Anda di halaman 1dari 106

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang
diberikan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling
asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan berkesinambungan
diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai dengan
bayi yang dilahirkannya serta melatih dalam pengkajian,menegakkan diagnose
secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan
segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu,serta
mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan. tujuan asuhan
konferhensif adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) supaya kesehatan ibu dan bayi meningkat dengan cara
memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan mulai dari masa
kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.1
Bidan memiliki tugas yang penting untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi maternal dan neonatal agar dapat mengurangi angka kematian
ibu dan bayi serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Salah satu
cara meningkatkan pelayanan kesehatan adalah dengan asuhan komprehensif
dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. asuhan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga
untuk pertumbuhan dan kesehatan janin. asuhan persalinan diberikan kepada
pasien saat persalinan dengan memperhatikan prinsip sayang ibu dan sayang
bayi yang merupakan bagian dari persalinan yang bersih dan aman. asuhan
masa neonatus saat diprioritaskan karena masa kritis dari kematian bayi.
kematian bayi terjadi setelah 4 minggu setelah persalinan, dalam waktu tujuh
hari setelah lahir 60% kematian bayi baru lahir, dengan pemantauan yang
teratur pada waktu nifas dan neonatus, hal ini dapat mencegah angka kesakitan

1
2

dan kematian ibu dan bayi (mortalitas dan morbilitas). asuhan masa nifas
dibutuhkan dalam periode masa nifas karena merupakan masa kritis bagi ibu
dan bayi. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum harus
dianjurkan dan ditanamkan. Status gizi ibu nifas sangat berpengaruh terhadap
penyembuhan luka.1
Pelayanan kebidanan komprehensif di kota Tarakan 2016 yang lengkap
mendapatkan pelayanan kebidanan komprehensif yaitu lengkap melakukan
pemeriksaan kehamilan mulai dari K1 hingga K4, persalinan dengan ditolong
oleh petugas kesehatan, kunjungan nifas mulai dari KF1, KF2, KF3, serta
kunjungan neonatus mulai dari KN1, KN2 dan KN3 berjumlah 4.280 ibu
hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil yaitu 5.270 ibu hamil. Hal ini dapat
dikatakan bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan asuhan kebidanan
serta komprehensif di kota Tarakan masih sangat kurang dimana masih
banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan asuhan secara komprehensif.2
Berdasarkan data laporan dari Puskesmas Gunung Lingkas pada tahun
2014 dari sasaran target menurut profil kesehatan tarakan 85% untuk cakupan
K1 86,51 cakupan K4 70,32% cakupan persalinan 82,13%, cakupan
kunjungan bayi 86.05% cakupan kunjungan nifas 87,10%. Pada tahun 2015
dari sasaran target 80%, untuk cakupan K1 83% cakupan K4 75,94%, cakupan
persalinan 84,45%, cakupan kunjungan bayi 89,26%, cakupan kunjungan nifas
85,43%. Pada tahun 2016 dengan target pencapaian 75% untuk cakupan K1
sebanyak 76,33%, cakupan K4 70,50%, cakupan persalinan 70,41 %, cakupan
Bayi 74,03%, cakupan nifas 62,59%. Berdasarkan data diatas cakupan K4,
persalinan dan nifas masih dibawah target pencapaian.3
Berdasarkan data tersebut masih banyak ibu yang tidak melakukan atau
mendapatkan pelayanan secara komprehensif di puskesmas gunung lingkas
kota Tarakan. Hal tersebut menjadi masalah yang harus segera ditangani,
sehingga perlu dilakukan asuhan komprehensif pada pasien dimulai dari
kehamilan, persalinan, nifas hingga bayi baru lahir.
3

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diambil adalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. NH di Puskesmas
Gunung Lingkas Kota Tarakan?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan
menggunakan teknik pendokumentasian SOAP, untuk mencegah
terjadinya komplikasi kematian ibu dan anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. NH di
Puskesmas Gunung Lingkas
2) Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. NH di
Puskesmas Gunung Lingkas
3) Mampu melakukan asuhan kebidanan post partum pada Ny. NH di
Puskesmas Gunung Lingkas
4) Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny. NH di
Puskesmas Gunung Lingkas
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi penulis
Dapat mempraktikkan teori yang didapat secara langsung di
lapangan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil
bersalin, nifas, bayi baru lahir.
2. Bagi lahan praktik (Puskesmas)
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan Asuhan Pelayanan
Kebidanan secara komprehensif.
3. Bagi Institusi
4

Sebagai bentuk penilaian Kompetensi bidan terhadap Asuhan


Kebidanan Komprehensif dan sebagai referensi serta sumber bacaan
di perpustakaan institusi pendidikan.
4. Bagi klien
Klien mendapatkan Asuhan Kebidanan Komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan dan melibatkan peran serta klien dalam
Asuhan Kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar/Teori


2.1.1 Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.1
1) Kepastian Kehamilan
(1) Tanda Persumtif/ dugaan
a) Amenorea
b) Mual muntah
c) Sering BAK
d) Payudara membesar, tegang
e) Perubahan Kulit
f) Mengidam
(2) Tanda Mungkin
a) Pembesaran abdomen (12 minggu)
b) Tanda Piskacek yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke
semua arah, tetapi tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
di daerah implantasi plasenta sehingga bentuk rahim tidak
simetris (usia 4-6 minggu)
c) Tanda Hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri yang
menyebabkan isthmus uteri lebih panjang dan lunak
(6minggu)
d) Tanda doogell yaitu perlunakan pada leher rahim akibat
peningkatan vaskularisasi (usia 8 minggu)
e) Tanda chadwick yaitu warna merah tua atau kebiruan
pada vagina akibat peningkatan vaskularisasi (6-
8minggu)

5
6

f) Kontraksi braxon hicks yaitu kontraksi uterus yang


datangnya sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak
mempunyai irama tertentu (akhir trimester pertama)
g) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi)
(3) Tanda Pasti
a) Adanya denyut jantung janin
b) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu)
c) Adanya tulang-tulang janin dalam USG (usia 5-6
minggu)2
2) Proses dari kehamilan
Untuk proses terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-
mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba
abdominalis, dan disalurkan terus kearah medial.
(1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang di pengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks.
(2) Spermatozoa
Spermatozoa adalah proses yang kompleks. Spermatogonium
berasal dari sel primitif tubulus,menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa.
(3) Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi
atau fertilisasi dan membentuk zigot.
(4) Proses nidasi atau implantasi
Tahapan ini merupakan tempat perlekatan atau implantasi
plasenta di endometrium
(5)Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang
7

tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengar inner cell


mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas
menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan
plasenta yang berasal dari primer vili korealis.3
3) Perubahan fisiologis pada kehamilan
(1) Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya
30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak
dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin.
a) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi
oleh amnion,dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis
telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak
simfisis dan pusat.
b) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua
jari di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di
tepi atas pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
c) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3
jari di atas puasat atau sepertiga jarak antara pusat dan
prosesus xifoideus.
d) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah
setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat.
e) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar
satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum
masuk pintu atas panggul
f) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi
tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini
kepala janin telah masuk pintu atas panggu.
(2) Vagina
8

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah


karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna
merah dan kebiru-biruan ( tanda chadwicks)
(3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum grafidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbenntuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang
mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan
hormon luteotropik hipofisis anterior.
(4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak
dapat lepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomamotropin.3
a) Estrogen berfungsi
(a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
(b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak makin membesar
(c) Tekana serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan
garam menyebabkan rasa sakit pada payudara
b) Progesteron berfungsi
(a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
(b) Meningkatkan jumlah sel asinus
c) Somatomamotrofin berfungsi
(a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin
(b) Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara
(c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
(5) Berat Badan
(1) Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum hamil
(rata-rata 12,5 kg)
9

(2) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/ minggu


(3) Pengaruh dari pertumbuhan janin, pembesaran organ
maternal, penyimpanan lemak dan protein, serta peningkatan
Volume darah dan cairan interstisial pada maternal.2
4) Kebutuhan kesehatan pada ibu hamil
(1) Identifikasi dan Riwayat Kesehatan1
a) Data Umum Pribadi
Nama, Usia, Alamat, Pekerjaan Ibu/Suami, Lamanya
Menikah, Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b) Keluhan saat ini
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
Lamanya mengalami gangguan berikut
c) Riwayat Haid
HPHT, Usia Kehamilan, dan Taksiran Persalinan
d) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
(a) Asuhan kehamilan, persalinan, dan nifas kehamilan
sebelumnya
(b) Cara Persalinan
(c) Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
(d) Berat Badan Lahir
(e) Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
e) Riwayat kehamilan saat ini
Identifikasi kehamilan, Identifikasi penyulit (preeklamsia,
atau hipertensi dalam kehamilan), Penyakit lain yang diderita,
Gerakan bayi dalam kandungan
f) Riwayat Penyakit dalam Keluarga (ibu atau suami)
Diabetes Melitus, Hipertensi atau Hamil Kembar, Kelainan
bawaan
g) Riwayat Penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
Dilatasi dan Kuretase, Reparasi Vagina, Seksio Sesarea,
Serviks Inkompeten, Operasi non-goinekologi
h) Riwayat Keluarga Berencana
10

Kb suntik, Pil, AKBK, AKDR, Kondom, dll


i) Riwayat imunisasi
(2) Pemeriksaan
a) Keadaan Umum
Tanda Vital, Pemeriksaan Jantung dan Paru, Pemeriksaan
Payudara
b) Pemeriksaan Abdomen
(a) Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen, parut bekas operasi, tanda-
tanda kehamilan, gerakan janin, varises atau pelebaran
vena, hernia, edema
(b) Palpasi
Tinggi fundus, Punggung bayi, Presentasi, sejauh mana
bagian terbawah janin masuk PAP
(c) Auskultasi
10 minggu dengan Doplpler, 20 minggu dengan fetoskop
Pinard
(d) Inspekulo vagina untuk identifikasi Vaginitis pada
Trimester I/II
(3) Laboratorim
a) Pemeriksaan Lab
Analisis urin rutin, Analisis tinja urine, Hb, golongan darah,
Gula darah, Antigen Hepatitis B Virus, Antibodi Rubela,
HIV/VDRL
b) Ultrasonografi
Rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin
(4) Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan
yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil
seperti Perdaraha pervaginan, adanya air ketuban sebelum
11

waktunya, mual muntah yang berlebihan, bengkak pada


kaki,wajah dan tangan, sakit kepala hebat, gerakan janin
berkurang, demam tinggi, pandangan kabur, nyeri perut bagian
bawah yang hebat, Protein urin +

(5). Edukasi Kesehatan Bagi Ibu hamil


Kunjungan Antenatal memberi Kesempatan bagi petugas
kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi
ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (di mana,
penolong, dana, pendamping, dsb) dan cara merawat bayi.
Beberaapa informasi penting seperti :
a) Nutrisi yang adekuat (kalori, protein, kalsium, zat besi, asam
folat)
b) Perawatan Payudara
c) Perawatan gigi
d) Kebersihan tubuh dan pakaian
5) Pengukuran TFU
Pengukuran dalam centimeter untuk mengikuti pertumbuhan anak
sesuai pertumbuhan rahim saat ini sering dilakukan. Objek yang
diukiur adalah tinggi fundus uteri dan perimeter umbilical
(Lingkaran perut setinggi pusat).4
Hubungan antara tinggi fundus dan tuanya kehamilan ditentukan
dengan rumus McDonald :
Tinggi fundus uteri dalam cm = tuannya dalam bulan
3,5 cm
(6)Cara menghitung Taksiran Berat Janin
Menentukan Tafsiran Berat janin (TBJ) yaitu dengan rumus Mc
Donald (Tinggi Fundus dalam cm-n) x 11 bila kepala masuk PAP,
dan dikalikan 12 bila kepala belum masuk PAP.11
2.1.1 Anemia dalam Kehamilan
1. Definisi Anemia
a. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada Trimester I dan III atau kadar
12

<10,5 gr % pada Trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya


dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi,
terutama pada trimester II.1
b. Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal, hemoglobin
kurang dari 11 gr%10.
c. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah .
1) Patofisiologi Anemia
Perubahan fisiologi yang terjadi selama kehamilan akan
mempengaruhi jumlah sel darah normal. Peningkatan volume darah ibu
terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan
jumlah sel darah merah. Walaupun ada peningkatan sel darah merah
didalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang dengan jumlah
peningkatan plasma. Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk
penurunan kadar hemoglobin (Hb). Peningkatan jumlah eritrosit ini
juga merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan kebutuhan zat
besi selama kehamilan sekaligus untuk janin. Ketidakseimbangan
jumlah eritrosit dan plasma mencapai puncak pada trimester kedua
sebab peningkatan volume plasma terhenti menjelang akhir kehamilan,
sementara produksi sel darah merah terus meningkat.
2) Etiologi Anemia
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi
karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan, gangguan
penyerapan dan peningkatan kebutuhan zat besi yang keluar dari tubuh
misalnya karena perdarahan. Anemia dalam kehamilan yang paling
sering dijumpai adalah defisiensi besi, hal ini disebabkan kurangnya
asupan zat besi.2
3) Batasan anemia pada ibu hamil adalah sebagai berikut 3:
a. Tidak anemia Hb 11 gr%.
b. Anemia ringan Hb 9-10 gr%.
13

c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%.


d. Anemia berat Hb <7 gr%.
4) Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia, antara lain :
a. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi).
b. Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12).
c. Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari
pembentukan).
d. Anemia hipoplastik (gangguan pembekuan sel-sel darah).
5) Pengaruh Anemia
a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
 Bahaya selama kehamilan: terjadi abortus, persalinan pre-
maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini (KPD).
 Bahaya saat persalinan: Gangguan his (kekuatan mengejan), kala
I memanjang, dan terjadi partus terlantar, kala II berlangsung
lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan
perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi
perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
 Pada kala nifas: Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mamae.
b. Bahaya anemia terhadap janin:
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia
14

dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus, IUFD, persalinan


pre-maturitas, BBLR, cacat bawaan, bayi dapat mudah terkena
infeksi sampai kematian perinatal dan inteligensia rendah 7.
6) Pengobatan Anemia dalam Kehamilan
Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, berikan tambahan Ferrous
Gluconate dan asam folat. Tablet yang saat ini banyak tersedia di Puskesmas
adalah tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 mg asam
folat. Pada ibu hamil dengan anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali
sehari12
Bagi ibu yang mengalami anemia selama hamil ada baiknya
mengkonsumsi buah naga. buah naga tersebut bisa di jus atau dimakan secara
langsung. di dalam buah naga banyak terdapat kandungan zat besi sebanyak
0,65mg per 100 gramnya. Zat besi di dalam buah naga itu bisa digunakan
penambahan sel darah merah sehingga dapat mengurangi rsesiko anemia pada
ibu hamil.
2.1.2 Persalinan
1. Definisi Persalinan
a. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu 5.
b. Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu, proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif
pada serviks dan diakhiri dengan kelahiran plasenta13.
c. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta14.
1) Faktor Terjadinya Persalinan 7
15

Persalinan normal menunjukkan bahwa ketiga faktor penting yaitu,


Power (P), Passage (P) dan Passenger (P) bekerjasama dengan baik
sehingga persalinan berlangsung normal.
a. Power (His/ kekuatan kontraksi otot rahim)
Normalnya mempunyai sifat kontraksi otot rahim mulai dari
salah satu tanduk rahim, fundus dominan menjalar keseluruh otot
rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim. Otot rahim yang telah
berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi
retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim. Saat pertolongan
persalinan bidan menggunakan patograf, diharapkan ibu dapat
dikirim pada saat mencapai garis waspada sehingga keadaan janin
dan ibu tiba di rumah sakit yang mempunya fasilitas dalam keadaan
optimal. bidan dapat meningkatkan pertolongan persalinan dengan
patograf melalui observasi, melakukan evaluasi dan selanjutnya
meningkatkan usaha untuk melakukan rujukan.
b. Passage (Jalan lahir)
Passage merupakan komponen yang sangat penting dan tetap
dalam proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan
lahir lunak. Jalan lahir tulang menentukan proses persalinan apakah
dapat berlangsung normal atau melalui tindakan operasi dengan
kekuatan dari luar. Yang perlu bidan perhatikan adalah kemungkinan
ketidakseimbangan antara kepala dengan jalan lahir dalam bentuk
disproporsi sefalopelvik.
c. Passenger (Janin dan plasenta)
Kepala janin merupakan bagian dalam proses persalinan dan
memiliki ciri sebagai berikut :
 Bentuk kepala oval sehingga setelah bagian besar janin telah
lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir.
 Persendian kepala berbentuk kogel agar dapat digerakkan ke
segala arah dan memberikan kemungkinan terjadinya putaran
paksi dalam.
16

