Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.

069, Tahun Ke-I 3, November 2007

Hubungan antara lntelegensi Kemampuan


Menyimak, dan Kemampuan Membaca, dengan
Prestasi Belajar
(Studi pada Siswa SMAN di Bandung)

Oleh: Pien SupinahAdiwiria

Abstrak: Studi ini bertujuan, untuk mengidentifikasi peng aruh


intelegensi terhadap kemampuan menyimak dan kemampuan
membaca, dan pengaruh intelegensi, kemampuan membaca, dan
kemampuan menyimak terhadap prestasi be/ajar. Studi ini
menggunakan. sampel sebanyak 112 'siswa SMA di kota Bandung.
Studi ini menemukan pengaruh intelegensi terhadap kemampuan
menyimak dan kemampuan membaca. Hasil studi ini juga
mengindikasikan pengaruh kemampuan membaca terhadap prestasi
be/ajar serta pengaruh kemampuan menyimak terhadap prestasi
be/ajar, juga mengindentifikasi pengaruh gabungan antara
intelegensi, kemampuan menyimak, dan kemampuan membaca
terhadap prestasi be/ajar. Studi ini menemukan suatu model sebab
akibat dari hubungan intelegensi, kemampuan membaca, dan
kemampuan menyimak terhadap prestasi be/ajar
Kata kunci: intelegensi, kemampuan menyimak, kemampuan membaca,
prestasi be/ajar.

1. Latar Belakang Masalah Nasional (UAN) merupakan puncak


Permasalahan, yang sedang kita kegiatan proses belajar mengajar
hadapi pada saat ini di antaranya untuk mengetahui standar mutu
adalah rendahnya prestasi belajar pengetahuan dan kemampuan
para siswa. Hal ini dibuktikan dari peserta didik dalam menyelesaikan
rendahnya Nilai UjianAkhir Nasional program pendidikan di sekolah.
(NUAN) siswa SMAN. Ujian Akhir Berdasarkan data faktual dari Dinas

'1 Pien Supinah Adiwira adalah dosen pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

923
Hubungan antara lntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

Pendidikan Kota Bandung, rata-rata 1957) mengindikasikan adanya


prestasi belajar siswa SMAN di kota hubungan yang signifikan antara
Bandung dari mata pelajaran yang intelegensi dan kemampuan mem-
diuji secara nasional (UAN) untuk b aca. Studi ini juga mengiden-
SMA IPA adalah 6,462 dan SMA IPS tifikasikan adanya hubungan yang
adalah 6,269 tahun ajaran 2004/2005. signifikan antara intelegensi dengan
Barker et.al ( 1980) dan Banks kemampuan menyimak (Nichols 1948;
( 1985) berpendapat bahwa prestasi Vineyard and Bailey 1960). Dengan
belajar sangat dipengaruhi oleh menggunakan sampel sebanyak 144
kemampuan membaca dan kemam- orang siswa di Southwestern State
puan menyimak. Siswa yang CollegeAmerika Serikat, Vinegard and
berkemampuan menyimak dan Bailey (1960) mengenali hubungan
berkemampuan kemampuan memba- antara intelegensi, membaca dan
canya rendah, cenderung memiliki menyimak, dengan prestasi belajar.
prestasi belajar yang rendah pulajika Mer~ka menemukan terdapat korelasi
dibandingkan dengan siswa, yang yang erat antara intelegensi,
memiliki kemampuan menyimak dan membaca dan menyimak, dengan
kemampuan membaca yang lebih prestasi belajar.
tinggi. Barker et.al (1980) meneliti Dengan menggunakan sampel
komposisi jumlah waktu yang sebanyak 112 siswa SMAN di kota
dihabiskan siswa dalam proses Bandung, studi ini bertujuan untuk
be lajar di kelas. Ia menemukan bahwa mengidentifikasi pengaruh inte-
para siswa menghabiskan 53 persen legensi terhadap kemampuan
waktunya untuk menyimak, 17 persen menyimak dan kemampuan membaca,
untuk membaca, 16 persen untuk dan pengaruh intelegensi, kemam-
berbicara dan 14 persen untuk puan menyimak dan kemampuan
menulis. Hal ini menunjukkan bahwa membaca terhadap prestasi belajar.
para siswa menghabiskan 70 persen
waktunya untuk kegiatan menyimak 2. Kajian Pustaka
dan kegiatan membaca dalam proses Menyimak dan membaca merupakan
belajar di sekolah. kegiatan yang paling dominan dalam
Beberapa penelitian lainnya proses belajar mengajar di sekolah.
(Johnson 2005; Strang 1968; Barker et.al (1980) mengemukakan
Stanovich et.al 1984; Vineyard and waktu yang paling banyak digunakan
Bailey 1960; Vineyard and Massey dalam proses be laj ar mengaj ar

