Anda di halaman 1dari 81

PENERAPAN PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI CERITA NABI PADA MATA

PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KELAS IV SD NEGERI…

TAHUN PELAJARAN….

KARYA TULIS
Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
................

OLEH :
...........
NIP. ....................

SEKOLAH..............
KECAMATAN …………..
KABUPATEN ………….

LEMBAR PENGESAHAN

i
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan

hasil penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan

Sekolah..... Kec./Kab. Madiun, hasil karya dari:

1. Identitas Peneliti :

Nama :

NIP :

Unit Kerja :

2. Lokasi Penelitian :

3. Lama Penelitian : 1 Bulan

4. Judul : Penerapan Pembelajaran Crossword Puzzle Untuk

Meningkatkan Pemahaman Materi Cerita Nabi

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

kelas IV SD Negeri... Tahun Pelajaran 2010/2011

Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan sebagai syarat

pengajuan ............

Madiun, …… September 2010


Kepala Sekolah

........
NIP............

ii
HALAMAN PUBLIKASI

Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan
Sekolah ………… karya dari:
1. Identitas Peneliti :

Nama :

NIP :

Unit Kerja :

2. Lokasi Penelitian :

3. Lama Penelitian : 3 Bulan

4. Judul : Penerapan Pembelajaran Crossword Puzzle Untuk

Meningkatkan Pemahaman Materi Cerita Nabi

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

kelas IV SD Negeri... Tahun Pelajaran 2010/2011

Madiun, ….. September 2010


Kepala Perpustakaan

...........
NIP. ....................

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul “Penerapan Pembelajaran

Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Cerita Nabi

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada kelas IV SD Negeri...

Tahun Pelajaran 2010/2011, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk

dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai

perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak

didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah

remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan

sedalam-dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota ……………

2. Yth. Ketua PD II PGRI Kota ………………..

3. Yth. Rekan-rekan Guru …………………………………………..

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari

sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis

iv
ABSTRAK

………………, 2010. Penerapan Pembelajaran Crossword Puzzle Untuk


Meningkatkan Pemahaman Materi Cerita Nabi Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada kelas IV SD Negeri... Tahun Pelajaran
2010/2011

Kata Kunci: PAI, Crossword Puzzle

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok

tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih

banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode

kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam metode pembelajaran Crossword

Puzzle bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya.

Jadi, sistem pengajaran Crossword Puzzle bisa didefinisikan sebagai

kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur

ini adalah lima unsru pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling

ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,

keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran

Crossword Puzzle berpengaruh terhadap hasil pemahaman cerita Nabi

pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam? (b) Seberapa tinggi tingkat

penguasaan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

diterapkannya metode pembelajaran Crossword Puzzle ?

v
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh

pembelajaran Crossword Puzzle terhadap hasil pemahaman cerita Nabi

pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (b) Ingin mengetahui seberapa

jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

setelah diterapkannya pembelajaran Crossword Puzzle

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)

sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:

rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian

ini adalah siswa Kelas …………… Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,

lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I sampai siklus I (68%), siklus II (81%), siklus III

(89%).

Simpulan dari penelitian ini adalah metode Crossword Puzzle dapat

berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa ………, serta model

pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative Pendidikan

Agama Islam.

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu,

mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu

yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai dengan orientasi

dari masing-masing lembaga yang menyelenggarakannya. Salah

satu materi dalam Pendidikan Agama Islam adalah cerita Nabi dan

Rosul. Sering kali anak-anak mengalami kesulitan dalam mengingat

kembali nama-nama sahabat Nabi yang berjasa pada dakawah islam.

Oleh karena itu maka diperlukan pola pembelajaran yang dapat

memudahkan anak dalam mengingat kembali tokoh dan cerita

tersebut.

Dengan adanya pendidikan agama islam dengan baik dan

tertata, maka di dapat out put yang baik didalamnya. Lembaga

pendidikan diharapkan mampu untuk membawa peserta didik

mencapai tujuan dari pendidikan agama Islam itu sendiri, yaitu;

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya kepada Allah SWT.

1
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pendidikan agama

Islamnya p a d a s e k o l a h … … … . masih kurang bervariasi. Guru di

dalam KBM adalah sebagai pihak yang aktif dan menjadi nara sumber

utama saja, sehingga siswa kurang mempunyai kesempatan untuk

berinisiatif dan mencari jawaban sendiri di dalam pembelajaran.

Untuk itu diperlukan suatu alternatif pembelajaran baru yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep- konsep

pendidikan agama Islam. Salah satu strategi pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman siswa yaitu pembelajaran dengan

strategi crossword puzzle (teka-teki silang). Melalui proses

pembelajaran crossword puzzle guru mencoba membangun

pemahaman-pemahaman siswa dari pengalaman belajarnya

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

Ketika siswa aktif membangun pengetahuan mereka sendiri,

maka guru membantu berperan sebagai mediator untuk

membangun pengetahuan mereka tersebut. Secara jelas yaitu,

suatu proses belajar yang berarti terjadi melalui refleksi

pemecahan masalah, pengertian-pengertian dan dalam proses

tersebut selalu ada aktivitas untuk memperbaharui tingkat

pemikiran yang sebelumnya tidak lengkap. Hal inilah yang

mengharuskan siswa untuk selalu berperan aktif, karena

keberhasilan pembentukkan pengetahuan-pengetahuan, pemikiran-

pemikiran baru, baik melalui proses akomodasi, maupun melalui

2
asimilasi, peran sentral siswa ini pula ini yang mendorong mereka

untuk secara dinamis selalu berupaya mencari dan

mengembangkan nalar dan kemampuannya untuk mencapai

taraf berpikir yang lebih tinggi.

Siswa mencoba menemukan dan mencari sehingga terjadi

perpindahan dari mengamati menjadi memahami. Menemukan

jawaban dengan berfikir kritis melalui keterampilan belajarnya

(inquiry process). Proses belajar berlangsung menyenangkan serius

tapi santai. Siswa menggunakan sumber-sumber yang tersedia

dan secara aktif mencari serta menggunakannya. Tujuan dari

strategi pembelajaran crossword puzzle ini adalah sebuah teka-teki

untuk membuat siswa

Dengan demikian dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional terutama dalam meningkatkan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka pendidikan agama

mempunyai peranan yang sangat besar. Oleh karena itu,

penyelenggara pendidikan agama di sekolah perlu dilaksanakan

secara efektif. Sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu perencanaan

dalam pembelajarannya yaitu dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang mampu mencapai tujuan pendidikan nasional,

salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran

crossword puzzle agar prestasi belajar peserta didik mampu bersaing

3
dalam era globalisasi saat ini.

