PENDAHULUAN
1
2
dan kematian ibu dan bayi (mortalitas dan morbilitas). asuhan masa nifas
dibutuhkan dalam periode masa nifas karena merupakan masa kritis bagi ibu
dan bayi. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum harus
dianjurkan dan ditanamkan. Status gizi ibu nifas sangat berpengaruh terhadap
penyembuhan luka.1
Pelayanan kebidanan komprehensif di kota Tarakan 2016 yang lengkap
mendapatkan pelayanan kebidanan komprehensif yaitu lengkap melakukan
pemeriksaan kehamilan mulai dari K1 hingga K4, persalinan dengan ditolong
oleh petugas kesehatan, kunjungan nifas mulai dari KF1, KF2, KF3, serta
kunjungan neonatus mulai dari KN1, KN2 dan KN3 berjumlah 4.280 ibu
hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil yaitu 5.270 ibu hamil. Hal ini dapat
dikatakan bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan asuhan kebidanan
serta komprehensif di kota Tarakan masih sangat kurang dimana masih
banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan asuhan secara komprehensif.2
Berdasarkan data laporan dari Puskesmas Gunung Lingkas pada tahun
2014 dari sasaran target menurut profil kesehatan tarakan 85% untuk cakupan
K1 86,51 cakupan K4 70,32% cakupan persalinan 82,13%, cakupan
kunjungan bayi 86.05% cakupan kunjungan nifas 87,10%. Pada tahun 2015
dari sasaran target 80%, untuk cakupan K1 83% cakupan K4 75,94%, cakupan
persalinan 84,45%, cakupan kunjungan bayi 89,26%, cakupan kunjungan nifas
85,43%. Pada tahun 2016 dengan target pencapaian 75% untuk cakupan K1
sebanyak 76,33%, cakupan K4 70,50%, cakupan persalinan 70,41 %, cakupan
Bayi 74,03%, cakupan nifas 62,59%. Berdasarkan data diatas cakupan K4,
persalinan dan nifas masih dibawah target pencapaian.3
Berdasarkan data tersebut masih banyak ibu yang tidak melakukan atau
mendapatkan pelayanan secara komprehensif di puskesmas gunung lingkas
kota Tarakan. Hal tersebut menjadi masalah yang harus segera ditangani,
sehingga perlu dilakukan asuhan komprehensif pada pasien dimulai dari
kehamilan, persalinan, nifas hingga bayi baru lahir.
3
5
6
terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi berlangsung selama 1 ½ - 2 jam d111an pada multi ½ - 1
jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta
yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. dalam waktu 5-
10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlanngsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah
pada persalinan biasanya disebabkan oleh pelepasan uri dan robekan
pada serviks dan perineum. Jumlah perdarahan rata- rata normal
adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari
500 cc hal tersebut sudah dianggap abnormal dan harus dicari
penyebabnya. Total lamanya persalinan pada primi 14 ½ jam dan
pada multi 7 ¾ jam.
3) Perubahan Fisiologis Persalinan
a. Uterus
Uterus hamil terbagi atas tiga bagian yaitu Segmen Atas Rahim,
Segmen Bawah Rahim dan Serviks. Setiap kontraksi menghasilkan
pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter
horizontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek penting pada
proses persalinan. Pertama, pengurangan diameter horizontal
menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan
menekankan kutub bawah didorong lebih jauh kebawah dan menuju
18
Induksi oksitosin.
Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya.
Riwayat atau predisposisi lain yang memungkinkan pasien untuk
mengalami perdarahan segera setelah melahirkan.
Pasien mengalami dehidrasi dan keletihan.
Pasien diketahui mengidap penyakit infeksi yang disebabkan oleh
streptococcus grup B, sehingga memerlukan terapi antibiotik
secara intravena.
Suhu pasien lebih dari 380C pada saat persalinan.
Kondisi obstetric patologi yang mengancam kondisi pasien,
misalnya plasenta previa, solusio plasenta, preeklamsia dan
eklamsia.
Anastesi epidural.
c. Posisi dan Ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi
pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu
justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga
persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada
kontraindikasi dari keadaan pasien). Beberapa posisi yang dapat
diambil antara lain, rekumben lateral (miring), lutut dada, tangan
lutut, duduk, berdiri, berjalan dan jongkok.
d. Istirahat
Istirahat sangat penting untuk pasien, karena akan membuat
rileks. Di awal persalinan sebaiknya anjurkan pasien untuk istirahat
yang cukup sebagai persiapan untuk menghadapi proses persalinan
yang panjang terutama pada primipara. Jika pasien benar-benar tidak
dapat tidur terlelap karena sudah merasakan his, minimal upayakan
untuk berbaring ditempat tidur dalam posisi miring kekiri untuk
beberapa waktu. Posisi ini dikombinaskan dengan aktifitas dalam
ambulasi agar penurunan kepala janin dapat lebih maksimal.
e. Eliminasi
22
e. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain :
Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
Tidur siang atau saat bayi tidur.
Karena jika ibu kurang istirahat dapat menyebabkan19:
Jumlah ASI berkurang.
Memperlambat proses involusi uteri.
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.
f. Seksual
28
perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi.
II 6 hari Memastikan involusi uteri berjalan dengan
normal, kontraksi baik, TFU dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup.
1. Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan.
2. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda kesulitan
menyusui.
3. Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir.
