Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Priamanaya Djan International merupakan perusahaan induk dari

Priamanaya Group yang didirikan pada April 1982 di Jakarta. Pada awalnya,

Priamanaya banyak bergerak di bidang konstruksi dengan menangani

berbagai proyek pembangunan. Antara lain gedung perkantoran, perumahan

dan jalan raya dalam kerjasamanya dengan pihak pemerintah maupun swasta.

Pada waktu yang bersamaan, Priamanaya juga menjadi perusahaan yang

menjual dan memasarkan (agen) berbagai perangkat mekanik elektronis

buatan luar negeri. Seperti kabel daya, kabel komunikasi, pompa dan

generator listrik. Tahun 1990, Priamanaya mulai mengembangkan

aktivitasnya ke bidang Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (Engineering,

Procurement, Construction atau EPC) dalam bisnis tenaga listrik. Proyek

EPC pembangkit listrik yang pertama kali ditangani adalah PLTA Tulung

Agung (2x18MW). Di bidang transmisi dan distribusi, Priamanaya menjadi

satu-satunya perusahaan lokal yang mendapat kontrak besar dari PLN untuk

proyek Transmisi Listrik Se-Jawa pada 1995.

Aktivitas di bidang energi memang menjadi motor utama pertumbuhan

perusahaan. Hingga saat ini tercatat sebanyak 80% pembangunan PLTA di

Indonesia ditangani oleh Priamanaya, selain bermacam jenis pembangkit


listrik lainnya tentu. Priamanaya kini juga menjadi perusahaan listrik swasta

(Independent Power Producer atau IPP) dengan beberapa pembangkit listrik.

Dalam perkembangannya, perusahaan ini mengalami diversifikasi dan

peningkatan dalam berbagai bidang. Seperti bidang pertambangan dengan

memegang beberapa Kuasa Pertambangan (KP) batubara maupun mineral

lainnya di beberapa lokasi di Indonesia. Awal 2000-an, Priamanaya

memasuki bidang properti sebagai pengembang. Sebuah proyek pertama yang

prestisius diluncurkan pada 2005, yaitu Blok A Pasar Tanah Abang. Dinilai

prospektif, Priamanaya pun mulai mengembangkan beberapa proyek properti

lainnya. Untuk merespon kebutuhan pasar yang berkembang secara kompleks

dan saling berhubungan, Priamanaya kini mengembangkan bisnis

perdagangan dengan berbagai komoditas. Antara lain batubara, pupuk,

minyak dan gas bumi, serta semen. Telah dirancang pula untuk berinvestasi

pada proyek instalasi air bersih, pipanisasi dan transportasi untuk migas serta

beberapa proyek lainnya. Priamanaya serius berkecimpung di sektor properti,

khususnya sebagai pengembang sejak menangani pengembangan Pusat Grosir

Blok A Tanah Abang pada tahun 2003. Walaupun sektor properti sebenarnya

bukan hal yang begitu asing. Mengingat pada awalnya kelompok usaha ini

merupakan sebuah perusahaan kontraktor yang biasa menangani berbagai

proyek. Kini Priamanaya pun mengembangkan dan merencanakan proyek-

proyek properti lainnya yang kebanyakan berupa bangunan multifungsi

(mixed use property). Seperti halnya pusat perbelanjaan, apartemen dan hotel.
Dalam mengembangkan proyeknya Priamanaya banyak menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak. Ada kerjasama yang dilakukan dalam

sebuah basis Bangun, Kelola, Serah (BOT atau Build – Operate - Transfer).

Ada pula yang dilakukan dengan membentuk konsorsium bersama pihak

swasta lainnya. Seperti proyek Seasons City yang dilakukan bersama Agung

Podomoro Group. Selain mengantisipasi kebutuhan akan tempat tinggal di

ibukota, saat ini pun Priamanaya sudah mulai memindai lokasi-lokasi baru.

Dengan melihat peluang yang ada, perencanaan untuk ekspansi ke luar kota,

bahkan luar negeri sudah dilakukan. Dengan segenap sumber daya yang

dimiliki serta kerjasama dengan seluruh pihak terkait, Priamanaya secara

bersama-sama siap menghadapi tantangan masa depan dengan memperkuat

bisnis yang telah dimiliki dan mengembangkan bisnis baru yang menjanjikan

lainnya.