 Letak persendian kepala sedikit ke belakang, sehingga kepala


melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.
2) Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu 6 :
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan 10
cm (lengkap). Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar
(effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar
kanalis servisis akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan
membuka. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Kala pembukaan terbagi
atas 2 fase, yaitu:
 Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
 Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase .
 Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan dari 3 cm
menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal : Selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
 Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
b. Kala II ( Kala Pengeluaran Janin )
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan
lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan
masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot dasar
panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengejan.
Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka
dan perineum merenggang. adanya his dan mengejan yang
17

terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi berlangsung selama 1 ½ - 2 jam d111an pada multi ½ - 1
jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta
yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. dalam waktu 5-
10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlanngsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah
pada persalinan biasanya disebabkan oleh pelepasan uri dan robekan
pada serviks dan perineum. Jumlah perdarahan rata- rata normal
adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari
500 cc hal tersebut sudah dianggap abnormal dan harus dicari
penyebabnya. Total lamanya persalinan pada primi 14 ½ jam dan
pada multi 7 ¾ jam.
3) Perubahan Fisiologis Persalinan
a. Uterus
Uterus hamil terbagi atas tiga bagian yaitu Segmen Atas Rahim,
Segmen Bawah Rahim dan Serviks. Setiap kontraksi menghasilkan
pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter
horizontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek penting pada
proses persalinan. Pertama, pengurangan diameter horizontal
menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan
menekankan kutub bawah didorong lebih jauh kebawah dan menuju
18

ke panggul. Pemanjangan janin berbentuk ovoid yang


ditimbulkannya diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10 cm,
tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal sebagai tekanan
sumbu janin. Kedua dengan memanjangnya uterus, serabut
longitudinal ditarik tegang dank arena segmen bawah dan serviks
merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini
ditarik ke atas pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor
yang penting untuk dilatasi serviks pada otot-otot segmen bawah dan
serviks.
b. Serviks
persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya akan
menghasilkan tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban
sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak
serviks dan segmen bawah uterus. akibat kegiatan daya dorong ini,
terjadi dua perubahan mendasar, yaitu pendataran serviks dan
dilatasi serviks.
 Pendataran serviks
Obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran
serviks dari panjang sekitar cm menjadi hanya berupa muara
melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini disebut
sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas kebawah.
Serabut-serabut otot setinggi tulang servikal internum ditarik ke
atas, atau kependekan, menuju segmen bawah uterus, sementara
kondisi tulang eksternum untuk sementara tetap tidak berubah.
Pemendekan dapat dibandingkan dengan suatu proses
pembentukan terowongan yang mengubah seluruh panjang
sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul
dan mengembang dengan lubang keluar melingkar kecil. hasil
dari aktivitas myometrium yang meningkat sepanjang persapan
uterus untuk persalinan, pendataran sempurna pada serviks yang
lunak kadang kala telah selesai sebelum persalinan aktif mulai.
19

Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mucus ketika saluran


serviks memendek.
 Dilatasi serviks
Jika dibandingkan dengan korpus uteri, segen bawah uterus dan
serviks merupakan daerah yang resistensinya lebih kecil. Oleh
karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini
mengalami peregangan, yang dalam proses serviks mengalami
tarikan sentrifugal. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan
pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan
melebarkan saluran serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah,
tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen
bawah uterus juga sama efektifnya. Selaput ketuban yang pecah
dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama bagian terbawah
janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan
segmen bawah uterus. Proses pendataran dan dilatasi serviks ini
menyebabkan pembentukan kantong cairan amnion didepan
kepala.
c. Vagina dan Dasar Panggul
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah
lapisan jaringan yang bersama-sama membentuk dasar panggul.
Struktur yang paling penting adalah otot levator ani dan pasia yang
membungkus permukaan atas dan bawahnya atau dasar panggul.
Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga panggul sebagai
sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukaan atas yang
cekung dan bagian bawah yang cembung. Otot levator ani, terdiri
atas bagian pubokoksigeus dan iliokoksigeus. Selama kehamilan,
otot levator ani biasanya mengalami hipertropi. Sewaktu kontraksi,
otot levator ani menarik rectum dan vagina ke atas sesuai arah
simpisis pubis sehingga bekerja menutup vagina. Otot-otot perenium
yang lebih superfisial terlalu halus untuk berfungsi lebih dari sekedar
sebagai penyokong.
20

Pada kala satu persalinan, selaput ketuban dan bagia terbawah


janin memainkan peran penting untuk membuka bagian atas vagina.
Namun, setelah ketuban pecah perubahan-perubahan dasar panggul
seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh bagian
terbawah janin. Perubahan yang paling nyata, terdiri atas peregangan
serabut-serabut otot levator ani dan penipisa bagian tengah
perenium, yang berubah bentuk dari massa jaringan berbentuk baji
setebal 5 cm menjadi (kalau tidak dilakuka episiotomy) struktur
membra tipis yang hampir transparan dengan tebal kurang dari 1 cm.
ketika perenium teregang maksimal, anus menjadi jelas membuka
dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding
anterior rectum menonjol. Jumlah dan besar pembuluh darah yang
luar biasa, yang memelihara vagina dan dasar panggul menyebabkan
kehilangan darah yang amat besar jika jaringan ini robek14.
4) Kebutuhan Ibu Pada Saat Persalinan
a. Makan dan minum per oral
Pasien sangat dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan
berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi. Jika
pasien berada pada situasi yang memungkinkan untuk makan
biasanya pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun
ketika masuk dalam persalinan fase aktif biasanya ibu akan
menginginkan cairan.
b. Akses Intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sesuai jalur obat, cairan
atau darah. Untuk mempertahankan keselamatan jika sewaktu-waktu
terjadi keadaan darurat dan untuk mempertahankan suplay cairan
bagi pasien. Beberapa keadaan berikut ini memerlukan pemasangan
infus sejak awal persalinan antara lain :
 Multigravida lebih dari lima.
 Distensi uterus (ketegangan uterus) yang terlalu berlebihan,
misalnya dalam kondisi gemeli, polihidramnion, atau bayi besar.
21

 Induksi oksitosin.
 Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya.
 Riwayat atau predisposisi lain yang memungkinkan pasien untuk
mengalami perdarahan segera setelah melahirkan.
 Pasien mengalami dehidrasi dan keletihan.
 Pasien diketahui mengidap penyakit infeksi yang disebabkan oleh
streptococcus grup B, sehingga memerlukan terapi antibiotik
secara intravena.
 Suhu pasien lebih dari 380C pada saat persalinan.
 Kondisi obstetric patologi yang mengancam kondisi pasien,
misalnya plasenta previa, solusio plasenta, preeklamsia dan
eklamsia.
 Anastesi epidural.
c. Posisi dan Ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi
pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu
justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga
persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada
kontraindikasi dari keadaan pasien). Beberapa posisi yang dapat
diambil antara lain, rekumben lateral (miring), lutut dada, tangan
lutut, duduk, berdiri, berjalan dan jongkok.
d. Istirahat
Istirahat sangat penting untuk pasien, karena akan membuat
rileks. Di awal persalinan sebaiknya anjurkan pasien untuk istirahat
yang cukup sebagai persiapan untuk menghadapi proses persalinan
yang panjang terutama pada primipara. Jika pasien benar-benar tidak
dapat tidur terlelap karena sudah merasakan his, minimal upayakan
untuk berbaring ditempat tidur dalam posisi miring kekiri untuk
beberapa waktu. Posisi ini dikombinaskan dengan aktifitas dalam
ambulasi agar penurunan kepala janin dapat lebih maksimal.
e. Eliminasi
22

Buang air kecil (BAK) selama proses persalinan pasien akan


mengalami poliuri sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan
eliminasi dapat terpenuhi. Jika pasien masih berada dalam awal kala
I, ambulasi dengan berjalan seperti aktifitas ke toilet akan membantu
penurunan kepala janin. Hal ini merupakan keuntungan sendiri untuk
kemajuan persalinan atau jika pasien tidak dapat berjalan sendiri di
toilet maka tugas bidan atau keluarga untuk memfasilitasinya,
misalnya menggunakan pispot di tempat tidur.
f. Support dan Kehadiran Pendamping
Kehadiran seseorang yang penting dan dapat dipercaya sangat
dibutuhka oleh pasien yag aka menjalani proses bersalin. Individu ini
tidak selalu suami atau keluarga, jika diawal pertemuan bidan sudah
dapat “ memikat hati” pasien, maka hal ini merupakan satu hal yang
sangat istimewa bagi pasien dan akhirnya ia akan menjadikan bidan
sebagai orang yang paling ia percaya dalam proses persalinannya.
2.1.3 Nifas
1) Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
a. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu4.
b. Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu6.
c. Masa nifas (puerperium) ialah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu5.
2) Proses Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
23

a. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri


dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat
sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

(3) Perubahan Masa Nifas


a. Involusi Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena
kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Involusi terjadi karena masing-
masing sel menjadi lebih kecil sehingga sitoplasma yang berlebihan
dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolisis, yaitu dipecah dan
diabsorpsinya zat protein dinding rahim, kemudian dibuang dengan
air kencing. Sebagai buktinya dapat ditemukan adanya kadar
nitrogen dalam air kencing yang sangat tinggi5.
b.Involusi tempat plasenta
Setelah plasenta, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata dan berukuran kira-kira sebesar telapak
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu ke-2
menjadi hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas berukuran 1-2
cm.
Luka bekas plasenta tidak meninggalkan luka bekas parut karena
sembuh dengan cara luar biasa , yaitu dilepaskan dari dasarnya
dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa
kelenjar pada dasar luka5.
a. Perubahan pembuluh darah rahim
24

kehamilan uterus banyak mempunyai pembuluh-pembuluh


darah yang besar tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
lagi peredaran darah yang banyak, arteri harus mengecil lagi dalam
nifas5.
b. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas18.
 Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel dasidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium,
selama 2 hari pascapersalinan.
 Lochea sanguinolenta: bewarna merah kuning, berisi darah dan
lender, hari ke 3-7 pascapersalinan.
 Lochea serosa: bewarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pascapersalinan.
 Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
 Lochiotosis: lokia tidak lancar keluarnya.
b. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu
lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam waktu 6 minggu. Kadang-
kadang pada perempuan yang astenis, terjadi diastasis otot-otot
rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis
tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis, dan kulit. Tempat
yang lemah ini menonjol jika berdiri atau mengejan 5.
c. Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan edema dan
hiperemia. Terkadang edema trigonum menimbulkan obstruksi
uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam masa
nifas kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung
kemih penuh atau masih tertinggal sisa urine susadah kencing. Sisa
urine ini dan trauma pada dinding kandung kemih sewaktu
25

persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan


pyelum kembali normal dalam waktu 2 minggu5 .
d. Laktasi
Hormon yang membantu pematangan alveoli adalah hormon
estrogen dan progetron. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi
untuk produksi ASI. Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap
yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat
pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin.
Fungsi oksitosin adalah untuk mengencangkan otot rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, dan juga mengecangkan otot halus
disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh
reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara
reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis19 .
3) Perubahan Psikologis masa nifas
Ada 3 fase penyesuaian pada masa nifas, yaitu 18:
a. Fase taking in
Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan
sampai hari ke-2.
b. Fase taking hold
Pada fase ini secara bergantian timbul kebutuhan ibu untuk
mendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang lain dan
keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Fase
ini berlangsung dari hari ke 3 sampai hari ke 10 masa nifas.
c. Fase letting go
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
letting go (hari ke 10-akhir masa nifas).
4) Kebutuhan Ibu Nifas
a. Nutrisi dan cairan
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan caiaran untuk pemulihan
kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenagan serta untuk
26

memenuhi produksi air susu. Ibu dianjurkan untuk memenuhi


kebutuhan akan gizi sebagai berikut 19 :
 Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang dari 500 kalori tiap
hari.
 Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
 Minum sebaiknya 3 liter setiap hari.
 Mengkonsumsi tablet zat besi selama 40 hari post partum.
 Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
b. Ambulasi
Setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu
harus istirahat, mobilisasi yang dilakukan tergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah
ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat
tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidur
setelah 24-28 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai
mobilisasi dengan miring kanan/ kiri, duduk dan berjalan19.
c. Eliminasi
 Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi
normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam.
Kesulitan buang air kecil dapat disebabkan karena spinter uretra
tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo
spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung
kemih selama persalinan. Lakukan kateresasi apabila kandung
kemih penuh dan sulit berkemih19.
 Defekasi
Ibu diharapkan dapat buang air besar sekitar 3-4 hari post
partum. Apabila mengalami kesulitan buang air besar lakukan
diet teratur, cukup cairan, konsumsi makan yang berserat,
27

olahraga, berikan obat perangsang oral/per rektal atau lakukan


klisma bilamana perlu19.
d. Kebersihan diri
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebgai berikut19:
 Mandi teratur minimal 2 kali sehari.
 Mengganti pakaian dan alas tempat tidur.
 Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.
 Melakukan perawatan perineum.
 Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.
 Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia.

e. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain :
 Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
 Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
 Tidur siang atau saat bayi tidur.
Karena jika ibu kurang istirahat dapat menyebabkan19:
 Jumlah ASI berkurang.
 Memperlambat proses involusi uteri.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.
f. Seksual
28

Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti.