924 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-/ 3, November 2007
/111•11 ,\'1111lnr1h Adiwiria

ii ikunlnasi oleh komunikasi reseptif, kalimat dalam kegiatan menyimak,


11111 menyimak 53%, dan membaca diperlukan beberapa tahapan
I /"11. Dwyer (1978) juga merig- pemahaman dan intelegensi sangat
ludlk isikan ha! yang sama, sebagian dibutuhkan dalam ha! itu (Maltin
Iii 1r proses belajar dilakukan dengan 1994 ). Taha pan terse but meliputi
111 nggunakan indera penglihatan mendengarkan suara simakan,
Ii sar 83%, indera pendengaran menyimpan suara simakan tersebut
Ii sar I I%, dan sisanya digunakan ke dalam ingatan jangka pendek
untuk indera lainnya, yakni indera (short term memory), mencari makna
p n iuman (3,5%), sentuhan (1,5%), kata dalam memori semantik,
d m rasa (1%). Berbagai temuan itu mengelompokkan maknanya setiap
111 munjukkan betapa penting dan bunyi simakan, dan menemukan
dominan kedua . kegiatan itu intisari dari pengelompokan tersebut
(menyimak dan membaca) dalam untuk diambil maknanya.
proses belajar mengajar. Sebagai tambahan, intelegensi
Menyimak dan membaca me- pun merupakan faktor yang
1 upakan kemampuan dasar manusia menentukankemampuan siswa dalam
di dalam kehidupan sehari-hari, dan kegiatan membaca (Burmeister 1978:
lcbih utama lagi dalam proses belajar Maltin 1994; Strang 1968; Stanovich
mengajar (Doman 1986;Tubbs 2000). et.al 1984; Yap 1977). Burmeister
Dalarn kehidupan sehari-hari, ( 1978) juga menegaskan terdapat
rnanusia dapat terlibat baik secara faktor lain yang menentukan
aktif maupun secara pasif dalam kemampuan mambaca siswa yaitu
pemerolehan bahasa dan pemer- tingkatan dan rentang minat,
olehan informasi melalui menyimak penyesuaian emosi, imajinasi siswa
dan membaca (Nida 1952). Dengan serta persepsi terhadap penglihatan
kata lain, seseorang tidak akan dan pendengaran.
bertambah pengetahuannya apabila Beery (1954) menyatakan,
tidak melakukan kegiatan menyimak proses membaca itu dipengaruhi oleh
dan kegiatan membaca. empat faktor, yakni faktor verbal
lntelegensi merupakan salah mencakup interpretasi ide, faktor
satu faktor penting dalam pengem- persepsi mencakup fasilitas dalam
bangan kemampuan menyimak dan memahami detail, faktor kata
kemampuan membaca. Kita ambil melibatkan kemahiran dalam
sebuah contoh untuk memahami satu berurusan dengan kata, dan faktor

Jurna/ Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-/ 3, November 2007 925
Hubungan antara Intelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

yang terkait dengan organisasi logis bahan simakan hanya 25%. Rusyana
dan seleksi ide-ide yang relevan ( 1981)melakukanpenelitianpada para
Kemampuan menyimak dan siswa SPG di Jabar dan menemukan
membaca juga ditentukan oleh hasil, para siswa dapat memahami
berbagai faktor termasuk fasilitas keseluruhan bahan simakan hanya
belajar, kemampuan memahami isi 40%. Adiwiria, Pien S (2002) meneliti
pesan dan kemampuan mengolah kemampuan menyimak para siswa
informasi (Rixon 1981 ). Kemampuan SMAN di Kota Bandung, dan
kognitif, meliputi kemampuan menemukan hasil, para siswa dapat
mengingat, kemampuan memahami, memahami keseluruhan bahan
kemampuan menerapkan, kemam- simakan hanya 65%.
puan menganalisis, kemampuan Tampubolon ( 1986) melakukan
mensistesis dan kemampuan meng- penelitian terhadap kecepatan
evaluasi, yang merupakan faktor membaca para siswa di Indonesia,
penting dalam meningkatkan dan menemukan hasil, kecepatan
kemampuanmenyimak dan membaca membaca para siswa hanya tercapai
(Bloom 1974). 127,5 kata per menit dengan tingkat
Berbagai penelitian telah pemahamanan isi bacaan sebesar
dilakukan untuk mengetahui 60%. Beberapa penelitian lainnya
kemampuan menyimak dan membaca (Akil 1993; Haryanto 1999; Razak
· para siswa di Indonesia. Soegianto 1989) memperlihatkan hasil, ada
(1981)melakukanpenelitianpada para perbedaan tingkat pemahaman para
siswa kelas enatri sekolah dasar di siswaterhadap isi bacaan. Aki!( 1993 ),
Madura, dan menemukan hasil, para Haryanto ( 1999) dan Razak (1989)
siswa dapat memahami keseluruhan menemukan hasil tingkat pemahaman
bahan simakan hanya 62%. Nursaid para siswa terhadap isi bacaan,
(1992)melakukanpenelitianpada para masing-masing memperoleh 67%,
siswa kelas empat dan lima di 83%dan50%.
Purbalingga menemukan hasil, paril UNESCO (Moegiadi 1992)
siswa dapat memahami keseluruhan menyatakan bahwa kemampuan
bahan simakan hanya 69%. Heryadi membaca para siswa di Indonesia
(2001)menelitikemampuanmenyimak sangatlah memprihatinkan. Indonesia
para siswa sekolah menengah menduduki rangking 30 dari 31
pertama, dan menemukan hasil, para negara yang diteliti. Siswa-siswa
siswa dapat memahami keseluruhan Indonesia memiliki minat membaca

926 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-I 3, November 2007
111 II 81111/nah Adiwiria

