2009). Menurut Kalie (1996), suku
Caricaceae memiliki empat marga, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta, dan
Cylicomorpha. Ketiga marga pertama merupakan tanaman asli Meksiko bagian
selatan serta bagian utara dari Amerika Selatan, sedangkan marga keempat
merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Marga Carica memiliki 24 jenis,
salah satu diantaranya adalah papaya. Kedudukan taksonomi tanaman pepaya
dalam Suprapti (2005) adalah Kerajaan Plantae, Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae,
Bangsa Caricales, Suku Caricaceae, Marga Carica, Jenis Carica papaya L.

Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk


tumbuhan yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-
buahan semusim, namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem perakarannya
memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua
arah pada kedalaman 1 meter atau lebih menyebar sekitar 60-150 cm atau lebih
dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005).

BAB III
Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilakukan di rumah masing-masing. Tanggal 1 - 7 Agustus 2022

B. Populasi dan Sampel


Populasi : biji jagung dan biji pepaya
Sampel : 6 biji jagung dan 3 biji pepaya

C. Variabel Penelitian
1. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel penelitian yang harus sama untuk semua
sampel penelitian. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis biji,
jumlah biji, media tanam, kuantitas air, dan pupuk yang diberikan.

2. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang harus berbeda untuk semua sampel
penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas cahaya
dan lama perendaman biji dalam air. Di penelitian ini terdapat dua situasi
yang memiliki intensitas cahaya yang berbeda, yaitu di dalam ruangan
dan di luar ruangan.

3. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi tanaman
dan kecepatan perkecambahan.

D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 6 biji jagung dan 3 biji pepaya
yang ditanam di dalam 3 pot yang berisi tanah dan pupuk. Di dalam dua pot
masing-masing terdapat 3 buah biji jagung dan satu pot lainnya terdapat 3 buah
biji pepaya. Komposisi masing-masing pot adalah sebagai berikut :
- 2 pot berisi biji-biji jagung dan biji-biji pepaya diletakkan di ruangan
terbuka namun tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
- 1 pot berisi biji-biji jagung diletakkan di ruangan tertutup dan tidak terkena
cahaya matahari secara langsung.

E. Alat dan Bahan


- 3 buah pot
- Baskom
- Tanah
- Pupuk kompos
- Air
- Biji pepaya yang sudah dikeringkan
- Benih jagung
- Buku tulis
- Bolpoin

F. Langkah Kerja
1) Memasukkan biji-biji jagung ke dalam baskom berisi air. kemudian
diamkan sebentar. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah biji-
bijinya bagus atau tidak
2) Menyiapkan pot-pot lalu mengisinya dengan tanah yang sudah dicampur
dengan pupuk kompos
3) Melubangi tanah dan meletakkan biji-biji jagung dalam dua pot dengan
masing-masing pot berisi tiga biji jagung dan tiga biji pepaya yang sudah
dikeringkan ke satu pot lainnya
4) Menutup kembali tanahnya lalu menyiramnya dengan air
5) Meletakkan satu pot berisi biji-biji jagung dan satu pot berisi biji-biji
pepaya yang sudah dikeringkan di ruangan terbuka namun tidak terkena
cahaya matahari secara langsung, sedangkan satu pot lainnya berisi biji-
biji jagung diletakkan di ruangan tertutup dan tidak terkena matahari
secara langsung
6) Menyiram pot-pot secara teratur, dua hari sekali dengan air yang cukup
7) Mengamati setiap detail pertumbuhan biji jagung setiap harinya selama
tujuh hari dan mencatat pertumbuhannya di buku tulis menggunakan
bolpoin

Anda mungkin juga menyukai