2 minggu Asuhan pada 2 minggu sama dengan asuhan yang
diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem.
Tindakan ini menjadikan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan
terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini
dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai
respons terhadap tarikan napas pertama.
dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi
dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini
tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, pennutupan
fungsional foramen ovale dan ductus arteriosus terjadi segera setelah
bayi lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa
perubahan dan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara
keseluruhan berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi
yang adekuat.
c. Perubahan termoregulasi
Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir tinggi dan fleksi otot
yang baik memiliki perlindungan alami yang baik terhadap
kehilangan panas. Namun, kemampuang bayi baru lahir tidak stabil
dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai 2 hari setelah
lahir, bahkan jika bayi lahir cukup bulan dan sehat. Bidan
bekewajiban untuk mengorganisasikan lingkungan kelahiran
sehingga kehilangan panas pada bayi baru lahir yang basah dapat
diminimalkan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat
mekanisme :
a) Konveksi
Adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin.
b) Konduksi
Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin.
c) Radiasi
32
i. Perubahan perkemihan
Pada bayi semua stuktur ginjal sudah ada tetapi kemampuan
ginjal untuk mengkonsentrasikan urine dan mengatur kondisi cairan
serta fluktuasi elektrolit belum maksimal. Volume output urine total
per 24 jam sekitar 200-300 ml sampai denga akhir minggu pertama21:
j. Adaptasi Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna.
Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku
yang lebih kompleks (misalnya: control kepala, tersenyum, dan
meraih dengan tujuan) akan berkembang.
Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting
perkembangan normal.
34
Rooting dan Bayi baru lahir menoleh Respons yang lemah atau
menghisap kepala ke arah stimulus, tidak ada respons terjadi
membuka mulut dan mulai pada prematuritas,
menghisap bila pipi, bibir penurunan atau cedera
atau sudut mulut bayi neurologis atau depresi
disentuh dengan jari atau sistem saraf pusat (SSP)
puting
yang datar
e. Riwayat Psikososial
Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu
menerima dan merawat anggota baru.
4. Masalah bayi baru lahir
a. Hipotermi
Hipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36 o C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin. Akibat hipotermia adalah
meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya
metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
b. Hipertermi
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan
termoregulasi. Hal ini terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas. Gejala
yang biasa terjadi adalah panas, kulit kering, kulit menjadi merah.
c. Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi
dimana jumlah glukosa dalam plasma darah berlebihan.
Hiperglikemia disebabkan oleh ibu hamil dengan diabetes mellitus.
d. Tetanus neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit yang diderita oleh bayi
baru lahir yang disebabkan karena basil klostridium tetani.
Tanda gejalanya seperti, suhu tubuh tiba-tiba panas, malas/tidak mau
menyusu, mulut mencucu, mudah terangsang, gelisah, dan sering
kejang 8.
e. Gangguan pernafasan
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh
berbagai sebab. Apabila gangguan pernapasan tersebut disertai
39
5) Kunjungan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan
komprehensif, manajemen terpadu bayi muda untuk bidan yang
meliputi:
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare dan berat badan rendah.
b. Perawatan tali pusat.
c. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir.
d. Imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir.
e. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA.
f. Penanganan dan rujukan kasus.
40
KN1 (6 – 48 jam)
KN3 (8 – 28 hari)
2.1.5 Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan
atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap. Tujuan dilakukan
rujukan tersebut untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Meskipun sebagian
besar ibu akan menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15%
diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi, biasanya bidan menggunakan
istilah BAKSOKU untuk mengingat hal yang penting saat melakukan
rujukan. Istilah BAKSOKU sangat efisien untuk digunakan dalam
kegawatdaruratan, adapun penjelasannya yaitu16 :
1) B (Bidan)
Pastikan ibu dan / bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menatalaksana gawatdarurat obstetri dan bayi baru
lahir untuk dibawa ke fasilitas kesehatan.
2) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas
dan bayi baru lahir (tabung suntik), selang IV, alat resusitasi dan lain-lain)
bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut
mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas
rujukan.
3) K (Keluarga)
41
Beritahu dan jelaskan ibu beserta keluarga mengenai kondisi dan alasan
ibu atau bayi dirujuk.
4) S (Surat)
Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan/ bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan
hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/ bayi
baru lahir. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik.
5) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama diperjalanan.
6) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman.
7) U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan
lain yang diperlukan selama ibu dan/ atau bayi baru lahir tinggal di
fasilitas rujukan.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan
konseling. Asuhan kebidanan komprehensif mencangkup 4 kegiatan
pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan
kehamilan (Antenatal Care), asuhan kebidanan persalinan (Intranatal
Care), asuhan kebidanan masa nifas (Postnatal Care) dan asuhan bayi
baru lahir (Neonatal Care)13.
7) Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakuka keefektifan dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah bener-bener telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika benar memang efektif dalam pelaksanaannya23.
2.2.5 Metode Pendokumentasian SOAP
1) Metode pendokumentasian SOAP
Menurut Helen Varney, alur berpikir seorang bidan saat
menghadapi klien meliputi 7 langkah agar diketahui apa yang telah
dilakukan oleh bidan melalui proses berpikir sistematis, maka di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas 4 langkah yang
disarikan dari proses pemikiran pelaksanaan kebidanan yang dipakai
untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien
44
c. Assessment (A)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu
identifikasi.