1 11d ih dibandingkan dengan siswa- puan menyimak dengan prestasi


wu di negaramaju. Mulyana (2000) belajar para siswa SMAN di Kota
nu 11 ernukakan penyebab siswa Bandung dengan menggunakan
h 1111sa asing memiliki minat baca sampel sebanyak 112 orang siswa dari
I II \ i karena mereka memiliki tradisi 2 SMAN yang berbeda. Ia mene-
111 rnbaca yang baik; banyak buku mukankoefisien korelasi sebesar 0,33
y 111 • terbit; harganya relatif murah; dengan tingkat kepercayaan 0,05.
d iya beli tinggi; serta perpustakaan Vineyard dan Massey (1957)
b rtcbaran di mana-mana, di mengindikasikan hubungan yang
I 1 idonesia sebaliknya. la menegaskan signifikan antara kemampuan mem-
pula bahwa masyarakat Indonesia baca dengan prestasi belajar, dengan
mcrnpunyai budaya tutur diban- menggunakan sampel sebanyak I 76
dlngkan dengan budaya menulis mahasiswa baru pada tahun pertama
sehingga mereka cenderung tidak Panhandle Agricultural and
menyukai membaca. Mechanical College di Amerika
Serikat. Mereka menemukan koefisien
Vineyard dan Bailey (1960)
korelasi antara kemampuan membaca
rnenernukan hubungan yang sig-
dengan prestasi belajar sebesar 0,43.
n.ifikan antara kemampuan menyimak
Vineyard dan Bailey (1960) juga
dengan prestasi belajar. Mereka
menemukan koefisien korelasi antara
meneliti 114 orang siswa di kemampuan membaca dengan
Southwestern State College Amerika prestasi belajar sebesar 0,53, dengan
Serikat sebagai sampel, dan menggunakan sampel sebanyak 114
menemukan koefisien korelasi antara siswa di Southwestern State College.
kemampuan menyimak dengan Beberapa penelitian terhadap
prestasi belajar sebesar 0,25, dengan para siswa di Indonesia mengenai
tingkat kepercayaan 0,01. Nichols kemampuan membaca dengan
( 1948) memperoleh hasil yang serupa, prestasi belajar memperlihatkan,
ia meneliti 200 orang mahasiswa baru kemampuan membaca merupakan
pada tahun pertama di University of faktor utama, yang menentukan
Minnesota Amerika Serikat dan prestasi belajar ( Rosidi 1972;
menemukan koefisien korelasi antara Haryanto 1999). Mereka menemukan
kemampuan menyimak dengan adanya hubungan yang signifikan
prestasi belajar sebesar 0,28. Adiwiria, antara kemampuan membaca dengan
Pien S (2002) melakukan penelitian prestasi belajar para siswa di
mengenai hubungan antara kemam- Indonesia.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 927
Hubungan antara lntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

3. Metode Penelitian memiliki 26 SMAN. Pada studi ini,


Desain penelitian yang digunakan penarikan sampelnya dilakukan
dalam penelitian tru adalah dengan teknik Multy-stage Cluster
explanatory survey Penelitian survey Sampling. Sampelterpilih secara acak
bertujuan untuk mengembangkan sebanyak 7 SMAN. Setelah terpilih
maupun menguji kebenaran jumlah SMAN diambil lagi secaraacak
pengetahuan dengan melakukan sampel dari masing-masing sekolah
pengujian terhadap hipotesis- sebanyak 4 kelas III dan dari tiap-tiap
hipotesis. Sampel penelitiaannya kelas III terpilih diambil lagi sampel
adalah siswa SMAN kelas III di kota siwa secara acak sebanyak 4 orang
Bandung. Penarikan sampel siswa, sehingga jumlah responden
dilakukan dengan teknik Multy-stage untuk studi ini adalah sebesar 112
Cluster Sampling. Proses per- orang siswa yang terdiri dari 60 orang
hitungan ukuran sampel dilakukan laki-laki dan 52 orang perempuan.
dengan berbagai tahapan. Hasil dari Pengumpulan data dilakukan pada
berbagai tahapan tersebut meng- bulan April 2005 hingga Oktober
hasi lkan sejumlah sampel (112 2005.
responden). Studi ini berhipotesis Variabel. Studi ini menggu-
bahwa siswa yang memiliki inte- nakan intelegensi sebagai variabel
legensi tinggi Jebihmemiliki kemam- bebas, kemampuan menyimak dan
'puan menyimak dan kemampuan kemampuan membaca sebagai
membaca yang tinggi pula. Studi ini variabel antara, dan prestasi belajar
berhipotesis juga bahwa makin tinggi sebagai variabel terikat.
intelegensi yang berasosiasi dengan Instrumen Survai. Untuk
kemampuan menyimak dan kemam- mengukur tingkat intelegensi para
puan membaca maka akan makin siswa, studi ini menggunakan tes
tinggi pula prestasi belajar siswa yang Advance Progressive Matrices
bersangkutan. (APM). Tes tersebut diselenggarakan
oleh Laboratorium Psikologi
3.1 Pengumpulan Data• Pendidikan dan Bimbingan (LPPB)
Sampel yang digunakan pada studi sebagai institusi yang berwenang
ini adalah para siswa SMAN di kota untuk menyelenggarakannya, se-
Bandung. Bandung sebagai kota dangkan untuk mengukur kemam-
terbesar kedua di Indonesia dengan puan menyimak para siswa, studi ini
populasi lebih dari 5 jutajiwa (2005), mengembangkan tes yang disam-