4.1.1.2 Jasa Yang Ditawarkan

PT Priyamanaya Kelola Blok A Tanah Abang merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang pemasaran jasa. Dimana ada dua jenis jasa yang

ditawarkan yaitu :

1. Jaasa Pelayanan Kebersihan (housekeeping)

Housekeeping atau biasa disebut Cleaning Services merupakan

layanan kebersihan gedung yang dilakukan oleh tenaga terlatih dengan

menggunakan peralatan & material pembersih yang sesuai dengan

specifikasi gedung. PT Priyamanaya Kelola menghadirkan layanan

kebersihan dengan karyawan yang terlatih serta peralatan kebersihan


khusus yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Monitoring yang ketat

dilakukan secara periodik untuk memastikan semua Cleaner

melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai SOP (standar

Operasional Perusahaan) yang ada.

2. Jasa Pelayanan Keamanan (security)

Keamanan atau (security) merupakan pelayanan keamanan gedung

yang dilakukan oleh keryawan yang terlatih dengan menggunakan

keahlian serta peralatan yang sudah disediakan perusahaan demi

tercapainnya keamanan di gedung Pusat Grosir Blok A Tanah Abang.

4.1.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas Utama

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi

Direktur

General
Manager

Manager

Supervisor

Devisi
Devisi Devisi Devisi
keamanan
Administrasi housekeeping finance
(security)

Staff Staff Staff Staff


(Sumber: Data Primer diolah, 2021)

PT Pria Manaya Kelola memiliki struktur organisasi yang memerlihatkan

tanggung jawab masing-masing idnividu dalam perusahaan tersebut. Struktur

organisasi ini juga berfungsi untuk memberdakan tugas antara satu dengan

yang lainnya. Melaui struktur ini memberikan kemungkinan adanya kordinasi

tugas-tugas yang ada sehingga berjalan dengan efektif. Maka struktur

organisasi PT Pria Manaya Kelola adalah sebagai berikut:

4.1.1.4 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dan Misi perusahaan PT Priyamanaya Kelola Blok A Tanah

Abang adalah :

Visi :

Menjadi perusahaan Nasional di Bidang Energi Terbarukan yang

Kompetitif dan Berkelanjutan.

Misi :

Fokus pada tantangan dan kebutuhan mitra pasar (Pelanggan) dengan

menyediakan solusi dan layanan teknologi terbaik, secara konsisten

menciptakan nilai maksimal bagi mitra (pelanggan) kami.

4.1.2 Gambaran Umum Responden

4.1.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Dalam penelitian ini informasi mengenai umur merupakan informasi ynag

sangat penting. Hal ini dikarenakan perbedaan umur pada setiap pengunjung

pusat grosir Tanah Abang Blok A, yang masing-masing respondennya

mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam menilai suatu kualitas


pelayanan dan kemanan serta memberi niali kepuasan dari suatu pelayana

jasa yang ada di PT Pria Manaya Kelola.

Table 4.1
Kategori Umur Responden
No. Umur Jumlah Presentase
1. <20 tahun 11 11%
2. 20 – 25 tahun 22 22%
3. 25,5 – 30 tahun 23 23%
4. 35,5 – 40 tahun 15 15%
5. >40 tahun 7 7%
Total 78 100%
(Sumber: Data Sekunder, diolah)

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa untuk responden terbanyak

adalah antara umur 25 – 30 tahun sebanyak 23 (29%). Selanjutnya diikuti

dengan usia responden 20 – 25 tahun sebanyak 22 (28%). Presentase

demikian menunjukan bahwa umur yang reative tua. Hal ini disebabkan

karena oada umur tersebut biasanya seseorang memiliki pilihan yang cukup

banyak mengenai penilaian pelayanan suatu jasa dibandingkan umur yang

lebih muda.

4.1.2.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Informasi mengenai jenis kelamin dalam penelitian ini merupakan salah

satu hal yang penting juga karena dapat berpengaruh pada pilihan dalam

kinerja usaha tersebut.