Namun demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri
tersebut. Selama periode nifas, hubungan seksual juga dapat
berkurang.
Hal yang menyebabkan pola seksual berkurang selama masa nifas
ialah19 :
 Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
 Kelelahan.
 Ketidakseimbangan hormon.
 Kecemasan berlebihan.
Pada saat melakukan hubungan seksual sebaiknya memperhatikan
waktu penggunaan kontrasepsi, dispereuni, kenikmatan, dan
kepuasan pasangan suami istri.
g. senam nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6
minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan
mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan senam nifas. Senam nifas dapat dilakukan pada saat ibu
benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau penyulit masa nifas
atau diantara makan19.
h. Keluarga berencana (Program pasca salin)
Masa persalinan merupakan saat yang paling baik untuk
menawarkan kontrasepsi, karena pada saat ini motivisi paling tinggi.
Pil kombinasi dapat mempengaruhi sekresi air susu. Biasanya
ditawarkan IUD, kontrasepsi suntik, susuk atau sterilisasi5 .
5. Kunjungan Masa Nifas
Tabel 2.4 Asuhan pada kunjungan masa nifas 19
Kunjungan Waktu Asuhan

I 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh


karena atonia uteri.
2. Mendeteksi & perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
29

perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi.
II 6 hari Memastikan involusi uteri berjalan dengan
normal, kontraksi baik, TFU dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup.
1. Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan.
2. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda kesulitan
menyusui.
3. Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir.
2 minggu Asuhan pada 2 minggu sama dengan asuhan yang
diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

IV 6 minggu 1. Menanyakan penyulit yang dialami ibu


selama masa nifas.
2. Memberikan konseling KB secara dini.
Sumber : heryani (2010)
2.1.4 Bayi Baru Lahir
1. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir Antara 2500-4000, cukup
bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital.
a. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari 20.
30

b. Masa bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12


bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi
adalah periode perkembahan yang merentang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung
pada orang dewasa21.
c. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram22.
2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
Beberapa saat dan beberapa jam pertama kehidupan ekstrauteri
adalah salah satu masa yang paling dinamis dari seluruh siklus
kehidupan. Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari
ketergantungan total kekemandirian fisiologis. Proses perubahan yang
rumit ini dikenal sebagai periode dan transisi-periode yang dimulai
ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu
untuk sistem organ tertentu.
Transisi ektrauteri bayi baru lahir yang paling dinamis dan cepat
terjadi dalam empat area: sistem pernapasan, sistem sirkulasi,
kemampuan termolegulasi dan kemampuan memperoleh sumber
glukosa.
a. Perubahan pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertantang ketika
perubahan dari lingkungan intrauteri ektrauteri, bayi baru lahir harus
segera bernapasan setelah lahir kedunia.
Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut.
Banyak bayi baru lahir magap-magap dan bahkan menangis pada
saat itu. Oleh karena itu, penghisapan mulut dan hidung dengan
sebuah suksion karet tidak diperlukan. Penggunaan alat penghisap,
seperti suksion karet atau suksion dinding harus dibatasi jika usaha
napas bayi baru lahir berkurang atau jika mekonium perlu
dibersihkan dari jalan napas.
b. Perubahan sirkulasi
31

Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem.
Tindakan ini menjadikan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan
terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini
dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai
respons terhadap tarikan napas pertama.
dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi
dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini
tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, pennutupan
fungsional foramen ovale dan ductus arteriosus terjadi segera setelah
bayi lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa
perubahan dan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara
keseluruhan berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi
yang adekuat.

c. Perubahan termoregulasi
Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir tinggi dan fleksi otot
yang baik memiliki perlindungan alami yang baik terhadap
kehilangan panas. Namun, kemampuang bayi baru lahir tidak stabil
dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai 2 hari setelah
lahir, bahkan jika bayi lahir cukup bulan dan sehat. Bidan
bekewajiban untuk mengorganisasikan lingkungan kelahiran
sehingga kehilangan panas pada bayi baru lahir yang basah dapat
diminimalkan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat
mekanisme :
a) Konveksi
Adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin.
b) Konduksi
Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin.
c) Radiasi
32

Adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan


dekat benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari
temperatur tubuh bayi.
d) Evaporasi
Adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban
pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak
segera dikeringkan.
d. Perubahan glukosa
Sebelum kelahiran, janin terpajan pada kadar glukosa darah
yang hampir konstan, sekitar 60-70 % kadar glukosa darah maternal.
Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus menemukan cara
untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang esensial bagi
fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa
darah turun selama periode waktu yang singkat (1-2 jam setelah
kelahiran). Penelitian pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat
menemukan bahwa kadar glukosa rendah fisiologis terjadi pada 1-
1,5 jam setelah bayi lahir dan kadar glukosa darah tersebut stabil
dalam 3-4 jam. Tidak ada batasan kadar glukosa darah neonatus
yang ketat untuk menentukan kebutuhan intervensi.
e. Perubahan pada darah
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru
untukmengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh
guna mengantarkan oksigen kejaringan. Perubahan siklus ini terjadi
akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh tubuh.
Oksigenasi menyebabkan sistem sistem pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya
sehingga mengubah aliran darah. Oksigen pada pernapasan pertama
ini menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya sistem pembuluh
darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi keparu-paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan
peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan pada
atrium kiri, voramen ovale secara fungsional akan menutup.
33

f. Perubahan sistem imun


Sistem imun BBL masih beum matang, sehingga menyebakan
neonates rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun
yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang
didapat.
g. Perubahan musculoskeletal
Pada waktu lahir sistem musculoskeletal lebih banyak terdiri
dari tulang rawan daripada tulang keras, namun proses osifikasi
berlangsung dengan sangat cepat pada masa tahun pertama.
h. Perubahan pencernaan
Refleks menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi
saat bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu. Kemampuan bayi
untuk mencerna, menyerap dan metabolisme bahan makanan sdudah
adekuat tetapi terbatas pada fungsi-fungsi tertentu.

i. Perubahan perkemihan
Pada bayi semua stuktur ginjal sudah ada tetapi kemampuan
ginjal untuk mengkonsentrasikan urine dan mengatur kondisi cairan
serta fluktuasi elektrolit belum maksimal. Volume output urine total
per 24 jam sekitar 200-300 ml sampai denga akhir minggu pertama21:
j. Adaptasi Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna.
 Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
 Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku
yang lebih kompleks (misalnya: control kepala, tersenyum, dan
meraih dengan tujuan) akan berkembang.
 Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting
perkembangan normal.
34

Tabel 2.5 Refleks pada Bayi Baru Lahir


Refleks Respons Normal Respons Abnormal

Rooting dan Bayi baru lahir menoleh Respons yang lemah atau
menghisap kepala ke arah stimulus, tidak ada respons terjadi
membuka mulut dan mulai pada prematuritas,
menghisap bila pipi, bibir penurunan atau cedera
atau sudut mulut bayi neurologis atau depresi
disentuh dengan jari atau sistem saraf pusat (SSP)
puting

Menelan Bayi baru lahir menelan Muntah, batuk, atau


berkoordinasi dengan regurgitasi cairan dapat
menghisap bila cairan ditaruh terjadi; kemungkinan
di belakang lidah berhubungan dengan
sianosis sekunder karena
prematuritas, deficit
neurologis atau cedera;
terutama terlihat setelah
laringoskopi

Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan Ekstruksi lidah secara


lidah keluar bila ujung lidah kontinu atau menjulurkan
disentuh dengan jari atau lidah yang berulang-ulang
puting terjadi pada kelainan SSP
dan kejang

Moro Ekstensi simetris bilateral Respons asimetris terlihat


dan abduksi seluruh pada cedera saraf perifer
ekstremitas, dengan ibu jari (pleksus brakialis)atau
dan jari telujuk membentuk fraktur klavikula atau
huruf ‘c’, diikuti dengan fraktur tulang panjang
adduksi ekstremitas dan lengan atau kaki
kembali ke fleksi relaks jika
posisi bayi berubah tiba-tiba
atau jika bayi diletakkan
telentang pada permukaan
35

yang datar

Melangkah Bayi akan melangkah dengan Respons asimetris terlihat


satu kaki dan kemudian kaki pada cedera saraf SSP
lainnya dengan gerakan atau perifer atau fraktur
berjalan bila satu kaki tulang panjang kaki
disentuh pada permukaan
rata
Respons asimetris terlihat
Bayi akan berusaha untuk
pada cedera saraf SSP dan
Merangkak merangkak ke depan dengan
gangguan neurologis
kedua tangan dan kaki bila
diletakkan telungkup ada
permukaan datar

Tonik leher Ekstremitas pada satu sisi Respons persisten setelah


atau fencing dimana saat kepala bulan keempat dapat
ditolehkan akan ekstensi, dan menandakan cedera
ekstremitas yang berlawanan neurologis. Respons
akan fleksi bila kepala bayi menetap tampak cedera
ditolehkan ke satu sisi selagi SSP dan gangguan
beristirahat neurologis

Terkejut Bayi melakukan abduksi dan Tidak adanya respons


fleksi seluruh ekstremitas dapat menandakan defisit
dan dapat mulai menangis neurologis atau cedera.
bila mendapat gerakan Tidak adanya respons
mendadak atau suara keras secara lengkap dan
konsisten terhadap bunyi
keras dapat menandakan
ketulian. Respons dapat
menjadi tidak ada atau
berkurang selama tidur
malam

Ekstensi Kaki bayi yang berlawanan Respons yang lemah atau


36

silang akan fleksi dan kemudian tidak ada respons yang


ekstensi dengan cepat seolah terlihat pada cedera saraf
-olah berusaha untuk perifer atau fraktur tulang
memindahkan stimulus ke panjang
kaki yang lain bila diletakkan
telentang; bayi akan
mengekstensikan satu kaki
sebagai respons terhadap
stimulus pada telapak kaki

Glabellar Bayi akan berkedip bila Terus berkedip dan


dilakukan 4 atau 5 ketuk gagal untuk berkedip
“blink”
pertama pada batang hidung menandakan
saat mata terbuka kemungkinan gangguan
neurologis

Palmar graps Jari bayi akan melekuk di Respons ini berkurang


sekeliling benda dan pada prematuritas.
menggenggamnya seketika Asimetris terjadi pada
bila jari diletakkan di kerusakan saraf perifer
tangan bayi. (pleksus brakialis) atau
fraktur humerus. Tidak
ada respons yang terjadi
pada deficit neurologis
yang berat

Plantar grasp Jari bayi akan melekuk di Respons yang berkurang


sekeliling benda seketika bila terjadi pada prematuritas.
jari diletakkan di telapak kaki Tidak ada repspons yang
bayi terjadi pada defisit
neurologis yang berat

Tanda Jari-jari kaki bayi akan Tidak ada respons yang


babinski hiperekstensi dan terpisah terjadi pada defisit SSP
seperti kipas dari dorsofleksi
ibu jari kaki bila satu sisi
kaki digosok dari tumit ke
37

atas melintas bantalan kaki

Sumber : Varney Helen,


Ciri-ciri umum bayi
a. Indikator kesehatan bayi:
Indikator kesehatan bayi adalah dengan melihat peningkatan tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala dan lingkar dada.
b. Monitoring tumbuh kembang bayi:
 Monitoring tumbuh kembang bayi dilakukan dengan
merencanakan/ menggambarkan ukuran pada catatan
pertumbuhan standar, spesifik terhadap anak laki-laki dan
perempuan; dari lahir sampai usia 3 tahun dan dari usia 3 tahun
sampai 18 tahun.
 Catatan: Pertumbuhan disini mengindikasikan parameter rata-rata.
Disamping itu, anak-anak secara individu seharusnya dievaluasi
sesuai dengan genetik, jenis kelamin, kesehatan dan faktor-faktor
lingkungan.

3. kebutuhan Bayi Baru Lahir


a. Pola Nutrisi
Setelah bayi baru lahir, segera susukan pada ibunya, apakah ASI
keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kgBB,
selanjutnya ditambah 30 cc/kgBB untuk hari berikutnya.
b. Pola Eliminasi
Proses pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama
setelah lahir, konsistensinya agak lembek, berwarna hitam kehijauan.
Selain itu, diperiksa juga urin yang normalnya berwarna kuning.
c. Pola Istirahat
Pola tidur bayi baru lahir adalah 14 – 18 jam/hari.
d. Pola Aktivitas
Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB serta memutar kepala
untuk mencari puting susu.
38

e. Riwayat Psikososial
Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu
menerima dan merawat anggota baru.
4. Masalah bayi baru lahir
a. Hipotermi
Hipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36 o C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin. Akibat hipotermia adalah
meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya
metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
b. Hipertermi
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan
termoregulasi. Hal ini terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas. Gejala
yang biasa terjadi adalah panas, kulit kering, kulit menjadi merah.

c. Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi
dimana jumlah glukosa dalam plasma darah berlebihan.
Hiperglikemia disebabkan oleh ibu hamil dengan diabetes mellitus.
d. Tetanus neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit yang diderita oleh bayi
baru lahir yang disebabkan karena basil klostridium tetani.
Tanda gejalanya seperti, suhu tubuh tiba-tiba panas, malas/tidak mau
menyusu, mulut mencucu, mudah terangsang, gelisah, dan sering
kejang 8.
e. Gangguan pernafasan
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh
berbagai sebab. Apabila gangguan pernapasan tersebut disertai
39

tanda-tanda hipoksia. Penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru


lair antara lain sebagai berikut 4:
 Obstruksi jalan nafas.
 Penyakit parenkhim paru-paru.
 Kelainan perkembangan organ.
d. Dehidrasi
Kadar air dalam tubuh tanpa jaringan lemak ± 82 %. Apabila
bila kehilangan cairan 5% atau lebih, akan terjadi dehidrasi. Gejala
yang sering terjadi adalah bayi mengantuk, tampak kehausan, kulit,
bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental, mata dan ubun-ubun
cekung, warna kulit pucat atau sianosis, turgor kulit berkurang,
ekstremitas dingin serta gelisah.
f. Ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit/sklera mata menjadi
kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus ada
yang terjadi secara fisiologis dan ada patologis. Ikterus yang
patologis terjadi pada lebih dari hari ketiga dan memiliki kadar
bilirubin >20 mg%.

5) Kunjungan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan
komprehensif, manajemen terpadu bayi muda untuk bidan yang
meliputi:
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare dan berat badan rendah.
b. Perawatan tali pusat.
c. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir.
d. Imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir.
e. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA.
f. Penanganan dan rujukan kasus.
40

Tabel 2.6 Jadwal kunjungan KN dan KF


KN (Kunjungan Neonatal)

KN1 (6 – 48 jam)

KN2 (3 hari – 7 hari)

KN3 (8 – 28 hari)

2.1.5 Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan
atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap. Tujuan dilakukan
rujukan tersebut untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Meskipun sebagian
besar ibu akan menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15%
diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi, biasanya bidan menggunakan
istilah BAKSOKU untuk mengingat hal yang penting saat melakukan
rujukan. Istilah BAKSOKU sangat efisien untuk digunakan dalam
kegawatdaruratan, adapun penjelasannya yaitu16 :

1) B (Bidan)
Pastikan ibu dan / bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menatalaksana gawatdarurat obstetri dan bayi baru
lahir untuk dibawa ke fasilitas kesehatan.
2) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas
dan bayi baru lahir (tabung suntik), selang IV, alat resusitasi dan lain-lain)
bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut
mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas
rujukan.
3) K (Keluarga)
41

Beritahu dan jelaskan ibu beserta keluarga mengenai kondisi dan alasan
ibu atau bayi dirujuk.
4) S (Surat)
Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan/ bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan
hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/ bayi
baru lahir. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik.
5) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama diperjalanan.
6) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman.
7) U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan
lain yang diperlukan selama ibu dan/ atau bayi baru lahir tinggal di
fasilitas rujukan.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan
konseling. Asuhan kebidanan komprehensif mencangkup 4 kegiatan
pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan
kehamilan (Antenatal Care), asuhan kebidanan persalinan (Intranatal
Care), asuhan kebidanan masa nifas (Postnatal Care) dan asuhan bayi
baru lahir (Neonatal Care)13.

2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Komprehensif


Tujuan asuhan kebidanan komprehensif adalah melaksanakan
pendekatan manajemen kebidanan pada kasus kehamilan, persalinan, nifas
42

dan bayi baru lahir, sehingga dapat menurunkan atau menghilangkan


angka kesakitan ibu dan anak13.
2.2.3 Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup prakteknya. Berdasarkan ilmu kebidanan
mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. Dalam standar asuhan
kebidanan yakni meliputi perencanaan salah satu kriteria perencanaan
yaitu melakukan rencanaan tindakan disusun berdasarkan prioritas
masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan
secara komprehensif. Sehingga asuhan kebidanan komprehensif dilakukan
berdasarkan standar asuhan kebidanan13.
2.2.4 Dokumentasi Kebidanan 7 Langkah Varney
1) Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data/informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien/klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara23 :
a. Anamnesa riwayat kesehatan.
b. Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
d. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
e. Pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
2) Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan23.
3) Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasinya
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose potensal
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang telah
43

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila


memungkinkan dilakukan pencegahan23.
4) Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindaka segera oleh bidan atau dokter
dan atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain dengan kondisi klien23.
5) Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi23.
6) Melaksanakan Langsung Asuhan Dengan Efisien dan Aman
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya23.

7) Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakuka keefektifan dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah bener-bener telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika benar memang efektif dalam pelaksanaannya23.
2.2.5 Metode Pendokumentasian SOAP
1) Metode pendokumentasian SOAP
Menurut Helen Varney, alur berpikir seorang bidan saat
menghadapi klien meliputi 7 langkah agar diketahui apa yang telah
dilakukan oleh bidan melalui proses berpikir sistematis, maka di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas 4 langkah yang
disarikan dari proses pemikiran pelaksanaan kebidanan yang dipakai
untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien
44

sebagai catatan perkembangan asuhan/ kemajuan yang dijelaskan


sebagai berikut :
a. Subyektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil
bertanya pada pasien dan keluarga pasien (Identitas, keluhan,
riwayat penyakit, riwayat psikologis, riwayat menarche riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB,
pola hidup).
b. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan dari fisik
klien, hasil lab dan tes diagnosa yang dirumuskan dalam data
untuk mendukung didirikannya assessment. Tanda gejala objektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan keadaan umum, tanda-
tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, pemeriksaan
kebidanan, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

c. Assessment (A)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu
identifikasi.
 Diagnosa atau masalah
 Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial.
d. Planning (P)
45

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assessment untuk
dimasukkan dalam planning.
2) Penjabaran
a. Langkah 1 pengumpulan data
kerangka berpikir varney, dituangkan dalam bentuk SOAP adalah
pengumpulan data subjektif dan objektif.
 Subjektif
Pendokumentasian hasil pengumpulan data seperti identitas,
keluhan, riwayat penyakit, riwayat psikologis, riwayat
menarche riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, riwayat KB, pola hidup.
 Objektif
Tanda gejala dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil lab dan
tes diagnosa yang dirumuskan dalam data untuk mendukung
didirikannya assessment. Tanda gejala objektif yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, pemeriksaan
kebidanan, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.
b. Langkah 2,3 dan 4 varney
 Langkah 2 Interprestasi data
Data yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.

 Langkah 3 Mengidentifikasi diagnosa


Pada langkah ke-3 ini bidan dituntut untuk mampu
mengatisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
dengan diagnosa lain sesuai tindakan antisipasi agar masalah
atau diagnosa potensial tidak terjadi.
 Langkah 4 Menetapkan kebutuhan
46

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau


dokter untuk melakukan konsultasi atau ditangani bersama
dengan anggota lain sesuai dengan kondisi klien.
kerangka fikir varney, dituangkan dalam bentuk SOAP yaitu :
Assessment (A)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif dan objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu
identifikasi, yang meliputi :
 Diagnosa atau masalah.
 Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial.
 Tindakan segera.
c. Langkah 5,6 dan 7 varney
 Langkah 5 Menyusun rencana asuhan
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi.
 Langkah 6 Pelaksanaan langsung asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara
efisien dan aman.
 Langkah 7 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang
telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
kerangka fikir varney, dituangkan dalam bentuk SOAP yaitu :
Planning (P)
Menggambarkan asuhan kebidanan berdasarkan assesment
untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dimasukkan
dalam planning.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kehamilan
3.1.1 Kunjungan Awal Kehamilan
Pengkajian
Hari/Tanggal : Senin /06 april 2018
Jam : 08.00 Wita
Nama Mahasiswa : Ade Tesya Rulli Oktavia
I. Data Subjektif
A. Biodata Klien
Istri
Nama : Ny. NH
Umur : 32 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : PAMUSIAN RT 19
Suami
Nama : Tn. M
Umur : 30 Tahun
Suku/Bangsa : india / WNI
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : PAMUSIAN RT 19
Status perkawinan klien
Usia klien saat menikah : 22 Tahun
Lama menikah : 2 Tahun
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan gatal pada daerah kemaluan
C. Riwayat Obstetri dan Ginekologi

47
48

1. Riwayat obstetric
Menacrhe : 14 Tahun
Siklus haid : 28 hari, Teratur
Lama haid : 7 hari
Dysmenorrhea : Tidak ada
Banyaknya : 3 x ganti pembalut
HPHT : 16-08-2017
Taksiran Partus : 24-05-2018
Usia kehamilan : 37minggu 1 hari
2. Riwayat Ginekologi
Keputihan : Ada
Perdarahan diluar haid: Tidak ada
Tumor/kista : Tidak ada
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Tahu Kehamil Penolon Jenis Penyul BB/ Keterang


o n an g Persalina it TB an
n
1 10 Aterm Dr. Spontan Tidak 4000/5 Hidup
tahu SpOg ada 1
n
2 2 Aterm Bidan spontan Tidak 3000/5 Hidup
tahu ada 0
n
3 Ham
il ini
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan klien
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti :
jantung. penyakit menurun : darah tinggi, kencing manis. Menular :
HIV, TBC.
b. Riwayat kesehatan keluarga
49

Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak suami dan istri
tidak ada yang menderita penyakit menahun : jantung. Menurun :
darah tinggi, kencing manis. Menular : HIV, TBC.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 bulan
6. Keadaan kehamilan sekarang
a. Trimester I
Ibu mengatakan pada trimester I melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 kali, pada usia kehamilan 8 minggu di Puskesmas
Gunung lingkas, keluhan yang dirasakan saat trimester I tidak ada ,
anjuran yang diberikan oleh bidan saat pemeriksaan mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi dan pola istirahat dirumah.pengobatan
yang diberikan diterima oleh ibu yaitu terapi obat SF 180 mg
diminum 1 kali sehari dan vitamin C 50 mg diminum 2 tablet
sehari.
b. Trimeseter II
Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
setiap bulan kunjungan, pada trimester II melakukan pemeriksaan
4 kali pada usia kehamilan 13 minggu 4 hari, 18 mingggu, 22-23
minggu dan 26-27 minggu dan pemeriksaan Dokter spog sebanyak
1x Keluhan yang dirasakan saat trimester II tidak ada, anjuran
yang diberikan oleh bidan saat pemeriksaan mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi dan mengatur pola istirahat di rumah.
Pengobatan yang diterima oleh ibu yaitu terapi obat SF 180 mg
diminum 1 kali sehari dan vitamin C 50 mg diminum 2 tablet
sehari.
c. Trimester III
Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
setiap bulan. Kunjungan pada trimester III melakukan pemeriksaan
3 kali pada usia kehamilan 31-32 minggu, 33-34 minggu dan 35-36
minggu usia kehamilan. Keluhan yang dirasakan saat trimester III
pusing dan ibu mengalami anemia ringan. Kadar hemoglobin pada
50

31-32 minggu 13,3gr/dL, pada 33-34 minggu 13,3 gr/dL dan 36-37
minggu 10,6 gr/dL. Anjuran yang diberikan oleh bidan saat
pemeriksaan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan mengatur pola istirahat di rumah. Pengobatan yang diterima
oleh ibu yaitu terapi obat Sangobion 500 mg diminum 3 kali sehari
dan vitamin C 50 mg diminum 3 kali 2 tablet sehari.
7. Pola kebiasaan selama hamil
a. Pola nutrisi
Makan : Ibu mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan menu nasi,
lauk, sayur.
Minum : ibu mengatakan minum air putih 7-8 gelas/hari
8. Personal hygiene
Ibu mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian sehabis mandi 2
kali sehari, dan keramas dua hari sekali.
9. Pola eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning/jernih
Bau : Pesing
Keluhan : Tidak ada keluhan
b. BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada keluhan
10. Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama hamil masih dapat melakukan aktifitas seperti
biasa sebelum hamil yaitu mencuci, memasak dan menyapu.
11. Pola istirahat dan tidur
Ibu mengatakan tidur malam 7 jam dan ibu tidak pernah tidur siang.
12. Data Psikososial
a. Data psikologis
51

Ibu mengatakan bahagia dengan kehamilannya saat ini.


b. Data sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga
baik-baik saja.
13. Spiritual
Ibu mengatakan setiap hari minggu melakukan ibadah di gereja.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Berat badan : 62 kg
d. Tinggi badan : 159 cm
e. LILA : 29 cm
f. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 Mmhg
Nadi : 88x /menit
Pernafasan : 17x /menit
Suhu : 36,5 °C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Inspeksi :Warna rambut tampak hitam, bersih tidak
berketombe.
b. Muka
Inspeksi :Tampak pucat, tidak tampak cloasma
gravidarum.
Palpasi : Tidak teraba odema.
c. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
d. Telinga
Inspeksi :Sejajar dengan mata, tampak bersih dan tidak
ada serumen.
e. Mulut
52

Inspeksi : Bibir tampak kering dan tampak pucat, tidak tampak


stomatitis, lidah bersih.
f. Leher
Inspeksi : Tidak tampak pembengkakan kelenjar tyroid,
kelenjar limfe dan vena jugularis.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan pada kelenjar tyroid,
kelenjar limfe dan vena jugularis.
g. Mamae
Inspeksi : Tampak simetris kanan dan kiri, putting susu
tenggelam, tidak ada retraksi/ dimpling dada yang
berlebihan.
Palpasi : Tidak teraba benjolan yang abnormal pada payudara dan
tidak tampak pengeluaran kolostrum.
h. Abdomen
Inspeksi : Tampak linea nigra,tampak strie gravidarum, tidak
tampak luka bekas operasi.
Palpasi
Leopold I : TFU : ½ pusat dengan Prosesus Xiphoideus. Teraba
bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II: Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 29 cm.
TBJ : (29-12) x 155 = 2.635 gram.
Auskultasi : DJJ: 140x /menit.
i. Ekstermitas
Inspeksi : Ekstremitas atas dan bawah Simetris kanan kiri dan
pergerakan baik.
Palpasi : Ekstremitas atas dan bawah tidak teraba odema.
Perkusi : Reflek Patella ka / ki : +/ +
3. Pemeriksaan Penunjang
53

HB : 10,6 gr/dL.
Protein urine : Negatif.
Glukosa urine : Negatif.
Golongan darah :

III. Assessment
G3P2A0 hamil 35 minggu 1 hari janin tunggal hidup intrauterin dengan
anemia ringan,
IV. Planning
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan senyum, salam dan sapa pada
klien.
Evaluasi : Telah dilakukan pendekatan terapeutik dan ibu kooperatif.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
KU : Baik Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 120/70 mmhg
N : 88x /menit
R : 17x /menit
S : 36,5°C
Muka dan bibir tampak pucat.
Konjungtiva anemis.
Pemeriksaan abdomen.
Leopold I : TFU : pertengahan pusat dengan prosesus xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II: Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 30 cm.
TBJ : (29-12) x 155 = 2.635 gram.
Auskultasi : DJJ: 140x /menit.
Hb : 10,4 gr/dL.
54

Evaluasi : Pemeriksaan telah dilakukan dan ibu dalam keadaan anemia


ringan. Janin dalam keadaan baik.

3. Memberikan KIE tentang :


a. Keluhan yang ibu rasakan tentang keputihan yang ia alami saat ini
adalah hal normal yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon.
Hal ini tidak perlu dikhawatirkan selama keputihan tidak berwarna,
berbau dan gatal.
Mengajurkan ibu untuk menjaga personal hygiene nya, khususnya
pada daerah kemaluan dengan cara membilas bersih kemaluan
setelah buang air kecil, kemudian setelah bersih (tidak ada lendir
keputihan) lanjut membilas ke arah anus. Selanjutnya, mengeringkan
dengan handuk agar tidak basah/lembab pada celana dalam. Pakailah
celana dalam yang berbahan katun sehingga menyerap keringat.
Ganti celana dalam 2x atau lebih jika celana dalam terasa lembab.
b. Memberitahu ibu bahaya anemia bagi ibu dan janin :
1) Persalinan prematuritas.
2) Perdarahan .
3) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
c. Pola nutrisi yaitu ibu sebaiknya makan 3-4x /hari selama hamil
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi
seperti : sayuran hijau, ikan, telur, dan kacang tanah.
d. Pola istirahat dengan tidur siang minimal 1 jam/hari dan tidur malam
8 jam/hari. Klien perlu mendapat istirahat yang cukup dan hindari
bergadang agar anemia yang ia alami segera teratasi.
e. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara pranatal
1) Kompres puting dan sekitar areola dengan kapas/lap yang diberi
baby oil.
55

2) Bersihkan puting dan area sekitarnya dengan handuk kering yang


bersih.
3) Pegang kedua puting lalu tarik keluar bersama dan diputar
kedalam 20 kali, keluar 20 kali.
4) Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut
dari pangkal menuju puting susu sebanyak 30 kali.
5) Kemudia pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1-2 tetes
untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat.
6) Pakailah bra yang menopang payudara.
Evaluasi : Ibu telah diberikan KIE. Kebutuhan nutrisi, istirahat dan rasa
nyaman ibu telah terpenuhi. Serta ibu telah mengetahui
bahaya anemia dan teknik perawatan payudara masa
kehamilan.
4. Memberitahu ibu untuk menyiapkan barang-barang untuk proses
persalinan, seperti :
a. Uang/ Jaminan kesehatan.
b. Transportasi.
c. Pakaian ibu dan bayi.
d. Tempat bersalin yang diinginkan.
e. Keluarga sebagai pendamping.
f. Buku KIA.
g. Keluarga yang bergolongan darah sama.
Evaluasi : Telah memberitahu ibu barang yang perlu disiapkan dalam
persalinan. Ibu mengerti dan akan menyiapkan barang-
barang untuk proses persalinan nanti.
5. Memberikan terapi obat
a. Sangobion 3 kali sehari 250 mg pada pagi hari sesudah makan untuk
menghindari perut yang kosong. Siang hari setelah makan siang Dan
malam hari sebelum tidur untuk menghindari rasa mual dan pusing
yang akan timbul akibat tablet zat besi tersebut. Hindari konsumsi
tablet zat besi dengan kopi, teh atau susu karena dapat menghambat
56

penyerapan zat besi, akan baik penyerapannya jika dengan konsumsi


air jeruk atau buah-buahan yang mengandung vit.c.
b. Vit. C 3 kali 2 tablet sehari 50 mg untuk membantu penyerapan zat
besi.
Evaluasi : Ibu telah diberi terapi obat. Ibu telah mengetahui aturan
minum obat yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu kunjungan ulang untuk pemeriksaan kembali pada
tanggal 13 april 2018.
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang. ibu
bersedia datang kunjungan ulang sesuai jadwal yang
diberikan.
7. Melakukan dokumentasi.
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap.
3.1.2 Kunjungan Ulang Kehamilan
Pengkajian
Hari/Tanggal : Jumaat 13 april 2018
Jam : 09.00 Wita
I. Subjektif
1. Ibu mengatakan sakit pinggang.
2. Ibu mengatakan sudah tidak gatal pada daerah kemaluan.
II. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik.
b. Kesadaran : Compos Mentis.
c. BB : 65
d. Tanda-tanda vital
Tensi : 110/70 mmHg.
Suhu : 36,8o C.
Pernapasan : 17 x / menit.
Nadi : 87 x/ menit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
57

Inspeksi : Tidak tampak oedema, tidak tampak pucat, tidak tampak


cloasma gravidarum.
Palpasi : Tidak teraba odema.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak tampak anemis dan sklera tidak
tampak ikterik.
c. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak pucat, tampak lembab, lidah bersih
dan tidak ada sariawan.
d. Leher
Inspeksi : Tidak tampak pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar
tiroid dan vena jugularis.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
e. Mamae
Inspeksi : Puting susu tampak menonjol dan tidak tampak
pengeluaran kolostrum.
Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal.
f. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak linea nigra dan
tampak strie gravidarum.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU: 3 jari dibawah prosesus xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang
(Punggung).
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP
(Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 30 cm.
TBJ : 2.790 gram.
58

Auskultasi : DJJ: 142x /menit.


g. Ekstermitas
Inspeksi : Tidak tampak odema, tidak tampak
varises.
Palpasi : Tidak teraba odema.
h. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,2 gr/dL.

III. Assessment
G3P2A0 Hamil 38 minggu 1 hari janin tunggal hidup intra uterine
IV. Planning
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan senyum, salam dan sapa pada
klien.
Evaluasi : Telah dilakukan pendekatan terapeutik dan ibu kooperatif.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis.
TTV : TD : 110/70 mmhg.
N : 87x /menit.
R : 17x /menit.
S : 36,8° C.
Pemeriksaan abdomen
Leopold I : TFU: 3 jari dibawah prosesus xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II :Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III :Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV :Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 30 cm.
TBJ : 2.790 gram.
59

Auskultasi : DJJ: 142x /menit.