928 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007
/'I II S11p/11ah Adiwiria

p t I 111 dalam bentuk tuturan yang tuturan yang diperdengarkan, baik


.lip 1 d mgarkan secara berjenjang penilaian mengenai gagasan, konsep,
p 1111 l s aspek kognitif. Tes aspek cara pemecahan masalah atau untuk
l 11 ultlf secara berjenjang misalnya: menemukan/menilai bagaimana cara
111 uun, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah itu.
111 di ·is, sintesis dan evaluasi. Pada Untuk mengukur kemampuan
1 p •k ingatan, peserta tes hanya membaca para siswa, studi ini
d (1111lut untuk mengingat fakta-fakta mengembangkan tes yang disam-
11 111 menyebutkan kembali fakta yang paikan melalui bahasa tulis berupa
I I ih mereka simak. Pada aspek wacana. Tes yang dilakukannya
p mahaman, peserta tes diharapkan . adalah aspek-aspek kognitif yang
1111tuk memahami ujaran atau tuturan berjenjang, sama halnya seperti tes
y 111g diperdengarkan, aspek ini menyimak di atas. Tes tersebut terdiri
di apai melalui serangkaian aktivitas, dari pertanyaan-pertanyaan yang
perti menghubung-hubungkan ide, menyangkut ilmu pengetahuan dan
luktor atau kejadian. Pada aspek teknologi. Tes aspek kognitif
p merapan, peserta tes diminta untuk berjenjang dirnulai dari aspek ingatan,
menerapkan konsep atau masalah pemahaman, penerapan, analisis,
(ertentu pada situasi tertentu pula. sintesis hingga evaluasi. Keenam
Pasda aspek analisis hampir sama aspek tersebut telah dijelaskan dalam
dengan aspek pemahaman, perbe- tes menyimak ( bahasa tutur) seperti
daannya hanya terletak pada aspek telah dijelaskan di atas. Kemudian,
pemahamannya. Misalnya pada untuk mengukur prestasi belajar para
aspek analisis dituntut menganalisis siswa, studi ini menggunakan tiga
mengenai detail-detail informasi, pengukuran, yaitu nilai ujian akhir
menemukan hubungan kelogisan, nasional, nilai ujian akhir sekolah, dan
hubungan sebab akibat atau nilai rapor kelas tiga semester satu
hubungan situasional. Pada aspek dan semester dua untuk tahun
sintesis, peserta dituntut untuk akademik2004/2005.
mampu menghubungkan berbagai
ha!, konsep, masalah, atau pendapat, 3.2 Analisis Data
yang terdapat dalam ujaran yang Intelegensi, kemampuan menyirnak,
diperdengarkan. Pada aspek eva- kemampuan membaca, dan prestasi
1 uas i, peserta dituntut untuk belajar dianalisis untuk mengidenti-
memberikan penilaian terhadap fikasi pengaruh langsung intelegensi

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 929
Hubungan antara Jntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

terhadap kemampuan menyimak, and Pz2x. Untuk mengidentifikasi


kemampuan membaca, dan untuk pengaruh intelegensi, kemampuan
mengidentifikasi pengaruh gabungan menyimakdan kemampuanmembaca,
antara intelegensi, kemampuan terhadap prestasi belajar, studi ini
menyimak,dan kemampuanmembaca menggunakan koefisien determinasi
terhadap prestasi belajar. Studi ini R2.
menggunakan path analysis ( Li,
197 5) seperti terlihat pada Gambar I. 4. Hasil Penelitian
Untuk mengidentifikasi peng- 4.1 ProfitResponden
aruh intelegensi terhadap kemam- lntelegensi. Tes Advance Progres-
puan menyimak dan kemampuan sive Matrices (APM) adalah
membaca, studi ini menghitung Pz 1 x instrumen untuk mengukur tingkat

El

+
;tK Z1 <, E3

>
Pzlx
+
<::
Pyz1

x Pyx y

Pz2x
Py22
•3
<, Z2 »:
t
E2
Keterangan:
X - Intelegensi
Z 1 - Kemampuan Menyimak
Z2 - Kemampuan Membaca
Y - Prestasi Belajar
s-Error

Gambarl
Analisis Jalur

930 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-I 3, November 2007
/ I II , '1111/111111 Adtwtria

1 111 I -nsl, yang memiliki nilai dari l Kemampuan Membaca. Tes


It 111 f~t ~. Nilai I berarti di bawah rata- kemampuan membaca pun meliputi
1 1111 !I 111 11 I lai 5 berarti sangat cerdas. enam aspek kognitif hierarki atau
I APM menunjukan bahwa 50% berjenjang mulai dari: ingatan,
pond n rnemiliki nilai 5, dan 37 % pemahaman, penerapan, analisis,
pond n mendapatkan nilai 4, serta sintesis dan evaluasi. Responden
mya 13% responden memperoleh memperoleh nilai tertinggi 83 untuk
11 I 1 3. Tidak ada responden yang aspek ingatan, dan nilai terendah 51
111t 111p roleh nilai tes APM di bawah untuk aspek analisis. Nilai rata-rata
11 I ti . Secara keseluruhan hasil tes responden untuk kemampuan
It r but menunjukkan bahwa para membaca adalah 67 (Tabel 2).
1 ponden memiliki nilai intelegensi · Prestasi Belajar. Studi ini
(II •i. menggunakan 3 macam pengukuran
Kemampuan Menyimak. Tes dalam menilai prestasi belajar, yaitu
I mampuan menyimak meliputi enam nilai ujian akhir nasional, nilai ujian
ispek kognitif hierarkis atau akhir sekolah dan rapor kelas III
b erjenjang mulai dari aspek: ingatan, semester l dan semester 2 untuk
p mahaman, penerapan, analisis, tahun akademik 2004/2005. Dari studi
slntesis dan evaluasi. Responden ini hanya terdapat 6 responden
rnernperoleh nilai tertinggi 80 untuk (5,4%) yang memperoleh nilai ujian
aspek sintesis dan nilai terendah 30 akhir nasional lebih dari 7. Hampir
untuk aspek evaluasi. Nilai rata-rata semua responden (94,6%) mern-
responden untuk kemampuan peroleh nilai ujian akhir nasional
menyimak adalah 57 (Tabel l ). kurang dari 7. Sebanyak 23