Diagnosa atau masalah
Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial.
d. Planning (P)
45
47
48
1. Riwayat obstetric
Menacrhe : 14 Tahun
Siklus haid : 28 hari, Teratur
Lama haid : 7 hari
Dysmenorrhea : Tidak ada
Banyaknya : 3 x ganti pembalut
HPHT : 16-08-2017
Taksiran Partus : 24-05-2018
Usia kehamilan : 37minggu 1 hari
2. Riwayat Ginekologi
Keputihan : Ada
Perdarahan diluar haid: Tidak ada
Tumor/kista : Tidak ada
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak suami dan istri
tidak ada yang menderita penyakit menahun : jantung. Menurun :
darah tinggi, kencing manis. Menular : HIV, TBC.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 bulan
6. Keadaan kehamilan sekarang
a. Trimester I
Ibu mengatakan pada trimester I melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 kali, pada usia kehamilan 8 minggu di Puskesmas
Gunung lingkas, keluhan yang dirasakan saat trimester I tidak ada ,
anjuran yang diberikan oleh bidan saat pemeriksaan mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi dan pola istirahat dirumah.pengobatan
yang diberikan diterima oleh ibu yaitu terapi obat SF 180 mg
diminum 1 kali sehari dan vitamin C 50 mg diminum 2 tablet
sehari.
b. Trimeseter II
Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
setiap bulan kunjungan, pada trimester II melakukan pemeriksaan
4 kali pada usia kehamilan 13 minggu 4 hari, 18 mingggu, 22-23
minggu dan 26-27 minggu dan pemeriksaan Dokter spog sebanyak
1x Keluhan yang dirasakan saat trimester II tidak ada, anjuran
yang diberikan oleh bidan saat pemeriksaan mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi dan mengatur pola istirahat di rumah.
Pengobatan yang diterima oleh ibu yaitu terapi obat SF 180 mg
diminum 1 kali sehari dan vitamin C 50 mg diminum 2 tablet
sehari.
c. Trimester III
Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
setiap bulan. Kunjungan pada trimester III melakukan pemeriksaan
3 kali pada usia kehamilan 31-32 minggu, 33-34 minggu dan 35-36
minggu usia kehamilan. Keluhan yang dirasakan saat trimester III
pusing dan ibu mengalami anemia ringan. Kadar hemoglobin pada
50
31-32 minggu 13,3gr/dL, pada 33-34 minggu 13,3 gr/dL dan 36-37
minggu 10,6 gr/dL. Anjuran yang diberikan oleh bidan saat
pemeriksaan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan mengatur pola istirahat di rumah. Pengobatan yang diterima
oleh ibu yaitu terapi obat Sangobion 500 mg diminum 3 kali sehari
dan vitamin C 50 mg diminum 3 kali 2 tablet sehari.
7. Pola kebiasaan selama hamil
a. Pola nutrisi
Makan : Ibu mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan menu nasi,
lauk, sayur.
Minum : ibu mengatakan minum air putih 7-8 gelas/hari
8. Personal hygiene
Ibu mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian sehabis mandi 2
kali sehari, dan keramas dua hari sekali.
9. Pola eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning/jernih
Bau : Pesing
Keluhan : Tidak ada keluhan
b. BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada keluhan
10. Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama hamil masih dapat melakukan aktifitas seperti
biasa sebelum hamil yaitu mencuci, memasak dan menyapu.
11. Pola istirahat dan tidur
Ibu mengatakan tidur malam 7 jam dan ibu tidak pernah tidur siang.
12. Data Psikososial
a. Data psikologis
51
HB : 10,6 gr/dL.
Protein urine : Negatif.
Glukosa urine : Negatif.
Golongan darah :
III. Assessment
G3P2A0 hamil 35 minggu 1 hari janin tunggal hidup intrauterin dengan
anemia ringan,
IV. Planning
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan senyum, salam dan sapa pada
klien.
Evaluasi : Telah dilakukan pendekatan terapeutik dan ibu kooperatif.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
KU : Baik Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 120/70 mmhg
N : 88x /menit
R : 17x /menit
S : 36,5°C
Muka dan bibir tampak pucat.
Konjungtiva anemis.
Pemeriksaan abdomen.
Leopold I : TFU : pertengahan pusat dengan prosesus xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II: Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 30 cm.
TBJ : (29-12) x 155 = 2.635 gram.
Auskultasi : DJJ: 140x /menit.
Hb : 10,4 gr/dL.
54
III. Assessment
G3P2A0 Hamil 38 minggu 1 hari janin tunggal hidup intra uterine
IV. Planning
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan senyum, salam dan sapa pada
klien.
Evaluasi : Telah dilakukan pendekatan terapeutik dan ibu kooperatif.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis.
TTV : TD : 110/70 mmhg.
N : 87x /menit.
R : 17x /menit.
S : 36,8° C.
Pemeriksaan abdomen
Leopold I : TFU: 3 jari dibawah prosesus xiphoideus.
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold II :Kanan : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas).
Kiri : Teraba datar, keras memanjang (Punggung).
Leopold III :Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopold IV :Bagian terendah janin belum masuk PAP (Konvergen).
TFU (Mc Donald) : 30 cm.
TBJ : 2.790 gram.
59
diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan jika terdapat tanda persalinan atau
jika ibu memiliki keluhan.
Evaluasi : Telah menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan jika
3.2 Persalinan
Pengkajian
Hari/Tanggal : 18 MEI 2018
Jam : 21.00 WITA
A. SUBYEKTIF
1) Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin melahirkan anak ke- 3.
2) Keluhan utama : Ibu mengatakan perut kencang-kencang sejak jam 14.00
Wita dan keluar air-air dan lendir darah jam 15.00 Wita.
3) Tanda-tanda persalinan
Kontraksi : Ada
Sejak tanggal : 18-5-2018
Pukul : 18.00.00 Wita
4) Pengeluaran per vaginam
Lendir darah : Ada
Air ketuban : Tidak ad
Darah : Tidak ada
5) Masalah-masalah khusus: Tidak ada
6) Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 16-08-2017
Riwayat haid : Teratur
65
Lamanya : ± 7 hari
Siklus : ± 28 hari
ANC : TM I : 1 x Di Puskesmas
TM II : 3 x Di Puskesmas
TM III : 8 x Di Puskesmas
Riwayat imunisasi TT : TT1 : SD
TT2 : SD
TT3 : Catin
TT4 : Anak pertama
TT5 : Anak kedua
4. Muka
Inspeksi : Konjungtiva : Tampak berwarna merah
Sclera : Tampak berwarna putih
Palpasi : Tidak teraba oedema
5. Ekstremitas
Inspeksi
Oedem tangan dan kaki : Tidak tampak oedema tangan & kaki
Varises tungkai : Tidak tampak varises
Palpasi
Oedem tangan dan kaki : Tidak teraba oedema tangan & kaki
Perkusi
Reflex patella ka/ki : Positif kanan & kiri
6. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tidak tampak
strie
gravidarum, tidak tampak line nigra.
Palpasi :
Palpasi menurut Leopold
Leopold I : TFU: 34, teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Kiri : Teraba keras, datar memanjang
(punggung)
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
(Divergen)
His : 3x/ 10 menit/ 40 detik
Palpasi supra pubik/kandung kemih : Kosong
TFU (Mc Donald) : 34 cm
TBJ :3.255 gram
Auskultasi
DJJ : 130 x/menit, Teratur
67
7. Genetalia
Inspeksi Vulva dan Vagina
Varises : Tidak tampak varises
Luka : Tidak tampak luka
Kemerahan : Tidak tampak kemerahan
Perineum bekas luka perut: Tidak tampak bekas luka parut
Kelenjar Bartolin : Tidak tampak pembesaran kel. Bartolin
Kelenjar Skene : Tidak tampak pembesaran kel. Skene
Palpasi
Nyeri : Tidak teraba nyeri tekan
8. Pemeriksaan laboratorium : Tidak di lakukan pemeriksaan
9. USG : Tidak di lakukan pemeriksaan
10. Pemeriksaan Dalam ( 21.00Wita)
Portio : Teraba tipis-lunak
Ketuban :-
Pembukaan (Dilatasi) : Ø 5 cm
Penipisan (Effecement) : 40%
Presentase : Kepala, UUK kanan atas
Penurunan : Hodge II
Kondisi panggul : Tidak teraba promontorium, linea
inominata teraba ¼ lingkaran dan tidak
teraba spina ischiadica
ASUHAN KALA I ( 21.00-00.00)
Assement :
G3P2A0 Usia Kehamilan 39 Minggu 1 hari, Janin tunggal hidup intra uterin,
Inpartu kala I fase aktif ,
Planning :
1. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan umum dan kemajuan persalinan
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
68
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan TTV, DJJ, his dan periksa dalam, dan
keadaan umum ibu normal serta kemajuan persalinan berlangsung normal.
3. Memberikan dukungan emosional dan pendekatan terapeutik dengan senyum,
salam dan sapa pada klien.
Evaluasi : Dukungan emosional telah dilakukan dan ibu kooperatif.
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi saat ada his yaitu menarik nafas dari hidung
dan keluarkan secara berlahan-lahan dari mulut serta tidak meneran jika
pembukaan belum lengkap kerana dapat mengakibatkan bengkak pada jalan
lahir.
Evaluasi : Ibu telah diajurkan melakukan teknik relaksasi dan tidak meneran
saat pembukaan belum lengkap, dan ibu merasa nyaman.
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang mudah dicerna saat tidak ada
his utuk menambah tenaga pada saat meneran
Evaluasi : Ibu telah dianjurkan untuk makan dan minum. Kebutuhan nutrisi
dan cairan ibu terpenuhi.
6. Mengajurkan ibu untuk miring kiri saat his berkurang atau mencari posisi
senyaman mungkin yang diinginkan oleh ibu.
Evaluasi : Ibu telah dianjurkan untuk memilih posisi senyaman mungkin dan
ibu memilih posisi tidur miring kiri.
7. Memberi support dengan menganjurkan keluarganya untuk mendampingi
selama proses persalinan.
Evaluasi : Ibu telah dianjurkan memilih anggota keluarganya untuk bisa
mendampinginya selama proses persalinan. Dan ibu didampingi oleh ibunya.
8. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan hasil telah tercatat.
ASUHAN KALA II ( 00-00 – 00.30)
Subjektif :
- Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
- Ibu mengatakan seperti ingin BAB
Objektif :
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
71
N : 79 x/menit
Inspeksi Tanda gejala Kala II :
- Perineum menonjol - Anus membuka
- Vulva membuka
Genetalia
- PD : Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap),
- Presentasi UUK kanan atas, Hodge IV
- His : 5x/ 10 menit/ 42 detik
- DJJ : 130x/menit
Assement :
G3P2A0 Usia Kehamilan 39 Minggu 5 hari janin tunggal hidup intrauterin kala II
dengan keadaan ibu dan bayi normal.
