Anda di halaman 1dari 10

A.

Latar Belakang
Pendidikan Vokasi atau yang akrab dikenal dengan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), saat ini menjadi salah satu jenjang pendidikan pilihan banyak
peserta didik yang akan melanjutkan pendidikan pada jenjang menengah atas.
Selain dapat mempersiapkan peserta didik untuk langsung mendapatkan
pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan, pada pendidikan Vokasi juga
dapat mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
akademi atau universitas serta mempersiapkan siswa untuk dapat
berwirausaha secara mandiri dengan ilmu yang diperolehnya sesuai
kompetensi dan bidang masing-masing.
SMK Polimedik sebagai lembaga pendidikan formal yang berkonsentrasi dalam
bidang pendidikan kejuruan berusaha memenuhi kebutuhan dunia industri
untuk menciptakan tenaga kerja yang handal, kompeten serta memiliki prilaku
dan akhlak yang baik.
Menjadi salah satu sekolah kejuruan dikota Depok, SMK Polimedik merupakan
sekolah yang didirikan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)
atau tanggung jawab sosial dari Perusahaan PT Polijaya Medical yang
merupakan perusahaan industri dalam bidang alat-alat kesehatan. CSR ini
merupakan model yang membantu perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawabnya kepada pemangku kepentingan juga kepada masyarakat, terutama
masyarakat disekitar perusahaan.
CSR dalam bentuk sekolah dari PT Polijaya Medical muncul karena perusahaan
menyadari dampak dari operasional bisnis mereka terhadap masyarakat, baik
dampak ekonomi, dampak sosial dan dampak lingkungan. CSR adalah aspek
penting dalam keberlangsungan perusahaan. Ini karena perusahaan yang
menguntungkan dalam jangka panjang adalah perusahaan yang beroperasi
dengan prinsip keberlanjutan. Dengan kata lain, keputusan perusahaan tak
hanya semata didasarkan atas motif keuntungan, namun juga harus
mempertimbangkan dampak kepada masyarakat disekitar perusahaan.
Mengetahui Keunggulan Pendidikan Vokasi di Era Industri Saat Ini
• Lebih Praktikal
Pada pendidikan vokasi, melatih peserta didik dengan keahlian praktikal,
artinya lebih banyak pelajaran yang langsung praktek daripada teori. Selain
itu kegiatan tersebut juga banyak dilakukan dengan cara turun langsung
melakukan praktek di bidang-bidang pekerjaan yang menjadi kompetensi
mereka. Berbeda dengan sekolah umum yang justru sering mengerjakan
tugas, mendengarkan pembelajaran sesuai dengan teori-teori yang ada.
• Banyak pilihan institusi
Pendidikan vokasi ditawarkan dengan lebih banyak pilihan institusi di
perguruan tinggi, seperti universitas dengan pendidikan vokasi, politeknik,
pusat pelatihan atau institusi lain yang berspesialisasi dalam
menyelenggarakan program sekolah vokasi. Jadi kita dapat memilih
pendidikan vokasi dengan jurusan yang sesuai dengan kompetensi kita,
supaya kemampuan dapat cepat berkembang.
• Beragam pilihan program
Keunggulan sekolah vokasi lainnya yaitu, cocok bagi peserta didik yang
sudah jelas dan yakin dengan apa yang akan Anda kejar atau pekerjaan
yang menjadi cita-cita. Terdapat banyak sekali bidang yang tersedia mulai
dari bidang industry dan manufaktur, pariwisata dan perhotelan, desain
interior, sekretaris, teknik otomotis, manajemen retail, pengembangan
software hingga bidang kuliner.

Sekolah vokasi menekankan keahlian praktek yang dibutuhkan untuk dapat


terjun langsung ke industri serta pembahasan topik yang diberikan dikemas
secara spesifik, berbeda dengan sekolah umum atau perkuliahan di universitas
dengan jenjang sarjana yang membahas topik lebih luas.