Hb : 11,2 gr/dL.
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan ibu serta janin dalam
keadaan normal.
3. Menjelaskan keluhan yang ibu rasakan bahwa nyeri pinggang tersebut
akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Sering
juga akibat membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat,atau
angkat beban. Oleh karena itu, hindari hal-hal diatas, mengkompres
punggung dengan air hangat, mandi air hangat, dan pijat/ usapan pada
punggung.
Evaluasi : Telah menjelaskan keluhan yang ibu rasakan. Ibu mengerti
cara mengatasi keluhan tersebut.
4. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi yang seimbang.
Serta mengingatkan ibu untuk menjaga pola istirahatnya yang cukup.
Evaluasi : Telah mengingatkan ibu untuk menjaga pola nutrisi dan
istirahat yang cukup. Kebutuhan nutrisi, cairan dan istirahat
ibu berpenuhi.
5. Memberikan terapi obat
a. Sangobion 1x1 500 mg pada malam hari sebelum tidur untuk
menghindari rasa mual dan pusing yang akan timbul akibat tablet
zat besi tersebut. Hindari konsumsi tablet zat besi dengan kopi, teh
atau susu karena dapat menghambat penyerapan zat besi, akan baik
penyerapannya jika dengan konsumsi air jeruk atau buah-buahan
yang mengandung vit.c.
b. Vit. C 2x1 50 mg untuk membantu penyerapan zat besi.
Evaluasi : Ibu telah diberi terapi obat. Dan ibu akan teratur minum obat
sesuai aturannya.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 20 april 2018
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dan ibu
bersedia untuk kunjungan ulang.
7. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap.
60

3.1.3 Kunjungan Ulang Kehamilan


Pengkajian
Hari/Tanggal : Selasa, 20 april 2018
Jam : 09.00 Wita
I. Subjektif
1. Ibu mengatakan sakit pinggang.
2. Ibu mengatakan tidak melakukan semua yang dianjurkan untuk
mengatasi keluhan sakit pinggangnya.
II. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik.
b. Kesadaran : Compos Mentis.
c. BB : 67 kg.
d. Tanda-tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg.
Suhu : 36,6o C.
Pernapasan : 17 x / menit.
Nadi : 81 x/ menit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Inspeksi : Tidak tampak oedema, tidak tampak pucat, tidak tampak
cloasma gravidarum.
Palpasi : Tidak teraba odema.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak tampak anemis dan sklera tidak
tampak ikterik.
c. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak pucat, tampak lembab, lidah bersih
dan tidak ada sariawan.
d. Leher
Inspeksi : Tidak tampak pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar
tiroid dan vena jugularis.
61

Palpasi : Tidak teraba pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar


tiroid
dan vena jugularis.
e. Mamae
Inspeksi : Puting susu tenggelam dan tidak tampak pengeluaran
kolostrum.
Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal.
f. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak linea nigra dan
tampak strie gravidarum.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah Prosesus Xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II :Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang
(Punggung).
Leopold III :Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV :Bagian terendah janin sudah masuk PAP
(Divergen).
TFU (Mc Donald) : 34 cm.
TBJ : 3.565 gram.
Auskultasi: DJJ : 151 x/menit.
g. Ekstermitas
Inspeksi :Tidak tampak odema, tidak tampak varises.
Palpasi : Tidak teraba odema.
h. Pemeriksaan penunjang
HbsAg : Non Reaktif.
III. Assessment
G3P2A0 Hamil 39 minggu 1 hari janin tunggal hidup intra uterine
IV. Planning
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan senyum, salam dan sapa pada
klien.
62

Evaluasi : Telah dilakukan pendekatan terapeutik dan ibu kooperatif.


2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis.
TTV : TD : 110/80 mmhg.
N : 81x /menit.
R : 17x /menit.
S : 36,6°C.
Pemeriksaan abdomen
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah Prosesus Xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II :Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III: Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP (Divergen).
TFU (Mc Donald) : 34 cm.
TBJ : 3.565 gram.
Auskultasi: DJJ : 151 x/menit.
HBsAg : Non Reaktif.
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan ibu serta janin dalam
keadaan normal.
3. Melakukan evaluasi KIE yang pernah diberikan tentang keluhan sakit
pinggang.
Evaluasi : Ibu masih melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat air
dan tidak pernah melakukan saran untuk mengkompres pinggang
dengan air hangat.
4. Memberitahu ibu untuk menjaga posisi tubuhnya, seperti: Posisi tubuh
ibu, dimana ketika ibu berdiri lakukan posisi tubuh tegak tanpa
membungkukkan badan ke depan, duduk dengan kaki menapak dan
punggung bersandar sehingga dapat mencegah bengkak dan nyeri
punggung. Dengan mempertahankan posisi tubuh sebaik mungkin akan
mengurangi keluhan nyeri pinggang.
63

Evaluasi: Telah memberitahu ibu untuk menjaga posisi tubuhnya dan


ibu bersedia melakukan yang dianjurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola nutrisinya, istirahat yang
cukup dan menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitasnya.
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk menjaga pola nutrisi dan
istirahatnya. Kebutuhan nutrisi dan istirahat ibu terpenuhi.
6. Mengingatkan persiapan persalinan, seperti :
a. Uang/ jaminan kesehatan.
b. Transportasi.
c. Pakaian ibu dan bayi.
d. Tempat bersalin yang diinginkan.
e. Keluarga sebagai pendamping.
f. Buku KIA.
g. Keluarga yang bergolongan darah sama.
Evaluasi : Telah mengingatkan ibu untuk menyiapkan perlengkapan
persalinan. Dan perlengkapan telah disiapkan .
7. Memberitahukan tanda awal persalinan, seperti :
a. Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan
semakin lama.
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan
ketuban dari jalan lahir.
Evaluasi : Telah memberitahu ibu tanda awal persalinan. Belum ada
tanda awal persalinan.
8. Memberikan terapi obat
a. Sangobion 1x1 500 mg pada malam hari sebelum tidur untuk
menghindari rasa mual dan pusing yang akan timbul akibat tablet
zat besi tersebut. Hindari konsumsi tablet zat besi dengan kopi, teh
atau susu karena dapat menghambat penyerapan zat besi, akan baik
penyerapannya jika dengan konsumsi air jeruk atau buah-buahan
yang mengandung vit.c.
b. Vit. C 2x1 50 mg untuk membantu penyerapan zat besi.
Evaluasi : Ibu telah diberi terapi obat. Ibu teratur meminum obat yang
64

diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan jika terdapat tanda persalinan atau
jika ibu memiliki keluhan.
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan jika

3.2 Persalinan
Pengkajian
Hari/Tanggal : 18 MEI 2018
Jam : 21.00 WITA
A. SUBYEKTIF
1) Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin melahirkan anak ke- 3.
2) Keluhan utama : Ibu mengatakan perut kencang-kencang sejak jam 14.00
Wita dan keluar air-air dan lendir darah jam 15.00 Wita.
3) Tanda-tanda persalinan
Kontraksi : Ada
Sejak tanggal : 18-5-2018
Pukul : 18.00.00 Wita
4) Pengeluaran per vaginam
Lendir darah : Ada
Air ketuban : Tidak ad
Darah : Tidak ada
5) Masalah-masalah khusus: Tidak ada
6) Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 16-08-2017
Riwayat haid : Teratur
65

Lamanya : ± 7 hari
Siklus : ± 28 hari
ANC : TM I : 1 x Di Puskesmas
TM II : 3 x Di Puskesmas
TM III : 8 x Di Puskesmas
Riwayat imunisasi TT : TT1 : SD
TT2 : SD
TT3 : Catin
TT4 : Anak pertama
TT5 : Anak kedua

7) Riwayat persalinan yang lalu


Hamil Umur Jenis Jenis Komplikasi Penolong BB/TB
ke kelamin persalinan
1. 10 Laki-laki Spontan Tidak ada DR.SPOG 4000/52
Tahun
2. 2 tahun Laki-laki Spontan Tidak ada Bidan 3000/51
8) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Ada
9) Makan dan minum terakhir pukul : 20.00 wita /23.00 wita
10) Buang air besar terakhir : 14.00 wita
11) Buang air kecil terakhir : 17.00 wita
12) Tidur : Ibu mengatakan tidak
bisa tidur nyenyak.
13) Psikologis : Stabil
14) Keluhan lain : Tidak ad
B. OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Status emosional : Stabil
3. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 79 x/menit S : 36,7°C
66

4. Muka
Inspeksi : Konjungtiva : Tampak berwarna merah
Sclera : Tampak berwarna putih
Palpasi : Tidak teraba oedema
5. Ekstremitas
Inspeksi
Oedem tangan dan kaki : Tidak tampak oedema tangan & kaki
Varises tungkai : Tidak tampak varises
Palpasi
Oedem tangan dan kaki : Tidak teraba oedema tangan & kaki
Perkusi
Reflex patella ka/ki : Positif kanan & kiri
6. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tidak tampak
strie
gravidarum, tidak tampak line nigra.
Palpasi :
Palpasi menurut Leopold
Leopold I : TFU: 34, teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Kiri : Teraba keras, datar memanjang
(punggung)
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
(Divergen)
His : 3x/ 10 menit/ 40 detik
Palpasi supra pubik/kandung kemih : Kosong
TFU (Mc Donald) : 34 cm
TBJ :3.255 gram
Auskultasi
DJJ : 130 x/menit, Teratur
67

7. Genetalia
Inspeksi Vulva dan Vagina
Varises : Tidak tampak varises
Luka : Tidak tampak luka
Kemerahan : Tidak tampak kemerahan
Perineum bekas luka perut: Tidak tampak bekas luka parut
Kelenjar Bartolin : Tidak tampak pembesaran kel. Bartolin
Kelenjar Skene : Tidak tampak pembesaran kel. Skene
Palpasi
Nyeri : Tidak teraba nyeri tekan
8. Pemeriksaan laboratorium : Tidak di lakukan pemeriksaan
9. USG : Tidak di lakukan pemeriksaan
10. Pemeriksaan Dalam ( 21.00Wita)
Portio : Teraba tipis-lunak
Ketuban :-
Pembukaan (Dilatasi) : Ø 5 cm
Penipisan (Effecement) : 40%
Presentase : Kepala, UUK kanan atas
Penurunan : Hodge II
Kondisi panggul : Tidak teraba promontorium, linea
inominata teraba ¼ lingkaran dan tidak
teraba spina ischiadica
ASUHAN KALA I ( 21.00-00.00)
Assement :
G3P2A0 Usia Kehamilan 39 Minggu 1 hari, Janin tunggal hidup intra uterin,
Inpartu kala I fase aktif ,
Planning :
1. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan umum dan kemajuan persalinan
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
68

TD : 130/80 mmHg Suhu : 36,70C


Nadi : 70x/menit RR : 20 x/menit
Leopold I :TFU: 34 cm, teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Kiri : Teraba keras, datar memanjang (punggung)
Leopold III: Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP (Divergen)

His : 3x/ 10 menit/ 40 detik


Palpasi supra pubik/kandung kemih : Kosong
TFU (Mc Donald) : 34 cm
TBJ : 3.255 gram
Auskultasi : DJJ : 130 x/menit, Teratur
Ekstremitas dan wajah tidak tampak oedem
b. Kemajuan persalinan
Pemeriksaan Dalam tiap 4 jam :
Portio : Teraba tipis-lunak
Ketuban : Masih utuh
Pembukaan (Dilatasi) : Ø 5 cm
Penipisan (Effecement) : 40%
Presentase : Kepala, UUK kanan atas
Penurunan : Hodge II
Tidak teraba promontorium, linea inominata teraba ¼ lingkaran.
Evaluasi : Pemeriksaan keadaan umum dan kemajuan persalinan telah
dilakukan, dan kondisi ibu normal dan kemajuan persalinan normal.
2. Mengobservasi keadaan ibu dan kemajuan persalinan.
a. TTV : Tekanan darah dan suhu tiap 4 jam dan nadi tiap 30 menit untuk
mengetahui keadaan umum ibu
69

b. DJJ tiap 30 menit untuk mengetahui keadaan/ kesejahteraan janin.


c. His tiap 30 menit untuk mengetahui kontraksi uterus adekuat/tidak.
d. Periksa dalam dilakukan tiap 2 jam untuk mengetahui keadaan vagina, portio,
ketuban , pembukaan, penipisan, pendataran, serviks mendatar, presentasi
dan penurunan kepala.
WAKTU TTV HIS DJJ VT

21.00 TD :120/80m 3x/ 10 130 VT: Ø 5, Portio:Teraba tipis-


mhg menit / x/menit lunak, Ketuban: -, Presentase:
N :79 x/m 40 detik Kepala, UUK kanan atas.
R : 20x/m Penurunan: Hodge II dan
S :36.7 c
o
penyusupan: 0

21.30 N : 80x/m 3x/ 10 132 -


menit / x/menit
40 detik

22.00 N : 81x/m 3x/ 10 140 VT: Ø 7, Portio:Teraba tipis-


menit / x/menit lunak, Ketuban: -, Presentase:
40 detik Kepala, UUK kanan atas.
Penurunan: Hodge II dan
penyusupan: 0

22.30 N : 84x/m 3x/ 10 142 -


menit / x/menit
40 detik

23.00 TD :130/80 4x/ 10 145 VT: Ø 9, Portio:Teraba tipis-


mmhg menit / x/menit lunak, Ketuban: Masih utuh,
N : 80x/m 40 detik Presentase: Kepala, UUK kanan
R : 21x/m atas. Penurunan: Hodge II dan
S : 36.5 c
o
penyusupan: 0

23.30 N : 80x/m 5x/ 10 132 -


menit / x/menit
40 detik

00.00 N : 79x/m 4x/ 10 130 VT: Ø 10 CM portio tidak


menit / x/menit teraba ketuban : masih utuh
40 detik presentase kepala,, UUK kanan
atas penurunan hodge III dan
penyusupan : 0
70

Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan TTV, DJJ, his dan periksa dalam, dan
keadaan umum ibu normal serta kemajuan persalinan berlangsung normal.
3. Memberikan dukungan emosional dan pendekatan terapeutik dengan senyum,
salam dan sapa pada klien.
Evaluasi : Dukungan emosional telah dilakukan dan ibu kooperatif.
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi saat ada his yaitu menarik nafas dari hidung
dan keluarkan secara berlahan-lahan dari mulut serta tidak meneran jika
pembukaan belum lengkap kerana dapat mengakibatkan bengkak pada jalan
lahir.
Evaluasi : Ibu telah diajurkan melakukan teknik relaksasi dan tidak meneran
saat pembukaan belum lengkap, dan ibu merasa nyaman.
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang mudah dicerna saat tidak ada
his utuk menambah tenaga pada saat meneran

Evaluasi : Ibu telah dianjurkan untuk makan dan minum. Kebutuhan nutrisi
dan cairan ibu terpenuhi.
6. Mengajurkan ibu untuk miring kiri saat his berkurang atau mencari posisi
senyaman mungkin yang diinginkan oleh ibu.
Evaluasi : Ibu telah dianjurkan untuk memilih posisi senyaman mungkin dan
ibu memilih posisi tidur miring kiri.
7. Memberi support dengan menganjurkan keluarganya untuk mendampingi
selama proses persalinan.
Evaluasi : Ibu telah dianjurkan memilih anggota keluarganya untuk bisa
mendampinginya selama proses persalinan. Dan ibu didampingi oleh ibunya.
8. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan hasil telah tercatat.
ASUHAN KALA II ( 00-00 – 00.30)
Subjektif :
- Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
- Ibu mengatakan seperti ingin BAB
Objektif :
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
71

N : 79 x/menit
Inspeksi Tanda gejala Kala II :
- Perineum menonjol - Anus membuka
- Vulva membuka
Genetalia
- PD : Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap),
- Presentasi UUK kanan atas, Hodge IV
- His : 5x/ 10 menit/ 42 detik
- DJJ : 130x/menit

Assement :
G3P2A0 Usia Kehamilan 39 Minggu 5 hari janin tunggal hidup intrauterin kala II
dengan keadaan ibu dan bayi normal.
Planning :
1. Melihat adanya tanda gejala kala II
a. Anus membuka
b. Perenium menonjol
c. Vulva membuka
Evaluasi : Telah dilihat adanya tanda gejala kala II dan terdapat tanda gejala
kala II.
2. Menyiapkan diri dan peralatan secara lengkap dan ergonomis sesuai dengan
tata letak alat
a. Persiapan diri
1) Sepatu boot
2) Apron
3) Masker
4) Kaca mata google
b. Alat
72

