Anda di halaman 1dari 5

B.

Pembahasan

Pada persalinan Ny. A terdapat komplikasi kala I memanjang selama


lebih dari 18 jam dan kala II tak maju selama 1 jam. Ny. A pada tanggal 1
Desember 2017 mengalami kenceng-kenceng teratur, kemudian pada
tanggal 2 Desember 2017, ibu datang ke Puskesmas Tempel I pukul 00.30
WIB, belum menunjukkan pembukaan. Selanjutnya pada tanggal 2
Desember 2017 pukul 21.30 WIB, VT menunjukkan pembukaan 4 cm.
Sampai pada tanggal 3 Desember 2017 ibu dirujuk ke RSUD Sleman untuk
mendapatkan pelayanan selanjutnya karena pembukaan tidak bertambah.
Sampai di RSUD Sleman, diberikan stimulasi oksitosin pertama, terlampir di
lembar observasi pada tabel 3. Pada tanggal 3 Desember 2017 pukul 20.30
WIB, oksitosin kedua diberikan pukul 02.30 WIB. Sampai pembukaan
lengkap pukul 05.00 WIB, ibu dipimpin bersalin, namun hingga pukul 06.00
WIB bayi belum lahir, sehingga advis dokter dilakukan tindakan vakum
ekstraksi. Bayi lahir pukul 06.45 WIB.

Pendokumentasian partograf sebagai bentuk tanggung jawab seorang


bidan dalam memberikan asuhan yang dicatat di lembar partograf. Pengisian
partograf perlu dilakukan secara lengkap sebagai dokumentasi tindakan yang
telah dilakukan serta mendeteksi apakah proses persalinan berlangsung
normal atau tidak sehingga dapat mengetahui kondisi ibu dan janin dan
membantu untuk membuat keputusan klinik. Dalam kasus ini partograf yang
diterima dari puskesmas kurang lengkap sehingga tenaga kesehatan rujukan
dalam melakukan pengkajian data dan menentukan analisa terjadi perbedaan
presisi data objektif seperti pembukaan (lama fase laten dan mulainya fase
aktif), molase, dan air ketuban.

Kala I pada primigravida berlangsung maksimal 12 jam. Fase laten


pada primigravida berlangsung selama 8 jam dan dilanjutkan dengan fase
aktif 4 jam. Sedangkan pada kasus Ny.A, kala I sudah dimulai dari saat Ny. A
berada di Puskesmas Tempel I, sehingga Ny. A di Puskesmas Tempel I
sudah 40 jam (melebihi batas maksimal kala I pada primigravida).
Seharusnya, pasien sudah dirujuk ketika kala I sudah berjalan lebih dari 12
jam. Kondisi bayi bisa menjadi stress karena factor kala I memanjang, namun

36
pada kondisi bayi Ny.A tidak mengalami fetal distress. Penatalaksanaan kala
I memanjang di RSUD Sleman, diberikan stimulasi oksitosin untuk
merangsang kontraksi uterus, sehingga pembukaan bertambah. Stimulasi
oksitosin dilakukan untuk meminimalisir terjadinya fetal distress. Pemberian
stimulasi oksitosin berjenjang dari 5 IU, dan 10 IU (ditingkatkan apabila
kontraksi belum adekuat), namun di lahan oksitosin diberikan 5 IU pada
stimulasi pertama dan kedua.

Kala II pada primigravida dibatasi maksimal selama 2 jam. Apabila


lebih dari dua jam dilakukan tindakan selanjutnya, bisa dengan vakum
esktraksi atau SC emergency. Pada kasus Ny.A, kala II baru berjalan selama
1 jam serta dilakukan maneuver kristeller, yang seharusnya tidak dilakukan
karena dapat memperberat tekanan pada kepala bayi dan meningkatkan
risiko terjadinya rupture portio. Selain itu advis dokter sudah mengendaki
untuk dilakukan vakum ekstraksi. Vakum ekstraksi yang dilakukan oleh
dokter SpOg sudah memenuhi beberapa syarat, antara lain pembukaan
lengkap, presentasi kepala, janin aterm, kepala berada di hodge III, bayi tidak
mengalami fetal distress. Namun pada vakum ektraksi yang dilakukan pada
Ny. A dokter melakukan 4x traksi, sedangkan menurut teori dalam referensi
Kapita Selekta Kedokteran (182, Kompetensi IIIB hal. 465-468) apabila
vakum ekstraksi sudah dilakukan 3 kali traksi selama 30 menit kepala belum
mengalami penurunan maka vakum ekstraksi dinyatakan gagal, dan
dilakukan intervensi dengan SC emergency.

37
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus kegawatdaruratan persalinan kala II tak maju
dengan vakum ekstraksi. Asuhan kebidanan persalinan yang diberikan pada
Ny. A di RSUD Sleman tidak seluruhnya berjalan sesuai teori. Selain itu dari
penatalaksanaan kasus ini kami dapat
1. Melaksanakan pengkajian secara subyektif dan obyektif, yaitu ibu
merasa lelah mengejan dan sudah dipimpin persalinan selama 1
jam namun belum terdapat kemajuan persalinan
2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan yaitu kala II tak
maju
3. Menentukan masalah potensial yaitu odema pada labia dan terjadi
gawat janin pada bayi
4. Menentukan kebutuhan segera yaitu kolaborasi dengan dokter
kandungan
5. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus kala II
tak maju yaitu dengan tindakan SC emergency
6. Melaksanakan tindakan untuk menangani kasus kala II tak maju
dengan vakum ekstraksi
7. Melakukan pendokumentasian kasus kala II tak maju dengan
vakum ekstraksi

B. Saran
1. Bagi mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang persalinan
dengan kala II tak maju, sehingga dapat mengambil tindakan secara
lebih cepat dan tepat. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji
setiap informasi yang dapat menungang analisa dengan rinci sehingga
pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan managemen langkah
varney.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Miftahul Falah. 2012. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ekstraksi Vakum
dan Forsep di RSUP Dr. Kariadi. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta:


Penerbit Media Aesculapius

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran, EGC.

Doengoes E. Marylin. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran, EGC.

Doengoes E. Marylin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Estiwidani, Dwiana, dkk. 2013. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Jones. 2001. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 6. Jakarta: Alih Bahasa


Hadyanto

Lilihata, Gracia dan Damar Prasmuminto. 2014. Kapita Selekta Kedokteran (182,
Kompetensi IIIB hal. 465-468). Jakarta: Media Aesculapius

Manuaba, dkk. 2009. Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.


Jakarta: EGC.

Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar:

Nurlaela, Emi. 2008. Pengalaman Primipara. Skripsi Fakultas Ilmu Kedokteran.


Universitas Indonesia. Jakarta: tidak diterbitkan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT. Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Varney, Helen. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi 4. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

39
40

Anda mungkin juga menyukai