Di era serba digital ini, output ataupun lulusan dari pendidikan vokasi
diharapkan mampu menguasai teori praktik sesuai bidangnya di lapangan
yaitu dalam dunia industri, khususnya pada era revolusi industry . terbosan
serta inovasi baru perlu diterapkan.
Selain itu kesiapan mental yang Tangguh dalam menghadai era serba digital
bagi para lulusan pendidikan vokasi tersebut.

Upaya untuk Melahirkan Lulusan Pendidikan Vokasi sebagai Penyedia


Kompetisi

Dukungan penuh dari semua elemen juga sangat membantu mulai dari
pemerintah baik pusat maupun daerah, peran guru hingga orang tua. Beberapa
upaya untuk dapat melahirkan lulusan pendidikan vokasi harus diupayakan
oleh berbagai pihak. Supaya lulusan pendidikan vokasi dapat bersaing di era
industi, perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Berorientasi pada Industri

Pengembangan pendidikan vokasi harus dapat berorientasi pada kebutuhan


industri atau kebutuhan pasar kerja. Salah satunya dengan membuat jurusan-
jurusan baru sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Upaya ini merupakan
wujud pelaksanaan persiapan mental sebagai gerakan untuk membangun dan
melahirkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, terutama dalam
menghadapi perkembangan industry saat ini.

Campur tangan pemerintah juga sangat diperlukan, sehingga mampu melihat


peluang kerja yang dibutuhkan di era serba digital ini, dan mengintegrasikan
peluang kerja tersebut dalam pendidikan vokasi. Sehingga nantinya lulusan
pendidikan vokasi dapat memilih pekerjaan sesuai dengan kompetensi mereka,
dan peluang kerja tersebut sudah tersedia.

2. Mampu Menghadapi Perubahan

Selain itu lulusan tersebut juga harus dapat beradaptasi dengan lingkungan
industri yang tangguh dalam menghadapi segala perubahan yang ada. Karena
revolusi industri ini juga akan terus berkembang pesat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Hal ini diharapkan supaya lulusan pendidikan vokasi juga mampu menghadapi
perubahan tersebut. Mereka juga harus mampu memberikan inovasi baru
supaya tidak tertinggal dengan revolusi industri.

3. Kurikulum

Kurikulum yang tidak mampu megikuti perkembangan industri yang cukup


pesat ini menyebabkan dunia industri kerap kali mengeluhkan lulusan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk itu, perlu adanya
perombakan kurikulum, hal ini dikarenakan semua jurusan harus menguasai
dasar-dasar yang berkaitan dengan teknologi, data dan ‘humanity’. Dengan
begitu, lulusan pendidikan vokasi akan siap menghadapi tantangan dunia
industri di era serba digital ini.

Pendidikan vokasi nantinya diharapkan dapat memenuhi permintaan, serta


link antara industri dengan penyelenggara pendidikan, dan match antara
karyawan dengan pengusaha. Keberhasilan pendidikan vokasi dapat dilihat
dari lulusannya yang mampu bersaing dengan era industri yang semakin pesat.
Dan juga kesesuaian antara bidang industri dan jurusan pendidikan vokasi
tersebut.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat dilihat dari tingkat


mutu dan relevansi, yaitu jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang
pekerjaan dengan bidang keahlian yang dimiliki oleh lulusan pendidikan
vokasi. Selain itu motivasi yang tinggi dari para lulusan juga dapat mendorong
dan membantu terpenuhinya kebutuhan di dunia industri.

