TINJAUAN PUSTAKA
sarinya melalui proses pengolahan secara basah, salah satunya adalah ampas
kecap. Dari total kedelai yang digunakan, ampas kecap yang di hasilkan dapat
mencapai 59,7 %. Meski umumnya disukai oleh ternak, ampas kecap masih
mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari salah satu
kandunganya yaitu protein yang mencapai 21-34%, oleh karena itu di beberapa
Lemak ampas kecap kedelai hitam mengandung asam lemak essensial yang
cukup tinggi, yaitu asam linoleat (omega-6) serta asma linoleat (omega-3) yang
Ampas kecap kedelai hitam memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi
terutama protein, karena dalam proses pembuatan kecap hanya sebagian kecil
protein kedelai hitam yang di manfaatkan dan larut dalam kecap, sedangkan
sisanya tertinggal dalam ampas kecap kedelai hitam. Setelah proses fermentasi,
65% protein masih tertinggal pada ampas kecap kedelai hitam. Protein yang
tertinggal pada ampas kecap kedelai hitam kebanyakan berasal dari protein biji
kedelai hitam. Ampas kecap kedelai hitam dapat digolongkan sebagai sumber
5
6
dan Christiyanto,2013).
Ampas kecap kedelai hitam juga bias menjadi sumber isoflavon yang
penting bagi tubuh. Secara structural isoflavon mirip dengan estrogen endogen
dalam asam empedu. Estrogen telah terbukti menurunkan kolesterol LDL, maka
pada organ tersebut lebih efisien dalam memindahkan kolesterol LDL yang ada
7
Bentuk isoflavon dalam ampas kecap kedelai hitam terdiri dari isoflavon
glikon dan aglikoen. bentuk-bentuk isoflavon glikogen yaitu genistin, daidzin, dan
menjadi senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikogen yang lebih tinggi
hewan percobaan seperti tikus, kelinci, tetapi juga manusia. Pada penelitian
tidak saja kolesterol yang menurun, tetapi juga trigliserida VLDL (very low
density lipoprotein). Dan LDL (low density lipoprotein). Disisi lain, tepung
lebih potensial daripada bahan dasarnya yaitu kedelai hitam karena terjadi
gula) sehingga gugus glikosida (gula) dalam glikon terlepas dan akhirnya
disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya sebagai agen penurun kadar
electron dimiliki radikal bebas untuk menghambat terjadinya reaksi oksiadi yang
bias menyebabkan reaksi berantai radikal bebas sehingga akan terjai penurunan
2.2 Aterosklerosis
2.2.1 Defenisi
tunika intima arteri (sclerosis, penebalan) dan penimbunan lipid (athere, pasta)
yang mencirikan lesi yang khas ( Price, 2006). Aterosklerosis merupakan penyakit
inflamasi kronik yang ditandai oleh hilangnya elastisitas pembuluh darah dan
akan menstimulasi migrasi dan poliferai sel otot polos menghasilkan cap
sumbatan aliran darah. Hal ini akan menimbulkan gejala kinik yang bermakna
(Libby,2013).
2.2.2 Etiologi
konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam plasma darah dalam bentuk lipoprotein
tinggi kolesterol ini ditingkatkan oleh beberapa factor meliputi tingginya lemak
jenuh dalam diet sehari-hari, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik (Guyton,
2012).
atau utama dan factor resiko minor. Pada table 2.3 menunjukan factor resiko
a. Umur
b. Jenis Kelamin
11
kematian utama pada laki-laki usia 35-44 tahun, dan 40% kematian
c. Keturunan
Seorang anak dari orang tua yang memiliki PJK, memiliki resiko
disingkirkan (AHA,2013).
a. Dislipidemia
PJK. Ketika faktor resiko lain hadir (hipertensi dan merokok) akan
(AHA,2013)
b. Hipertensi
otot jantung, hal ini menyebabkan otot jantung menjadi tebal dan
(AHA, 2013).
c. Aktifitas fisik
d. Diabetes Melitus
e. Merokok
vaskular, adhesi, dan infiltrasi monosit dan sel T, serta peningkatan aktivitas
Ambilan lemak yang tinggi dalam endotel (tunika intima) pada keadaan
endotel. Setelah itu berbagai respon inflamasi lain seperti adhesi monosit dan
trombosit, juga akan memperparah keadaan disfungsi endotel (Silbernagl & Lang.