1) Klem tali pusat


2) Guntig tali pusat
3) Gunting episiotomy
4) ½ koher
5) Nalpudder
6) Umnilical card
7) Kassa steril
8) Handscoon ginekologi
Evaluasi : Telah melakukan persiapan alat. Dan alat telah lengkap serta telah
disusun secara ergonomis.
3. Memakai celemek
Evaluasi : Celemek telah dipakai.
4. Melepas perhiasan dan cuci tangan dibawah air yang mengalir serta
menggunakan sabun

Evaluasi : Telah melepas perhiasan dan telah mencuci tangan dengan sabun.
5. Menggunakan APD seperti, kacamata google, masker, celemek, sarung tangan
gynecology dan sarung tangan steril serta sepatu boots.
Evaluasi : APD telah digunakan dan pencegahan infeksi telah dilakukan.
6. Mengisi spuit 3 cc dengan oksitosin 10 IU dan mengisi spuit 1 cc dengan Vit.
K dengan teknik 1 tangan.
Evaluasi : Telah menyiapkan oksitosin serta vit. K. Dan obat telah dalam
keadaan siap pakai.
7. Melakukan vulva hygiene
Evaluasi : Telah dilakukan vulva hygiene
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dalam/VT dan pada pukul 07:20
portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), ketuban berwarna jernih serta
berbau amis, dan penurunan kepala hodge IV.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan air larutan clorin 0,5% selama 10
menit
Evaluasi : Telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin
0,5%.
73

10. Mendengarkan DJJ untuk memantau bahwa keadaan janin baik


Evaluasi : Telah mendengar DJJ: 140 x/menit dan keadaan janin baik.
11. Memberitahu ibu bawah pembukaan sudah lengkap dan ibu siap bersalin
Evaluasi : Telah memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan pembukaan telah
lengkap. ibu siap untuk dipimpin persalinan.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapakan posisi pasien dengan nyaman
Evaluasi : Telah meminta bantuan keluarga menyiapkan posisi ibu telah dalam
posisi litotomi.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ada kontraksi
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya
d. Anjurkan ibu untuk bristirahat diantara kontraksi
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
f. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Evaluasi : Telah memimpin ibu untuk meneran. ibu meneran dengan baik.
14. Mengajurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk memilih posisi nyamannya jika
belum terasa dorongan meneran. ibu memilih untuk miring kiri.
15. Memasang handuk bersih diatas perut ibu saat kepala bayi membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm
Evaluasi : Handuk telah terpasang diatas perut ibu.
16. Memasang 1/3 alas bokong sebagai alas untuk menahan perineum
Evaluasi : Telah terpasang 1/3 alas bokong
17. Membuka bak instrument
Evaluasi : Bak instrumen telah dibuka dan alat siap pakai
18. Memasang sarung tangan pada kedua tangan
Evaluasi : Sarung tangan telah terpasang
74

19. Memimpin persalinan dengan menyokong perineum dan menahan puncak


kepala agar tidak terjadi defleksi
Evaluasi : Telah dilakukan pimpinan persalinan. Perineum telah disokong dan
puncak kepala telah ditahan.
20. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat
Evaluasi : Telah diperiksa lilitan tali pusat pada leher bayi dan tidak ada lilitan
tali pusat.
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Evaluasi : Kepala bayi telah melakukan putaran paksi luar.
22. Setelah kepala bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua tangan secara
biparietal. Tarik perlahan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan tekan
perlahan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
Evaluasi : Bahu bayi telah lahir.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala dan
bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan siku
sebelah atas
Evaluasi : Posisi tangan kanan telah menopang kepala dan bahu, tangan kiri
menelusuri badan bayi, memegang siku bayi agar tidak defleksi.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk
diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada
satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
Evaluasi : Asuhan kala II berlangsung normal tanpa ada penyulit. bayi lahir
spontan langsung menangis jam 00.30 WITA.
25. Menilai sepintas dan meletakkan bayi diatas perut ibu
Evaluasi : Bayi cukup bulan, warna kulit kemerah-merahan, menangis kuat
dan pergerakan aktif.
26. Mengeringkan badan bayi dengan kain bersih dan kering agar mencegah dari
hipotermi
Evaluasi : Telah mengeringkan badan bayi dan bayi merasa nyaman.
ASUHAN KALA III ( 00.30-00.35 )
75

Subjektif :
- Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- Ibu mengatakan lega karena bayinya telah lahir
Objektif :
Tanda pelepasan plasenta :
- Adanya semburan darah tiba-tiba
- Uterus berkontraksi
- Tali pusat bertambah panjang
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TFU : Sepusat
UC : Baik
Assement :
P3A0 dengan Kala III.
Planning :
27. Memeriksakan fundus untuk memastikan ini kehamilan tunggal
Evaluasi : Pemeriksaan fundus telah dilakukan, janin tunggal hidup intra uteri
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntikkan oksitosin 10 IU secara IM
Evaluasi : Ibu telah mengetahui bahwa akan di suntik, dan ibu bersedia
29. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas sebelah luar pada 1
menit pertama
Evaluasi : Ibu bersedia di suntik. Dan ibu telah di suntik secara IM pada bagian
paha luar kanan
30. Menjepit tali pusat dengan umbilical cord ± 3 cm dari umbilicus dan klem
kedua ± 2 cm dari klem pertama
Evaluasi : Tali pusat telah di jepit, dengan dua klem
31. Memotong tali pusat diantara 2 klem
Evaluasi : Tali pusat telah terpotong
32. Menengkurapkan bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit ibu – bayi dan
dilakukannya IMD, selimuti bayi dengan kain bersih dan kering serta pakaikan
bayi topi atau penutup kepala.
Evaluasi : bayi telah di tengkurapkan di perut ibu. IMD telah di lakukan.
76

33. Memindahkan klem tali pusat ± 5-10 cm dari vulva


Evaluasi : Tali pusat telah di pindahkan. Dan lakukan peregangan tali pusat
terkendali
34. Meletakkan tangan kiri diatas simpisis, sementara tangan memengang tali
pusat
Evaluasi : tangan telah berada di posisinya sesuai dengan prosedur
35. Saat uterus berkontaksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan dan tangan
kiri melakukan dorsokranial
Evaluasi :Tegangan tali pusat dan dorsokranial telah di lakukan. Dan uterus
berkontraksi dengan baik
36. Apabila tali pusat bertambah panjang, pindahkan lagi klem depan vulva dan
menarik sesuai jalan lahir serta tetap melanjutkan dorsokranial.
Evaluasi: Telah lakukan penegangan tali pusat terkendali, dan plasenta sudah
terlihat di depan vulva
37. Setelah plasenta tampak diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan diputar
searah jarum jam. Gunakan klem dan putar searah jarum jam untuk melahirkan
selaput ketuban yang dapat menyebabkan perdarahan
Evaluasi : plasenta telah lahir pada jam 00.35
38. Melakukan masase uterus
Evaluasi : masase telah dilakukan. Dan ibu merasa mules
39. Memeriksa kelengkapan plasenta
Evaluasi : plasenta lahir lengkap, panjang tali pusat 45 cm, kotiledon 21 buah,
Tebal 2,5 cm, dengan diameter 20 cm insersi tali pusat lateralis, terdapat 2
arteri dan 1 vena
ASUHAN KALA IV ( 00.35-02.30 )
Subjektif :
- Ibu mengatakan merasa lelah dengan persalinannya
- Ibu mengatakan lega karena bayi dan ari-arinya telah lahir
- Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- Ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir (vagina)
Objektif :
Keadaan umum : Baik
77

Kesadaran : Compos Mentis


Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 79 x/menit
S : 36,50C
R : 18 x/menit
TFU : 2 jr bawah pusat
Perdarahan : 100 cc
UC : Baik, teraba tulat dan keras
Terdapat laserasi grade I
Assement :
P3A0 dengan Kala IV,
Planning :
40. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila terjadi laserasi dan menimbulkan perdarahan
Evaluasi : Terdapat laserasi grade I, dan telah di lakukan penjahitan dengan
teknik jelujur.
41. Memastikan kembali kontraksi uterus dan adanya perdarahan pervagina untuk
mencegah perdarahan hebat dan UC baik menandakan kala IV berlangsung
normal
Evaluasi : telah memastikan kontraksi uterus dan uterus berkontraksi dengan
baik
42. Mendekontaminasi sarung tangan bagian terluar dalam larutan klorin 0,5 %
Evaluasi : telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan 0,5%
selama 10 menit
43. Memeriksa kandung kemih, pastikan dalam keadaan kosong. Jika kandung
kemih terisi perlu dilakukan kateterisasi agar kandung kemih kosong agar
tidak mengganggu kontraksi uterus.
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan kandung kemih. Dan kandung kemih
kosong
44. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa uterus yang berkontraksi
dengan baik dan mengajarkan cara massase uterus agar mencegah perdarahan
78

Evaluasi : ibu dan keluarga telah mengetahui cara masase uterus dengan baik.
Dan uterus dalam keadaan normal
45. Mengevaluasi jumlah darah yang keluar untuk menghindari terjadinya
perdarahan.
Evaluasi : telah dilakukan evaluasi jumlah perdarahan. Dan perdarahan ± 100
cc
46. Memeriksa nadi dan keadaan umum ibu agar dalam keadaan baik-baik saja
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan nadi dan keadaan umum ibu. Dan ibu
dalam keadaan baik
47. Memantau keadaan bayi khususnya memastikan pernafasan dan suhu bayi
tetap dalam keadaan baik. Selimuti bayi agar menjaga kehangatan tubuh bayi.
Evaluasi : telah dilakukan pemantauan pada bayi. Bayi dalam keadaan
nyaman
48. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit, kemudian mencuci alat, mengeringkan dan mensterilkannya.
Evaluasi : Peralatan bekas pakai telah di rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Dan alat telah di sterilkan
49. Membuang bahan bekas pakai dalam tempat sampah
Evaluasi : bahan bekas telah di buang dalam tempat sampah
50. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah serta mengganti
pakaiannya agar ibu merasa nyaman
Evaluasi : Ibu telah di bersihkan. Dan ibu merasa lebih nyaman
51. Memastikan ibu merasa nyaman agar dapat mengurangi rasa lelah pasca
melahirkan serta minta keluarga memberi makan pada ibu
Evaluasi : kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi.
52. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
Evaluasi : Dekontaminasi telah di lakukan
53. Membersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5
Evaluasi : telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan 0,5%
selama 10 menit
54. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan tangan
Evaluasi : telah mencuci tangan dan mengeringkannya
79

55. Memakai sarung tangan steril untuk melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
Evaluasi : sarung tangan telah terpakai
56. Memberi salep mata profilaksis infeksi, vitamin K₁ 1 mg IM dipaha kiri bawah
lateral, melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernapasan bayi dan suhu
tubuh bayi.
Evaluasi :telah dilakukan pemeriksaan pada bayi. Dan bayi dalam keadaan
baik
57. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral
setelah satu jam pemberian vitamin K₁.
Evaluasi : telah dilakukan penyuntikan imunisasi hepatitis B. bayi telah di
suntik imunisasi vitamin K1
58. Mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
Evaluasi : : telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan 0,5%
selama 10 menit
59. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan tangan
Evaluasi : telah mencuci tangan dan mengeringkannya
60. Melakukan dokumentasi dan melengkapi patograf sebagai catatan pemantauan
dan mengobservasi TTV, TFU, KU, KK dan pendarahan setiap 15 menit
dalam jam pertama dan 30 menit dalam jam ke 2.

JA WAKTU TD S TFU KONTRAKSI KAND- PENDARAHAN


M UTERUS UNG
KE- KEMIH

02.30 120/9 36, 2 Jari Baik Kosong 100 cc


0 50C Bawah

1 mmhg Pusat

02.45 120/7 2 jari Baik Kosong 75cc


0 bawah
mmhg pusat

03.00 130/8 2jari Baik Kosong 75 cc


0 bawah
mmhg pusat
80

03.15 120/8 2 jari Baik Kosong 75 cc


0 bawah
mmhg pusat

03.45 110/8 36, 2 jari Baik Kosong 50cc


0 60C bawah

2 mmhg pusat

04.05 120/8 2 jari Baik Kosong 50 cc


0 bawah
mmhg pusat

Evaluasi : Telah melakukan dokumentasi. Dokumentasi telah selesai dan patograf


telah dilengkapi dan keadaan ibu baik.
3.3 Nifas
3.3.1 Kunjungan Nifas 1
Pengkajian Post Partum 6 jam
Hari/Tanggal : Jumaat,19 mei 2018
Jam : 08.30 WITA
I. Subjektif
- ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan nyeri pada luka jahit
II. Objektif
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaanumum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
Suhu : 36,6° C
Pernapasan : 20 x/ menit
Nadi : 80 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Inspeksi : Tidak tampak pucat
Palpasi : Tidak teraba oedema
b. Mata
81

Inspeksi : Tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis,


sclera tidak tampak ikterik
c. Abdominal
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak linea nigra
Palpasi : TFU : 2 jari di bawahpusat
UC : Baik, teraba bulat dan keras
d. Payudara
Inspeksi : Payudara tampak simetris,kedua putting tidak tampak
tenggelam
Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, tampak pengeluaran
colostrum
e. Vagina
Inspeksi : Tampak lochea rubra
Palpasi : Tidak ada pus dan keadaan luka jahit masih basah
f. BAK/BAB : 05.00/ belum ada BAB
g. Aktifitas : Ambulasi dini dengan miring kanan kiri
Assestment
P3 A0 post partum 6 jam.
Planning
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaannya saat ini
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,6° C
Pernapasan : 20x/ menit
Nadi : 80 x/ menit
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi :Baik, teraba bulat dan keras.
Lochea : Rubra
Keadaan luka jahit : Masih tampak basah
Evaluasi : Hasil pemeriksaan telah dijelaskan, keadaan ibu saat ini
Normal
2. Memberikan ibu KIE, tentang :
82

a. Keluhan yang dialami yaitu rasa mules pada perut merupakan hal yang
alami terjadi akibat rahim yang berkontraksi untuk kembali ke ukuran
mendekati sebelum hamil dan akan hilang dengan sendirinya. Rangsangan
dari isapan bayi saat menyusu akan diteruskan menuju otak (hipotalamus)
yang memproduksi hormon oksitosin. Selanjutnya hormon oksitosin akan
memacu otot-otot halus disekitar sel-sel pembuat ASI untuk mengeluarkan
ASI. Ada beberapa hal juga yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi nyeri
setelah melahirkan seperti, buang air kecil secara teratur agar kandung
kemih tidak menjadi penuh, karena dapat menghambat rahim berkontraksi,
tidak berkontraksinya rahim pasca melahirkan akan menyebabkan
perdarahan masa nifas dan untuk rasa nyeri pada luka bekas jahit dapat
diatasi dengan mengkonsumsi obat amoxicillin dan paracetamol yang
diberikan pada ibu.
Evaluasi : Pemberian KIE tentang keluhan yang ibu rasakan telah
dijelaskan, ibu mengerti dan paham yang telah
dijelaskan oleh bidan.
b. Personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, khususnya pada
daerah kemaluan yang ada luka jahit. Bersihkan saja dengan air biasa, tidak
perlu dengan air hangat karena akan mengakibatkan jahitan menjadi
meregang. Bersihkan dari mulai kemaluan(vagina) dulu kemudian jika
telah bersih lanjutkan ke arah anus. Ganti pembalut sesering mungkin, bila
perlu tiap kali ibu setelah buang air kecil atau buang air besar dan ganti
celana dalam minimal 2x sehari atau jika sudah kotor dan lembab serta
gunakan celana dalam dari bahan yang menyerap keringat.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, ibu bersedia utuk mengikuti
yang telah dianjurkan.
c. Menganjurkan ibu untuk konsumsi makanan dengan tinggi protein,
kacang-kacangan dan sayuran.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
seperti (telur, ikan, tahu, tempe, susu) untuk mempercepat penyembuhan
83

luka jahit ibu, kacang-kacangan dan sayuran untuk memperbanyak


produksi ASI dan minum air putih 8 gelas/hari.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, pemenuhan nutrisi ibu terpenuhi
d. Istirahat
Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahatnya dengan tidur siang saat
bayi tidur dan jika melakukan aktivitas rumah tangga secara perlahan.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, ibu bersedia untuk istirahat yang
cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berat
e. Mengajarkan cara perawatan puting
- Kompres kedua puting susu menggunakan kapas yang diberi baby oil
selama 5 menit
- Angkat payudara dengan telapak tangan kemudian regangkan tepat
pada puting dengan telunjuk dan ibu jari kearah atas.
- Tarik puting dengan ibu jari dan telunjuk selama 3 detik lalu lepaskan.
Melakukan tarikan dengan lembut dan tidak menyakiti.
- Menopang payudara dengan membentuk huruf C, pengangkatan dan
penahanan payudara ini dalam posisi payudara antara ibu jari dan
telunjuk serta telapak sedikit menekan dasar payudara.
- Letakkan puting susu diantara ibu jari dan telunjuk, arahkan puting ke
atas hingga terlihat ujung puting oleh ibu. Bila terlihat keluar cairan
dari ujung puting segera bersihkan dengan kapas yang diberi baby oil.
- Tarik ujung puting memakai ujung jari serta putar kekiri atau ke kanan
sebanyak 10 kali.
- Bersihkan puting dengan menggunakan waslap yang dibasahi dengan
air hangat lalu di kompreskan pada payudara untuk mengangkat sisa-
sisa baby oil.
Evaluasi : Perawatan puting telah diajarkan kepada ibu, ibu
mengerti dan dapat mengulang kembali yang telah
diajarkan
f. Mengajarkan teknik menyusui yang benar
- Meletakkan kepala bayi pada siku ibu dan telapak tangan ibu berada
dibokong
84