Berfikir, mencari dan menemukan jawaban. Dengan adanya

kehidupan penuh dengan teka-teki, kadangkala menyenangkan,

membingungkan dan menyulitkan langkah untuk memecahkannya.

Sebuah teka-teki bisa menutrisi kesegaran pikiran dari kepenatan

sekaligus menambah wawasan dan mengasah kemampuan otak. Ini

adalah untuk mendiskripsikan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, mengetahui prestasi belajar siswa dan

mendeskripsikan respons siswa terhadap pembelajaran tersebut.

Adapun kegagalan suatu pengajaran di lembaga pendidikan

itu banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah

penggunaan strategi yang salah atau kurang sesuai dengan

keadaannya. Untuk itu menjadi tugas seorang guru untuk

menggunakan strategi yang tepat mengingat pentingnya dalam

menentukan kesuksesan pengajaran.

Berangkat dari uraian di atas merupakan tindakan yang

bijaksana bila pengajaran Pendidikan Agama Islam diperhatikan betul

pelaksanaannya, terutama dalam memilih strategi yang tepat dan

perlu disadari bahwa memilih strategi pengajaran yang baik atau

yang efektif adalah sangat sulit. Metode pengajaran yang baik

sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru untuk

mengorganisir, memilih dan membuat seluruh program kegiatan

belajarnya. Tetapi tidak hanya itu, guru juga dituntut untuk bisa

4
menyesuaikan kemampuan menjalin strategi belajar mengajar yaitu

dengan alat untuk mencapai tujuan serta merupakan media

menyampaikan bahan atau materi yang pada akhirnya akan

mencapai tujuan yang akan ditetapkan.

Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri strategi pembelajaran

juga menjadi faktor yang penting dalam proses pembelajaran,

disini seorang pengajar juga harus bisa mengubah suasana

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, dari

sinilah peneliti tertarik kepada salah satu sekolah di Krian

Sidoarjo, yang mana sekolah tersebut dalam proses

pembelajarannya menggunakan strategi crossword puzzle sebagai

strategi belajar yang menyenangkan bagi siswanya.

Dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword

puzzle dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pada proses

selanjutnya diharapkan pembelajaran crossword puzzle ini dapat

menjadi suatu strategi pembelajaran yang dapat menumbuh-

kembangkan kekreatifan siswa. Tidak hanya itu, dengan

pembelajaran crossword puzzle di sini bisa menjadi suatu strategi

pembelajaran yang dapat digunakan dalam setiap pembelajaran

apapun, dan juga mampu mecerdaskan anak didik sesuai dengan

tujuan dan cita-cita pendidikan nasional selama ini.

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah Penerapan Pembelajaran Crossword Puzzle

5
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa….. Sekolah….

Tahun Pelajaran….

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi siswa Sekolah..... dengan
diterapkannya pembelajaran cross word puzzle?
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran cross word puzzle terhadap
prestasi siswa?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi siswa Sekolah..... dengan
diterapkannya pembelajaran cross word puzzle
2. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran cross word puzzle
terhadap prestasi siswa?

D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi

siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap

disiplin dalam segala bentuk dan lingkungan.

6
3. Bagi Sekolah, dapat meningkatkan mutu kualitas anak didik yang

berprestasi dan disiplin tinggi.

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .................................................................................................................
Halaman Pengesahan ......................................................................................................
Kata Pengantar ..................................................................................................................
Abstrak ..................................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................

7
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................

B. Perumusan Masalah.....................................................................

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

D. Pentingnya Penelitian .................................................................

E. Definisi Operasional Variabel .................................................

F. Batasan Masalah ............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................................
B. Model Pembelajaran Crossword puzzle..................................
C. Tinjauan tentang Kegunaan Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle sebagai
Alat Evaluasi Belajar, Daya Ingat dan
Media Pembelajaran......................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian Tindakan .....................................................

B. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ...............................

C. Rancangan Penelitian .................................................................

D. Instrumen Penelitian ...................................................................

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................

F. Teknik Analisis Data ....................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisi Item Butir Soal ...............................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus ........................................

C. Pembahasan ...................................................................................

BAB V PENUTUP

8
A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran-saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

9
1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan

bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua

komponen yaitu guru dan anak didik. Interaksi yang baik dapat

digambarkan dengan suatu kondisi di mana guru dapat

membuat anak didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh

kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada dalam

kurikulum sebgai kebutuhan mereka.

M. Sobry Sutikno dalam bukunya belajar dan

pembelajaran mengemukakan definisi pembelajaran yaitu, segala

upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses

belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran

ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode

untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. (M. Sobry

Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prospect, 2009), 32)

Jadi, pada proses selanjutnya kita bisa melihat

keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran tidaklah terlepas

dari peran serta dan kemampuan dari seorang guru di dalam

mengembangkan model-model pembelajaran yang arahnya

kepada peningkatan belajar siswa dalam sebuah proses

belajar mengajar.

Maka dari itu, untuk dapat mengembangkan suatu model

10
pembelajaran yang efektif maka setiap guru diharuskan memiliki

sebuah pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep

dan cara-cara pengimplementasian model- model pembelajaran

tersebut dalam proses belajar mengajar.

2. Strategi Pembelajaran

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat,

trik atau cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu

garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.3 Jika dihubungkan dengan belajar

mengajar strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum

kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Dalam hal pengajaran strategi itu amatlah diperlukan untuk

mempermudah proses belajar mengajar sehingga peserta didik

dapat dengan leluasa menyerap apa yang telah disampaikan oleh

si pendidik. Ada empat strategi dasar dalam belajar yang

meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan

kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak

didik sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan

11
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik

belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif

sehingga dapat memperoleh tujuan.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.

(Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar

Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 120.)

Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai

pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Atau dengan kata lain, strategi belajar untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu. Jadi, strategi pembelajaran secara umum

yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien.

Gagne menegaskan lima kemampuan manusia yang

merupakan hasil belajar sehingga memerlukan berbagai model

dan strategi pembelajaran untuk mencapainya, yaitu:

a. Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan

mulai dari kemampuan baca, tulis, hitung sampai

kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan ini sangat

tergantung pada kapasitas intelektual, kecerdasan social

12
seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia.

b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengatur cara belajar

dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya,

termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi

dan fakta.

d. Keterampilan motorik, yakni kemampuan dalam bentuk

keterampilan menggunakan sesuatu, keterampilan gerak.

e. Sikap dan nilai, yakni hasil belajar yang berhubungan

dengan sikap intensitas emosional.

