Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Partai Politik dan Pemilu
Disusun Oleh:
Juminta (E1031201016)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas kelompok berkaitan dengan “partai politik
dan pemilu” ini dengan tepat pada waktunya.Meskipun kami menyadari bahwa penyelesaian
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.
Ucapan terimakasih kami ucapkan pada kepada bapak Hairil Anwar, SE,M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Partai Politik dan Pemilu yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian tugas ini.Tugas Makalah ini berisi tentang Partai politik dan Pemilu dengan
berbagai pembahasan di dalamnya yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para
pembaca tentang berbagai pembahasan secara umum mengenai isu-isu Partai Politik dan Pemilu
yang akan dijadikan bahan untuk membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami
terima sebagai acuan untuk penyempurnaan tugas berikutnya.Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi sesama mahasiswa pada mata kuliah Partai Politik
dan Pemilu Prodi Ilmu Pemerintahan di Universitas Tanjungpura.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Teori...........................................................................................................................................3
2.2.2 Pemilu.........................................................................................................................9
2.2.4 Pro Dan Kontra Masyarakat Terhadap Pemasangan Baliho Dimasa Pandemi.........12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................................................14
REFERENSI.................................................................................................................................iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Strategi pemilu di masa pandemic ini banyak menggunakan media masa dan media cetak,
hal ini lah yang membuat pro dan kontra di tengah masyarakat di mana masyrakat mengangap
menggunakan strategi pemilu dengan menggunakan media cetak seperti pemasangan baliho di
masa ndustry di anggap kurang pas karena pemasangan baliho menghabiskan dana sampai
miliaran rupiah karena proyek diluncurkan saat masyarakat sedang terpuruk disebabkan oleh
pembatasan skala ndust yang berkepanjangan, tetapi dana tersebut lebih di alokasikan ke
pemasangan baliho yang biaya pemasangannya mencapai miliaran rupiah, hal ini lah yang di
kritik habis-habisan oleh masyarakat.tidak sedikit juga ada pihak yang mendukung strategi
pemasangan baliho ini karena di anggap sebagai salah satu strategi politik bukan masalah untuk
berpolitik ditengah pandemic, masyarakat terlalu berprasangka buruk terhadap tokoh politik
sehingga apa yang mereka buat menjadi tidak baik,Dengan adannya tren baliho ini ada lapangan
kerja baru dalam masa PPKM karena UMKM hidup, tapi karena masyarakat melihat aspek
kadangkala berpolitik semua itu dianggap sesuatu permasalahan yang di pertentangkan.
Selain pemasangan baliho oleh tokoh politik,yang harus dilakukan tokoh politik untuk
mengatasi permasalahan kesulitan masyarakat pada masa ndustry juga harus di lakukan agar
masyarakat tidak mengkritik strategi pemilu pada masa pandemic seperti pemasangan baliho
tokoh politik.iklan politik mendapat perhatian utama karena realitas politikyang terjadi saat ini,
menuntut para politisi perseorangan atau pun partai untuk memiliki akses yang seluas-luasnya
terhadap mekanisme ndustry yakni ndustry komunikasi dan informasi yang akan memasarkan
ide,gagasan,pemikiran, dan tindakan politik.
Berdasarkan latar belakang dari makalah ini maka identifikasi masalah yang dapat di ambil
adalah sebagai berikut :
1. Pandemic menyebabkan beberapa peraturan dlam pemilu harus diubah salah satunya
yaitu peraturan mengenai strategi promosi yang dapat dilakukan oleh partai politik
pemenang pemilu
2. Pendirian baliho para tokoh partai politik ditingah masa pandemic menimbulkan pro dan
kontra dari masyarakat.
1
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan
merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil. (Miriam Budiardjo, 2008:404).
Partai politik adalah organisasi dari aktifitas-aktifitas politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan
dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang
berbeda. (Miriam Budiardjo 2008:404).