- Dengan tangan satunya ibu dapat menekan-nekan pipi bayi untuk


merangsang bayi hingga menghadap ke puting (Reflek Rooting).
- Topang payudara dengan 1 tangan dan arahkan puting ke mulut bayi.
Pastikan puting masuk semua ke dalam mulut bayi.
- Setelah selesai menyusui ibu dapat mengeluarkan puting ibu dari dalam
mulut bayi dengan cara menyongkel puting menggunakan kelingking
- Sendawakan bayi dengan cara menggendong dan menyandarkan bayi
di bahu ibu
- Susui bayi minimal tiap 2 jam sekali dan usahan bayi mendapatkan ASI
ekslusif.
Evaluasi : teknik menyusui yang benar telah diajarkan pada ibu,
ibu mengerti dan dapat melakukan nya dengan benar.
g. Mengajarkan cara perawatan payudara
- Mengompres keduua puting susu dam areola mamae dengan
menggunakan kapas yang telah diolesi baby oil 2-3 menit
- Membersihkan puting susu dan areola mamae dengan kapas
kering dan melakukan pemijatan pada puting kearah kedalam
dan keluar secara bergantian
- Melicinkan kedua tangan dengan baby oil
- Mengurut payudara dari arah atas lalu kesamping
- Mengurut secara melintang membentuk huruf C telapak tangan
mengurut kearah depan lalu kedua tangan dilepasdari payudara
secara perlahan
- Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri lalu dua atau tiga
jari tangan kanan melakukan gerakan memutar sambil menekan
dari pangakal payudara dan berakhir di puting susu
- Menyokong payudara kiri dengan satu tangan sedangkan
tangan kanan mengurut payudara dengan sisi kelingking dari
arah tepi kearah puting susu
- Menyokong payudara dengan satu tangan sedangkan tangan
yang lain mengurut payudara dengan tangan mengepal dari
arah tepi kearah puting susu
85

- Mengompres payudara menggunakan air hangat dan air dingin


secara bergantian
Evaluasi :Perawatan puting telah diajarkan kepada ibu,
h. Mengingatkan ibu untuk minum obat yang diberikan secara teratur
Vit. A 2000 IU / 24 jam, 1 x 1/hari
Amoxicillin 500 mg / 8 jam , 3 x 1/hari
parecetamol 500 mg / 8 jam, 3 x 1/hari
Evaluasi : obat telah diberikan kepada ibu, dan ibu telah mengerti
minum obat sesuai jadwalnya.
3. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang 3 hari tanggal 22-05-2018
Evaluasi : ibu bersedia kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan
4. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap.
3.3.2 Kunjungan Nifas 2
Pengkajian Post Partum 3 Hari
Hari/Tanggal : selasa 22 mei 2018
Jam : 09.30 WITA
I. Subjektif
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
II. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Suhu : 36,8 ° C
Pernapasan : 21 x/ menit
Nadi : 78 x/ menit
b. Pemeriksaan fisik
1. Muka
Inspeksi : Tidak tampak pucat
Palpasi : Tidak teraba oedema
86

2. Mata
Inspeksi : Tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis,
sclera tidak tampak ikterik

3. Abdominal
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak linea nigra
Palpasi : TFU : pertengahan pusat syimpisis
UC : Baik, teraba bulat dan keras.
4. Payudara
Inspeksi : Payudara tampak simetris,keduaputting tidak tampak
tenggelam
Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, terdapat pengeluaran ASI
5. Vagina
Inspeksi : Tampak lochea sanguinolenta
Palpasi : Tidak ada pus dan keadaan luka jahit tampak kering
6. BAK/BAB : ± 6-7x sehari/ 1x sehari
7. Aktifitas : Ibu telah beraktivitas seperti biasa
Assestment
P3 A0 post partum7 hari,
Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
TD : 120/90 mmHg
Suhu : 36,8 ° C
Pernapasan : 21 x/ menit
Nadi : 78 x/ menit
TFU : 2 jari atas simfisis
Kontraksi uterus : Baik, teraba bulat dan keras
Lochea : Sanguelenta
Keadaan luka jahit : Tampak kering
Evaluasi : Hasil pemeriksaan telah dijelaskan, keadaan ibu saat ini normal.
2. Memberikan ibu KIE, tentang :
- Personal hygiene
87

Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, khususnya


pada daerah kemaluan yang ada luka jahit.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, ibu bersedia utuk menjaga kebersihan
bagian luka jahitnya
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan makanan yang tinggi protein
Evaluasi : anjuran telah diberikan, pemenuhan nutrisi ibu terpenuhi
- Mengingatkan ibu agar selalu memberikan bayinya ASI esklusif minimal
selama 6 bulan
Evaluasi :Ibu telah diingatkan kembali, dan ibu bersedia memberikan ASI
eksklusif pada bayinya minimal 6 bulan
- Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahatnya serta tidak
melakukan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga agar ibu tidak merasa
kelelahan.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, ibu bersedia untuk tidak melakukan
aktivitas yang memerlukan banyak tenaga ibu.
- Tanda bahaya
Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya masa nifas seperti, demam,
infeksi, dan perdarahan serta masalah menyusui seperti bendungan asi,
puting nyeri dan puting lecet, radang payudara hingga infeksi payudara.
Segera datang ketenaga kesehatan terdekat jika ibu mengalami tanda
bahaya tersebut
Evaluasi: Tanda bahaya telah dijelaskan kepada ibu, ibu mengerti dan
bersedia untuk datang ketenaga kesehatan terdekat jika mengalami
tanda bahaya tersebut
3. Melakukan jadwal kunjungan ulang 6 hari tanggal 28 mei 2018
Evaluasi : ibu bersedia kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan

4. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap
88

3.3.3 Kunjungan Nifas 3


Pengkajian Post Partum 6 Hari
Hari/Tanggal : senin 28 mei 2018
Jam : 09.30
I. Subjektif
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
II. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8 ° C
Pernapasan : 20 x/ menit
Nadi : 80 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Inspeksi : Tidak tampak pucat
Palpasi : Tidak teraba oedema
b. Mata
Inspeksi : Tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis,
sclera tidak tampak ikterik
c. Abdominal
Inspeksi : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak linea nigra
Palpasi : TFU : Tidak teraba
d. Payudara
Inspeksi : Payudara tampak simetris, kedua putting tampak
menonjol
Palpasi : Tidak teraba massa, terdapat pengeluaran ASI
e. Vagina
Inspeksi : Tampak lochea alba
Palpasi : Tidak ada pus dan keadaan luka jahit tampak kering
89

f. BAK/BAB : 6-7 x sehari/ 1x sehari


g. Aktifitas : Ibu telah beraktivitas biasa
Assestment
P2 A0 post partum 6 hari,
Planning
5. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu denga senyum, salam, sapa
Evaluasi : pendekatan terapeutik telah dilakukan, terjalin hubungan baik
antara ibu dan bidan
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8 ° C
Pernapasan : 20 x/ menit
Nadi : 80 x/ menit
ASI : Pengeluaran ASI lancar
TFU : Tidak teraba
Kontraksi uterus : Tidak teraba
Lochea : Alba
Keadaan luka jahit : Tampak kering
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan keadaan ibu normal.
7. Memberikan KIE pada ibu, tentang :
- Personal hygiene
Mengingatkan kembali pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan makanan yang tinggi protein
- Mengingatkan pada ibu agar selalu memberikan bayinya ASI esklusif
selama 6 bulan
- Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahatnya serta tidak
melakukan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga agar ibu tidak
merasa kelelahan.
- Tanda bahaya
90

Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada 2 minggu masa nifas


seperti, demam, infeksi, dan perdarahan serta masalah menyusui seperti
bendungan asi, puting nyeri dan puting lecet, radang payudara hingga
infeksi payudara.
Evaluasi : Telah diberikan KIE pada ibu. Kebutuhan nutrisi dan rasa
nyaman ibu terpenuhi.
8. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap
Neonatus
3.3.4 Kunjungan Neonatus 1
Pengkajian Neonatus 6 Jam
Hari/Tanggal : jumaat 19 mei 2018
Jam : 08.30 Wita
I. Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK
II. Objektif
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaanumum: Baik
b. Suhu : 36, 8 °C
c. Nadi : 140 x /menit
d. Pernafasan : 41 x / menit
e. Antropometri
Beratbadan : 3.500 gram
Panjangbadan : 49 cm
Lingkar kepala :31cm
Lingkar dada :32 cm
2. Pemeriksaanfisik
a. Kulit
Inspeksi : Tampak kemerahan dan tampak verniks kaseosa.
b. Kepala
Inspeksi : Tampak simetris dan tidak tampak benjolan.
Palpasi : Tidak teraba caput succedaneum dan tidak teraba
91

cephal hematoma.
c. Rambut
Inspeksi : Tampak berwarna hitam dan lurus
d. Mata
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak ada
kotoran mata, tidak tampak perdarahan.
e. Hidung
Inspeksi : Tampak septum berada di tengah, tidak tampak
pernafasan cuping hidung.
f. Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
g. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak kebiruan, tidak tampak labioskizis
h. Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
i. Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding dada
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak perdarahan tali pusat.
Palpasi : Perut teraba lembek saat tidak menangis
k. Genentalia
Inspeksi : Terdapat labia mayora terdapat labia minora ditutupi oleh
labia mayora terdapat orivisium uretra terdapat lubang vagina dan tidak
tampak kelainan
l. Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus (observasi 24 jam, ada/ tidak ada
pengeluaran mekonium)
m. Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10, jumlah jari
kaki 10 dan pergerakan tampak aktif
n. Reflek
1) Morro : Baik, ditandai dengan bayi saat diberikan rangsangan
92

tangan akan membentuk huruf C


2) Rooting : Baik, ditandai dengan bayi menoleh/mencari saat
pipinya disentuh
3) Sucking : Baik, ditandai pada saat bayi IMD
4) Swallowing : Baik, bayi dapat menelan ASI
5) Grasfing : Baik, bayi dapat menggenggam sesuatu yang
berada ditelapak ditangannya
6) Glabela : Baik, mata bayi menutup ketika disentuh bagian dahi
antara 2 alis mata
7) Babinski : Baik, Jari bayi mencengkram saat telapak kaki diusap
o. Eliminasi
1) BAK: Ada, berwarna kuning jernih (09.00 wita)
2) BAB: Ada, berwarna hitam kecokltan (09.15 wita)
Assestment
Bayi Usia 6 jam
Planning
1. Melakukan pemeriksaan serta pengukuran antropometri dan menjelaskan hasil
pemeriksaan
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36, 8 °C
Nadi : 140 x /menit
Pernafasan : 41 x / menit
Warnakulit : kemerahan
Talipusat : ± 2 cm
BB: 3500 gram
PB: 49 cm
LK:31 cm
LD: 32 cm
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan serta pengukuran antropometri
dan keadaan bayi normal, tidak ada cacat bawaan.
2. Menjaga termoregulasi bayi, seperti :
a. Evaporasi : Mengeringkan bayi agar bayi tidak kehilangan panas
93

tubuh dari menguapnya cairan pada permukaan tubuh.


b. Konveksi : Memakaikan bayi pakaian bersih dan kering serta
membedong bayi agar bayi tidak terpapar udara sekitar
yang dingin
c. Konduksi : Memakaikan kain/perlak pada tempat tidur bayi
d. Radiasi : Menjauhkan bayi dengan benda yang memiliki suhu
lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Evaluasi : Telah mengeringkan bayi dan membedong. Suhu tubuh bayi
terjaga.
3. Memberikan bayi kepada ibunya untuk di susui
Evaluasi : Telah memberikan bayi pada ibu untuk disusui. Kebutuhan
nutrisi bayi terpenuhi.
4. Memantau eliminasi BAB/BAK bayi
Evaluasi : Telah dipantau eliminasi bayi. Bayi telah mengeluarkan
mekonium dan buang air kecil.
5. Melakukan pemantauan tanda bahaya pada bayi baru lahir, seperti :
a. Bayi tidak mau menyusu, bayi sulit menghisap atau hisapan lemah.
b. Kesulitan bernafas yaitu nafas cepat >60x/menit
c. Warna kulit tubuh/bibir biru atau kuning
d. Suhu tubuh terlalu panas (hipertermi) atau terlalu dingin (hipotermi)
e. Tali pusat, berdarah, bernanah atau berbau
Evaluasi : Telah dilakukan pemantauan tanda bahaya bayi dan tidak
terdapat tanda bahaya bayi.

6. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan oleh bidan agar bayi
terlihat lebih bersih dan nyaman serta memberitahu ibu untuk mempersiapkan
alat mandinya seperti handuk, sabun/shampo khusus bayi, baju, popok dan
lampin.
Evaluasi : ibu telah diberitahu dan ibu bersedia bayinya akan
dimandikan oleh bidannya serta ibu sudah mempersiapkan
alat mandi bayinya
7. Melakukan dokumentasi
94

Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan tindakan telah tercatat


lengkap.
I. Kunjungan Neonatus 2
Pengkajian Neonatus 3 hari
Hari/Tanggal : jumaat 22 mei 2018
Jam : 09.30 Wita
Subjektif
- Ibu mengatakan bayinya mau menyusui
Objektif
1. PemeriksaanUmum
a. Keadaanumum : Baik
b. Suhu : 36,5 °C
c. Nadi : 133 x /menit
d. Pernafasan : 42 x / menit
2. PemeriksaanFisik
a. Kulit
Inspeksi : Tampak kemerahan
b. Kepala
Inspeksi : Tampak simetris dan tidak tampak kelainan
Palpasi : Tidak teraba benjolan cephal hematoma.
c. Rambut
Inspeksi : Tampak berwarna hitam dan lurus
d. Mata
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak
kotoran mata, tidak tampak perdarahan.
e. Hidung
Inspeksi : Tampak septum berada di tengah, tidak tampak
pernafasan cuping hidung.
f. Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
g. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak kebiruan, tidak tampak labioskizis
95

h. Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
i. Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding dada
j. Abdomen
Inspeksi :Tidak tampak perdarahan tali pusat
Palpasi : Perut teraba lembek saat tidak menangis
k. Genentalia
Inspeksi : Tampak labia mayora menutupi labia minora,
tampak lubang vagina dan tampak lubang uretra
l. Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus
m. Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10, jumlah jari
kaki 10 dan pergerakan tampak aktif
n. Eliminasi
BAK : Ada, berwarna kuning jernih
BAB : Ada, berwarna hitam kecoklatan
Assesment
Bayi usia 3 hari
Planning
1. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,5 °C
Nadi : 133 x /menit
Pernafasan : 42 x / menit
Warna kulit : kemerahan
Keadaan Talipusat : Belum terlepas
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan bayi dalam keadaan
baik/normal.
96

2. Memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali


pusat dengan kassa steril dan kemudian membedong bayi agar kehangatan
bayi terjaga.
Evaluasi : Telah memandikan bayi, perawatan tali pusat dan
membedong bayi. Bayi tampak tenang dan nyaman
3. Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayinya dan tanda bahaya pada
bayi baru lahir.
a) Perawatan bayi
1) Menganjurkan ibu memberi ASI sesuai kebutuhan setiap 2 jam
2) Menjaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih
3) Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
4) Memastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin, terlalu panas dapat
menyebabkan dehidrasi karena kemampuan penganturan suhu bayi masih
dalam perkembangan.
5) Apa saja yang dimasukkan dalam mulut bayi harus bersih
b) Tanda bahaya pada bayi baru lahir
f. Bayi tidak mau menyusu, bayi sulitmenghisap atau hisapan lemah.
g. Kesulitan bernafas yaitu nafas cepat >60x/menit
h. Warna kulit tubuh/bibir biru atau kuning
i. Suhu tubuh terlalu panas (hipertermi) atau terlalu dingin (hipotermi)
j. Tali pusat, berdarah, bernanah atau berbau
Evaluasi : Telah memberikan KIE pada ibu tentang perawatan
bayi dan tanda bahaya pada bayi. Ibu telah mengerti
dan mampu melakukan perawatan pada bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi minimal selama
6 bulan karena ASI memiliki keuntungan, seperti:
a. Keuntungan pada bayi
- ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zat antibodi yang dapat
memberi kekebalan pada bayi.
- Dengan bayi yang menyusu ibunya dapat merasakan kehangatan dan rasa
nyaman serta adanya ikatan batin antara ibu dan bayi.
97

b. Keuntungan pada ibu


- Dengan ibu menyusui bayinya akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mencegah perdarahan.
- Mempererat tali kasih ibu dan bayi.
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
ekslusif pada bayinya. Kebutuhan nutrisi dan cairan
bayi terpenuhi.
5. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap
3.3.5 Kunjungan Neonatus 3
Pengkajian Neonatus 6 Hari
Hari/Tanggal : Senin, 28 mei 2018
Jam : 17.00 Wita
Subjektif
Ibu mengatakan usia bayi 3 hari
Objektif
3. PemeriksaanUmum
e. Keadaan umum: Baik
f. Suhu : 36,6 °C
g. Nadi : 134 x /menit
h. Pernafasan : 44 x / menit
4. PemeriksaanFisik
9) Kulit
Inspeksi : Tampak kemerahan
10) Kepala
Inspeksi : Tampak simetris dan tidak tampak kelainan
Palpasi : Tidak teraba benjolan cephal hematoma.
11) Rambut
Inspeksi : Tampak berwarna hitam dan lurus
12) Mata
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak
kotoran mata,tidak tampak perdarahan.
98

13) Hidung
Inspeksi : Tampak septum berada di tengah, tidak tampak
Pernafasan tarikan cuping hidung.
14) Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
15) Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak kebiruan, Mulut tidak tampak
labioskisis
16) Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan

17) Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding
dada
18) Abdomen
Inspeksi : Tali pusat tampak kering
Palpasi : abdomen teraba keras saat menangis
19) Genentalia
Inspeksi : terdapat penis dan lubang penis, terdapat scrotum,
terdapat testis didalam scrotum dan tidak tampak
kelainan
20) Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus
21) Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10 dan jumlah
jari kaki 10, pergerakan tampak aktif
palpasi : Tidak teraba oedama
22) Eliminasi
BAK : Ada, berwarna kuning jernih
BAB : Ada, berwarna kecoklatan
Assesment
Bayi baru lahir usia 3 hari dan keadaan bayi saat ini normal.
99

Planning
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,6 °C
Nadi : 134 x /menit
Pernafasan : 44 x / menit
Warna kulit : kemerahan
Keadaan Tali pusat : Tampak kering dan belum terlepas
Evaluasi : Hasil pemeriksaan telah dijelaskan dan bayi dalam
keadaan baik/normal.
7. Memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali
pusat dengan kassa steril dan kemudian membedong bayi agar kehangatan
bayi tetap terjaga.
Evaluasi : Bayi telah dimandikan, perawatan tali pusat dan
membedong bayi telah dilakukan. Bayi tampak berih
dan nyaman.
8. Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayinya dan tanda bahaya pada
bayi.
c) Perawatan bayi
6) Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesuai kebutuhan minimal setiap
per 2 jam
7) Menjaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih
8) Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
9) Memastikan bayi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, terlalu panas
dapat menyebabkan dehidrasi karena kemampuan penganturan suhu bayi
masih dalam perkembangan, terlalu dingin dapat menyebabkan bayi
hipotermi.
Evaluasi : penjelasan perawatan bayi telah dijelaskan. Ibu
mengerti cara perawatan bayi
d) Tanda bahaya pada bayi baru lahir
k. Bayi tidak mau menyusu, bayi sulitmenghisap atau hisapan lemah.
100

l. Kesulitan bernafas yaitu nafas cepat >60x/menit


m. Warna kulit tubuh/bibir biru atau kuning
n. Suhu tubuh terlalu panas (hipertermi) atau terlalu dingin (hipotermi)
o. Tali pusat, berdarah, bernanah atau berbau
Menganjurkan pada ibu untuk segera datang ketenaga kesehatan terdekat
jika mendapatkan tanda bahaya pada bayinya.
Evaluasi : Telah memberikan KIE pada ibu tentang tanda
bahaya pada bayi. Ibu telah mengerti dan bersedih
datang ketenaga kesehatan jika mendapatkan tanda
bahaya pada bayinya.
9. Mengingatkan kembali pada ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya
selama 6 bulan karena memiliki keuntungan, seperti :
c. Keuntungan pada bayi
- ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zat antibodi yang dapat
memberi kekebalan pada bayi.
- Dengan bayi yang menyusu ibunya dapat merasakan kehangatan dan rasa
nyaman serta adanya ikatan batin antara ibu dan bayi.
d. Keuntungan pada ibu
- Dengan ibu menyusui bayinya akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mencegah perdarahan.
- Mempererat tali kasih ibu dan bayi.
Evaluasi : ibu telah diingatkan kembali dan ibu bersedia untuk
memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Kebutuhan
nutrisi dan cairan bayi terpenuhi.
10. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kehamilan
Kehamilan merupakan suatuproses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh
dan berkembang didalam uterus selama59 hari atau 37 minggu atau 42 minggu.
Standar pelayanan kebidanan yang digunakan adalah 14T meliputi : timbang berat
badan dan tinggi badan,ukur tekanan darah,ukur tinggi fundus uteri,pemberian
tablet FE,pemberian imunisasi TT,pemeriksaan VDRL,perawatan payudara,senam
ibu hamil,temu wicara,pemeriksaan protein urin,pemeriksaan reduksi urin
pemberian terapi kapsul yodium,pemberian obat anti malaria
Berdasarkan data yang diperoleh pada kunjungan awal kehamilan Ny. NH
tanggal 6 april 2018 didapatkan 1 masalah. Masalahnya adalah kadar hemoglobin
(Hb) klien 10,6 gr %.. Normal kadar Hb pada wanita hamil adalah lebih dari 11
gr% namun pada kasus Ny. NH masuk kategori anemia ringan 7. Terjadi
penurunan hematokrit dan peningkatan plasma darah akibat hemodilusi yang
menimbulkan ketidak seimbangan sehingga menyebabkan terjadinya anemia6.
Oleh karena itu, perlu penanganan pemberian tablet zat besi 60mg sebanyak 3
kali. Pada kasus diatas klien diberikan tablet FE 180 mg (3x1) dan vitamin C 50
mg (3x2) untuk membantu penyerapan zat besi dan ajuran memberikan nutrisi
yang banyak mengandung zat besi salah satunya buah naga tersebut bisa dijus
atau dikonsumsi secara langsung buah naga terdapat kandungan zat besi
sebanyak 0,65mg per 100 gramnya. pada kunjungan ulang tanggal 13-04-2018
kadar hemoglobin Ny. NH mengalami peningkatan yaitu 11,2 gr %. Oleh karena
klien sudah tidak mengalami anemia lagi, dosis obatnya berkurang, tablet zat besi
dikonsumsi menjadi 1x1 dan vitamin C 2x1.

101
102

4.2 Persalinan
Pada anamnesa yang dilakukan pada Ny. NH pada didapatkan keluhan yaitu
kencang-kencang pada perut dan nyeri tembus belakang sejak pukul 14.00 Wita
sudah keluar air-air pada tanggal 18 mei 2018 pukul 15.00.
Pada tanggal 18 mei 2018 data tersebut sudah terdapat tanda-tanda inpartu yaitu
mules-mules dan keluarnya air-air sejak pukul 15.00 wita. Pemeriksaan dalam
pukul 21.00 tanggal 18-05-2018 menunjukkan vulva vagina tidak ada kelainan,
portio tipis dan lunak, pembukaan 5cm, ketuban masih utuh, presentasi kepala,
penurunan hodge II, posisi UUK depan dan molase tidak ada.
Kala I persalinan ibu berlangsung 4 jam yang dihitung dari pembukaan 5
(dilatasi maksimal) sampai lengkap.menurut manuba (2010) mengatakan bahwa
fase aktif berlangsung 6 jam yang terdiri dari fase akselerasi yang berlangsung 2
jam, fase dilatasi maksimal yang berlangsung 2 jam dan fase deselearsi yang
berlangsung 2 jam. Kala I persalinan pada Ny. NH pembukaan 5 berlangsung 4
jam lebih 10 menit, dihitung dari ibu datang ke puskesmas sampai ibu dengan
pembukaan lengkap.
Menurut Manuba (2010) bahwa beberapa faktor seperti paritas (multipara),
his yang adekuat, faktor janin dan faktor jalan lahir sehingga terjadi proses
pengeluaran janin yang lebih cepat. Kala II pada Ny.F berlangsung 30 menit dari
pembukaan lengkap pukul 00.00 wita dan bayi lahir spontan pukul 00.30 wita.
Lama Kala II ibu berlangsung normal yang mengacu pada teori bahwa Kala II
pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berkahir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses diktakan normal apabila berlangsung
5-30 menit setelah bayi lahir. Kala III ibu normal yang berlangsung 5 menit
setelah bayi lahir.15 Terdapat robekan pada mukosa vagina, komisura posterior,
dan kulit perenium (derajat I) sehingga dilakukan penjahitan

4.3 Nifas
103

Kunjungan nifas pertama (KF1) dilakukan pada 6 jam post partum,


Ambarwati mengatakan bahwa tanda-tanda vital pada pasca persalinan dikatakan
normal apabila tekanan darah tidak beruba.
Hasil pemeriksaan TTV normal dimana tekanan darah pada Ny. F 130/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,5ºC dari hasil pemeriksaan
Ny. NH dikatakan normal.
Tinggi fundus uteri setelah persalinan adalah 2 jari dibawah pusat menurut
Ambarwati. Pada Ny. NH didapatkan hasil tinggi fundus uteri adalah 2 jari
dibawah pusat.
Kunjungan nifas ke 2 dilakukan pada hari ke 3 post partum dan hasil
pemeriksaan involusi uterus berjalan dengan normal luka jahitan Ny. NH tampak
kering.
Kunjungan nifas ke 3 dilakukan pada hari ke 6 post partum. Terakhir
kunjungan ibu diberi konseling tentang personal hygine, pemberian ASI
ekslusif,pola istirhat dan tanda bahaya 2 minggu pada masa nifas
4.3 Bayi baru lahir
Bayi Ny. NH lahir cukup bulan masa, lahir spontan pukul 00.30 wita jenis
kelamin perempuan, berat badan 3500 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala
31 cm dan lingkar dada 32 cm, terdapat anus dengan ditandai keluarnya BAB
mekonium dan tidak ada cacat bawaan. Pada Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 6 jam
setelah lahir tanggal 19-05-2018, pemeriksaan fisik bayi didapatkan keadaan bayi
baik dan didapat tanda-tanda bayi sehat seperti adanya reflek moro, reflek rooting,
reflek sucking, reflek swallowing, reflek grasfing serta reflek glabela pada bayi.
Kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama 60 cc/kgBB, Bayi Ny. NH menyusu
kuat sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi, tampak pada bayi setelah
menyusu ia menjadi tenang. Membedong dan menyelimutinya agar menjaga
kehangatan tubuh bayi sehingga tidak mengalami hipotermi dan BAK/BAB bayi
normal.
Pada KN2 yaitu 3 hari setelah lahir tanggal 22-05-2018, pada pemeriksaan
tidak ada tanda-tanda infeksi seperti bayi malas menyusu atau kesulitan bernafas
dan tali pusat bayi telah lepas pada hari ke 5 setelah lahir. Kebutuhan nutrisi dan
cairan bayi 90 cc/kgBB terpenuhi tampak pada bayi merasa tenang setelah
104

menyusu serta BAB berwarna kuning dan BAK bayi 6 – 8 kali. Memandikan serta
membedong bayi merupakan pemenuhan kebutuhan bayi agar merasa tenang dan
terhindar dari bakteri serta mencegah infeksi.
Pada KN3 yaitu 6 hari setelah lahir tanggal 28-05-2018, pada pemeriksaan
keadaan umum bayi dan keadaan fisik bayi tidak didapatkan masalah dan bayi
dalam keadaan normal. Berat badan bayi lahir bayi 3500 gram dan pada hari ke 3
berat badan bayi naik menjadi 3.650 gram, bayi tidak rewel, tanda-tanda vital
normal dan tonus otot baik. Bayi telah mendapat pemenuhan nutrisi dan cairan
tiap kurang lebih 2 jam dan BAB/BAK bayi normal. Tidak tampak tanda-tanda
kesulitan bernafas atau tanda bahaya lainnya pada bayi. Ibu tetap dianjurkan untuk
membawa bayi ke puskesmas atau posyandu sesuai tanggal pada buku Kartu
Menuju Sehat (KMS) bayi untuk melanjutkan imunisasi dasar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penerapan asuhan kebidanan komprehensif dan
pendokumentasian secara SOAP pada Ny. NH dari kehamilan, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir yang dimulai dari tanggal 6 april 2018 – 28 mei 2018. Maka dapat
disimpulkan bahwa asuhan kebidanan komprehensif dapat mengurangi resiko
terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi.
1. Asuhan kebidanan masa kehamilan standar pelayanan kebidanan dilakukan
14T dan diidentifikasi masalah bahwa klien mengalami anemia ringan
dengan kadar Hb 10,4 gr% dan masalah dapat teratasi. Pada pemeriksaan
berikutnya tanggal 13 april 2018 kadar hemoglobin Ny. NH mengalami
peningkatan yaitu 11.2 gr% sehingga tidak lagi mengalami anemia.
2. Masa persalinan melakukan pemantuan asuhan persalinan normal pada
tanggal 19 mei 2018 pada Ny. NH usia gestasi 39 Minggu 5 hari,dengan
menggunakan teori 60 langkah APN. Persalinan berjalan dengan normal
tanpa ada penyulit dan komplikasi yang menyertai.
3. Asuhan kebidanan dilakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali dan Ny. NH
dalam keadaan nifas normal. Kebutuhan nutrisi dan cairan, kebersihan diri
dan istirahat terpenuhi serta ambulasi dan BAB/BAK klien normal serta tidak
tampak adanya tanda-tanda bahaya masa nifas.
4. Asuhan kebidanan kunjungan neonatus dilakukan 3 kali By. Ny. NH dalam
keadaan normal. Tidak ada tampak tanda-tanda infeksi atau tanda bahaya
lainnya. Kenaikan berat badan yang siknifikan serta kebutuhan nutrisi,
BAK/BAB bayi normal.

105
106

5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari
kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di
tetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada
profesi bidan.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga memberikan
asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan teori.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat
menghasilkan bidan yang berkualitas.
4. Bagi Pasien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan
keadaan kehamilannya secara mendapatkan gambaran tentang
pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan menghindari komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi dengan
adanya pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai