Anda di halaman 1dari 3

Nama. :Muh.

Rizki Riandi

Nim :D1A022488

Kls :c1

Matkul :Hukum pajak

1.Konsep utang pajak

Utang pajak adalah tagihan pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak atau yang biasanya disebut
dengan tunggakan pajak. Utang pajak terjadi karena adanya peraturan di mana pihak pemerintah
dapat memaksa pembayaran utang pada setiap Wajib Pajak yang merupakan dasar kewajiban
pemberlakuan penagihan pajak oleh jurusita.

Biasanya utang tersebut meliputi denda, bunga, atau bahkan utang atas kewajiban pajak penghasilan
badan. Wajib pajak merupakan individu atau badan yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dan sudah ditentukan untuk melakukan kewajiban pajak, termasuk
di dalamnya pemungut pajak atau pemotongan pajak tertentu.

Utang pajak terjadi karena adanya peraturan. Pihak pemerintah bisa memaksa pembayaran utang
pada setiap wajib pajak. Utang pajak adalah kewajiban wajib pajak yang harus diselesaikan agar tidak
dibawa ke jalur hukum.

2. Timbul dan berakhirnya Utang Pajak

Pajak adalah kewajiban finansial yang harus dibayar oleh individu dan perusahaan kepada
pemerintah. Timbul dan berakhirnya utang pajak dapat bergantung pada berbagai faktor, termasuk
jenis pajak dan aturan pajak yang berlaku di suatu negara. Umumnya, utang pajak dapat timbul
dalam situasi berikut:

a. Pendapatan Tahunan: Utang pajak biasanya timbul setelah individu atau perusahaan
melaporkan pendapatan tahunan mereka kepada otoritas pajak. Ini terjadi ketika ada selisih
antara pendapatan yang dilaporkan dan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan
peraturan pajak yang berlaku.

b. Transaksi Bisnis: Utang pajak juga dapat timbul dari transaksi bisnis tertentu, seperti
penjualan properti atau aset bisnis. Pajak penjualan atau pajak atas keuntungan modal dapat
dikenakan dalam kasus-kasus ini.

c. Pajak Pekerjaan: Bagi pekerja, utang pajak muncul melalui pemotongan gaji atau
pembayaran pajak penghasilan bulanan. Jika pemotongan gaji tidak mencukupi untuk
menutupi kewajiban pajak, utang pajak tambahan dapat timbul.
Sementara itu, berakhirnya utang pajak biasanya terjadi ketika utang tersebut dibayar sepenuhnya.
Pemerintah biasanya memberikan tenggat waktu tertentu bagi pembayar pajak untuk menyelesaikan
utang mereka. Jika utang pajak tidak dibayar dalam tenggat waktu yang ditentukan, otoritas pajak
dapat mengambil tindakan hukum seperti penalti, bunga, atau pembebanan atas aset untuk menagih
utang tersebut.

Penting untuk selalu mematuhi hukum pajak dan melaporkan pendapatan secara akurat agar
menghindari masalah dengan otoritas pajak dan memastikan utang pajak dapat diselesaikan dengan
baik.

3.Dasar penggunaan pajak

Dasar pengguna pajak adalah konsep yang digunakan oleh otoritas pajak untuk menghitung jumlah
pajak yang harus dibayar oleh individu atau entitas. Ini adalah dasar yang digunakan untuk
menentukan berapa banyak pajak yang harus dibayarkan berdasarkan pendapatan atau faktor-faktor
lainnya. Dasar pengguna pajak dapat bervariasi sesuai dengan jenis pajak dan peraturan pajak yang
berlaku di suatu negara. Beberapa contoh dasar pengguna pajak yang umum digunakan meliputi:

a. Pendapatan Kotor: Dalam pajak penghasilan individu atau perusahaan, dasar pengguna pajak
seringkali berdasarkan pendapatan kotor. Ini adalah total pendapatan sebelum potongan
atau pengurangan tertentu.

b. Penghasilan Bersih: Dalam beberapa kasus, pajak dapat dihitung berdasarkan penghasilan
bersih, yaitu pendapatan setelah pengurangan biaya atau pengeluaran yang diizinkan.

c. Nilai Properti: Pajak properti biasanya dihitung berdasarkan nilai properti yang dimiliki oleh
pemiliknya. Nilai ini dapat berubah seiring waktu tergantung pada penilaian properti.

d. Volume Penjualan: Dalam pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai (PPN), dasar
pengguna pajak adalah total volume penjualan barang atau jasa.

e. Keuntungan Modal: Dalam pajak atas keuntungan modal, dasar pengguna pajak adalah
selisih antara harga jual aset dengan biaya perolehan aset tersebut.

f. Nilai Harta Warisan: Dalam pajak harta warisan atau warisan, dasar pengguna pajak adalah
nilai harta warisan yang diterima oleh ahli waris.

g. Pendapatan Tunggal: Beberapa negara menggunakan sistem pajak penghasilan tunggal, di


mana semua pendapatan individu dihitung dalam dasar pengguna pajak yang sama.
Dasar pengguna pajak dapat sangat kompleks, tergantung pada peraturan pajak yang berlaku di
masing-masing negara. Penting bagi individu dan perusahaan untuk memahami dasar pengguna
pajak yang berlaku bagi mereka dan mematuhi peraturan pajak untuk menghindari masalah dengan
otoritas pajak.

Penghasilan kena pajak : Penghasilan kena pajak merupakan penghasilan yang menjadi dasar
penghitungan pajak penghasilan (PPh). Dalam konteks Indonesia, penghasilan kena pajak diatur
dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Perpajakan. Secara umum penghasilan
kena pajak dapat dihitung dari jumlah penghasilan dikurangi upah yang digunakan untuk memungut
dan memelihara penghasilan tersebut. Tarif Penghasilan Kena Pajak biasanya berdasarkan pada
Pengusaha Kena Pajak, yakni tarif yang dihitung untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WP
OP). Penghasilan kena pajak dapat dikurangi dari penghasilan tidak kena pajak (PTKP) bagi orang
pribadi yang membayar pajak dalam negeri. PTKP merupakan pengurangan jumlah penghasilan yang
diberikan kepada wajib pajak sebelum menghitung PPh yang terutang dan tidak bersifat final.
Besaran PTKP telah diatur dalam undang-undang dan/atau peraturan Menteri Keuangan (PMK),
dengan ketentuan tarif PTKP terbaru yang berlaku sejak tahun 2016 adalah sebesar Rp54 juta.

Anda mungkin juga menyukai