Anda di halaman 1dari 2

ADHYATMIKARABBANI

042111535036

Resume Manajemen Keuangan TM 14

A.) Orientasi Umum Likuidasi :

Likuidasi adalah proses menjual semua aset untuk menyelesaikan kewajiban kepada kreditor,
mendistribusikan dana yang tersisa kepada pemegang saham, dan ditutupnya suatu perusahaan
sebagai sebuah badan hukum oleh likuidator. Banyak pemilik bisnis yang tidak memahami
likuidasi. Padahal, secara sederhana likuidasi mengacu pada proses ketika sebuah perusahaan
secara resmi tutup dan asetnya mereka realisasikan. Hal ini biasanya akan terjadi karena
perusahaan tidak bisa membayar hutang ketika jatuh tempo. Bagi seorang direktur perusahaan,
likuidasi yaitu kondisi dimana kurator berlisensi akan secara resmi ditunjuk untuk menutup
perusahaan. Dan dalam hal ini, kekuasaan direktur pun berhenti.
Dengan begitu, maka direktur harus bekerja sama dengan likuidator, karena bisa memahami
situasi perusahaan terkait lebih baik. Hal lain yang tidak kalah penting dilakukan yaitu
penyelidikan atas perilaku direktur selama periode sebelum masa bangkrut. Jika direktur
diketahui memprioritaskan kepentingan pribadi diatas kepentingan kreditornya, maka setelah
perusahaan dinyatakan bangkrut, bisa dimintai pertanggungjawaban atas tuduhan penyelewengan
bisnis.

B.) Ada beberapa macam bentuk likuidasi yaitu, :

1. Likuidasi Wajib

Jenis likuidasi ini dilakukan pada saat terjadinya pembubaran sebuah perusahaan, dan
perusahaan tersebut tidak dapat melakukan tindakan hukum kecuali untuk keperluan proses
likuidasi. Ini terjadi ketika sebuah perusahaan sudah tidak mampu membayarkan hutangnya.
Pihak kreditor bisa memutuskan untuk mengajukan petisi agar perusahaan ditutup, diamini oleh
perusahaan, pemegang saham dan penerima resmi.

2. Likuidasi Sementara

Likuidasi sementara menjadi proses yang dilakukan saat terjadinya pelanggaran hukum oleh
sebuah perusahaan ataupun adanya resiko terhadap aset perusahaan. Maka likuidasi sementara
akan menjadi pilihan yang diambil, melalui likuidator yang telah ditunjuk untuk
mempertahankan dan melindungi aset perusahaan sampai terjadinya sidang petisi.

3. Likuidasi Sukarela

Likuidasi sukarela merupakan proses likuidasi yang cukup berbeda, tanpa melalui petisi.
Likuidasi jenis ini terjadi karena adanya kesepakatan antara para kreditor, minimal 75% suara
mayoritas wajib menyetujuinya. Likuidasi jenis ini juga harus mendapat persetujuan oleh dewan
perusahaan, dimana direktur perusahaan dan para pemegang saham ikut dalam keputusan
tersebut, biasanya pertimbangan ini diambil ketika perusahaan sudah tidak lagi mampu dalam
menjalankan bisnisnya yang justru bisa semakin merugi.

C.) Penyebab Likuidasi


Beberapa penyebab dari likuidasi yaitu sebagai berikut:

• Keputusan yang didapat dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
• Izin berdirinya perusahaan sudah habis dan tidak bisa diperpanjang lagi.
• Keputusan pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum.
• Hasil merger perusahaan, maka likuidasi perlu dilakukan.

Perlu diketahui, bahwa likuidasi ini memang sangat erat kaitannya dengan masalah finansial
yang sedang perusahaan hadapi, dimana kondisi perusahaan sedang tidak stabil. Salah satu
penyebabnya, karena perusahaan tidak bisa membayar utang. Pada dasarnya, berdirinya sebuah
perusahaan pasti akan menargetkan cuan meskipun tidak dalam jangka waktu yang cepat.
Biasanya, perusahaan sudah memiliki metode perhitungan likuidasi, ada yang menggunakan
metode Break Even Point (BEP).
Jadi, jika perusahaan tidak bisa membayarkan hutangnya, maka perusahaan bisa meminjam
dana kembali dari pihak lain untuk menutupi utang tersebut. Tentu saja, hal ini hanya akan
berlangsung untuk sementara waktu, hingga akhirnya perusahaan tersebut akan mengalami
pembubaran.

D.) Kesimpulan

Likuidasi memang tidak selalu dilakukan perusahaan ketika mengalami kebangkrutan.


Banyak sekali bisnis yang memutuskan untuk menutup perusahaan karena akan bergabung
dengan perusahaan lainnya. Perusahaan dan divisi yang tidak dibutuhkan sering ditutup dengan
aset yang dijual atau ditambahkan ke divisi lain. Terkadang, memang investor dan perusahaan
ingin menutup bisnisnya untuk mengambil sebagian dari sisa investasinya. Situasi ini sering
disebut dengan dividen likuidasi.
Disini, dewan direksi akan mengumumkan dividen kepada pemegang saham tanpa saldo
laba untuk sisa pengembalian. Perusahaan secara efektif akan mengembalikan sebagian dari
investasi awal pemegang sahamnya. Dengan kata lain, tidak ada cukup kas dari kegiatan
operasional untuk membayar investor atas investasinya. Maka beberapa aset bisnis pun akan
dijual untuk memberikan keuntungan kepada investor.

Anda mungkin juga menyukai