3
disampaikan melalui parlemen kepada pemerintah agar dijadikan kebijakan umum
(public policy). Demikianlah tuntutan masyarakat disampaikan kepada
pemerintah melalui partai politik. Di sisi lain, partai politik juga berfungsi
memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan-
kebijakan pemerintah. Dengan demikian terjadi dua arus komunikasi dari atas ke
bawah maupun bawah ke atas informasi tersampaikan dengan baik. Peran partai
sebagai penghubungan sangat penting, karena disatu pihak kebijakan pemerintah
perlu perlu dijelaskan kepada seluruh masyarakat, dan dipihak lain juga
pemerintah harus tanggap terhadap tuntutan masyarakat.
Adam Pzeworski (1988) menulis, minimal ada dua alasan mengapa pemilu menjadi
variabel sangat penting dalam suatu negara demokrasi;
Arbi Sanit menyimpulkan bahwa “pemilu pada dasarnya memiliki empat fungsi utama
yakni: 1) pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah; 2) pembentukan perwakilan
politik rakyat; 3) sirkulasi elite penguasa; dan 4) pendidikan politik”.Oleh karena itu
pemilihan umum bertujuan untuk:
5
c. Sirkulasi elit penguasa
d. Pendidikan politik
Stratagi adalah berasal dari bahasa yunani yaitu strategia yang artinya seni atau ilmu
menjadi seorang jendral.Starategi juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan militer pada daerah-daerah tertentu tersebut (menurut Tjiptono
2006:3).
Menurut Firmanzah strategi pertama adalah pengelanan atau sosialiasi bakal calon.
Perlu ditekankan untuk menggaet pemilih adalah dengan problemsolving, memberikan
solusi-solusi nyata terhadap permasalahan di suatu daerah. Masyarakat akan melihat
suatu gagasan, track record yang dimiliki oleh calon. Kedua adalah pendekatan, untuk
mendapatkan dukungan partai politik. Menyamakan ideologi terhadap beberapa partai,
atau mendekati pemilih yang partai berideologi sama, seperti kesamaan agama,
organisasi, ataupun suku dan ras. Ketiga adalah Komunikasi, menanamkan keyakinan
terhadap pemilih (kampanye). Kontestan politik perlu melihat karakteristik pemilihnya,
apa bila pemilih lebih melihat aspek rasional, proses peyakinan dilakukan secara
argumentatif dan dilandaskan pada penyediaan data dan informasi yang dipercaya.
Keempat adalah Penguatan atau komitmen, dibutuhkan dalam hubungan antara
pendukung kontestan. Hal ini perlu dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang
bersifat rasional maupun emosional tetap dijaga. Sangat diharapkan ikatan antara partai
politik dengan konstituen menjadi semakin tinggi. Strategi penguatan ini dilakukan agar
ikatan diantara pendukung tidak lemah dan untuk menghindari pengaruh asing yang bisa
menarik perhatian mereka. Juga menyiapkan perencaan yang matang sebagai konstentan.
Mulai dari awal hingga akhir, termasuk penyedian badan hukum untuk antisipasi
kecurangan ataupun sengketa pemilihan.
2.2 Analisis
6
Menurut max weber partai politik sebagai organisasi public yang bertujuan
untuk membawa pemimpinya berkuasa dan memungkinkan para pendukungnya
(politis) untuk mendapat keuntungan dari dukungan tersebut.
2. Tujuan Partai Politik
a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
b. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
d. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
7
memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya
berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi politik dapat
membentuk budaya politik suatu negara.
c. Sarana Rekrutmen Politik
Fungsi partai politik lainnya adalah sebagai wadah untuk menampung dan
penyeleksian kader-kader politik yang nantinya akan meneruskan
kepemimpinan suatu pemerintahan dengan jabatan tertentu.