3. Pembelajaran Agama Islam

Dalam bukunya tentang Reorientasi Pendidikan Islam, A.

Malik Fajar mengatakan bahwa: "Pendidikan adalah salah satu

proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya

mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan

lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan

dalam dirinya yang memungkinkan berfungsinya secara kuat

dalam kehidupan bermasyarakat".

Istilah pendidikan itu sendiri yaitu terjemahan dari

bahasa Yunani paedagogie yang berarti pendidikan dan

paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sementara

itu, orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam

13
pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut

paedagogos. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan

agoge (saya membimbing, memimpin).

Dalam khazanah Islam, setidaknya ada tiga istilah yang

berhubungan dengan makna pendidikan. Tiga istilah itu yaitu:

a. Ta’lim

Kata ini mengandung pengertian proses transfer

seperangkat pengetahuan kepada anak didik.

Konsekwensinya, dalam proses ta’lim ranah kognitif selalu

menjadi titik tekan sehingga ranah kognitif menjadi lebih

dominan dibanding dengan ranah psikomotorik dan afektif.

b. Ta’dib

Kata ini merujuk pada proses pembentukan kepribadian

anak didik. Ta’dib merupakan masdar dari addaba yang

dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju

pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi

pekerti peserta didik.

c. Tarbiyah

Kata tarbiyah memiliki arti mengasuh,

bertanggung jawab, memberi makan,

mengembangkan, memelihara, membesarkan,

14
menumbuhkan dan memproduksi serta menjinakkan,

baik yang mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah.

Makna tarbiyah mencakup semia aspek, yaitu aspek

kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik

secara harmonis dan integral.

Maka, pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai suatu

proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek

kehidupan yang dibutuhkan oleh anak didik dengan

berpedoman pada ajaran Islam. Kata Islam dalam pendidikan

Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan

yang berwana Islam, pendidikan yang Islami, yaitu

pendidikan yang berdasarkan Islam.

Jadi, pendidikan agama Islam yaitu suatu usaha yang

berupa pengajaran, bimbingan dan pengasuhan terhadap anak agar

kelak saat selesai proses pendidikannya dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya

sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun kehidupan

masyarakat.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

Ia tidak muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya

sendiri. Al-Qur’an dalam surat al-‘Alaq ayat 2 menjelaskan:

15
    

Artinya:

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”

Dalam surat al-Thariq ayat 5 juga menjelaskan:

    

Artinya:

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari

Apakah Dia diciptakan”

Masih banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan

bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi,

manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

Pengetahuan kita tentang asal kejadian manusia ini amat

penting artinya dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi

manusia. Asal kejadian ini justru harus dijadikan pangkal tolak

dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam.

Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup

menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk

(ciptaan) Tuhan, inilah salah satu hakikat wujud manusia.

Hakikat wujud yang lain ialah bahwa manusia adalah

makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh

16
pembawaan dan lingkungan.

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia

mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang

telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut

Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini diketahui dari ayat 56

surat al-Dzariyat:

 

 

Artinya:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Dari ayat tersebut sebagian orang mengira ibadah itu

terbatas pada menuaikan shalat, puasa pada bulan Ramadhan,

mengeluarkan zakat, ibadah haji dan mengucapkan syahadat.

Di luar itu bukan ibadah. Sebenarnya ibadah itu mencakup

semua amal, pikiran dan perasaan yang dihadapkan

(disandarkan) kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup

yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala

yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan,

perasaan dan pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.

Dalam kerangka inilah maka tujuan

pendidikan haruslah mempersiapkan manusia agar

17
beribadah seperti itu, agar ia menjadi hamba Allah (‘ibad al-

rahman). Dengan melihat tujuan umum seperti ini dapatlah

dibuat rumusan tujuan pendidikan yang lebih

khusus, yaitu dengan mempelajari lebih dahulu apa saja

aspek ibadah tersebut.

Jadi, pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin

ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari

disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda

sesuai dengan orientasi dari masing-masing lembaga yang

menyelenggarakannya.

Maka dari itu, dari sini kita bisa mendefinisikan

tujuan pendidikan agama Islam yaitu sesuatu yang

diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan

selesai. Maka pendidikan, karena merupaklan suatu usaha dan

kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan

tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat.

Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk

tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari

kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek

kehidupannya.

Dengan demikian, jika diringkas, pendidikan Islam

bertujuan agar setiap muslim memiliki kepribadian seperti

Nabi Muhammad SAW, yaitu melalui uswatun hasanah yang

18
diajarkannya.

3. Metode Pendidikan Agama Islam

Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti

melalui, dan hodos yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam

bahasa Arab, metode disebut tariqah, artinya jalan, cara,

sistem atau keterlibatan dalam mengerjakan sesuatu.

Menurut istilah, metode ialah suatu sistem atau cara yang

mengatur suatu cita- cita.

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang

berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan

pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila

kata metode disandingkan dengan kata pembelajaran, maka

berarti suatu cara atau sistem yang digunakan dalam

pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat

mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai

bahan pelajaran tertentu.

Hingga sekarang, banyak kalangan menilai

bahwa metode pembelajaran pendidikan agama Islam

yang berjalan saat ini adalah masih sebatas transfer nilai

dengan pendekatan hafalan. Metode pembelajaran yang

berlaku saat ini masih bersifat klasik dalam arti mewariskan

sejumlah materi ajaran agama yang diyakini benar untuk

19
disampaikan kepada anak didik tanpa memeberikan

kesempatan kepada mereka agar menyikapi suatu materi-

materi pelajaran secara kritis, mengoreksi, mengevaluasi dan

mengomentarinya.

Salah satu komponen penting untuk mencapai

keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan adalah

ketepatan menentukan metode, sebab tidak mungkin materi

pendidikan dapat diterima dengan baik kecuali disampaikan

dengan metode yang tepat. Metode diibaratkan sebagai

alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian

tujuan, tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat

berproses secara efesien dan efektif dalam kegiatan belajar

mengajar menuju tujuan pendidikan.

Metode pendidikan di dalam agama Islam yaitu:

a. Mendidik dengan contoh teladan

b. Mendidik dengan Targhib dan Tarhib

c. Mendidik dengan Perumpamaan (Amtsal)

d. Mendidik dengan Nasihat

e. Mendidik dengan cara memukul

20
B. Model Pembelajaran Crossword puzzle

1. Sejarah Crossword puzzle

Sejak zaman dahulu, suatu permainan adalah suatu hal

yang sangat menarik bagi sebagian besar masyarakat yang ada

di dunia dan sangat di gemari oleh berbagai macam golongan.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan suatu model

permainan juga mengiringinya baik yang berupa permainan yang

bentuknya masih sederhana maupun bentuk permainan yang

modern dengan menggunakan teknologi yang canggih pula. Pada

akhirnya, suatu bentuk permainan menjadi ciri khas dan digemari

di berbagai macam tempat.

