PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
persalinan normal dunia adalah adalah 7.126.098, yaitu sekitar 19,5% per
1000 populasi. Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) memperoleh
Pada persalinan aktif terdapat empat kala yang berbeda yaitu, kala satu,
kala dua, kala tiga, dan kala empat. Dalam tahapan persalinan, setiap kala
memakan waktu yang bervariasi, pada ibu primipara kala satu, mulai fase
laten sampai aktif memakan waktu hingga 12 jam, 2 jam pada kala dua, 5
hingga 30 menit kala tiga, dan pemantauan kala empat selama 2 jam.
Sedangkan pada ibu multipara kala satu, mulai fase laten sampai fase aktif
memakan waktu hingga 10 jam, 20-60 menit pada kala dua, pada kala tiga 5
1
Pada persalinan normal proses kala II berlangsung dari pembukaan
lengkap sampai dengan lahirnya bayi. Untuk multipara proses kala II lebih
berlangsung lebih cepat dari primipara. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
Creasy di Amerika Serikat pada tahun 2010 terhadap 3.675 ibu multipara
dilakukan oleh Barbara di Indonesia pada tahun 2010 hampir 33,8% ibu
kematian pada ibu bersalin, menyebabkan bayi asfiksia, kelelahan pada ibu,
kecacatan pada janin. Selain itu persalinan yang lama dapat menyebabkan
komplikasi baik ibu maupun janin. Banyak faktor yang mempengaruhi lama
kala II diantaranya adalah jumlah paritas ibu. Paritas yang rendah atau
2
B. Batasan Masalah
penelitian ini adalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
objektif, pada ibu bersalin kala II di Bidan Praktik Mandiri tahun 2017.
3
e. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
berkualitas dan bermutu serta aman bagi klien selama proses persalinan.
3. Bagi institusi
4
kebidanan persalinan, serta sebagai wacana bagi mahasiswa di
bersalin.
E. Ruang Lingkup
hamil aterm dengan persalinan normal, di Bidan Praktik Mandiri yang akan
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teoritis
1. Defenisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Dalam prosesnya, akan mendorong janin dan plasenta keluar dari
uterus oleh his yang terkoordinasi. Persalinan normal adalah bayi lahir
secara spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
pernah melahirkan bayi yang viable untuk beberapa kali. Multipara adalah
perempuan yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali.8,13
2. Tanda-tanda persalinan
6
1) Lightening atau setting atau dropping, yaitu kepala turun
pains”
b. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur
pembukaan.9
3. Tahapan-tahapan persalinan
ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir.
7
Kala III persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan lahirnya
8
akan pecah pada fase ini. Pada umumnya fase aktif pada multipara
berikut :
1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100 detik
mendadak
janin.14
9
melewati jalan lahir. Untuk multipara satu jam adalah batas
Kala III juga disebut kala pengeluaran plasenta, kala III ini
plasenta. Kala III dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan
vagina
10
d. Kala IV ( Kala pengawasan )
alasan ini sangatlah penting untuk memantau ibu secara ketat segera
setelah persalinan.
normal selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit setiap satu jam
kedua
persalinan
11
6) Ajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus dan
7) Atur posisi ibu senyaman mungkin, jaga kebersihan diri ibu, dan
4. Mekanisme persalinan
kepala janin pun juga hampir sama besarnya dengan ukuran panggul. Oleh
karena itu kepala harus menyesuaikan dengan bentuk panggul mulai dari
pintu atas panggul (PAP) ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah
12
bagian terbawah janin terjadi secara khas agak lambat tetapi mantap.
berlangsung cepat.12
berikut :
berikut :
dan os. parietal belakang lebih rendah dari os. parietal depan.
perietal belakang.