Partai politik memperluas perannya dalam membuka kesempatan bagi warga
negara untuk turut serta berpartisipasi politik dalam suatu negara. Partai politik
senantiasa melahirkan kader-kader yang potensial dalam setiap
perkembangannya dalam persaingan perpolitikan. Hal itu dilakukan dengan
merekrut anggota-anggota muda yang berbakat dan memberikan pembekalan
kader-kader muda.
d. Sarana Pengatur Konflik
Dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, perbedaan pendapat
tentunya menjadi hal yang wajar. Ragam suku, etnis, budaya, status sosial, dan
lain-lain tentunya tidak jarang menimbulkan berbagai permasalahan yang
dapat mengancam persatuan bangsa, maka dari itu partai politik dituntut untuk
dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, minimal dapat meredakan dan
menjadi penengah antara pihak yang bertikai.
Perbedaan dan persaingan ini selalu menjadi hal yang harus ditangani partai
politik sebagai wujud perdamaian politik suatu negara. Fungsi partai politik
harus mampu menciptakan suasana harmonis diantara kalangan masyarakat
serta mencontohkan persaingan-persaingan sehat dalam mencapai tujuan.
e. Sarana Kontrol Politik
Fungsi partai politik di Negara demokrasi seperti ini adalah untuk
membantu mengingatkan dan meluruskan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Karena dalam menetapkan keputusan-keputusan maupun kebijakam terkadang
terjadi kesalahan maupun kekeliruan yang tidak sesuai dengan kepentingan
masyarakat.
Disinilah fungsi partai politik sangat dibutuhkan. Kontrol kebijakan dilakukan
untuk membatasi kesewenang-wenangan pemerintah yang dapat merugikan
rakyat. Selain itu, partai politik juga melakukan pengawasan serta pertinjauan
terhadap pelaksanaan jalannya kepemerintahan agar dapat berjalan baik
sebagaimana mestinya.
f. Sarana Pertisipasi Politik
Partai politik berfungsi untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan
pemerintah. Hal tersebut dikarenakan partai politik menerima dan menampung
aspirasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional.
8
Negara dengan sistem demokrasi tentunya membutuhkan peran partai politik
sebagai penampung suara masyarakat untuk disalurkan kepada pemerintah.
Tanpa adanya partisipasi ataupun keterlibatan partai poltik, kebijakan-kebijakn
yang dibuat pemerintah tentunya tidak dapat di ubah jika tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat.
2.2.2 PEMILU
1. Pengertian Pemilu
Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail.
9
aspiratif akan dipercaya rakyat untuk memimpin kembali. Sebaliknya, jika
rakyat tidak percaya maka pemerintahan tersebut harus berakhir dan berganti.
d. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi Pemberian
suara para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat
rakyat kepada pemimpin yang dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan.
e. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat Melalui pemilu rakyat
secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui dukungannya
kepada kontestan yang memiliki program aspiratif. Kontestan yang menang
karena didukung rakyat harus merealisasikan janji-janji ketika memegang
tampuk pemerintahan. Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk menyeleksi
para pemimpin pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif. Serta untuk
membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan
rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai UUD 1945.
10
pemilih. di tengah pembatasan sosial dan penerapan protokol covid-19,
penggunaan media daring memungkinkan kandidat atau pun tim kampanye
menjangkau lebih banyak orang dan menawarkan visi, misi dan program tanpa
harus terbatasi oleh model kampanye konvensional berupa pertemuan terbuka.
11
2.2.4 Pro dan Kontra Masyarakat Terhadap Pemasangan Baliho di Masa Pandemic
Seperti yang kita lihat kasus baru-baru ini, masyarakat di sejumlah daerah pro dan
kontra terhadap pemasangan baliho di tengah pandemic, Pemasangan baliho
merupakan salah satu upaya parpol mengenalkan calonnya kepada masyarakat.
Baliho memang salah satu media yang cukup efektif untuk mendongkrak popularitas
dan elektabilitas tokoh parpol. Namun, di tengah pembatasan aktivitas masyarakat di
ruang publik pemasangan baliho bagi para tokoh parpol tentu kurang efektif. Pasalnya
baliho berkuran besar yang menghiasi berbagai suduk kota hingga desa di seantero
negeri terpasang saat mobilitas masyarakat dibatasi.