Dalam sejarah, pada tanggal 2 desember 1913 seorang

pekerja New York World yaitu salah satu majalah yang ada di

Amerika Serikat saat itu, Arthur Wynne mendapat tugas dari

bosnya untuk membuat semacam permainan yang akan dimuat

di media itu pada bagian fun. Selanjutnya Wynne menciptakan

permainan croosword puzzle (teka-teki silang) dan

mernerbitkan permainan tersebut dengan format yang masih

sama seperti yang kita kenal saat ini. Ini merupakan teka-teki

21
silang pertama dan Wynne dinobatkan sebagai penemunya.

Pada akhirnya, teka-teki silang kemudian menjadi fitur

mingguan di majalah tersebut. Buku kumpulan teka-teki silang

pertama akhirnya terbit pada tahun 1924 yang di terbitkan oleh

Simon dan Schuster. Dari penerbitan tersebut, buku kumpulan

teka-teki silang terbukti laris dan menjadi salah satu benda atau

permainan terpopuler pada tahun 1924 kala itu. Tak mau kalah,

pada tahun 1970-an, di Jakarta (Indonesia) terbitlah majalah ‘asah

otak’, yaitu suatu majalah teka-teki silang dan berbagai

macam teka-teki lainnya. Penerbitan majalah ini pun ternyata

sukses sehingga banyak terbitan-tebitan serupa yang

mengikutinya.

4. Pengertian Strategi Pembelajaran Crossword puzzle

Salah satu kegiatan proses belajar mengajar adalah dengan

meminta siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, baik

yang dikerjakan secara mandiri maupun berkelompok. Seringkali

siswa juga diminta untuk membaca suatu topik guna menyusun

suatu laporan singkat atau untuk menjawab sebuah pertanyaan-

pertanyaan dalam suatu soal.

Dalam pembelajaran, tugas utama guru adalah

membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar

22
aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan

psikomotorik) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan

belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan

pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu

kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif

yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup

dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud,

guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan

menguasai berbagai strategi pembelajaran membelajarkan siswa.

Model belajar akan membahas bagaimana cara siswa belajar,

sedangkan strategi pembelajaran akan membahas tentang

bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai

variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta

suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Maka dari itu,

seorang guru dituntut untuk kreatif memadukan suatu

permainan di dalam proses belajar mengajar, salah satunya yaitu

dengan menggunakan strategi pembelajaran permainan crossword

puzzle.

Crossword puzzle adalah suatu permainan teka-teki (puzzle)

silang atau sejenisnya yang berguna untuk mempelajari pola

pikir, pemikiran logis, sistem pendekatan serta pemecahan

masalah secara umum.

Sebuah teka-teki bisa membuat kita berpikir, mencari dan

23
menemukan jawaban. Akan tetapi, kehidupan yang penuh dengan

teka-teki kadangkala menyenangkan, membingungkan dan

menyulitkan langkah kita untuk memecahkannya. Dari sini

teka-teki bisa menutrisi kesegaran pikiran dari kepenatan

sekaligus menambah wawasan dan mengasah kemampuan otak.

Teka-teki silang akhirnya dalam kegunaanya pun

berkembang sampai ke dalam ranah pendidikan. Materi-materi

pelajaran yang ada disekolah pun dimasukkan di dalamnya.

Maka dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran

crossword puzzle menjadi sebuah model strategi pembelajaran

alternatif yang dapat digunakan oleh guru kepada siswa-

siswinya sebagai suatu pembelajaran yang kreatif, imajinatif dan

menyenangkan.

5. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Crossword puzzle

Di dalam crossword puzzle (teka-teki silang) tidak hanya

sebuah kumpulan pertanyaan teka-teki yang dibukukan, akan

tetapi memiliki sebuah pemikiran logis serta pemecahan masalah

secara umum. Tak sekedar sebagai hiburan, tetapi juga dapat

mendidik kita maupun siswa untuk terus menambah wawasan dan

mengasah kemampuan berpikir cepat. Di dalam sebuah

prosesnya pun harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan

materi pelajaran yang akan diberikan oleh seorang guru kepada

24
siswa-siwinya.

Atas dasar pemikiran tersebut maka upaya

pengembangan strategi mengajar harus diarahkan kepada suasana

yang menyenangkan, salah satunya dengan menggunakan strategi

pembelajaran crossword puzzle (teka-teki silang). Langkah-

langkahnya yaitu:

a. Tulislah kata-kata kunci (clue), terminologi atau nama-

nama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah

anda berikan.

b. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang

telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian

yang tidak diperlukan.

c. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah

kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya

membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-kata

tersebut.

d. Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik. Bisa melalui

individu maupun secara berkelompok.

e. Batasi waktu mengerjakan.

f. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang telah

melengkapi teka-teki silang dengan lengkap dan benar.

Dengan strategi ini, diharapkan pada proses belajar

25
selanjutnya siswa dapat meningkatkan tanggung jawab belajar dalam

suasana menarik, kreatif dan menyenangkan tanpa adanya

kejenuhan dan kebosanan disaat siswa belajar.Contoh pembelajaran

crossword puzzle pada mata pelajaran Fiqh:

Mendatar

1. Dua shalat fardhu dikerjakan satu waktu

5. Shalat yang diringkas

6. Rukun Islam yang kedua

Menurun

1. Hukuman potong tangan

2. Siyasah Jinayah

26
3. Rukun Islam yang kelima

4. Jumlah dalam shalat

6. Manfaat Crossword Puzzle

Menurut M. Ghannoe di dalam bukunya mengatakan bahwa

teka-teki dapat bermanfaat di dalam proses pembelajaran.