Planning :
1. Melihat adanya tanda gejala kala II
a. Anus membuka
b. Perenium menonjol
c. Vulva membuka
Evaluasi : Telah dilihat adanya tanda gejala kala II dan terdapat tanda gejala
kala II.
2. Menyiapkan diri dan peralatan secara lengkap dan ergonomis sesuai dengan
tata letak alat
a. Persiapan diri
1) Sepatu boot
2) Apron
3) Masker
4) Kaca mata google
b. Alat
72
Evaluasi : Telah melepas perhiasan dan telah mencuci tangan dengan sabun.
5. Menggunakan APD seperti, kacamata google, masker, celemek, sarung tangan
gynecology dan sarung tangan steril serta sepatu boots.
Evaluasi : APD telah digunakan dan pencegahan infeksi telah dilakukan.
6. Mengisi spuit 3 cc dengan oksitosin 10 IU dan mengisi spuit 1 cc dengan Vit.
K dengan teknik 1 tangan.
Evaluasi : Telah menyiapkan oksitosin serta vit. K. Dan obat telah dalam
keadaan siap pakai.
7. Melakukan vulva hygiene
Evaluasi : Telah dilakukan vulva hygiene
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dalam/VT dan pada pukul 07:20
portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), ketuban berwarna jernih serta
berbau amis, dan penurunan kepala hodge IV.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan air larutan clorin 0,5% selama 10
menit
Evaluasi : Telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin
0,5%.
73
Subjektif :
- Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- Ibu mengatakan lega karena bayinya telah lahir
Objektif :
Tanda pelepasan plasenta :
- Adanya semburan darah tiba-tiba
- Uterus berkontraksi
- Tali pusat bertambah panjang
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TFU : Sepusat
UC : Baik
Assement :
P3A0 dengan Kala III.
Planning :
27. Memeriksakan fundus untuk memastikan ini kehamilan tunggal
Evaluasi : Pemeriksaan fundus telah dilakukan, janin tunggal hidup intra uteri
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntikkan oksitosin 10 IU secara IM
Evaluasi : Ibu telah mengetahui bahwa akan di suntik, dan ibu bersedia
29. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas sebelah luar pada 1
menit pertama
Evaluasi : Ibu bersedia di suntik. Dan ibu telah di suntik secara IM pada bagian
paha luar kanan
30. Menjepit tali pusat dengan umbilical cord ± 3 cm dari umbilicus dan klem
kedua ± 2 cm dari klem pertama
Evaluasi : Tali pusat telah di jepit, dengan dua klem
31. Memotong tali pusat diantara 2 klem
Evaluasi : Tali pusat telah terpotong
32. Menengkurapkan bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit ibu – bayi dan
dilakukannya IMD, selimuti bayi dengan kain bersih dan kering serta pakaikan
bayi topi atau penutup kepala.
Evaluasi : bayi telah di tengkurapkan di perut ibu. IMD telah di lakukan.
76
Evaluasi : ibu dan keluarga telah mengetahui cara masase uterus dengan baik.
Dan uterus dalam keadaan normal
45. Mengevaluasi jumlah darah yang keluar untuk menghindari terjadinya
perdarahan.
Evaluasi : telah dilakukan evaluasi jumlah perdarahan. Dan perdarahan ± 100
cc
46. Memeriksa nadi dan keadaan umum ibu agar dalam keadaan baik-baik saja
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan nadi dan keadaan umum ibu. Dan ibu
dalam keadaan baik
47. Memantau keadaan bayi khususnya memastikan pernafasan dan suhu bayi
tetap dalam keadaan baik. Selimuti bayi agar menjaga kehangatan tubuh bayi.
Evaluasi : telah dilakukan pemantauan pada bayi. Bayi dalam keadaan
nyaman
48. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit, kemudian mencuci alat, mengeringkan dan mensterilkannya.
Evaluasi : Peralatan bekas pakai telah di rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Dan alat telah di sterilkan
49. Membuang bahan bekas pakai dalam tempat sampah
Evaluasi : bahan bekas telah di buang dalam tempat sampah
50. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah serta mengganti
pakaiannya agar ibu merasa nyaman
Evaluasi : Ibu telah di bersihkan. Dan ibu merasa lebih nyaman
51. Memastikan ibu merasa nyaman agar dapat mengurangi rasa lelah pasca
melahirkan serta minta keluarga memberi makan pada ibu
Evaluasi : kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi.
52. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
Evaluasi : Dekontaminasi telah di lakukan
53. Membersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5
Evaluasi : telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan 0,5%
selama 10 menit
54. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan tangan
Evaluasi : telah mencuci tangan dan mengeringkannya
79
55. Memakai sarung tangan steril untuk melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
Evaluasi : sarung tangan telah terpakai
56. Memberi salep mata profilaksis infeksi, vitamin K₁ 1 mg IM dipaha kiri bawah
lateral, melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernapasan bayi dan suhu
tubuh bayi.
Evaluasi :telah dilakukan pemeriksaan pada bayi. Dan bayi dalam keadaan
baik
57. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral
setelah satu jam pemberian vitamin K₁.
