Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

NAMA : MUNTIATUN NISA


NIM : 18513241002

SOAL

1. PK menekankan learning by doing dan hand on experience seperti apa aplikasinya dalam
pembelajaran dan beri contoh pelaksanaan pada mata pelajaran tertentu
2. Apa makna bahwa PK harus responsive dan antisipastif terhadap kemajuan teknologi.
Beri penjelasan dan contoh pada mata pelajaran praktek. Gambarkan juga perubahan
teknologi dari masa ke masa
3. PK adalah pendidikan ekonomi. Bagaimana penjelasannya?. Beri ulasan penerapannya
pada mapel yang berbasis kewirausahaan (temukan mapel di SMK dan pelajari isinya dan
beri ulasannya)
4. Mengapa SMK membutuhkan biaya investasi dan operasional yang lebih tinggi dari
sekolah umum. Beri ulasan dan ada rujukannnya
5. Pentingnya soft skills bagi siswa SMK. Beri contoh penerpannya dalam pembelajaran
praktek Seperti apa keadaan pasar kerja siswa SMK fashion, temukan peluang kerja yang
sesuai dengan kompetensi mereka beri ulasan

JAWABAN
1. Model belajar Learning By Doing (belajar dengan melakukan) dan Hand On Experience
(melalui pengalaman langsung) merupakan belajar sambil melakukan dan belajar tidak
hanya secara teoritis, tetapi langsung dalam praktik agar memperoleh pengalaman secara
langsung. Misalnya, sistem pendidikan dan kurikulum sekolah menengah kejuruan di
Indonesia sangat menekankan pada praktik kerja lapangan pada dunia usaha/ industri
untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih sesuai dengan kondisi kerja
kepada siswa.
Contoh : Siswa SMK dengan program keahlian Tata Busana melakukan praktik kerja
lapangan di Butik Gavrilla dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk
memberikan pengalaman dan pelatihan nyata yang lebih sesuai dengan kondisi dunia
kerja.

2. Makna bahwa Pendidikan Kejuruan harus responsive dan antisipastif terhadap kemajuan
teknologi adalah model pembelajaran yang diterapkan pada siswa harus sesuai dengan
kemajuan teknologi yang berkembang dari masa ke masa, salah satu contohnya yakni
pada mata pelajaran praktek bordir pada beberapa SMK yang sudah menggunakan mesin
highspeed yang tentunya lebih praktis dan efisien dengan hasil yang lebih rapi
dibandingkan dengan mesin bordir manual. Contoh lainnya yakni sekarang lebih banyak
SMK yang menggunakan mesin jahit highspeed/ protable dari pada mesin manual.

3. Peranan pendidikan kejuruan sangat dibutuhkan dalam memacu pertumbuhan ekonomi,


terutama di era globalisasi. Banyak ahli ekonomi yang beranggapan bahwa investasi
pendidikan mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan investasi modal. Salah satu penerapannya ada pada mata pelajaran
SMK yang berbasis kewirausahaan. Pada mata pelajaran ini siswa akan belajar dan
mempraktikkan bagaimana cara membuka suatu usaha jasa/produk mulai dari
perencanaan usaha, proses produksi, strategi promosi sampai dengan pemasaran
jasa/produk yang ditawarkan pada konsumen.

4. Penyelenggaraan pendidikan kejuruan secara umum diasumsikan memerlukan biaya yang


lebih besar daripada bentuk pembelajaran lainnya sebagaimana yang dinyatakan oleh
Klein (2001:4) sebagai berikut : “… This aid is generally conditioned on assumption that
vocational education is more expensive to provide than other form instruction, although
the actual magnitude of thisadded expense has yet to conclusively documented. This lack
of evidence has oftenafforded state policy makers considerable discretion in devising
funding strategies andauthorizing state resources in support of vocational education.
Tingginya biaya penyelenggaraan pendidikan kejuruan tersebut dikarenakan oleh adanya
pembentukan skils-competencies pembelajaran praktek lebih besar dibandingkan
cognitive-competencies yang diberikan melalui teori. Penyelenggaraan pembelajaran
praktik memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan pembelajaran teori, hal
tersebut disebabkan oleh adanya biaya yang diperlukan untuk membeli peralatan praktik,
bahan praktik, perawatan peralatan, gaji instruktur, dan untuk pembelian sumber energy.

5. Aspek soft skill mempunyai peranan penting dalam pendidikan SMK. Di dalamnya
banyak terkandung aspek karakter kerja yang diperlukan sebagai pelengkap kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa. Nilai-nilai yang terdapat pada soft skills tersebut meliputi
kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan
beradaptasi, kemampuan berkomunikasi. Juga toleran, hormat terhadap sesama,
kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah, etika atau
integritas. Kemudian komitmen, motivasi, bersemangat, kreatif, percaya diri, manajemen
diri, kedisiplinan, inisiatif, mental kerja, sikap kerja, motivasi kerja, dan sejenisnya.
Contoh penerapannya : siswa SMK dari program keahlian Tata Busana/ Busana Butik
yang mampu beradaptasi dengan aturan yang harus mereka penuhi di lingkungan kerja
pada saat melakukan praktek kerja lapangan di salah satu butik yang mereka tempati.

Anda mungkin juga menyukai