Tabet 1
Kemampuan Menyimak Responden Berdasarkan Aspek Kognitif

As ek Kognitif Skor
Inga tan 60
Pemahaman 49
Penerapan 56
Anal is is 69
Sintesis 80
Evaluasi 30
Rata-rata kemampuan menyimak 57

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-I 3, November 2007 931
Hubungan antara lntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

Tabel2
KemampuanMembaca Responden BerdasarkanAspek Kognitif

As ek Kognitif Nilai
lngatan 83
Pemahaman 74
Penerapan 59
Analisis 51
Sintesis 64
Evaluasi 74
Rata-rata kemampuan mem baca 67

responden (2o,6%) memperoleh nilai akhir sekolahmemperoleh nilai kurang


ujian akhir nasional antara 6.0-6.9, 33 dari 5. Hal tersebut ditunjukkan
responden (29,5%) memperoleh nilai dengan 45 respond en ( 40,2%)
ujian akhirnasional antara 5.0-5.9, dan mejnperoleh nilai ujian akhir sekolah
35 responden (31,2%) memperoleh antara 4.0-4.9, dan 15 responden
nilai ujian akhir nasional antara 4,0- (13.4%) yang memperoleh nilai ujian
4,9, serta 15 responden memperoleh akhir sekolah kurang dari 4.0. Dari
nilai ujian akhir nasional antara 3,0- sernuanya, hanya terdapat 6
3, 9 ( dapat dilihat dalam Tabet 3.) responden (5,3%) yang memperoleh
Berdasarkan studi yang telah nilai ujian akhir sekolah Iebih dari 7.
dilakukan, menunjukkan bahwa Untuk lebihnya, dapat dilihat dalam
sebagian besar responden pada ujian Tabel4.

Tabet 3 Nilai Ujian Akhir Nasional

Nilai Jumlah Responden Persentase


3.0-3.9 15 13.4
4.0-4.9 35 31.2
5.0- 5.9 33 29.5
6.0 - 6.9 23 20.5
>7.0 6 5.4
Total 112 100,0

932 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007
I I 111111111/i tdtwlrtu

Tabet 4 Nilai Ujian Akhir Sekolah


tlll11 Jumlah Responden Persentase
I U 1,1) 15 13.4
I U 11.'> 45 40.2
,9
(I 17 15.2
rdl <>. 1> 29 25.9
6 5.3
' (l
111111 112 100,0

, 't11di in i menemukan pula bahwa 4.2 Pengaruh Intetegensi


Ill 11 ponden (35.7%) mempunyai terhadap Kemampuan
11 I 1 mgat baik (lebih dari 6) pada Menyimak dan Kemampuan
11p111t kolas III tahun ajaran 2004/ Menyimak
'WI , Scbanyak 27 dan 21 responden Untuk merigukur pengaruh inte-
(IHI' sponden)masing-masing24,1% legensi terhadap kemampuan
d 111 18,8% (42.9%) memperoleh nilai menyimakdan kemampuan membaca,
111por kurang dari 5. Nilai 5 pada rapor studi ini mempergunakan analisis
ii 1111gap di bawah standar. Untuk korelasi. Koefisien korelasi antara
h hlh jelasnya, dapat dilihat dalam intelegensi dengan kemampuan
I th 15. menyimak adalah sebesar 0.49 dan
antara intelegensi dengan kemam-
puan membaca adalah 0.63. Studi ini
juga menggunakan t-test. Hasil studi
ini menunjukan bahwa intelegensi
mempunyai pengaruh yang sig-
nifikan baik terhadap kemampuan

Tabet 5 Rapor Ketas III

Nilai Jumlah Resoonden Persentase


4.0-4.4 27 24.1
4.5-4.9 21 18.8
5.0 - 5.4 19 17.0
5.5- 5.9 5 4.4
>6.0 40 35.7
Total 112 100,0