Evaluasi : telah dilakukan penyuntikan imunisasi hepatitis B. bayi telah di
suntik imunisasi vitamin K1
58. Mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
Evaluasi : : telah dilakukan dekontaminasi sarung tangan dalam larutan 0,5%
selama 10 menit
59. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan tangan
Evaluasi : telah mencuci tangan dan mengeringkannya
60. Melakukan dokumentasi dan melengkapi patograf sebagai catatan pemantauan
dan mengobservasi TTV, TFU, KU, KK dan pendarahan setiap 15 menit
dalam jam pertama dan 30 menit dalam jam ke 2.
1 mmhg Pusat
2 mmhg pusat
a. Keluhan yang dialami yaitu rasa mules pada perut merupakan hal yang
alami terjadi akibat rahim yang berkontraksi untuk kembali ke ukuran
mendekati sebelum hamil dan akan hilang dengan sendirinya. Rangsangan
dari isapan bayi saat menyusu akan diteruskan menuju otak (hipotalamus)
yang memproduksi hormon oksitosin. Selanjutnya hormon oksitosin akan
memacu otot-otot halus disekitar sel-sel pembuat ASI untuk mengeluarkan
ASI. Ada beberapa hal juga yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi nyeri
setelah melahirkan seperti, buang air kecil secara teratur agar kandung
kemih tidak menjadi penuh, karena dapat menghambat rahim berkontraksi,
tidak berkontraksinya rahim pasca melahirkan akan menyebabkan
perdarahan masa nifas dan untuk rasa nyeri pada luka bekas jahit dapat
diatasi dengan mengkonsumsi obat amoxicillin dan paracetamol yang
diberikan pada ibu.
Evaluasi : Pemberian KIE tentang keluhan yang ibu rasakan telah
dijelaskan, ibu mengerti dan paham yang telah
dijelaskan oleh bidan.
b. Personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, khususnya pada
daerah kemaluan yang ada luka jahit. Bersihkan saja dengan air biasa, tidak
perlu dengan air hangat karena akan mengakibatkan jahitan menjadi
meregang. Bersihkan dari mulai kemaluan(vagina) dulu kemudian jika
telah bersih lanjutkan ke arah anus. Ganti pembalut sesering mungkin, bila
perlu tiap kali ibu setelah buang air kecil atau buang air besar dan ganti
celana dalam minimal 2x sehari atau jika sudah kotor dan lembab serta
gunakan celana dalam dari bahan yang menyerap keringat.
Evaluasi : Anjuran telah diberikan, ibu bersedia utuk mengikuti
yang telah dianjurkan.
c. Menganjurkan ibu untuk konsumsi makanan dengan tinggi protein,
kacang-kacangan dan sayuran.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
seperti (telur, ikan, tahu, tempe, susu) untuk mempercepat penyembuhan
83
2. Mata
Inspeksi : Tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis,
sclera tidak tampak ikterik
3. Abdominal
Inspeksi : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak linea nigra
Palpasi : TFU : pertengahan pusat syimpisis
UC : Baik, teraba bulat dan keras.
4. Payudara
Inspeksi : Payudara tampak simetris,keduaputting tidak tampak
tenggelam
Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, terdapat pengeluaran ASI
5. Vagina
Inspeksi : Tampak lochea sanguinolenta
Palpasi : Tidak ada pus dan keadaan luka jahit tampak kering
6. BAK/BAB : ± 6-7x sehari/ 1x sehari
7. Aktifitas : Ibu telah beraktivitas seperti biasa
Assestment
P3 A0 post partum7 hari,
Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
TD : 120/90 mmHg
Suhu : 36,8 ° C
Pernapasan : 21 x/ menit
Nadi : 78 x/ menit
TFU : 2 jari atas simfisis
Kontraksi uterus : Baik, teraba bulat dan keras
Lochea : Sanguelenta
Keadaan luka jahit : Tampak kering
Evaluasi : Hasil pemeriksaan telah dijelaskan, keadaan ibu saat ini normal.
2. Memberikan ibu KIE, tentang :
- Personal hygiene
87
4. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : Dokumentasi telah dilakukan dan telah tercatat lengkap
88
cephal hematoma.
c. Rambut
Inspeksi : Tampak berwarna hitam dan lurus
d. Mata
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak ada
kotoran mata, tidak tampak perdarahan.
e. Hidung
Inspeksi : Tampak septum berada di tengah, tidak tampak
pernafasan cuping hidung.
f. Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
g. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak kebiruan, tidak tampak labioskizis
h. Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
i. Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding dada
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak perdarahan tali pusat.
Palpasi : Perut teraba lembek saat tidak menangis
k. Genentalia
Inspeksi : Terdapat labia mayora terdapat labia minora ditutupi oleh
labia mayora terdapat orivisium uretra terdapat lubang vagina dan tidak
tampak kelainan
l. Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus (observasi 24 jam, ada/ tidak ada
pengeluaran mekonium)
m. Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10, jumlah jari
kaki 10 dan pergerakan tampak aktif
n. Reflek
1) Morro : Baik, ditandai dengan bayi saat diberikan rangsangan
92
6. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan oleh bidan agar bayi
terlihat lebih bersih dan nyaman serta memberitahu ibu untuk mempersiapkan
alat mandinya seperti handuk, sabun/shampo khusus bayi, baju, popok dan
lampin.