Tabel 4. 1
Kategori Jenis Kelamin Responden
Jumlah
No Jenis Kelamin Presentase
Responden
1. Laki-Laki 69 69%
2. Perempuan 9 9%
Total 78 100%
(Sumber: Data Primer, diolah 2021)

Diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki jumlah sebanyak 69

orang dengan persentase 69%, yang lebih banyak dibandingkan jenis kelamin

perempuan sebanyak 31 orang dengan persentase sebesar 31%. Hal ini

mengartikan bahwasanya yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

menjadi Kepuasan pelanggan dibanndingkan dengan perempuan.

4.1.2.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan identifikasi menurut tingkat pendidikan responden dalam

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4. 2 Kategori Tingkat Pendidikan Responden


No Jabatan Jumlah Responden Presentase
1. SMP 58 58%
2. SMA 20 20%
3. D3 0 0%
4. S1 0 0%
5. S2 0 0%
Total 78 100%
(Sumber: Data Primer, diolah 2021)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang tingkat

pendidikan SMP berjumlah 78 orang dengan persentase 78%, sedangkan

responden yang tingkat pendidikan SMA berjumlah 22 orang dengan

persentase 22%. Hal ini mengartikan bahwasanya pemilik usaha lebih banyak

dibandingkan karyawan.

4.1.2.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan identifikasi menurut pendapatan responden dalam penelitian ini

dapat dilihat sebagai berikut :


Tabel 4. 3
Kategori Pendapatan Usaha

No Pendapatan Jumlah Presentase


1. < Rp 1.000.000 17 17%
2. Rp. 1.000.000 – Rp 2.000.000 27 27%
3. Rp. 2.000.000 – Rp 3.000.000 20 20%
4. Rp. 3.000.000 – Rp 4.000.000 14 14%
5. > Rp.4.000.000
Total 100 100%
(Sumber: Data Primer, diolah 2021)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan

pendapatan sebesar Rp. 1.000.000 – Rp 2.000.000 dan >Rp 3.000.000

berjumlah 27 orang dengan persentase sebesar 27%, diikuti dengan responden

yang berpendapatan sebesar Rp. 2.000.000 – Rp 3.000.000 yang berjumlah

29 orang dengan persentase sebesar 29%. Hal ini menartikan bahwa

responden dengan pendapatan yang berkisar 2.000.000 – Rp 3.000.000 lebih

berpotensi kepuasan pelanggan.

4.1.2.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan identifikasi menurut Jenis Usaha responden dalam penelitian

ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 4
Kategori Berdasarkan Pekerjaan

No Jenis Usaha Jumlah Presentase


1. Siswa 23 23%
2. Mahasiswa 31 31%
3. Swasta 11 11%
4. Wiraswasta 13 13%
5. Pegawai Negeri
Total 78 100%
(Sumber: Data Primer, diolah 2021)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan

pekerjaan sebagai mahasiswa berjumlah 43 dengan persentase sebesar 43%,

diikuti dengan responden dengan pegawai negeri berjumlah 31 usaha dengan

persentase sebesar 31%. Hal ini mengidikasikan bahwa responden dengan

Karyawan dalam kajian peneliti lebih berpotensi untuk mengoptimalkan

kinerja usahanya.

4.1.3 Uji Kualitas Data

4.1.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat

pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment. Menurut Sugiyono (2011:116) Perhitungannya dengan cara

membandingkan r hitung dengan r tabel dengan tingkat signifikan (kesalahaan) 5%.

Bila r hitung lebih besar darir tabel maka nilai butir pernyataan tersebut dikatakan

valid. Untuk menentukan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat

digunakan atau tidak maka penulis menggunakan uji validitas menggunakan

alat bantu IBM SPSS Statistics 24. Pengujian validitas selengkapnya dengan

ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 5
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen Y
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Produk X1.1 r hitung r tabel
- Butir Pertanyaan (1) 0,689 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (2) 0,689 0,227 Valid
(Sumber: Data Primer, diolah 2021)
Gambar 4. 2
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen Y (Lanjutan)
Indikator Nilai Nilai
r hitung r tabel Keputusan
Jasa X1.2
- Butir Pertanyaan (3) 0,757 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (4) 0 ,715 0,227 Valid
Indikator Nilai Nilai
r hitung r tabel Keputusan
Evaluasi X1.3
- Butir Pertanyaan (5) 0 ,784 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (6) 0 ,761 0,227 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2021)
Tabel 4. 6
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan X1
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Produk X2.1 r hitung r tabel
- Butir Pertanyaan (1) 0,646 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (2) 0,731 0,227 Valid
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Jasa X2.2 r hitung r tabel

