1. Fithratul Illahi
2. VanyaNofera
3. Puja Rahayu
Pembubaran
Alasan-Alasan untuk Pembubaran Perusahaan :
1. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Pemegang saham memiliki hak untuk membubarkan
perusahaan jika semua setuju untuk melakukannya.
Pengajuan pembubaran bisa diserahkan bukan hanya oleh
Dewan Direksi atau Dewan Komisaris, tetapi bahkan
pemegang saham yang memiliki setidaknya 1/10 dari total
saham memiliki hak suara. Agar pembubaran perusahaan
disetujui, kesepakatan harus mencapai setidaknya 3/4 dari
total saham saat pemberian suara dibutuhkan.
2. Keputusan pengadilan
Perusahaan bisa dipaksa untuk menghentikan
kegiatannya berdasarkan keputusan pengadilan. Ada
banyak alasan yang membuat pengadilan
mengeluarkan keputusan radikal seperti itu.
Penyalahgunaan kepentingan umum, mengambil
tindakan yang bertentangan dengan hukum yang
berlaku, tidak aktif selama lebih dari tiga tahun atau
berakhir dengan kebangkrutan adalah beberapa
alasannya. Dalam kasus ini, likuidator yang
bertanggung jawab akan keseluruhan prosesnya akan
ditunjuk secara langsung oleh pengadilan.
3. Jika periode inkorporasi telah berakhir
Periode inkorporasi biasanya tidak terbatas. Namun, dalam
kasus yang jarang terjadi, inkorporasi bisa memiliki batas
masa berlaku, dan perusahaan harus memperbaruinya agar
kegiatan bisnis bisa tetap berlangsung. Jika gagal melakukan
ini, perusahaan dapat dibubarkan begitu periode berakhir.
RUPS diwajibkan menunjuk seorang likuidator dalam
jangka waktu 30 hari, dan pihak manajemen tidak boleh
mengambil langkah hukum lebih jauh.
4. Pencabutan izin usaha
Jika izin usaha dicabut, perusahaan kehilangan dasar hukum
untuk keberadaannya dan harus melakukan likuidasi. Ini
biasanya terjadi dalam bidang yang spesifik dan diatur
dengan ketat.
Likuidasi – bagian penting dari
pembubaran
Pembubaran perusahaan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 pasal 143. Penting untuk diingat bahwa perusahaan
tetap ada walaupun segala aktivitas bisnis sudah dihentikan.
Perusahaan akan terus menjadi entitas resmi hingga proses
pembubaran selesai, yang terdiri dari serangkaian langkah hukum.
Untuk mendapatkan status secara hukum, maka spin off yang dilakukan
perusahaan harus disahkan dengan akta notaris. Notaris yang ditunjuk
akan membuat Akta Pemisahan yang menerangkan pendirian
perusahaan baru sekaligus peralihan aktiva dan passiva dari perusahaan
induk (lama) ke perusahaan baru secara hukum.
Aturan spin off perusahaan