Tudingan keras dari masyarakat yang kontra pun sempat muncul saat pemasangan
baliho tokoh politik di tengah pandemi Covid-19 dianggap melukai hati nurani
masyarakat. Karena menurut pandangan masyarakat biaya pemasangan baliho yang
cukup besar hingga miliaran rupiah, Contoh kasus yang menuai kontra pada
masyarakat seperti pemasangan baliho puan maharani dan airlangga Hartato yang
menuai kritik dari masyarakat mengingat di tengah pandemic ini masyarakat sangat
membutuhkan bantuan baik dari segi materil maupun sembako dan untuk
pemasangan baliho menghabiskan dana sampai miliaran rupiah karena proyek
diluncurkan saat masyarakat sedang terpuruk karena pembatasan skala sosial yang
berkepanjangan, tetapi dana tersebut lebih di alokasikan ke pemasangan baliho yang
biaya pemasangannya mencapai miliaran rupiah, hal ini lah yang di kritik oleh
masyarakat. Dilihat dari banyak nya pemasangan baliho yang membuat masyarakat
marah sampai menuai kasus vandalisme berupa coretan kritikan pada baliho yang
dipasang.
12
hak politik manusia dirampas ? pandemic sudah di atasi oleh eksekutif,dan legislative
bekerja mengawasi eksekutif bagaimana pandemic di atasi, tapia da hak-hak yang
melekat yang juga tidak boleh dirampas. Dengan adannya tren baliho ini adannya
lapangan kerja baru dalam masa PPKM karena UMKM hidup, tapi karena kita
melihat aspek kadangkala berpolitik semua itu dianggap sesuatu permasalahan yang
di pertentangkan. Alasan pemasangan baliho ketua, pemasangan baliho itu sudah di
direncanakan jauh-jauh hari sebelum Covid-19, pemasangan baliho dengan bentuk
kepedulian kepada masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dikaitkan. Pemasangan
baliho boleh dilakukan tetapi juga memberikan solusi atas kesulitan masyarakat, bila
tak demikian akan ragu pemasangan baliho secara massif bakal berdampak positif
bagi si politikus.
Menurut Jean Baudrillard, baliho sebagai simbol atau tanda disebutnya sebagai
simulacra politik. Ketika realitas yang sesungguhnya dimanipulasi sedemikan rupa
menjadi realitas simbolik, maka terjadilah hiperrealitas. Alih-alih mendapat simpati
dan dukungan publik, pemasangan baliho oleh beberapa elite politik justru gagal
mempengaruhi psikologis masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Kesimpulannya adalah pro kontra yang terjadi di dimasyarakat itu sebenarnya merupakan
komulasi emosi atau tumpukan perasaan yang dialami oleh masyarakat akibat status pandemi
yang belum terselesaikan.masyarakat kontra itu berfikir bahwa pemasangan baliho politisi itu
menandakan bahwa para politisi tidak mau tau tentang kondisi yang ada dimasyarakat bawah.
Memang Secara sosiologis baliho pada dasarnya merupakan seperangkat simbol atau bahasa
yang dipergunakan untuk mempengaruhi psikologis publik. Akan tetapi dirasa kurang tepat jika
dilaksanakan disaat masyarakatnya masih memikirkan masalah yang lain dikarenakan pandemi
yang masih belum mereda, memang tidak ada yang salah dari para politisi yang menggunakan
hak berpolitiknya, akan tetapi akan lebih manusiawi jika mereka menggunakan hak berpolitiknya
disaat wabah pandemi ini mereda.
3.2 Saran
14
REFERENSI
https://eprints.uny.ac.id/22291/4/4.%20BAB%20II.pdf
https://diy.kpu.go.id/web/pengertian-fungsi-dan-sistem-pemilihan-umum/
http://repository.uin-suska.ac.id/13025/7/7.%20BAB%20II_201815ADN.pdf
https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/ILKOM/article/download/25/24
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/15/113000169/pemilu-pengertian-
alasan-fungsi-asas-dan-tujuan
iii