2013).
masuk ke dalam sel endotel dan berdiferensiasi menjadi makrofag yang akan
cell yang diikuti terbentuknya fatty streak. Selanjutnya akan terbentuk lipid core
(inti lemak) yang diselimuti sel otot polos. Fase lebih lanjut yaitu terbentuknya
fibrous plaques (plak fibrosa) yang merupakan inti lemak yang dikelilingi oleh
fibrotic cup (Davis,2005) Proses saat monosit masuk ke intima dan diubah
anion superoksida (02) yang memiliki efek perusak di sel endotel dan
endotel dan otot pembuluh darah: NO+O; ONOO. Hal ini menyebabkan
hilangnya aktivitas NO, yakni sebagai penghambat adhesi trombosit dan monosit
di endotel serta efek anti proliferatif dan vasodilatasi pada otot pembuluh darah.
awal aterosklerosis, radikal O, diubah melalui oksidasi oleh LDL yang telah
LDL. LDL tidak lagi dikenali oleh reseptor ApoB 100, namun dikenali oleh yang
menjadi sel busa yang menetap. Faktor kemotaksis monosit dan trombosit akan
memicu perpindahan sel otot polos dari media ke intima. Di intima, sel tersebut
akan dirangsang untuk berproliferasi oleh Platelet Derived Growth Factor (PDGF)
dan berbagai faktor peningkat pertumbuhan lainnya. Sel otot juga akan diubah
menjadi sel busa dengan mengambil LDL teroksidasi. Sel busa akan membentuk
peningkatan produks iradikal bebas. Salah satu jenis radikal bebas yang sangat
reaktif dan tidak stabil adalah reactive oxygen species (ROS) (Vogiatzi.
Sebagian besar asam lemak yang terikat pada fosfolipid LDL adalah asam
lemak tak jenuh jamak poly unsaturated fatty acid (PUFA), PUFA mempunyai
ikatan rangkap yang mudah mengalami oksidasi oleh radikal bebas. Pemajanan
terhadap radikal bebas dalam sel endotel dinding arteri, menyebabkan terjadinya
bebas bereaksi dengan senyawa PUFA dari fosfolipid membran lipid antara lain
seperti asam arakhidonat. Oksidasi lipid terjadi melalui tiga tahapan, yaitu insiasi
(Winarsi, 2007). Pertama, radikal hidroksil akan menarik atom H dari rantai
PUFA membentuk radikal karbon, radikal karbon akan bereaksi dengan oksigen
menyerang PUFA berikutnya untuk membentuk radikal karbon baru dan reaksi
akan berlanjut terus menjadi reaksi berantai. Akibat akhir dari reaksi berantai ini
adalah terputusnya rantai PUFA menjadi senyawa yang bersifat toksik terhadap
nonenal (HNE) (Ratnayanti, 2011). HNE mempunyai waktu paruh yang pendek.
stres oksidatif (Ayala, 2014). MDA sebagai senyawa toksik dapat menimbulkan
gangguan pada fluiditas membran, fungsi barier membran, dan inaktivasi enzim
2.3.1 Definisi
Radikal bebas adalah molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu
atau lebih electron tidak berpasangan, sifatnya sangat stabil dan sangat reaktif
(Soeksmanto dkk, 2007). Radikal bebas berada didalam tubuh akibat proses
Senyawa radikal bebas yang berikatan dengan elektron yang bersifat ionik
memiliki dampak yang tidak begitu berbahaya tetapi, bila elektron yang terikat
radikal bebas berasal dari senyawa yang berikatan kovalen, akan sangat berbahaya
Jenis radikal bebas yang utama berasal dari senyawa oksigen, sering
disebut reactive oxygen species (ROS) dan senyawa nitrogen (reactive nitrogen
non radikal hidrogen peroksida (H₂O₂) atau secara non-enzimatik menjadi H₂O₂
dan singlet oxygen (O2). Senyawa-senyawa ini akan dirubah menjadi radikal
hidroksil (OH) yang memiliki reaktivitas tinggi dengan adanya ion metal (Fe/Cu)
tereduksi. Sedangkan radikal nitric oxide (NO) terbentuk melalui oksidasi atom
19
nitrogen terminal dari L-arginin oleh enzim nitric oxide synthase. Nitric oxide
(NO) dapat diubah menjadi berbagai RNS seperti kation nitrosonium (NO), anion
b. Radikal bebas yang berasal dari luar tubuh, yaitu dari polutan seperti
jelantah, dan lainya. Peningkatan radikal bebas pun dapat dipicu oleh
radiasi ion, sinar ultraviolet, dan paparan energi tinggi lainnya, dapat
2007):
1. Tahapn Inisiasi
2. Tahapan Propagasi
lain.
3. Tahapan Terminasi
bebas lain atau antara radikal bebas dengan penangkap radikal. Reaksi ini
mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas stabil dan tidak reaktif
baru yang terbentuk dalam tahapan ini dan rantai menjadi putus. Kerja
terjadi kerusakan atau kematian sel. Hal ini terjadi karena senyawa radikal
Pyor,1998).