13
Sumber : (Cunningham,F. Gary, et al. 2009)
Gambar 2.1 Sinklistismus dan asinklistismus
jauh akan terjadi pada kala satu persalinan. Dalam pola penurunan
beberapa lama.13
14
b. Fleksi
pergerakan ini, dagu lebih dekat kearah dada janin sehingga ubun-
ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis, dan dasar
panggul.16
kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian
d. Ekstensi
15
janin. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.16
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu
f. Ekspulsi
searah dnegan sumbu jalan lahir. Dengan kontraksi yang efektif, fleksi
16
kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian
panjang.16
17
5. Faktor-faktor persalinan
Ada 4 faktor persalinan yang penting dan harus bekerja sama agar
Passage (jalan lahir) berarti lintasan yang harus dilalui oleh janin
dan jaringan lunak. Rongga pelvis ibu harus cukup luas untuk dapat
pelvis yaitu :
ginekoid
lebih panjang
normal
1) Simfisis pubis
3) Artikulasio kiri
18
4) Artikulasio sakrokoksigeus
panggul, dua buah tulang pelvis yang terdiri dari os ilium, iscium dan
2) Pelvis minor (true pelvis) : terdiri dari pintu atas panggul, pintu
pelvis ibu harus cukup lebar. Secara khas ada beberapa diameter
19
Tabel 2.2 Berbagai ukuran diameter pelvis rata_rata (cm)
Bidang pelvis Diameter Ukuran
Konjugata vera 11,5
Oblik 12,5
Anteroposterior
12
1) Kranium janin
2) Presentasi janin
3) Letak janin
4) Sikap janin
20
5) Posisi janin
6) Stasiun.9
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan, kontraksi atau his
suatu kontraksi dari otot rahim yang fisiologis akan tetapi pada his
Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoksia dari sel-sel otot saat
kontraksi, tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah oleh
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin kearah segmen
bawah rahim dan serviks. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat khas
sebagai berikut :
21
1) Setelah kontraksi, otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke
janin secara perlahan didorong kebawah dan tidak naik lagi keatas
setelah his hilang. Akibat retraksi ini, segmen atas makin tebal
10 menit.
22
4) Interval antara dua kontraksi disebut masa relaksasi, pada
melahirkan plasenta
beberapa hari.11
23
Pada ibu dengan paritas tinggi vagina dan perineumnya sudah
pada seorang ibu dengan panggul sempit atau janin besar maka kala 2
perasaan tersebut dapat meliputi rasa khawatir dan takut bahkan tegang
atau cemas.11
B. Penatalaksanaan Kasus
sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan. Selain melakukan
1) Anamnesis
24
perawatan yang sesuai. Hal penting yang harus di tanyakan pada ibu
kekhawatiran lainnya
2) Pemeriksaan fisik
bersalin. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang apa yang akan
25
mereka memahami pentingnya pemeriksaan. Berikut langkah-
ibu agar merasa nyaman. Minta ibu menarik napas perlahan dan
janin.1
26
ukur, mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai kepuncak fundus
detik pada jam tangan atau jam dinding. Tentukan titik tertentu
kuat.
janin, apabila DJJ kurang dari 100 kali per menit atau lebih dari
27
4) Menentukan presentasi
lutut)
b) Dengan ibu jari dan jari tengang dengan satu tanagn (hati-
janin.1
28
memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu.
yang belum masuk pintu atas panggul dan sisanya (tidak teraba)
simfisis pubis
digerakkan)
29
f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba
6) Pemeriksaan dalam
paha dibentangkan
dan ibu jari. Masukkan jari telunjuk yang diikuti jari tengah.
30
h) Nilai vagina, apakah ada luka parut (luka parut di vagina
tindakan episiotomi)
j) Pastikan tali pusat atau bagian kecil (tangan dan kaki) janin
terbalik
31
Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai.