Manfaatnya yaitu:

a. Dapat mengasah daya ingat Ketika teka-teki disodorkan,

anak akan menyisir semua pengalaman-pengalamannya

hingga waktu itu. Selanjutnya ia akan memilah-milih

semua pengalamannya itu sekiranya cocok (sesuai) untuk

menjawab teka-teki yang ada. Dengan demikian,

manfaat teka-teki sebagai pengasah daya ingat telah

didapatkan oleh seorang anak.

b. Belajar klasifikasi. Hanya jenis teka-teki yang meminta

jawaban terkait golongan yang diminta, semisal buah-

buahan, binatang, alat transportasi, nama- nama seseorang,

nama-nama benda dan sebagainya. Ketika anak disodori teka-

teki tersebut, maka seorang anak juga mendapatkan

kesempatan untuk beradu pengetahuan dengan lawan

mainnya.

c. Mengembangkan kemampuan analisa. Hampir semua jenis

27
teka-teki memilikinya. Ketika sebuah pertanyaan

disodorkan, seorang anak akan mengulas kembali seluruh

pengalamannya dan menganalisis pengalaman-pengalaman

itu. Mana yang cocok untuk menjawab dan makna yang

cocok untuk beragumentasi terhadap jawaban yang

dipilihnya.

d. Menghibur. Ketika anak sedang diberi teka-teki untuk

dijawab, secara tidak langsung ia akan melupakan ingatan-

ingatan tertentu. Jika anak sedang cemas misalnya,

kecemasan itu akan terganti dengan kesibukannya dalam

mencari jawaban dari teka-teki yang ada.

e. Merangsang kreativitas

Secara tidak langsung anak juga akan dibantu

teka-teki untuk menyalurkan potensi-potensi kreatifitas

yang dimilikinya. Di dalam mempertahankan jawaban

misalnya, anak akan belajar beragumentasi, memilih

bahasa yang mudah dipahami orang lain dan mencari

cara-cara alternatif untuk menjawab. Tidak jarang ketika

mencari jawaban soal, seorang anak akan menemukan

pertanyaan-pertanyaan baru yang belum tentu didapatkan

sebelumnya.

28
C. Tinjauan tentang Kegunaan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

sebagai Alat Evaluasi Belajar, Daya Ingat dan Media Pembelajaran

Mengisi crossword puzzle (teka-teka silang)

memang sangat menyenangkan, selain juga bisa bermanfaat sebagai

media pembelajaran mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tidak sedikit para orang tua yang ketika mengajak bermain dan

mengasuh anak-anaknya menggunakan metode berteka- teki. Adapun

kegunaan strategi pembelajaran crossword puzzle yaitu:

1. Sebagai Alat Evaluasi Belajar

Strategi pembelajaran crossword puzzle berguna sekali

sebagai alat evaluasi belajar bagi guru dan siswa. Untuk guru,

strategi pembelajaran crossword puzzle berguna sebagai alat

pengukur untuk sampai sejauh mana guru berhasil atau tidaknya

di dalam memberikan materi ajar. Dan bagi siswa berguna untuk

mengetahui sampai sejauh mana pemahamannya tentang

materi ajar yang telah diberikan oleh guru.

Dari pemahaman di atas, dapat diketahui sejauh mana

keberhasilan dari proses belajar mengajar di dalam kelas.

Maka dari itu, strategi pembelajaran crossword puzzle ini

berguna sekali sebagai alat evaluasi untuk keberhasilan proses

belajar mengajar ke depan.

Akan tetapi yang perlu di ingat, strategi pembelajaran

29
crossword puzzle dalam pembelajaran bukan hanya sekedar

sebagai evaluasi untuk menentukan angka bagi siswa, akan

tetapi berguna juga sebagai alat untuk mengukur keberhasilan

guru di dalam menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan

pembelajaran crossword puzzle.

2. Sebagai Daya Ingat

Strategi pembelajaran crossword puzzle pun dapat

berguna untuk membangkitkan kembali daya pikir siswa.

Artinya, siswa di dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle di sini

akan mampu mengingat kembali materi ajar yang telah

diberikan oleh guru sebelumnya. Maka dari itu, strategi

pembelajaran crossword puzzle ini bukan hanya menjadi alat

permainan semata, akan tetapi bisa menjadi alat permainan

ataupun strategi pembelajaran untuk daya ingat seorang anak

didik.

3. Media Pembelajaran

Strategi pembelajaran crossword puzzle pun mampu

memberikan nuansa yang menarik dalam proses belajar

mengajar. Karena strategi pembelajaran crossword puzzle di sini

dapat dijadikan media pembelajaran alternatif untuk dapat

30
memberikan nuansa pembelajaran yang atraktif.

Di satu sisi, dengan media pembelajaran crossword puzzle

siswa akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran hingga tuntas,

karena dengan media pembelajaran yang aktraktif ini siswa akan

menjadi lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh

guru.

Dari sinilah kegunaan strategi pembelajaran crossword

puzzle sangat berfungsi sebagai menumbuh kembangkan

kekreatifitasan seseorang khususnya siswa di dalam proses

belajar mengajar. Dengan teka-teki pula diharapkan pada proses

selanjutnya siswa mampu menghadapi persoalan-persoalan

belajar yang akan dihadapinya nanti.

D. Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran Crossword

puzzle dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi

Cerita Nabi.

Setelah kita ketahui uraian panjang lebar tentang strategi

pembelajaran crossword puzzle pada pembelajaran pendidikan

agama Islam. Terutama dalam pembelajaran materi cerita nabi dan

Rosul. Anak akan lebih mudah menbak dengan mengingat kembali huruf

pertama dan terakhir atau ditengah huruf. Sehingga model pancingan

huruf dalam pembelajaran crossword puzzle.

Dalam strategi pembelajaran crossword puzzle pada

31
pembelajaran pendidikan agama Islam serta usaha pencapaian

dari strategi pembelajaran crossword puzzle, maka pembahasan

dalam bab ini merupakan rangkaian dari uraian yang telah penulis

sajikan pada bab maupun sub-bab terdahulu yakni korelasi dari

kedua variabel tersebut untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini.

Dalam buku Bukan Cara Belajar Biasa, Philip E. Johnson

mengungkapkan bahwasanya Crossword puzzle adalah suatu

permainan teka-teki (puzzle) silang atau sejenisnya yang berguna

untuk mempelajari pola pikir, pemikiran logis, sistem pendekatan

serta pemecahan masalah secara umum.

Strategi yaitu cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Kegiatan disini yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai

dari pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut. Dari situ dapat

dipahamai bahwa Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi, tujuan dari

strategi pembelajaran crossword puzzle pada pembelajaran

pendidikan agama Islam adalah disamping untuk mensukseskan

wajib belajar, sesuai dengan pusat kurikulum depdiknas tahun 2003;

32
pendidikan agama islam di Indonesia juga bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, peserta didik melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaanya kepada Allah

SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

permainan crossword puzzle (teka-teki silang) pada pembelajaran

pendidikan agama Islam diharapkan dapat mengembangkan strategi

pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut. Dengan begitu, di

dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar pendidikan agama

Islam, siswa mampu meningkatkan berpikir logisnya terhadap

pendidikan agama Islam dengan menggunakan strategi

pembelajaran crossword puzzle.