Dari gambaran kebutuhan dunia industri yang semakin berkembang, masih


ditemukan berbagai masalah dalam dunia pendidikan, khususnya di SMK
Polimedik yang dilihat dari 8 standar pendidikan masih banyak terdapat
kekurangan yang belum terpenuhi. Hal yang menjadi perhatian antara lain :
1. PT Polijaya sebagai perusahaan yang menaungi pendidikan di SMK
Polimedik tidak sepenuhnya memberikan keleluasaan bagi guru dan peserta
didik untuk dapat terlibat langsung dalam praktek industri. Hal ini
disebabkan anggapan bahwa guru atau peserta belum memiliki
kemampuan standar minimal yang ditetapkan oleh perusahaan.
2. Kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, hal
ini ditandai dengan adanya semangat peserta didik dalam belajar yang
berdampak pada pembelajaran di kelas. Perubahan yang terjadi
diantaranya Peserta didik malas belajar karena lebih banyak bermain game
online, Peserta didik terlihat kurang bersemangat mengikuti pembelajaran
karena cara dan materi yang disampaikan guru terlalu monoton dan
membosankan.
3. Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, tidak mao
bertanya hal-hal berkaitan dengan kegiatan belajar.

B. Praktik penting
Setiap kegiatan pembelajaran perlu didasarkan oleh motivasi yang dimiliki
peserta didik, dalam ini guru dituntut untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, harus
segera dilakukan praktik pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan
karena Perangkat pembelajaran berbasis student center sangat berpengaruh
terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa hal yang sedang dan akan dilaksanakan di SMK Polimedik yang
memiliki keterkaitan dengan perusahaan antara lain :
1. Selama ini kegiatan prakerin yang terbatas untuk peserta didik jurusan
Teknik pemesinan, namun mulai tahun 2023 ini, beberapa peserta didik
dari Teknik instalasi tenaga listrik juga sudah bisa mengikuti prakerin di
PT Polijaya.
2. Untuk guru menyusun RPP interaktif yang menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) yang membuat peserta didik aktif dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik
3. Guru menggunakan metode-metode interaktif pada sintak-sintak PBL
4. Penggunaan Media pembelajaran yang interaktif dapat menarik peserta
didik sehingga peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran
5. Guru melakukan ice breaking untuk memberikan semangat belajar kepada
peserta
6. Pembelajaran berbasis HOTS dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis
7. Pembelajaran berbasis TPACK memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran

C. Peran dan Tanggung Jawab


Adapun yang berperan dalam praktik pembelajaran, diantaranya:
1. Kepala sekolah sebagai Penanggung jawab, memberikan araha dan
kebijakan terkait pembelajaran di sekolah yang disesuaikan dengan
kebutuhan industri, terutama di PT Polijaya medikal, tempat peserta
didik melaksanakan kegiatan praktek pembelajaran langsung.
2. Guru sebagai subjek dalam praktik pembelajaran mempunyai tanggung
jawab untuk melaksanakan proses pembelajaran ini dengan efektif, guru
diharapkan memahami dengan baik keahlian dan kompetensi dunia
industri untuk dipraktekan dalam program pembelajaran yang telah dan
akan disusun.
3. Peserta didik dari kompetensi Teknik pemesinan dan Teknik Instalasi
tenaga listrik yang menjadi sasaran pelaksanaan praktek di perusahaan
dapat mempersiapkan sebaik mungkin kompetensi yang dimilikinya agar
mampu beradaptasi dengan dunia kerja.
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan melakukan refleksi diri,
wawancara dengan berbagai pihak terkait, ada beberapa tantangan
diantaranya:
1. Perusahaan
• Kompetensi yang dimiliki peserta didik tidak sesuai dengan standar kerja
yang ada di perusahaaan, khususnya PT Polijaya Medikal, sehingga perlu
penyesuaian kembali ketika peserta melakukan prakerin di perusahaan
tersebut.
• Guru harus mempelajari hal-hal baru lebih banyak tentang spesifikasi
pekerjaan dalam dunia industri, hal ini untuk memastikan peserta didik
siap dengan spesifikasi kerja yang akan dihadapi baik dalam kegiatan
prakerin maupun saat bekerja nanti.
2. Peserta didik
• Peserta didik yang lebih memilih bermain HP (game online) daripada
belajar sehingga tidak fokus dalam belajar terutama materi produktif.
• Peserta didik yang salah bergaul dan kurang mendapat penguatan atau
stimulus terhadap apa yang dipelajari
3. Lingkungan kelas
• Guru masih menggunakan metode ceramah (teacher center).
• Guru jarang menggunakan media pembelajaran inovatif
• Pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
• Guru kurang pengetahuan tentang TPACK
• Guru kurang memanfaatkan teknologi (TPACK) dalam pembelajaran
Tantangan tersebut menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan
berbagai cara karena apabila tidak segera tertangani maka akan berdampak
buruk pada perkembangan peserta didik baik dari segi proses maupun hasil
sehingga prestasi belajar akan menurun.

A. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang


dihadapi antara lain:
Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar, media
pembelajaran, LKPD serta Instrumen Evaluasi berbasis HOTS. Adapun langkah
langkahnya adalah berkaitan dengan:
1. Penyesuaian materi dengan dunia industri, khususnya PT. Polijaya
a. Guru mengetahui produk apa yang dibuat serta sistematis kerja dari
produk tersebut.
b. Pendampingan langsung dari supervisor perusahaan untuk
memberikan pemahaman baik kepada guru maupun peserta didik
tentang alur kerja di perusahaan.
2. Pemilihan Model Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran
adalah dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik
materi.
b. Guru memilih model pembelajaran PBL karena model PBL memiliki
keunggulan sebagai berikut:
• Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok
• Sesuai dengan materi pembelajaran, kebutuhan kurikulum saat
ini, dan sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yakni 4C
(critical Thinking, creativity, collaboration, communication)
• Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik
sehingga memberikan keluasaan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa
c. Proses pemilihan model ini pertama guru mempelajari apa saja model-
model dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik
dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Lalu
melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran
yang terdapat di buku pelajaran guru. Langkah selanjutnya dengan
memahami sintak dalam model PBL.
d. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan Model Pembelajaran PBL dan juga
pemahaman guru akan materi pembelajaran.
3. Pemilihan Media Pembelajaran
a. Proses pembuatan media ini dimulai dari mempelajari materi yang akan
dibuat medianya, kemudian guru merancang desain menu-menu apa
saja yang perlu ada di media pembelajaran
b. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini
antara lain pengetahuan guru dalam menggunakan PPT interaktif dan
juga alat seperti komputer/laptop dan jaringan internet.
4. Pemilihan metode pembelajaran yang variatif
Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan metode pembelajaran
adalah dengan memahami karakteristirk peserta didik dan
karakteristik materi. Disini guru mengunakan metode yang bervariasi
pada setiap sintak PBL yakni metode pembelajaran yang akan
digunakan adalah Behaviourisme , Literasi, Elaborasi, Networking,
Assesment, Need, Snowball Idea (BLENANS)
5. Meningkatkan Motivasi peserta didik
Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik, guru
merancang kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yang dapat berpusat pada peserta didik dan membuat peserta didik
lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif
dan dapat dilihat dari :
1. Pemilihan Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik hal ini terlihat dari peserta didik lebih bersemangat dan
berperan aktif selama proses pembelajaran. Selain itu, menumbuhkan
berfikir kritis peserta didik terlihat dari tanggapan dan jawaban yang di
lontarkan guru maupun sesama peserta didik saat pembelajaran
2. Penggunaan Media berbasis Digital sangat membantu pemahaman peserta
didik akan konsep yang abstrak tentang materi pembelajaran dibuktikan
dengan hasil evaluasi pembelajaran peserta didik di atas KKM yakni
sebanyak 89%
3. Pemilihan Metode yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik terlihat dari kegiatan peserta didik saat
pembelajaran
4. Desain kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan
keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sehingga peserta didik
termotivasi untuk belajar.

Anda mungkin juga menyukai