ruangan yang hangat dan bersih, sumber air bersih dan mengalir, air
ruangan, kamar mandi yang bersih, tempat yang lapang untuk ibu
yang cukup, tempat tidur yang bersih untuk ibu, tempat yang bersih
untuk memberikan asuhan bayi baru lahir, meja yang bersih atau
diperlukan
bahan sudah bersih dan siap dipakai. Partus set, peralatan untuk
32
3) Persiapan rujukan
membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
emosi ibu dan keluarganya atau bahkan menjadi hal yang amat
a) Dukungan emosional
e) Pencegahan infeksi.1
c. Partograf
33
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa
terjadinya partus lama. Dan sebagai data pelengkap yang terkait dengan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik
Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala
pemeriksaan harus dicatat secara terpisah. Kondisi ibu dan bayi harus
dinilai yaitu denyut jantung janin setiap ½ jam, frekuensi dan lamanya
darah setiap 4 jam, produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4
jam.1
persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil - hasil
tersedia pada lembar partograf seperti nama ibu, umur ibu, gravida, para,
abortus, nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai di rawat, waktu
34
pecahnya selaput ketuban. Selama kala I persalinan terdapat beberapa hal
yang harus dipantau, antara lain : kondisi janin, kemajuan persalinan, jam
dan waktu, kontraksi uterus, obat - obatan dan cairan yang diberikan,
kondisi ibu.1
1) Kondisi Janin
DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada pada garis yang
hubungkan satu titik dengan titik lainnya dengan garis teagas dan
bersambung.1
dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih, “M” jika selaput
“D” jika selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah, “K” jika selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban
35
c) Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
jika tulang - tulang kepala janin hanya saling bersentuhan. “2” jika
2) Kemajuan Persalinan
dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi serviks
36
kotak yang mencatat penurunan terbawah janin tercantum angka 1 sampai
ibu.1
kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan
tertera kotak - kotak yang diberi angka 1 - 12. Setiap kotak menyatakan
satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Di bawah lajur kotak
untuk waktu mulainya fase aktif tertera kotak - kotak untuk mencatat
waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak satu jam penuh dan
berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan
dengan lajur pencatatan pembukaan serviks. DJJ di bagian atas dan lajur
kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif
37
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom palinh kiri. Setiap kotak
3) Kondisi ibu
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika diduga ada penyulit). Beri tanda titik pada
jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga ada
38
penyulit). Beri tanda panah pada partograf. Suhu tubuh ib di nilai
setiap 2 jam dan cacat temperatur tubuh sesuai dengan kotak yang
tersedia.1
39
4) Pencatatan pada lembar belakang partograf
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta
tindakan -tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi
1) Pemantauan maternal
kontraksi. Hal ini dikarenakan pada kala II saat adanya kontraksi, ibu
sudah ada upaya untuk meneran, dan hal ini menyebabkan tekanan
40
b) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan
persalinan
e) Penuhi dan anjurkan ibu untuk minum diantara his selama kala
II
kepala bayi, selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut
bawah. Anjurkan ibu berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika
41
berlangsung selama 1,5 menit dan terjadi lagi setelah satu fase
kontraksi
vagina
c) Perineum menonjol
42
5) Pimpinan meneran
minum atau nutrisi lain yang cukup, dan pantau DJJ setiap 5-10
pantau kondisi ibu dan bayi serta catatkan semua temuan pada
kualitas kontraksi.
43
tawarkan untuk minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan
lahir setelah 60 menit upaya tersebut diatas atau jika kelahiran bayi
tidak akan segera terjadi, rujuk ibu segera karena tidak turunnya
(CPD).1
6) Pemantauan fetal
b. Penatalaksanaan kala II
kala dua.16
Bila tanda pasti kala II telah diperoleh, tunggu sampai ibu merasakan
44
a. Persiapan penolong, tempat dan peralatan persalinan
bersih.