Sebagaimana diuraikan di atas, strategi pembelajaran

crossword puzzle sebagai kegiatan belajar anak pada pembelajaran

pendidikan agama Islam dalam suatu lembaga pendidikan

(sekolah), yaitu berusaha mempersiapkan dan menyusun suatu

keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau

pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan

tertentu dalam strategi pembelajaran crossword puzzle. Karena

33
pelaksanaan suatu strategi pembelajaran crossword puzzle dalam

suatu tujuan pendidikan merupakan kebijakan institusi atau

lembaga pendidikan yang mengelola program tersebut, sehingga

dalam menentukan tujuan institusinya tidak terlepas dari cita-cita

suatu tujuan pendidikan nasional.

Ahmad Syarif dalam bukunya yang berjudul Pengenalan

Kurikulum Sekolah dan Madrasah (1995) mengatakan bahwa:

Dalam menentukan tujuan pendidikan di tingkat institusi

tidak terlepas pertimbangannya dari tujuan nasional. Sebab sistem

pendidikan kita bersifat nasional sehingga seluruh aspek

pendidikan harus sesuai dengan kepentingan nasional.

Implementasi dari strategi pembelajaran crossword

puzzle pada pembelajaran pendidikan agama Islam disini yaitu

untuk memberikan suatu strategi belajar yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yang

pada proses selanjutnya diharapkan agar siswa mampu menumbuh

kembangkan kreatifitas dan meningkatkan berpikir logis siswa dalam

kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam untuk belajar dan

memahami agama Islam secara baik sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional. Dalam hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh terlibatnya

pihak guru dan sekolah dalam memberikan pendidikan serta

bimbingan terhadap siswa dalam meningkatkan berpikir logis

mereka yang pada proses selanjutnya dapat meningkatkan mutu

34
pendidikan nasional. Jika implementasi disini dijadikan sebagai

tujuan awal dari program, maka implementasi yang dimaksud disini

akan berfungsi sebagai proses atau evaluasi suatu usaha yang

dilakukan oleh lembaga pendidikan. Evaluasi itu selanjutnya bisa

berguna bagi pelaksana program yaitu sekolah, guru dan murid.

Pelaksana mengambil fungsi dari tujuan itu untuk pengukuran

terhadap semua yang telah dilakukan baik berhubungan dengan hal

manajemen suatu program ataupun dalam hal pelaksanaan

kurikulum yang dipakai.

Guru memberikan strategi yang membantu siswa dalam

mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Maka dari situ

guru bisa mengukur nilai ketepatan strategi pembelajaran

crossword puzzle yang dipakai dalam proses belajar mengajar

terhadap anak didiknya selama proses belajar mengajar dilakukan.

Dari fungsi pengukuran itulah akan muncul motivasi membenahi dan

memperbaiki sekaligus meningkatkan mutu pendidikan secara ideal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research),

karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

35
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan

bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian

tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian

tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4)

penelitian tindakan sosial eksperimental.

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan

perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh

Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap

penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2)

tingkat Metode Crossword puzzle antara pelaku peneliti dan peneliti dari

luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4)

hubungan antara proyek dengan sekolah.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas.

Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini,

guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya

tidak dominan dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa

36
model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian

tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi

dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan

kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempat di …. Tahun pelajaran …

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau

saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Maret semester genap ….

No Maret April Mei


Jadwal kegiatan
1 23 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan awal sampai
penyusunan proposal
2 Persiapan instrument dan alat
3 Pegumpulan data
 penulis mengadakan
penelitian dengan metode
dokumentasi yaitu dengan
mencari nilai raport dan
nilai ulangan harian siswa.
 penulis mengadakan
penelitian yaitu siklus I
 penulis mengadakan
penelitian yaitu siklus II
 penulis mengadakan
penelitian yaitu siklus III

37
4 Analisis data
5 Penyusunan Laporan

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas … tahun pelajaran

… pada pokok bahasan…..

B. Rancangan Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian

tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan

hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan

(Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam

penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan Metode Crossword

puzzle antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian

tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan

tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba

sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam

prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling

mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa

prinsip sebagai berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu

benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu

38
ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk

melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang

dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan

utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya

terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana

dan tenaga.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap

langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang

berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan

pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan

yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan

perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti

tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi,

2002:82-83).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan

dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap

siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya

39
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan

yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap

penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan

Tindakan/ Putaran 2
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi
Putaran 3

Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

40
Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran

kontekstual model pengajaran berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan

seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur

kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang

diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini

berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan

dirasa sudah cukup.

41
C. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan

guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa

telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu,

(2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk

memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan

tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara

individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana

kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai.

Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode

observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk

mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar.

D. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul

sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan

pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan

untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar

mengajar sebagai berikut.

1. Merekapitulasi hasil tes

42
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk

masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar

seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu

siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai

minimal 65, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika

jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.

3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

43
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Penerapan Metode Crossword puzzle dengan Motivasi

Belajar Berbicara Menggunakan Pendidikan Agama Islam

Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas

secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama

dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada

pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai

minimal 65.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes

formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu

juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model

pembelajaran Metode Crossword puzzle , dan lembar observasi

aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal …. Tahun… di Kelas …… jumlah siswa

22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

44
yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-


P1 P2 rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 2 2
3. Menghubungkan dengan pelajaran
2 2 3
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok 2 2 2
belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3. Melatih keterampilan kooperatif 3 3 3
4. Mengawasi setiap kelompok secara 3 3 3
bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 33 32 33

45
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan

kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan

tujuan pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias.

Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas,

merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan

dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan

dilakukan pada siklus II.

Tabel 4.2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No Nama Siswa Skor Keterangan


T TT
1. 100 
2. 60 
3. 80 
4. 60 
5. 70 
6. 80 
7. 70 
8. 50 
9. 70 
10. 40 
11. 90 
12. 80 
13. 50 
14. 70 
15. 70 

46
16. 80 
17. 70 
18. 50 
19. 60 
20. 100 
21. 70 
22. 70 
23. 70 
24. 75 
25. 80 
26. 70 
27. 60 
28. 50 
29. 60 
30. 85 
31. 90 
32. 85 
33. 75 
34. 90 
35. 80 
36. 60 
37. 75 
38. 50 
2695 26 12

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 26
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 12
Skor Maksimal Ideal : 3800
Skor Tercapai : 2695
Rata-rata Skor Tercapai : 70
Prosentase Ketuntasan : 68

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 70
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 26
3 Persentase ketuntasan belajar 68

47
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan

menerapkan pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle

diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70dan

ketuntasan belajar mencapai 68% atau ada 26 siswa dari 38 siswa

sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada

siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena

siswa yang memperoleh nilai  65 hanya sebesar 68% lebih kecil

dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum

mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle .