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 933
Hubungan antara lntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membocu

menyimak maupun terhadap kemam- kemampuan menyimak dan into-


p u an membaca dengan tingkat legensi.
kepercayaan 0.0 l. Studi ini pun Studi ini pun menggunakan t-
menghitung koefisien determinasi di test untuk mengetahui tingkat
antara kedua hubungan tersebut. signifikansi antara hubungan
Koefisien determinasi antara tersebut. Hasil t-test menunjukkan
intelegensi dengan kemampuan bahwa ketiga hubungan itu
menyimak adalah 0.24 dan antara intelegensi dengan prestasi belajar,
intelegensi dengan kemampuan dan kemampuan menyimak dengan
membaca adalah 0.40. prestasi belajar, serta kemampuan
membaca dengan prestasi belajar
4.3 Pengaruh Intelegensi, memiliki tingkat signifikansi0.0 l. Hal
Kemampuan Menyimak dan tersebut menunjukkan bahwa baik
Kemampuan Membaca intelegensi, kemampuan menyimak
terhadap Prestasi Belajar dan kemampuan membaca mem-
Untuk mengukur pengaruh bersama punyai pengaruh yang signifikan
antara intelegensi, kemampuan terhadap prestasi belajar.
menyimak dan kemampuan membaca Studi ini juga menghitung
terhadap prestasi belajar, studi ini koefisien determinasi (R2) yang
menggunakan analisis jalur. Dengan menunjukkan kontribusi keseluruhan
menggunakan SPSS (Statistical dari intelegensi, kemampuan
Package for Social Science 2004), menyimakdan kemampuan membaca
hasil analisis jalur dapat dilihat pada terhadap prestasi belajar sebesar 0.69.
Gambar2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Hasil analisis jalur yang 69% peningkatan prestasi belajar
menunjukkan bahwa kemampuan dapat dijelaskan dengan pengaruh
membaca memiliki koefisien jalur gabungan antara ingtelegensi,
paling tinggi (0.49). Kemampuan kemampuan membaca dan kemam-
menyimak dan kemampuan membaca puan menyimak.
memilikikoefisienjalur masing-masing
sebesar 0.27 dan 0.25. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan
membaca memiliki pengaruh paling
tinggi terhadap peningkatan prestasi
belajar dibandingkan dengan

934 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007
I 1 1111/11111! lillw(rlrt

0.7

i
,,K Z1 <, e3
0.27
i

>
Pzlx

0.25 y
~
Pz2x
0.49

Keterangan:
X - Intelegensi
Z 1 - Kemampuan Menyimak
Z2 - Kemampuan Membaca
Y - Prestasi Belajar
E - Error

Gambar 2 Has ii Analisis Jalur

4.4 Diskusi penyimak itu sendiri dan faktor


4.4.1 Kemampuan Menyimak dan ektemal meliputi latihan dan situasi
Membaca pada saat menyimak. Suhendar dan
r lasil studi menunjukkan bahwa rata- Supinah (1997 a) berpendapat bahwa
rata kemampuan menyimak respon- faktor latihan memegang peranan
den adalah 57, nilai tersebut dika- penting untuk menghindari gang-
tegorikan cukup/sedang. Terdapat guan dalam proses menyimak. Faktor
beberapa faktor yang mempengaruhi situasi meliputi tempat, waktu dan
rendahnya kemampuan menyimak, keadaan harus kondusif bagi
yaitu faktor internal dan eksternal. penyimak untuk berkonsentrasi
Faktor internal bersumber dari ketikamenyimak(Rost 1990). Namun,

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 935
Hubungan antara Intelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

faktor internallah yang memegang puan membaca para siswa diting-


peranan penting dan menentukan katkan untuk memperoleh hasil
dalam keefektifan proses menyimak. pendidikan yang lebih baik.
Begitu pula, rata-rata kemam-
puan membaca responden hanya 4.4.2 Pengaruh Intelegensi
mencapai skor 67, yang menunjukkan terhadapKemampuan
tidak terlalu baik atau rendah. MenyimakdanKemampuan
Rendahnya kemampuan membaca Membaca
tersebut disebabkan oleh beberapa Hasil studi menunjukkan bahwa
faktor yaitu kurangnya motivasi, intelegensi memiliki pengaruh yang
rendahnya minat, rendahnya kebi- signifikan terhadap kemampuan
asaan membaca, dan kurangnya menyimak dan kemampuan membaca
keahlian membaca. Untuk mening- para siswa. Kemampuan menyimak
katkan keahlian membaca, para siswa seseorang membutuhkan intelegensi
dianjurkan untuk lebih sering yang baik untuk memahami arti kata
melakukan latihan(Syaodihdan Surya yang disampaikan secara oral. Begitu
1974,. Mulyana 2000,Yap 1977, pula dengan kemampuan membaca,
Suhendar dan Pien Supinah 1997 b ). kemampuan membaca seseorang
membutuhkan intelegensi yang baik
Seperti telah dikemukakan
untuk memahami tulisan ataupun
terdahulu, nilai rata-rata kemampuan
simbol(The LiangGie 1994;Suhendar
·· menyimak dan kemampuan membaca
dan Pien Supinah 1997 b ). Untuk
para responden masing-masing
mengerti sekumpulan huruf dan
sebesar 57 dan,67. Tampak bahwa simbol, seseorang harus mengubah-
kemampuan menyimak lebih rendah nya menjadi arti kata. Usaha
dibandingkan dengan kemampuan memgubah tersebut berhubungan
membaca. Fakta tersebut cukuplah erat dengan intelegensi.
beralasan sebab kurikulum Bahasa Kumpulan kata dan simbol
Indonesia di sekolah kurang merupakan bagian dari bahasa.
memperhatikan kegiatan menyimak Bahasa adalah alat berkomunikasi
jika dibandingkan dengan kegiatan dan berhubungan dengan kemam-
membaca. Karenanya menyimak dan puan berfikir (Suhendar dan Pien
membaca memegang peranan penting Supinah 1997b). Kemampuanberfikir
di dalam proses belajar mengajar di didukung oleh intelegensi, sehingga
sekolah sehingga sangat pentinglah jelas pula bahwa bahasa berhu-
kemampuan menyimak dan kemam- bungan dengan intelegensi.