- Butir Pertanyaan (3) 0,728 0,227 Valid


- Butir Pertanyaan (4) 0,699 0,227 Valid
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Lingkungan X2.3 r hitung r tabel

- Butir Pertanyaan (5) 0,676 0,227 Valid


- Butir Pertanyaan (6) 0,738 0,227 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2021)
Tabel 4. 7
Hasil Uji Validitas Keamanan X2
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Ancaman X2.1 r hitung r tabel

- Butir Pertanyaan (1) 0,722 0,227 Valid


- Butir Pertanyaan (2) 0,732 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (3) 0,743 0,227 Valid
Indikator Nilai Nilai
Keputusan
Informasi X2.2 r hitung r tabel

- Butir Pertanyaan (4) 0,735 0,227 Valid


- Butir Pertanyaan (5) 0,752 0,227 Valid
- Butir Pertanyaan (6) 0,752 0,227 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2021)
Dapat dilihat dari keseluhan hasil Uji Validitas yang terdiri dari Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen Y, Tabel 4.8 ke Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan X 1, dan Tabel 4.10 Hasil Uji

Validitas Variabel Keamanan X2, menunjukkan bahwa semua indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam dalam penelitian ini

mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel untuk sampel

sebanyak 78 orang yaitu 0,227. Nilai r hitung disajikan pada Lampiran D Uji

Validitas ouput dari program IBM SPSS Statistics 24. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa semua indikator tersebut adalah valid.

4.1.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator atau

kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur
variabel. Reliabilitas suatu indikator atau kuesioner dapat dilihat dari nilai

Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang

sama, dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 24. Pengukuran

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau

pengukuran sekali saja. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach

Alpha (a) > 0,6. Pengujian reliabilitas selengkapnya dengan ringkas dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Kualitas Pelayanan (X1) 0,794 Reliabel
Keamanan (X2) 0,833 Reliabel
Kepuasan Konsumen (Y) 0,827 Reliabel
(Sumber: Data primer yang diolah, 2021)

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel

mempunyai nilai Cronbach's Alpha (a) > 0,6 yang cukup besar yaitu diatas

0,60 sehingga item-item pada masing-masing konsep variabel adalah reliabel

pada alat ukur kuesioner.

4.1.4 Analisis Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier untuk pembuktian hipotesis

penelitian. Analisis ini akan menggunakan input berdasarkan data yang

diperoleh dari kuesioner. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier

berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

bantuan program komputer IBM SPSS Statistics Versi 24. Hasil pengolahan data
dengan menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan

selanjutnya diringkas sebagai berikut :

Tabel 4. 9
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 4,242 2,165   1,960 0,054    
KUALITAS 0,231 0,079 0,222 2,916 0,005 0,906 1,103
PELAYANA
N (X1)
KEMANAN 0,668 0,075 0,681 8,950 0,000 0,906 1,103
(X2)
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN (Y1)
(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.13 maka diperoleh persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = 4.242 + 0.231X₁ + 0.668X₂ + e

Persamaan regresi diatas mengandung makna :

1. Konstanta sebesar 4.242 Bahwa tanpa melibatkan Kualitas Pelayanan dan

Keamanan, atau dengan kata lain jika skor Kualitas Pelayanan dan

Keamanan adalah nol maka Kepuasan Konsumen akan tetap.

2. Koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0.231 Bahwa setiap

peningkatan Kualitas Pelayanan sebesar satu poin dan Keamanan tetap

maka Kepuasan Konsumen akan meningkat.

3. Koefisien regresi variabel Keamanan sebesar 0.668 Bahwa setiap

peningkatan Kualitas Pelayanan sebesar satu poin dan Keamanan tetap

maka Kepuasan Konsumen akan meningkat.