Evaluasi : ibu telah diberitahu dan ibu bersedia bayinya akan
dimandikan oleh bidannya serta ibu sudah mempersiapkan
alat mandi bayinya
7. Melakukan dokumentasi
94
h. Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
i. Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding dada
j. Abdomen
Inspeksi :Tidak tampak perdarahan tali pusat
Palpasi : Perut teraba lembek saat tidak menangis
k. Genentalia
Inspeksi : Tampak labia mayora menutupi labia minora,
tampak lubang vagina dan tampak lubang uretra
l. Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus
m. Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10, jumlah jari
kaki 10 dan pergerakan tampak aktif
n. Eliminasi
BAK : Ada, berwarna kuning jernih
BAB : Ada, berwarna hitam kecoklatan
Assesment
Bayi usia 3 hari
Planning
1. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,5 °C
Nadi : 133 x /menit
Pernafasan : 42 x / menit
Warna kulit : kemerahan
Keadaan Talipusat : Belum terlepas
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dan bayi dalam keadaan
baik/normal.
96
13) Hidung
Inspeksi : Tampak septum berada di tengah, tidak tampak
Pernafasan tarikan cuping hidung.
14) Telinga
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan
15) Mulut
Inspeksi : Bibir tidak tampak kebiruan, Mulut tidak tampak
labioskisis
16) Leher
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
17) Dada
Inspeksi : Tampak simetris, tidak tampak tarikan dinding
dada
18) Abdomen
Inspeksi : Tali pusat tampak kering
Palpasi : abdomen teraba keras saat menangis
19) Genentalia
Inspeksi : terdapat penis dan lubang penis, terdapat scrotum,
terdapat testis didalam scrotum dan tidak tampak
kelainan
20) Anus
Inspeksi : Tampak lubang anus
21) Ekstrermitas
Inspeksi : Tampak simetris, jumlah jari tangan 10 dan jumlah
jari kaki 10, pergerakan tampak aktif
palpasi : Tidak teraba oedama
22) Eliminasi
BAK : Ada, berwarna kuning jernih
BAB : Ada, berwarna kecoklatan
Assesment
Bayi baru lahir usia 3 hari dan keadaan bayi saat ini normal.
99
Planning
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,6 °C
Nadi : 134 x /menit
Pernafasan : 44 x / menit
Warna kulit : kemerahan
Keadaan Tali pusat : Tampak kering dan belum terlepas
Evaluasi : Hasil pemeriksaan telah dijelaskan dan bayi dalam
keadaan baik/normal.
7. Memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali
pusat dengan kassa steril dan kemudian membedong bayi agar kehangatan
bayi tetap terjaga.
Evaluasi : Bayi telah dimandikan, perawatan tali pusat dan
membedong bayi telah dilakukan. Bayi tampak berih
dan nyaman.
8. Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayinya dan tanda bahaya pada
bayi.
c) Perawatan bayi
6) Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesuai kebutuhan minimal setiap
per 2 jam
7) Menjaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih
8) Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
9) Memastikan bayi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, terlalu panas
dapat menyebabkan dehidrasi karena kemampuan penganturan suhu bayi
masih dalam perkembangan, terlalu dingin dapat menyebabkan bayi
hipotermi.
Evaluasi : penjelasan perawatan bayi telah dijelaskan. Ibu
mengerti cara perawatan bayi
d) Tanda bahaya pada bayi baru lahir
k. Bayi tidak mau menyusu, bayi sulitmenghisap atau hisapan lemah.
100
4.1 Kehamilan
Kehamilan merupakan suatuproses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh
dan berkembang didalam uterus selama59 hari atau 37 minggu atau 42 minggu.
Standar pelayanan kebidanan yang digunakan adalah 14T meliputi : timbang berat
badan dan tinggi badan,ukur tekanan darah,ukur tinggi fundus uteri,pemberian
tablet FE,pemberian imunisasi TT,pemeriksaan VDRL,perawatan payudara,senam
ibu hamil,temu wicara,pemeriksaan protein urin,pemeriksaan reduksi urin
pemberian terapi kapsul yodium,pemberian obat anti malaria
Berdasarkan data yang diperoleh pada kunjungan awal kehamilan Ny. NH
tanggal 6 april 2018 didapatkan 1 masalah. Masalahnya adalah kadar hemoglobin
(Hb) klien 10,6 gr %.. Normal kadar Hb pada wanita hamil adalah lebih dari 11
gr% namun pada kasus Ny. NH masuk kategori anemia ringan 7. Terjadi
penurunan hematokrit dan peningkatan plasma darah akibat hemodilusi yang
menimbulkan ketidak seimbangan sehingga menyebabkan terjadinya anemia6.
Oleh karena itu, perlu penanganan pemberian tablet zat besi 60mg sebanyak 3
kali. Pada kasus diatas klien diberikan tablet FE 180 mg (3x1) dan vitamin C 50
mg (3x2) untuk membantu penyerapan zat besi dan ajuran memberikan nutrisi
yang banyak mengandung zat besi salah satunya buah naga tersebut bisa dijus
atau dikonsumsi secara langsung buah naga terdapat kandungan zat besi
sebanyak 0,65mg per 100 gramnya. pada kunjungan ulang tanggal 13-04-2018
kadar hemoglobin Ny. NH mengalami peningkatan yaitu 11,2 gr %. Oleh karena
klien sudah tidak mengalami anemia lagi, dosis obatnya berkurang, tablet zat besi
dikonsumsi menjadi 1x1 dan vitamin C 2x1.