936 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-I 3, November 2007
111 1111p11in menyimak dan puan menyimak merupakan faktor
I 1 1111111p11111 mcrnbaca jelas di- penentu keberhasilan siswa di
1' 11 111111 ol h intelegensi. Hasil sekolah di samping intelegensi.
t11d 11 ugo mendukung studi Untuk meningkatkan kemam-
111 l1111111ya bahwa intelegensi puan menyimak dan kemampuan
1111 111 p Ii 111 faktor pen ting yang membaca, para siwa membutuhkan
uu 11111l11k 111 kemampuan menyimak latihan lebih banyak. Siswa yang lebih
11111 I 1 nuunpuan membaca para siswa sering berlatih menyimak dan
I 11111111 I. l r 1978; Maltin 1994; Strang membaca akan terbiasa untuk
I %8,, 'l 111 vich 1984; Yap 1977). menyimak dan membaca. Hasilnya,
para siswa akan lebih res pons if dalam
6 I.\ P ngaruh lntelegensi, menjawab pertanyaan-pertanyaan di
I cmampuanMenyimakdan dalam tes dan akhirnya dapat
I emampuan Membaca meningkatkan prestasi belajar para
torhadap Prestasi Belajar siswa.
l11dl ini menemukan pengaruh Hasil studi ini turut mendukung
111 r uma yang sangat signifikan studi sebelumnya yang menyatakan
uttur intelegensi, kemampuan bahwa intelegensi, kemampuan
111 »ryimak dankemampuanmernbaca membaca dan kemampuan menyimak
11 rhadap prestasi belajar. Hasil para siswa merupakan faktor penentu
I rsobut mengindikasikan betapa prestasi belajar para siswa baik di
p ntingnya kemampuan menyimak Amerika Serikat (Vineyard and Bailey
dun kemampuan membaca para siswa 1960; Vineyard and Massey (1957)
sorta intelegensi dimilikinya untuk maupun di Indonesia (Adiwiria 2002;
moncapai basil pendidikan yang lebih Rosidi 1972; Haryanto 1999).
baik.
Intelegensi merupakan faktor 5. Simpulan dan Saran
penting yang menentukan prestasi Studi ini menemukan konsep baru
belajar para siswa, tetapi bukanlah dan model. Konsep baru ditemu-
merupakan satu-satunya faktor kannya pengaruh intelegensi,
penentu. Terdapat beberapa faktor kemampuan menyimak dan kemam-
lain, yang menentukan prestasi belajar puan membaca secara bersamaan
para siswa yaitu kemampuan terhadap prestasi belajar siswa, dan
menyimak dan kemampuan membaca. model merupakan pola pengaruh
Kemampuan membaca dan kemam- intelegensi, kemampuan menyimak,

Jurna/ Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 937
Hubungan antara Jntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

dan kemampuan membaca serta puan menyimak, dan kemampuan


prestasi belajar. Model tersebut membaca terhadap prestasi belajar.
menjelaskan pengaruh intelegensi Studi ini menyarankan beberapa
terhadap menyimak dan membaca, kebijakan untuk meningkatkan
serta pengaruh intelegensi,menyimak kualitas pendidikan dan prestasi
dan membaca terhadap prestasi belajar siswa.
belajar. seperti disaj ikan dalam Pemerintah dalam menyusun
Gambar 3. Model tersebut menje- kurikulum khususnya untuk mata
laskan pengaruh intelegensi terhadap pelajaran bahasa Indonesia hen-
kemampuan menyimak dan kemam- daknya lebih menekankan pada
puan membaca, serta pengaruh program latihandalam mata pelajaran
gabungan antara intelegensi,kemam- menyimak dan membaca para siswa.

Gambar3
Model PengaruhIntelegensi, KemampuanMenyimakdan Kemampuan
Membaca terhadapPrestasi Bela jar

938 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 069, Tahun Ke-13, November 2007
1111•11111/i ultwtrta

l mnmpuan menyimak
11 • 111111 bahasa sebagai sarana untuk melatih
11 tit I membaca sangat
1 11 111qn11111 kemampuan menyimak, dan per-
q11 1 111 d dam meningkatkan pustakaan sekolah sebagai sarana
11 111 I) lujar siswa. Dengan untuk melatih kemampuan membaca,
1 111 I 1111 111ru dalam proses serta harus didukung juga oleh
I" 111'111111 II\ di kolas hams banyak ruangan yang nyaman untuk kedua
1111 111111 1 k 111 program latihan kepada keterampilan tersebut. Juga pihak
111111 w 1 dalam mata pelajaran sekolah dan guru hendaknya
I• 11111 1 I udonosia. Program latihan memberikan budaya gemar menyimak
111111 hunk dan membaca itu hams dan membaca pada siswa. Selain
ill! rul 1l lunjuti dengan aktif respon pihak sekolah, peran keluarga dan
I 11 I wa dari apa yang telah lingkungan amat dibutuhkan dalam
ill 11111\nyu atau dibacanya. Selain itu, membudayakan kebiasaan menyimak
t 111 ii H kolah hendaknya menye- dan membaca tersebut.
111111\ 111 lnsilitas seperti laboratorium