4.1.5 Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah penyimpangan

terhadap asumsi klasik. Penelitian ini menggunakan model analisis jalur dengan

menggunakan pendekatan 3 buah model regresi linier berganda. Berikut ini

adalah pengujian terhadap asumsi klasik dalam model regresi:

4.1.5.1 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya

dari Normal P-P Plot yang membandingkan distribusi komulatif dengan

distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus diagonal,

dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Pada

pengujian normalitas ini dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 4. 3
Hasil Uji Normalitas P-P Plot

(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)


Gambar 4.1 Uji Normalitas P-P Plot data menunjukkan bahwa data

menyebar disekitar garis-garis diagonaldan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4. 4
Histogram Hasil Uji Normalitas P-P Plot (HISTOGRAM)

(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

4.1.5.2 Uji Multikolinieritas

Suatu variabel menunjukkan gejala multikolonieritas bisa dilihat dari nilai

VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas

suatu model regresi dan nilai tolerance yang rendah. Nilai VIF yang lebih

besar dari 10 dan tolerance di bawah 0,1 menunjukkan adanya gejala

multikolonieritas dalam model regresi. Hasil pengujian VIF dari model

regresi adalah sebagai berikut :


Tabel 4. 10
Hasil Uji Multkolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
KUALITAS PELAYANAN (X1) 0,906 1,103
KEAMANAN (X2) 0,906 1,103
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN (Y1)
(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan

sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF di bawah 10 dan

tolerance di atas 0,1. Dengan tanda pada tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa nilai

tolerance mendekati 1 dan nilai VIF disekitar angka 1, dan masing- masing

variabel ditunjukan dengan tolerance sebesar 0,906 dan nilai VIF sebesar

1,103. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti

variabel bebas dapat digunakan sebagai variabel independen sebagai

prediktor yang independen.

4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Ada atau tidaknya heteroskedesitas dapat dilihat dari ada

atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heteroskedesitas. Berikut hasil pengolahan menggunakan Program IBM SPSS

Statistics Versi 24 :

Gambar 4. 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)


Dari gambar 4.5 di atas, dapat dilihat pada scatterplot menunjukan bahwa

titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)

pada sumbu Y dan tidak terdapt suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut. Maka model regresi ini telah memenuhi uji asumsi

heteroskedastisitas. Dengan demikian, model regresi ini layak dipakai untuk

Variabel Kualitas Pelayanan dan Keamanan Terhadap Kepuasan Konsumen.

4.1.6 Uji Hipotesis

4.1.6.1 Uji t (Parsial)

Uji Parsial (uji t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas/independent secara individual dalam menerangkan variasi


variabel terkai/dependen.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila t tabel < t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan menggunakan program

IBM SPSS Statistics 24 adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka H0 diterima, jadi variabel bebas

tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau tidak ada pengaruh

antara variabel yang di uji.

2. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak, jadi variabel bebas

dapat menjelaskan variabel terikat atau tidak ada pengaruh antara

variabel yang diuji.

Tabel 4. 11
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta T Sig. e VIF
1 (Constant) 4,242 2,165   1,960 0,054    
KUALITAS 0,231 0,079 0,222 2,916 0,005 0,906 1,103
PELAYANA
N (X1)
KEAMANAN 0,668 0,075 0,681 8,950 0,000 0,906 1,103
(X2)
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN (Y1)
(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji t) pada tabel 4.14, maka variabel

Kualitas Pelayanan X1 diperoleh t hitungsebesar 2,916 dengan nilai signifikansi

0.005. Untuk menentukan t tabeldapat dicari dengan 0,1/2= 0,05 (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan df= n-k–1 atau df = 78 – 2 – 1= 75 (nilai k

diperoleh dari menghitung jumlah variabel independen) maka akan di peroleh

t tabel= sebesar 1,992. Di mana nilai t hitung> dari t tabel (2,916> 1,992). Karena

nilai signifikansi <0.05 maka H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa H1

diterima, artinya ada pengaruh Kualitas Pelayanan X 1 terhadap Kepuasan

Konsumen Y.

Berdasarkan hasil Uji Parsial (Uji t) pada tabel 4.14. maka variabel

Keamanan X2 diperoleh t hitungsebesar 8.950 dengan nilai signifikansi 0.000.

Untuk menentukan t tabeldapat dicari dengan 0,1/2= 0,05 (uji 2 sisi) dengan

derajat kebebasan df= n-k–1 atau df = 78 – 2 – 1= 75 (nilai k diperoleh dari

menghitung jumlah variabel independen) maka akan di peroleh t tabel= sebesar

1,992. Di mana nilai t hitung> dari t tabel (8,950> 1,992). Karena nilai signifikansi

<0.05 maka H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima, artinya ada

pengaruh Keamanan X2 terhadap Kepuasan Konsumen Y.

