Anda di halaman 1dari 3

Dalam sesi 7 ini, berikan pendapat Anda 

tentang lima tahapan proses auditing yang biasa


dilakukan.
Pendapat pribadi dari Anda sendiri akan sangat saya hargai. Jangan mengulangi/ mengcopy
tanggapan teman sebelumnya, jika anda sependapat dengan teman yang sebelumnya cukup
menanggapi dengan setuju dan berikan alasannya begitu juga sebaliknya jika anda tidak setuju.
Lengkapi juga dengan sumber bacaan anda/referensi dalam memberikan jawabannya.
Utamakan untuk  menggunakan dan membaca Modul Manajemen Kualitas EKMA 4265 edisi 2

Jawaban :
Menurut Navaratnam, 1994) ada lima tahapan proses auditing yaitu :
1. Penjadwalan dan pengenalan audit
2. Penyiapan rencana audit
3. Penerapan rencana audit
4. Analisis dan pelaporan
5. Mengadakan tindak lanjut atau perbaikan
Tahap pertama, penjadwalan dan pengenalan, meliputi beberapa tahap yaitu menentukan
tujuan, menentukan ruang lingkup, menentukan sumber daya yang diperlukan, menyusun
otoritas, mengidentifikasi standar kinerja, berhubungan dengan pihak yang diaudit,
mengembangkan checklist, meninjau kinerja, dan mengmbangkan pemahaman awal mengenai
sistem. Audit harus dijadwalkan berdasarkan kepentingan dan urutan kegiatan dan harus
memprhatikan tersedianya sumber daya dan waktu.
Tahap kedua, penyiapan rencana audit, digunakan untuk menjamin bahwa proses auditing
efektif, efisien, relevan, kredibel atau dapat dipercaya dan akurat. Tahap ini merupakan
pengembangan rencana audit yang terdokumentasi yang disiapkan oleh the principal auditor
yang berpengalaman dan qualified. Pada tahap kedua ini auditor mengembangkan rencana yang
berisi ruang lingkup audit, waktu audit, anggota tim audit, dan standar kinerja. Rencana audit
secara mendetail harus dirancang untuk menjamin proses auditing yang efisien, efektif, relevan
dan dapat dipercaya, tepat waktu, dan terhindar dari gangguan selama proses auditing. Proses
kedua ini meliputi lingkup audit, jadwal waktu audit, anggota tim audit, standar kinerja yang
dapat diterapkan dalam audit.
Standar kinerja audit ahrus jelas, singkat dan tidak ambigu. Stdnara ini dapat berupa
kebijakan dan prosedur, manual, instruksi kerja spesifikasi program dan spesifikasi jabatan.
Rencana audit harus fleksibel. Pada pokoknya, isi audit planning adalah (1) tujuan dan sasaran
audit; (2) proses pemilihan dan penghitungan; (3) metodologi yang diterapkan; (4) tugas-tugas
audit yang dilaksanakan; (5) waktu dan sumber daya lain yang dialokasikan pada setiap tugas;
(6) jadwal pelaksanaan setiap tugas pada setiap tahapan audit. Pada akhir tahapan kedua ini harus
ada term of reference, metode dan kegiatan khusus, sumber data, perkiraan sumber daya, dan
kerangka waktu sementara untuk pelaporan. Rencana audit ini harus ditinjau, dimodifikasi dan
diperbaiki dengan otoritas supervisor.
Tahap ketiga, yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan rencana audit. Pada tahap ini
diungkapkan sasaran kuantitatif dan kualitatif melalui wawancara, peninjauan dokumen, dan
observasi terhadap kegiatan dan kondisi lingkungan. Tahap ini juga disebut dengan tahap audit
execution yang menjamin bahwa (1) semua yang terlibat dalam proses audit sadar bahwa rencana
audit harus dipahami; (2) setiap orang yang terlibat dalam audit memiliki keahlian yang
diperlukan; (3) tidak ada konflik kepentingan atau faktor lain yang menghalangi keterlibataan
orang dalam audit. Selama proses audit, semua proses harus didokumentasikan untuk tujuan
pelaporan. Ketidaksesuaian harus diidentifikasi. Auditor hanya bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi ketidaksesuaian yang didasarkan pada fakta, bukan pendapat subyektif. Pada
tahap ini, aspek fungsi audit adlaah memonitor kinerja unit yang diaudit dan mengidentifikasi
kinerja atau masalah potensial. Pada akhir tahap ini harus ada data dan interpretasinya.
Tahap keempat, adalah tahap analisis dan pelaporan. Laporan audit harus disampaikan segera
setelah auditing selesai. Audit reporting tersebut harus jelas, singkat, obyektif, cepat dan
merangkum fakta yang nyata. Tima audit mengevaluasi bukti yang disusun selama audit, lalu
menganalisis ketidaksesuaian, sehingga menghasilkan kesimpulan yang validyang didukung
dengan bukti yang cukup, reliabel dan adil. Pihak yang diaudit harus bertanggungjawab
menentukan, mengenalkan, dan menerapakan tindakan korektif. Hasil audit harus diserahkan
pada manajemen senior berupa draft dan didiskusikanantara tim audit dengan pihak manajemen.
Tindakan korektif harus dilakukan, penyebab kesalahan harus ditemukan dan dilaporkan pada
manajer.
Tahap kelima, atau tahap terakhir adalah mengadakan follow up atau tindak lanjut atas hasil
audit yang telah diperoleh. Tahap ini bertujuan untuk menjamin keefektifan audit yang menjamin
bahwa tindakan korektif telah diterapkan. Selain itu, tindak lanjut ini juga bertujuan untuk
mendukung ketepatan respons terhadap temuan audit sebagai bagian dari tanggungjawab pihak
yang diaudit. Follow up harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdokumentasi. Tindakan
korektif dan follow up harus dilakukan dalam periode waktu tertentu dan merupakan peletak
dasar untuk pekerjaan audit masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai