Anda di halaman 1dari 5

I.

Sinopsis

Dimulai pada tahun 1990 hingga 1998 lalu , Jack Kevorkian menjadi salah satu
tokoh kontroversial di Michigan.Jack adalah seorang dokter yang menggunakan
ilmu kedokterannya untuk membantu seseorang ingin meninggal atau disebut
Euthanasia yang mempunyai alasan dikarenakan tidak ingin merasakan derita dan
sakit yang dialami.Atas dasar hal itu Jack dicerca oleh Masyarakat dan Aktivis
Aktivis tetapi Jack bagaikan malaikat bagi pasien pasiennya karena sudah
menyelamatkan mereka dari derita dan sakit.

Jack pada awalnya adalah seorang dokter biasa yang sebagaimana dokter lain
lakukan yakni menyembuhkan orang sakit.Kemudian Jack mengirimkan tulisan
mengenai konsultasi tentang hak untuk mati di sebuah surat kabar. Jack harus
kehilangan pekerjaan dikarenakan aktivitasnya itu dan ia kehilangan Medical
License nya juga.

Kehilangan Pekerjaan itu membuat Jack memutuskan untuk membuka


prakteknya sendiri.Jack dibantu adik kandungnya Margo Janus dan beberapa
teman temannya.Jack memulai Praktek yang mengabulkan keinginan orang untuk
meninggal yang merasa putus asa dan tidak sanggup menahan derita yang
dialami.Tindakannya ini menghadirkan pro dan kontra.Tercatat sudah 130 orang
yang diwujudkan keinginannya oleh Jack.

Para aktivis menganggap Jack sudah melakukan pembunuhan dan tindakannya


adalah perbuatan yang salah.Mereka beranggapan bahwa yang menentukan
kematian hanya lah Tuhan,sedangkan manusia yang memberikan kematian ke
manusia lainnya disebut pembunuhan.

Sedangkan bagi Jack,dia adalah pahlawan bagi mereka yang tersiksa oleh
derita.Menurut Jack manusia punya hak pilihan untuk menentukan dirinya ingin
meninggal atau hidup,sedangkan pembunuhan merupakan perampasan hak orang
lain.Jika atas dasar kemauan orang itu sendiri untuk kehilangan nyawa,itu tidak
pembunuhan.
Berbagai cara aktivis untuk menjatuhkan Jack,termasuk ke jalur
hukum.Sayangnya Jack sudah siap dengan itu,Jack secara sengaja merekam
keinginan orang tersebut untuk dijadikan alat bukti di pengadilan dan Jack
bersikeras melegalkan praktiknya itu di pengadilan.

II. Pembahasan

Dalam kasus di film ini ada terdapat dilemma. Dilemma adalah situasi sulit yg
mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-
sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan. Dalam film ini terdapat
kasus dilemma dimana seorang pasien memutuskan diantara dua pilihan yaitu
memilih untuk melanjutkan hidup dengan kondisi yang menderita atau memilih
untuk mengakhiri hidup dengan menggunakan jasa Jack. Dua pilihan ini
merupakan pilihan yang sulit dimana pilihan ini tidak ada yang menyenangkan.
Sebagai contoh seorang pasien Jack yang terkena penyakit Alzhemeir dan ingin
mengakhiri hidupnya karena selalu lupa dengan apapun. Hal ini menyebabkan
pasien merasa tidak berguna dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.

2a. Ditinjau dari norma, masalah yang dihadapi disini ada beberapa. Pertama,
norma umum, etiket. Etiket mengajarkan sebagai dokter tidak boleh memberikan
kematian, karena kematian hanya Tuhan yang berhak memberikannya, tercantum
dalam etiket dokter. Norma hukum saat itu belum menuliskan bahwa euthanasia
adalah salah satu jenis pembunuhan, tetapi setelah ditetapkan, Dokter Jack tidak
dapat ‘menolong’ pasiennya lagi karena akan dijerat hukum. Satu lagi adalah
norma moral. Norma moral mengajarkan kita untuk tidak boleh membunuh.
Semua moral itu bertentangan dengan prinsip Dokter Jack, yang menganggap
euthanasia adalah salah satu cara menolong manusia dari rasa sakit. Masalah yang
dihadapi adalah bagaimana mengubah pandangan moral masyarakat terhadap
euthanasia, bagaimana membuat masyarakat bisa berpikiran berbeda dari sekedar
pembunuhan.

2b.Ditinjau dari kebebasan, para pasien disini memiliki kebebasan eksistensil.


Kebebasan eksistensil adalah kemampuan manusia untuk menentukan
tindakannya sendiri karena manusia adalah makhluk yang berpikir dan
berkehendak. Jack disini juga memakai kebebasan psikisnya, dimana ia memiliki
ide/gagasan untuk menggunakan metode Euthanasia. Euthanasia adalah tindakan
mengakhiri hidup seseorang dengan tujuan melepaskan orang tersebut dari
penderitaan rasa sakit. Sebagai bentuk kebebasan bagi pasiennya, Jack
membiarkan para pasien yang melepas sendiri klip dari tabung gasnya.
Tapi kebebasan ini dibatasi oleh kenyataan bahwa kita adalah anggota masyarakat.
Sama seperti Jack, kebebasannya melakukan praktek euthanasia dibatasi oleh
norma dan dogma yang berlaku di masyarakat tempat ia tinggal. Karena tindakan
kebebasannya itulah, Jack harus bertanggung jawab dan berkali-kali berjuang di
pengadilan mempertahankan pendapatnya.
Hati nurani dari film “You Don’t Know Jack”

2c.Dalam film ini hati nurani Jack berkata bahwa euthanasia adalah cara
melepaskan seseorang dari rasa sakit. Jack melakukan praktek euthanasia kepada
orang yang benar-benar sakit dalam hidupnya, entah itu sakit seumur hidup
ataupun memang yang sudah divonis mati dalam kurun waktu tertentu. Dilain hal
itu Jack tidak bersedia membantu melakukan euthanasia.
Berbeda dari hati para masyarakat umumnya. Masyarakat banyak yang menentang
cara pikir Jack karena hati nurani mereka berkata bahwa kematian seseorang
hanya Tuhanlah yang dapat mengambilnya. Walaupun masyarakat sudah
mendengar alasan Jack melakukan euthanasia untuk pasiennya, mereka tetap
menentang Jack karena hati nurani mereka menolak menerima kematian
seseorang ditentukan oleh seorang manusia. Hal tersebut sama saja dengan
membunuh.
Di film ini ditunjukkan pendapat setiap pihak tentang euthanasia. Namun pada
film ini tidak ditekankan tentang euthanasia ini benar atau tidak dilakukan. Film
ini hanya menunjukkan perjuangan seorang dokter melegalkan euthanasia atas
dasar pemikirannya (hati nurani nya)

2d. Nilai menurut teori Keputusan Etis

Dilihat dari film You dont know Jack, Jack memang memiliki cara berfikir yang
etis dimana tindakan yang dilakukannya mempunyai tujuan yang baik akan tetapi
kurang bisa diterima oleh masyarakat. Karena hal yang dilakukan oleh Jack
tersebut mempermudah mengakhiri hidup seseorang. Jadi apakah Jack berpikir
etis semata-mata menolong orang dengan cara begitu ataupun demi profesi ?
Menurut kami, tidak ada cara berfikir yang paling etis, setiap cara berfikir
memiliki plus minus masing-masing. Suatu perbuatan baik atau tidaknya
tergantung dari cara berfikir seseorang tersebut maksud dan tujuan perbuatannya
apakah benar sudah baik dan tepat.

III. Kesimpulan Etis

Kesimpulan etis yang dapat ditarik dari masalah dalam film “You Don’t Know
Jack” ini adalah tiap manusia memiliki kebebasan dalam menentukan tindakannya
sendiri atau yang disebut dengan kebebasan eksistensil dan kebebasan dalam
menentukan nasibnya sendiri. Namun kebebasan yang dalam film ini
berhubungan dengan menghilangkan nyawa sendiri juga membantu pasien bunuh
diri. Di dalam masyarakat, setiap orang dibatasi oleh norma, dogma dan hukum
apalagi dalam kasus ini masalah yang tergolong berat berhubungan dengan nyawa
manusia. Dan dalam hal ini di dalam masyarakat masih ada agama yang mengatur
bahwa hidup mati ada di tangan Tuhan, manusia tidak berhak menentukan
kematiannya sendiri. Maka walaupun dokter Jack berniat baik membantu pasien
untuk menghilangkan nyawa sendiri, karena hidupnya hanya sakit-sakitan dan
sudah tidak berkualitas, dia tetap tidak berhak membantu pasien dengan praktek
Euthanasia.

Tugas Etika Profesi


Resensi Film “You Don’t Know Jack”

Anda mungkin juga menyukai