4.1.6.2 Uji F (Simultan)

Uji Simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas/independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat/dependen. Kaidah

dalam pengambilan keputusan dalam uji F dengan menggunakan program

IBM SPSS Statistics 24 adalah sebagai berikut :

Dengan membendingkan nilai F hitung dengan F tabel :

1. Apabila F tabel> F hitung maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila F tabel< F hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima.


Hasil uji nilai F dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 24

adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima, jadi variabel bebas dari

model regresi linear tidak mampu menjelaskan variabel terikat.

2. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak, jadi variabel bebas dari
model regresi linear mampu menjelaskan variabel terikat.
Tabel 4. 12
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 379,890 2 189,945 57,677 ,000b
Residual 246,994 75 3,293    
Total 626,885 77      
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN (Y1)
b. Predictors: (Constant), KEAMANAN (X2), KUALITAS PELAYANAN (X1)
(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

Berdasarkan hasil Uji Simultan (uji F) diperoleh F hitung = 57.677, untuk

mencari F tabel dapat dilakukan dengan melihat tabel statistik dengan tingkat

signifikasi 0,5 df 1 = k – 1 atau df 1 = 2 – 1 = 1, dan df 2 = n – k atau df 2 =

78 – 2 – 1 = 75. Maka akan didapat nilai F tabel sebesar 3.12 dimana F hitung>

F tabel (57,677>3.12) dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,000 (0,000 <

0,05) dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya Kualitas

Pelayanan X1 dan Keamanan X2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Kepuasan Konsumen (Y). Hipotesis 3 positif.

4.1.6.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.


Nilai koefisien Determinasi ditentukan dengan nilai (Adjusted R Square)

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4. 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Error
Adjusted R of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,778a 0,606 0,595 1,815
a. Predictors: (Constant), KEAMANAN (X2), KUALITAS PELAYANAN (X1)
b. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN (Y1)

(Sumber: Output, IBM SPSS Statistics 24)

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi

(Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,595. Hal ini berarti 59,5%

Kepuasan Konsumen (Y) dapat dipengaruhi oleh Kualitas Pelayanan (X1),

Keamanan (X2) dan sisanya 41,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

yang tidak dijelaskan dalam model regresi ini.

4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Menurut Pasuramman, et.al., (1985 : 41-50) ukuran kualitas yang

diterima adalah tingkat perbandingan dari apa yang diharapkan dengan

pelayanan yang diterima. Sedangkan ukuran kepuasan adalah evaluasi

konsumen trehdap pelayanan yang diterima oleh konsumen. Sedangkan

kepuasan konsumen adalah pengalaman sejati atau keseluruhan kesan

konsumen atas pengalamannya mengkonsumsi jasa yang mecakup tahap dan

proses yang mereflesikan elemen emosional dan kognitif. Kepuasan


konsumen merupakan fungsi dari kualitas pelayanan dikurangi harapan

konsumen (Zeithaml and Berry dalam Tjiptono, 1996 : 76).

4.2.2 Pengaruh Keamanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Simon Dalby (1997) melihat proses politisasi wacana keamanan sebagai

suatu konsep fleksibel yang tergantung dari proses securitization yang

dilakukan faktror terhadap obyek keamanan yaitu kepuasan konsumen.1

Penilaian kepuasan konsumen terhadap jasa, pada umunya seperti yang

dikemukakan oleh Zeithaml et.al (1998) :

1. (Keamanan) assurance adalah jaminan atas jasa yang d.itawarkan oleh

perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Keamanan Terhadap Kepuasan

Pelanggaan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua variable kognitif yakni harapan

pada saat sebelum pembelian (prepurchase expectation) dan disonformation

yaitu perbedaan antara perbedaan pembelian dan persepsi dari pembelian

(post purchase presection) (Aritongs 2005). Kusnadi juga mengatakan hal-

hal yang menyatakan puas atau tidak puasnya pelanggan adalah mutu produk,

jasa, pelayanan, harga, waktu penyerahan dan keamanan.

1
Muradi. Penataan Kebijakan Keamanan Nasional (2018:11).

Anda mungkin juga menyukai