Pu lultn Acuan
, d wlria, Pien.S. 2002. Pengaruh Keterampilan Menyimak Sebagai
Komunikasi Langsung dan IQ terhadap Prestasi Be/ajar. Bandung:
PPS.
I II, Mansur. 1993. Beberapa Faktor YangMewarnai Kemampuan Membaca.
Bandung: UPI
I I mks, J. 1985. Teaching Strategies for the Social Studies. New york &
London : Longman.
I\ irker, L., Edwards, R., Gaines., C.,Gladney., K.,& Holley,F. 1980.Anlnvesti-
gation of Proportional Time Spent in Various Communication Activi-
ties by Collega Students. Journal of Applied Communication Research
8, 101-109.
11 cry, Althea. 1954. Interrelationships between Listening and Other Lan-
guage Arts Areas. Elementary English 31: 164-172.
I iloom, B.S. 1974. Taxonomy of Educational Objectives. The Classification of
Education Goals. Hand book I Cognitive Domain New York: Longman
INC.
Hurmeister, L.E. 1978 Reading Strategiesfor Middle and Secondary School
Teachers. Califomia:Addision-Wesley Publishing Company.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-! 3, November 2007 939
Hubungan antara !ntelegensi Kemampuan Menyimak, dan Kemampuan Membaca

Li, Ching Chun. 1975. Path Analysis-A Primer. California: The Boxwoo press.
Doman. 1986. Mengajar Bayi Anda Membaca (terj. Ismail Marahimin).Jakarta:
Gaya Favorit Press.
Dwyer, Francis M. ·1978. Strategies for Improving Visual learning.
Pensylvania: Leaming service.
Haryanto Zeni.1999. Analisis Pola Pikir, Kemampuan membaca Ilmiah dan
Prestasi be/ajar Fisika Ditinjau dari Aspek perbedaan jenis kelamin.
Bandung:PPS
Heryadi, Dedi 2001.Kontribusi Kemampuan Berpikir dan Kemampuan
Memahami Makna Kalimat terhadap Kemampuan Menyimak.
Bandung:UPI.
Johnson, W.Bouchard,T.J.Segal,N.L., dan Samuel,J.2005. General Intelegence
and Reading Performance in Adults. Is Genetic Faktor Structure the
Same asfor Children? Personalityand IndividualDifferences38(6): 1413-
1428.
Maltin, Margaret W.1994. Cognition. Rhiladelphia.Harcourt Brace Publish-
ers.
Moegiadi. 1992. Kemampuan Membaca Peserta Didik SD Perlu Ditingkatkan
(Orasi Ilmiah Dies Nata/is ke-38) Bandung:UPI.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nichols, Ralph G. 1948. Factors in listening Comprehension. Speech Mono-
graphs 15 (2): 154-163.
Nida, Eugene.•J952. Selective Listening. New York: American Bible Society
Nursaid. 1992. Hubungan antara Kemampuan Operasi Logis dan
Penguasaan Struktur Bahasa Indonesia dengan Kemampuan
Menyimak . Bandung: PPS.
Razak Abdul. 1989. P emahaman Bacaan Dihubungkan dengan Kuantitas
Pembaca dan Intelegensi. Bandung: FPS.
Rixon, Shelagh. 1981. Developing listening Skills. London: MacMillan Pub-
lisher, Ltd. •
Rosidi. 1972. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Balai Pustaka.
Rost,M. 1990. Listening in Language Learning. New York: Longman Group
Inc.
Rusyana. 1981. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa SPG di Jabar
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.

940 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-I 3, November 2007
/111111 Suptnah Adiwiria

, 'm 1• ianto, l 981.Kemampuan Berbahasa Madura: Mendengarkan dan


Berbicara.
Jakarta: P3B
I 1 111 • l 968. Reading diagnosis and remediation, International Reading
Association: Newark: DE
y 1odih& Surya. 1974. Pengantar Psikologi. Bandung:BP.
, 'I 111 vich, A. K.E. Cunningham and D. Freeman, 1984. The relationship be-
tween early reading acquisition and word decoding with and without
context: A longitudinal study offirst-grade children. Journal ofEduca-
tional Psychology 76:668-677.
, 11h sndar, & Pien Supinah. l 997a. Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Ujian
Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir
Jaya
----. l 997b. Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan
Keterampilan Menu/is. Bandung: Pionir Jaya.
'Iurnpubolon. 1986. Kemampuan Membaca. Bandung:Angkasa.
'I h • LiangGie. 1994.CaraBelajaryangEfesien l.Yogyakarta: Liberty
Tubbs, Stewart. 2000. Human Communiction. Bandung :Remaja Rosda Karya
Vi11 yard, Edwin E. dan Massey, Harold W. 1957. The Interrelationship of
ertain Linguistic Skills and Their Relationship with Scholastic
Achievement when Intelligence is Ruled Constant. The Journal of Edu-
cational Psychology 48:279-286.
Vineyard, Edwin E. dan Bailey, Robert B. 1960. Interrelationship of Reading
Ability, Listening Skill, Intelligence and Scholastic Achievement. The
Journal ofEducation Reading3: 17 4-178.
Yap. 1977. Relationships between Amounts of Reading Activity and Reading
Achievement. The Joumal of Education Reading 17 ( 1 ).

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007 941

Anda mungkin juga menyukai