22
jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal
Asam amino yang mengandung sulfur dan tiol sangat sensitif terhadap
ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi
gamma atau sinar X) atau bahan kimia. Dalam hal ini akan terbentuk
peroksidasi lipid dalam tubuh (Can, Guven, Atik et al, 2011). Senyawa ini
Akan tetapi, peroksidasi dari asam lemak tiga atau banyak ikatan ganda
sehingga lipid bersifat radikal. Kemudian radikal lipid ini bereaksi dengan
atom oksigen (O2) dan membentuk radikal peroksil ('00), yang selanjutnya
Sasangka, 2013).
24
karena itu, tinggi rendahnya kadar MDA sangat bergantung pada status
2.4 Antioksidan
2.4.1 Definisi
atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu
2007).
a. Antioksidan Primer
(Winarsi, 2007).
26
1996).
c. Antioksidan tersier
rusaknya single dan double strand, baik gugunon basa maupun basa
(Winarsi, 2007).
potensial daripada bahan dasarnya yaitu kedelai hitam karena terjadi pemutusan
gugus glikosida (gula) dalam komponen glikon terlepas dan akhimya komponen
menjadi senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi
aktivitasnya sebagai agen penurun kadar kolesterol darah akibat aktifitas radikal
radikal bebas sehingga akan terjadi penurunan kolesterol. Senyawa aglycon juga
et all, 2005).
peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid hasil dari radikal bebas ini akan selalu
28
membentuk reaksi berantai yang terus berlanjut sampai radikal bebas ini
dihilangkan oleh radikal bebas lain dan oleh sistem antioksidan dari tubuh.
dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi bahan pangan yang mengandung zat
zat gizi antioksidan maupun zat gizi non antioksidan (komponen bioaktif).
Isoflavon mampu merangsang ekspresi Cu Zn Sod yang dapat melindungi sel dari
serangan stress oksidatif sehingga tidak terbentuk produk peroksidasi lipid yang
berkepanjangan.
2010).
dengan reseptor estrogen serta bekerja agonis dan antagonis terhadap estrogen.
Sifat ikatan isoflavon dan reseptor estrogen masih sulit dimengerti mengingat
beberapa factor yang berperan diantaranya jumlah dan lokasi reseptor, sehingga
estrogen beta) ternyata lebih kuat dibanding terhadap ERa (reseptor estrogen
alpha) (Cooke dan Naaz, 2004). Isoflavon mengikat lipoprotein dan membuat sel
hati lebih efisien dalam memindahkan kolesterol LDL yang ada di darah dengan
Kolesterol HDL. secara cepat memindah kolesterol dari jaringan perifer ke dalam
hati untuk katabolisme dan ekskresi. Tingginya kadar HDL akan bersaing dengan
reseptor LDL yang di pembuluh darah, sehingga menghambat uptake LDL oleh
sterol yang berasal dari tumbuhan (fitosterol) yang jika dikonsumsi dapat
menghambat absorbsi dari kolesterol baik yang berasal dari diet maupun
kolesterol yang diproduksi dari hati. Hambatan ini terjadi karena fitosterol ini
mekanisme tersebut, maka kolesterol yang terserap oleh usus juga sedikit
LDL turun dan peningkatan pada kadar HDL. Bila dihitung rasio kolesterol
pada radikal bebas dan menstabilkan radikal bebas tersebut, serta membentuk
radikal flavonoid yang relatif lebih dan kurang reaktif untuk melakukan reaksi
pembentukan senyawa radikal dan ROS melalui dua cara yaitu dengan
radikal bebas secara langsung. Pada struktur meta 5,7-dihidroksil pada cincin A
pada isoflavon yang memiliki kemampuan sebagai donor ion hidrogen sehingga
terbentuk senyawa yang lebih stabil dan terbentuk radikal fenoksil yang kurang
reaktif (Oteiza et al., 2005), sedangkan pada gugus 4'-hidroksil pada cincin B
dalam Astuti, 2008). Hidroksil pada cincin B dapat mendonorkan ion hidrogen
dengan mendonorkan sebuah elektron ke radikal hidroksil dan peroksil yang akan
Serat kasar pangan yang terkandung pada ampas kecap kedelai hitam yang
sifat fisik dari isi usus. Kehadiran serat kasar ampas kecap dapat meningkatkan
massa, volume, dan viskositas isi usus yang berdampak pada perlambatan laju
pada ampas kecap kedelai hitam juga disebabkan karena terjadinya peningkatan
kolesterol hati. Peningkatan ekskresi asam empedu melalui feses berakibat pada
asam empedu dengan cara menarik kolesterol dalam darah lebih banyak sehingga