1) Melahirkan kepala
yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu
dan siapkan kain atau handuk bersih diatas perut ibu. Lindungi
45
posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap
atau DTT untuk membersihkan lendir dan darah dari mulut dan
membersihkan hidungnya.1
Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada dan
dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat
maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3
3) Melahirkan bahu
luar secara spontan. Letakkan tangan pada sisi kiri dna kanan
lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat
dilahirkan.1
46
4) Melahirkan seluruh tubuh bayi
arah perineum dan sanggah bahu serta lengan atas bayi pada
pada perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih
baik.1
47
pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak
pusat, ganti handuk basah dan selimut bayi dengan selimut atau
c. Pencatatan asuhan
gawat janin, distosia bahu, masalah dan hasilnya. Beri tanda ceklis
48
dievaluasi). Bagian ini dapat menjadi pelengkap bagi informasi pada
49
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada kala III persalinan ini, dan
mengurani kejadian retensio plasenta. Manajemen aktif kala III terdiri atas :
lahir
janin kedua, lalu berikan suntikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian
setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu
tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus
bawah, sambil tetap tekanan dorso-kranial hingga tali pusat menjulur dan
korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan
dapat dilahirkan.1
detik. Periksa uterus setelah satu atau dua menit untuk memastikan uterus
Semua temuan dari kala III di catat pada lembar belakang partograf
50
terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosi, penegangan tali pusat
jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda ceklis pada kotak di
samping jawaban yang sesuai. Untuk nomor 25, 26 dan 28, lingkari
51
20. Lama kala III : .................................................................. menit
21. Pemberian Oksitosin 10 IU IM?
Ya, waktu : ..................................menit sesudah persalinan
Tidak, alasan : ....................................................................
22. Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan : ......................................................................
Tidak
23. Penegangan tali pusat terkendali ?
Ya
Tidak, alasan : ....................................................................
24. Masase fundus uteri?
Ya
Tidak, alasan : ....................................................................
25. Plasenta lahir lengkap (intact) : Ya / Tidak
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan :
a.............................................................................................
b................................................................................................
c.................................................................................................
26. Plasenta tidak lahir >30 menit : Ya / Tidak
Ya, tindakan :
a.........................................................................................
b.........................................................................................
c.........................................................................................
27. Laserasi
Ya, dimana .................................................................................
Tidak
28. Jika laserasi perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4
Tindakan :
Penjahitan, dengan / tanpa anastesi
Tidak dijahit, alasan :............................................................
29. Atonia uteri :
Ya, tindakan :
a..........................................................................................
b.........................................................................................
c.........................................................................................
30. Jumlah perdarahan :....................................................................ml
31. Masalah lain, sebutkan ....................................................................
32. Penatalaksanaan masalah tersebut : ..................................................
33. Hasilnya :.......................................................................................
52
4. Penatalaksanaan persalinan kala IV
dengan pusat. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah
pusat.
perineum
1.
2.
53
Penatalaksanaan masalah tersebut :..................................................................
Hasilnya : ....................................................................................................
Ya
54
b. Alur penatalaksanaan persalinan normal kala II
Tidak
Lakukan :
a. Bimbing ibu untuk a. Manajemen aktif
meneran saat kontraksi kala tiga
YA untuk minum
b. Anjurkan b. Asuhan bayi baru
c. Anjurkan perubahan lahir
posisi
d. Lakukakn stimulasi
puting susu
e. Nilai DJJ setiap 5-10 Bayi lahir dalam waktu 60
menit menit (atau kelahiran bayi
akan segera terjadi)
Tidak
Rujuk segera
55
c. Alur penatalaksanaan persalinan normal kala III
Tidak Ya
Ya
Tidak
Lakukan pemantauan kala
Penatalaksanaan atonia
IV
uteri
56
C. Konsep Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
lengkap, yaitu :
1) Riwayat kesehatan
hasil studi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
57
c. Langkah III: Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat ini
dan aman. Pelaksanaan ini dilakukan oleh bidan atau tim kesehatan
58
g. Langkah VII : Evaluasi
a. Pengertian
antara lain:
mutu.
59
i. Persepsi hak klien.18
pandang klien.19
diagnosis.19
3) Asessment (pengkajian)
4) Plan (pelaksanaan)
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Subjek Penelitian
1. Data Primer
61
perkusi (menilai reflek patella pada pemeriksaan fisik umum). Serta
bersalin).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber data
yang diperoleh melalui status pasien (buku status pasien dan riwayat
lahan praktik seperti buku KIA (kesehatan ibu dan anak) dan kohort
ibu bersalin.
62