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini

masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus berikutnya.

48
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa

diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan

memberi catatan.

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes

formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2005 di Kelas … dengan

jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada

49
siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data

hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaia Rata
No Aspek yang diamati n -rata
P1 P2
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3
3. Menghubungkan dengan pelajaran 4 3 3
sebelumnya 3 3 3
4. Mengatur siswa dalam kelompok- 3 4 4
kelompok belajar
E. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah 3 4 3
metode pembelajaran kooperatif
I 2. Membimbing siswa melakukan 4 4 4
kegiatan 4 4 4
2. Melatih keterampilan kooperatif 4 4 4
3. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran 3 3 3
4. Memberikan bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
A. Penutup
1. Membimbing siswa membuat 3 4 3
rangkuman 4 4 4
2. Memberikan
evaluasi
II Pengelolaan Waktu 3 3 3

50
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 4 3 3
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 52 54 51

Keterangan : Nilai : Kriteria


1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru

dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model

Crossword puzzle mendapatkan penilaian yang cukup baik dari

pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai

kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan

hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu

mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan

pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah

memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/

menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam

penerapan metode pembelajarn Crossword puzzle diharapkan

siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan

mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih

memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan

51
Tabel 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No Nama Siswa Skor Keterangan


T TT
1. 100 
2. 60 
3. 80 
4. 60 
5. 70 
6. 80 
7. 70 
8. 50 
9. 70 
10. 40 
11. 90 
12. 80 
13. 50 
14. 70 
15. 70 
16. 80 
17. 70 
18. 50 
19. 60 
20. 100 
21. 70 
22. 70 
23. 70 
24. 75 
25. 80 
26. 70 
27. 80 
28. 75 
29. 70 
30. 85 
31. 90 
32. 85 
33. 75 
34. 90 
35. 80 
36. 76 
37. 75 
38. 70 

52
2786 31 7

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 31
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 7
Skor Maksimal Ideal : 3800
Skor Tercapai : 2786
Rata-rata Skor Tercapai : 73
Prosentase Ketuntasan : 81%

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 73
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 31
3 Persentase ketuntasan belajar 81

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 73 dan ketuntasan belajar mencapai 81 % atau ada

31 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan

bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah

mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya

peningkatan kemampuan berbicara siswa ini karena setelah guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu

diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih

termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

53
mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan

menerapkan pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle .

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut.

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan

konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk

dilaksanakan pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat

siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar

berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada

perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan

pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

54
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan

memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada

setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes

formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 18 ….. 2010 di Kelas … dengan jumlah

siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

55
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data

hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaia Rata
No Aspek yang diamati n -rata
P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 4 4 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran 4 4 4
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok- 4 4 4
kelompok belajar

B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah 4 4 4
metode pembelajaran kooperatif
2. Membimbing siswa melakukan 4 4 4
kegiatan 4 4 4
3. Melatih keterampilan kooperatif
4. Mengawasi setiap kelompok secara 4 3 4
bergiliran
5. Memberikan bantuan kepada 3 4 4
kelompok yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa 4 4 4
membuat 4 4 4
rangkuman
2. Memberikan
evaluasi
II Pengelolaan Waktu 4 4 4
Antusiasme Kelas
1. Siswa 4 4 4
III antusia 4 4 4
2. Guru
antisias

56
Jumlah 55 55 56

Keterangan : Nilai : Kriteria


1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati

pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh

guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model

Crossword puzzle mendapatkan penilaian cukup baik dari

pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan

waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model Crossword puzzle

diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.

Tabel 4.8 Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

No Nama Siswa Skor Keterangan


T TT
1. 100 
2. 60 
3. 80 
4. 60 
5. 70 
6. 80 
7. 70 
8. 75 

57
9. 70 
10. 70 
11. 90 
12. 80 
13. 50 
14. 70 
15. 70 
16. 80 
17. 70 
18. 50 
19. 78 
20. 100 
21. 70 
22. 70 
23. 70 
24. 75 
25. 80 
26. 70 
27. 80 
28. 75 
29. 70 
30. 85 
31. 90 
32. 85 
33. 75 
34. 90 
35. 80 
36. 76 
37. 75 
38. 70 
2859 34 4

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 34
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 4
Skor Maksimal Ideal : 3800
Skor Tercapai : 2959
Rata-rata Skor Tercapai : 75

58
Prosentase Ketuntasan : 89

Tabel 4.9. Hasil Formatif Siswa Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 Nilai rata-rata tes formatif 75

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 34

3 Persentase ketuntasan belajar 89

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes

formatif sebesar 75 dan dari 38 siswa telah tuntas sebanyak 34

siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka

secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89%

(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan

kemampuan berbicara pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran

dengan Metode Crossword puzzle sehingga siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar

mengajar dengan penerapan pembelajaran dengan Metode

59
Crossword puzzle . Dari data-data yang telah diperoleh dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan

semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa

aspek yang belum sempurna, tetapi persentase

pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa

aktif selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Kemampuan berbicara siswa pada siklus III mencapai

ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran

dengan Metode Crossword puzzle dengan baik dan dilihat dari

aktivitas siswa serta kemampuan berbicara siswa pelaksanaan

proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak

diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan

untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada

pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan

model pengajaran Metode Crossword puzzle dapat

60
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

61
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Kemampuan berbicara Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan Metode Crossword puzzle memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan

III) yaitu masing-masing 68%, 81%, dan 89%. Pada siklus III

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran

Metode Crossword puzzle dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar

siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata

siswa pad setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan

kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s dengan model pengajaran

Metode Crossword puzzle yang paling dominan adalah,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

62
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran berbasis

masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul

di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas

cukup besar.

63
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga

siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pengajaran Metode Crossword puzzle dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle memiliki dampak

positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai

dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus,

yaitu siklus I (68%), siklus II (81%), siklus III (89%).

3. Model pengajaran Metode Crossword puzzle dapat menjadikan

siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.

4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu

mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok.

5. Penerapan pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

64
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya

agar proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan

lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran

sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model pengajaran Metode Crossword puzzle

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa

diterapkan dengan pembelajaran dengan Metode Crossword puzzle

dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya

lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau

dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat

menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di … tahun pelajaran …

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-

perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

65
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penilaian Program Pendidikan. Proyek


Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa


Cipta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah


PanitianPelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-
Kabupaten Tuban.

Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta).

Daradjat Zakiah, et. al, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara), Cet. ke-2, 29.

Djamara Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 1996, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Echols M. John, 2005, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia).

Fajar A. Malik, 1999, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia,


1999). Fathurrohman Pupuh, 2007, Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: Refika Aditama). Ghanoe M., 2010, Asah Otak Anda dengan
Permainan Teka-Teki, (Yogyakarta: Buku Biru).

66
Johnson E. Philip, 2004, Bukan Cara Belajar Biasa; Fifty Nifty Ways; To Help
Your Child Become a Better Learner, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Populer).

Muhadjir Noeng, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:


Rake Sarasin).

Mulyasa E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya).

Munjin Ahmad & Lilik Nur Kholidah, 2009, Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Refika
Aditama).

Sohari S. Aat & Muslih, 2008, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Pers

67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SD/MI : ___________________

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : IV / 1

Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi

Kompetensi Dasar : 3.1 Menampilkan perilaku hidup


sederhana

Alokasi Waktu : 3  35 menit (1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan asal kejadian Nabi


Adam AS

2. Siswa dapat menjelaskan Nabi Adam AS


sebagai manusia dan Nabi yang pertama

3. Siswa dapat menjelaskan kehidupan Nabi


Adam AS ketika di surga

4. Siswa dapat menjelaskan sebab Nabi Adam


AS dikeluarkan dari surga

Materi Pembelajaran : Kisah Nabi Adam AS (lihat Buku Pendidikan


Agama Islam Jilid 4, NTR Esis Bab 3)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dan Tanya jawab


dengan teman-temannya membahas asal
kejadian Nabi Adam AS yang merupakan
manusia dan Nabi yang pertama

68
2. Siswa mengadakan diskusi dan Tanya jawab
dengan teman-temannya membahas
kehidupan Nabi Adam AS ketika di surga dan
sebab ia dikeluarkan dari surga

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

. Menggali pengetahuan siswa tentang kisah-kisah Nabi yang telah


mereka ketahui sebelumnya

. Memberikan pengantar yang menarik dan berguna mengenai bahan


ajar yang disajikan melalui fitur Mutiara Islam

2. Kegiatan Inti

. Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan guru tentang bahan


ajar yang disampaikan

. Siswa menceritakan kembali asal kejadian Nabi Adam AS


berdasarkan penjelasan dari guru dan bahan bacaan

. Siswa mengemukakan pendapatnya tentang peran Nabi Adam AS


sebagai manusia pertama dan Nabi yang pertama

. Siswa menceritakan kembali cerita kehidupan Nabi Adam AS ketika


di surga
. Siswa mengemukakan pendapatnya tentang sebab Nabi Adam AS
dikeluarkan dari surga

3. Kegiatan Penutup

. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman


siswa mengenai materi yang telah disampaikan

Alat / Sumber Belajar:

1. Teks cerita kisah Nabi Adam AS

2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 4 NTR, Esis

69
3. Buku kisah Nabi atau buku-buku lain yang relevan

4. Kaset/CD tentang kisah-kisah Nabi

5. Alquran

6. Pengalaman guru

7. Lingkungan sekitar

Penilaian:

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal


Penilaian Instrumen

 Menjelaskan asal kejadian Tes tulis Jawaban 1. Allah menciptakan Nabi


Nabi Adam AS singkat Adam AS dari apa?

 Menjelaskan Nabi Adam Tes tulis Jawaban 2. Apa tugas Nabi Adam
AS sebagai manusia dan singkat dimuka bumi?
Nabi yang pertama

 Menjelaskan kehidupan Tes tulis Jawaban 3. Buah apakah yang


Nabi Adam AS ketika di singkat dilarang oleh Allah
surga untuk dimakan Adam
dan Hawa?

 Menjelaskan sebab Nabi Tes tulis Jawaban 4. Siapakah yang


Adam As dikeluarkan dari singkat membujuk Hawa untuk
surga memakan buah khuldi?

70
Mengetahui, …….……..,………………………….

Kepala SD/MI Guru Pendidikan Agama


……………………… Islam

(__________________________) (_______________________)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SD/MI : ____________________

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : IV / 1

Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi

Kompetensi Dasar : 3.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi


Muhammad SAW

Alokasi Waktu : 3  35 menit (1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan peristwa kelahiran


Nabi Muhammad SAW

71
2. Siswa dapat menyebutkan nasab/keturunan
Nabi Muhammad SAW

Materi Pembelajaran : Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW (lihat


buku Pendidikan Agama Islam Jilid 4, NTR
Esis Bab 3)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan Tanya jawab dan diskusi


dengan teman-temannya membahas tentang
peristwa kelahiran Nabi Muhammad SAW

2. Siswa berlatih menyebutkan


nasab/keturunan Nabi Muhammad SAW
secara klasikal, kelompok dan individu

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

. Guru mengulas kembali materi sebelumnya secara ringkas

. Memberikan pengantaryang menarik dan berguna mengenai bahan


ajar yang disajikan melalui fitur Mutiara Islam

2. Kegiatan Inti

. Siswa mendengarkandan mengamati penjelasan guru tentang bahan


ajar yang disampaikan

. Siswa menceritakan kembali peristiwa kelahiran Nabi Muhammad


SAW berdasarkan penjelasan dari guru dan bahan bacaan

. Siswa menyebutkan nasab/keturunan Nabi Muhammad SAW secara


klasikal, kelompok dan individu

3. Kegiatan Penutup

. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman


siswa tentang materi yang disampaikan

. Guru memberikan tugas siswa untuk menulis nasab/keturunan Nabi


Muhammad SAW di buku tugas

72
Alat / Sumber Belajar:

1. Teks cerita kisah Nabi Muhammad SAW

2. Skema nasab/keturunan Nabi Muhammad di karton

3. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 4, NTR Esis

4. Buku kisah Nabi atau buku-buku lain yang relevan

5. Kaset/CD tentang kisah-kisah Nabi

6. Alquran

7. Pengalaman guru

8. Lingkungan sekitar

Penilaian:

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal


Penilaian Instrume
n

 Menjelaskan Tes lisan Essay 1. Peristiwa apakah yang


peristiwa kelahiran terjadi ketika Nabi
Nabi Muhammad Muhammad dilahirkan

 Menyebutkan Tes lisan Jawaban 2. Sebutkan


nasab/keturunan singkat nasab/keturunan Nabi
Nabi Muhammad Muhammad dari garis
ayahnya!

73
Mengetahui, …….……..,………………………….

Kepala SD/MI Guru Pendidikan Agama


……………………… Islam

(__________________________)

(_______________________)

74

Anda mungkin juga menyukai