Anda di halaman 1dari 1

Pajak memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi

anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur


(regulerend).

1). Fungsi Anggaran (Budgetair) adalah pajak


merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin dan
pembangunan sebagaimana tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Fungsi Pajak
2). Fungsi Mengatur (Regulerend) yaitu pajak
dipergunakan sebagai alat kebijakan pemerintah
untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi Mengatur
dapat digunakan sebagai berikut.

a). Alat Proteksi (perlindungan).


b). Alat Stabilisasi.
c). Alat Redistribusi Pendapatan.

Pajak adalah pungutan yang wajib diberikan pada


negara oleh orang pribadi maupun
Tarif pajak digunakan untuk menentukan besarnya Pengertian Pajak badan/perusahaan berdasarkan undang-undang
pajak terutang. Tarif pajak dibagi menjadi empat yang akan digunakan untuk kepentingan negara dan
jenis yaitu sebagai berikut. kesejahteraan masyarakat umum.

1). Tarif Pajak Proporsional (Sebanding). Secara garis besar, unsur pajak yang ada di
Indonesia dibagi menjadi empat, yaitu subjek pajak,
Tarif pajak proprosional adalah tarif pengenaan wajib pajak, objek pajak, dan tarif pajak.
pajak yang tetap atas berapa pun dasar pengenaan
pajaknya. Contoh: PPN akan dikenakan tarid sebesar 1). Subjek Pajak.
10% atas berapa pun penyerahan barang/jasa kena
pajak. Subjek pajak adalah orang pribadi atau lembaga
yang dituntut untuk melaksanakan kewajiban
2). Tarif Pajak Tetap. perpajakan. Subjek pajak dibagi menjadi dua, yakni
subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar
Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang negeri.
tetap sesuai dengan persyaratan tertentu. Contoh:
bea materai. Tarif Pajak 2). Wajib Pajak.

3). Tarif Pajak Degresif. Wajib Pajak adalah subjek pajak yang sudah
memiliki kewajiban dan dianggap layak untuk
Tarif pajak degresif adalah tarif pengenaan pajak Unsur Pajak membayar pajak. Mereka mendapat beban pungutan
yang menurun seiring dengan peningkatan dasar pajak dan wajib membayarnya. Jika tidak, maka
pengenaan pajaknya. Tarif jenis ini sudah jarang Wajib Pajak dapat dikenai sanksi atau denda dengan
diterapkan. besaran yang telah ditentukan pemerintah.

4). Tarif Pajak Progresif. 3). Objek Pajak.

Tarif pajak progresif adalah tarif pengenaan pajak Objek pajak adalah benda atau jasa yang harus
yang bertambah seiring dengan peningkatan dasar Perpajakan dalam Pembangunan dibayarkan pajaknya. Contoh: Anda memiliki
pengenaan pajaknya. Contoh: Pajak Penghasilan
(PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi, setiap terjadi Ekonomi sejumlah penghasilan. Jika dalam satu tahun total
penghasilan tersebut bisa dikenai pajak, maka
peningkatan penghasilan sampai dengan tingkatan penghasilan tersebut merupakan objek pajak.
tertentu maka tarif pajak yang dikenakan juga akan
meningkat. 4). Tarif Pajak.

Tarif pajak adalah nominal yang harus dibayarkan


oleh wajib pajak atas benda atau jasa yang
terbebani pajak (objek pajak).

Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of


Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four
Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai
berikut.

1). Asas Equality (asas keseimbangan dengan


kemampuan atau asas keadilan).
2). Asas Certainty (asas kepastian hukum).
3). Asas Convinience of Payment (asas pemungutan
Pajak Menurut Sifatnya.
pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan).
Asas Pemungutan Pajak 4). Asas Efficiency (asas efisien atau asas
Berdasarkan sifatnya, pajak dapat dikelompokkan
ekonomis).
menjadi pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak
1). Pajak Langsung, yaitu pajak yang dipungut
adalah sebagai berikut.
setahun sekali berdasarkan surat ketetapan pajak
(kohir) dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang
1). Asas Daya Pikul.
lain. Contohnya, Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
2). Asas Manfaat.
Bumi Bangunan (PBB).
3). Asas Kesejahteraan.
4). Asas Kesamaan.
2). Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dipungut
5). Asas Beban.
setiap terjadi transaksi tanpa adanya surat
ketetapan pajak dan dapat dilimpahkan kepada
orang lain. Contohnya, Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Bea Balik Nama (BBN).

Pajak Menurut Subjeknya.

Menurut subjeknya, pajak dapat dibagi menjadi


pajak orang pribadi dan pajak badan.

1). Pajak Orang Pribadi, yaitu pajak yang dikenakan


bagi seseorang atau seorang wajib pajak, seperti
PPh.

2). Pajak Badan, yaitu pajak yang dikenakan pada Jenis Pajak
sebuah badan usaha atau organisasi, seperti PT, CV,
atau Yayasan.

Pajak Menurut Asalnya.

Menurut asalnya, pajak dapat dibagi menjadi pajak


dalam negeri dan pajak luar negeri.

1). Pajak Dalam Negeri, yaitu pajak yang dipungut


kepada setiap warga negara yang tinggal di
Indonesia dan memiliki salah satu objek pajak.

2). Pajak Luar Negeri, yaitu pajak yang dipungut


kepada warga negara asing yang memiliki usaha
atau penghasilan dan tinggal di Indonesia.

Pajak Menurut Instansi yang Memungutnya.

Menurut instansi yang memungutnya, pajak dibagi


menjadi pajak pusat dan pajak daerah.

1). Pajak Pusat. Misalnya, PPh dan PPN.

2). Pajak Daerah. Contohnya, Pajak Kendaraan


Bermotor (PKB), Pajak Reklame, Pajak Hotel dan
Restoran.

Anda mungkin juga menyukai