101
102
4.2 Persalinan
Pada anamnesa yang dilakukan pada Ny. NH pada didapatkan keluhan yaitu
kencang-kencang pada perut dan nyeri tembus belakang sejak pukul 14.00 Wita
sudah keluar air-air pada tanggal 18 mei 2018 pukul 15.00.
Pada tanggal 18 mei 2018 data tersebut sudah terdapat tanda-tanda inpartu yaitu
mules-mules dan keluarnya air-air sejak pukul 15.00 wita. Pemeriksaan dalam
pukul 21.00 tanggal 18-05-2018 menunjukkan vulva vagina tidak ada kelainan,
portio tipis dan lunak, pembukaan 5cm, ketuban masih utuh, presentasi kepala,
penurunan hodge II, posisi UUK depan dan molase tidak ada.
Kala I persalinan ibu berlangsung 4 jam yang dihitung dari pembukaan 5
(dilatasi maksimal) sampai lengkap.menurut manuba (2010) mengatakan bahwa
fase aktif berlangsung 6 jam yang terdiri dari fase akselerasi yang berlangsung 2
jam, fase dilatasi maksimal yang berlangsung 2 jam dan fase deselearsi yang
berlangsung 2 jam. Kala I persalinan pada Ny. NH pembukaan 5 berlangsung 4
jam lebih 10 menit, dihitung dari ibu datang ke puskesmas sampai ibu dengan
pembukaan lengkap.
Menurut Manuba (2010) bahwa beberapa faktor seperti paritas (multipara),
his yang adekuat, faktor janin dan faktor jalan lahir sehingga terjadi proses
pengeluaran janin yang lebih cepat. Kala II pada Ny.F berlangsung 30 menit dari
pembukaan lengkap pukul 00.00 wita dan bayi lahir spontan pukul 00.30 wita.
Lama Kala II ibu berlangsung normal yang mengacu pada teori bahwa Kala II
pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berkahir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses diktakan normal apabila berlangsung
5-30 menit setelah bayi lahir. Kala III ibu normal yang berlangsung 5 menit
setelah bayi lahir.15 Terdapat robekan pada mukosa vagina, komisura posterior,
dan kulit perenium (derajat I) sehingga dilakukan penjahitan
4.3 Nifas
103
menyusu serta BAB berwarna kuning dan BAK bayi 6 – 8 kali. Memandikan serta
membedong bayi merupakan pemenuhan kebutuhan bayi agar merasa tenang dan
terhindar dari bakteri serta mencegah infeksi.
Pada KN3 yaitu 6 hari setelah lahir tanggal 28-05-2018, pada pemeriksaan
keadaan umum bayi dan keadaan fisik bayi tidak didapatkan masalah dan bayi
dalam keadaan normal. Berat badan bayi lahir bayi 3500 gram dan pada hari ke 3
berat badan bayi naik menjadi 3.650 gram, bayi tidak rewel, tanda-tanda vital
normal dan tonus otot baik. Bayi telah mendapat pemenuhan nutrisi dan cairan
tiap kurang lebih 2 jam dan BAB/BAK bayi normal. Tidak tampak tanda-tanda
kesulitan bernafas atau tanda bahaya lainnya pada bayi. Ibu tetap dianjurkan untuk
membawa bayi ke puskesmas atau posyandu sesuai tanggal pada buku Kartu
Menuju Sehat (KMS) bayi untuk melanjutkan imunisasi dasar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penerapan asuhan kebidanan komprehensif dan
pendokumentasian secara SOAP pada Ny. NH dari kehamilan, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir yang dimulai dari tanggal 6 april 2018 – 28 mei 2018. Maka dapat
disimpulkan bahwa asuhan kebidanan komprehensif dapat mengurangi resiko
terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi.
1. Asuhan kebidanan masa kehamilan standar pelayanan kebidanan dilakukan
14T dan diidentifikasi masalah bahwa klien mengalami anemia ringan
dengan kadar Hb 10,4 gr% dan masalah dapat teratasi. Pada pemeriksaan
berikutnya tanggal 13 april 2018 kadar hemoglobin Ny. NH mengalami
peningkatan yaitu 11.2 gr% sehingga tidak lagi mengalami anemia.
2. Masa persalinan melakukan pemantuan asuhan persalinan normal pada
tanggal 19 mei 2018 pada Ny. NH usia gestasi 39 Minggu 5 hari,dengan
menggunakan teori 60 langkah APN. Persalinan berjalan dengan normal
tanpa ada penyulit dan komplikasi yang menyertai.
3. Asuhan kebidanan dilakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali dan Ny. NH
dalam keadaan nifas normal. Kebutuhan nutrisi dan cairan, kebersihan diri
dan istirahat terpenuhi serta ambulasi dan BAB/BAK klien normal serta tidak
tampak adanya tanda-tanda bahaya masa nifas.
4. Asuhan kebidanan kunjungan neonatus dilakukan 3 kali By. Ny. NH dalam
keadaan normal. Tidak ada tampak tanda-tanda infeksi atau tanda bahaya
lainnya. Kenaikan berat badan yang siknifikan serta kebutuhan nutrisi,
BAK/BAB bayi normal.
105
106
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari
kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di
tetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada
profesi bidan.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga memberikan
asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan teori.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat
menghasilkan bidan yang berkualitas.
4. Bagi Pasien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan
keadaan kehamilannya secara mendapatkan gambaran tentang
pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan menghindari komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi dengan
adanya pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan.