Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN,

PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA

MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
(Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jayapura Tahun 2019-2021)

DISUSUN OLEH:
MARINI FADILLAH JINTANG
20180411034184

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS CENDRAWASIH
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL: PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI
PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI PADA MASA PANDEMI COVID-19
NAMA: MARINI FADILLAH JINTANG

NIM : 20180411034184

Menyetujui,

TIM PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Meinarni Asnawi, S.E., M.Si, CBV., Rudiawie Larasati, SE, M.Ak
CMA., CRP
NIP: 196403311989022001 NIP: 199306272019032028

II
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
JUDUL: PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN,
SOSIALISASI PERPAJAKAN, PELAYANAN
FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI PADA MASA PANDEMI
COVID-19
NAMA : MARINI FADILLAH JINTANG

NIM : 20180411034064

1. Dr.Meinarni Asnawi, SE.,M.Si.CBV.,CMA., (Pembimbing I) (.......................)


CRP
NIP: 196403311989022001

(Pembimbing II) (.......................)


2. Rudiawie Larasati, SE, M.Ak.,CAP.,CRP
NIP: 199306272019032028

(Penguji I) (.......................)
3. Theo Allolayuk, SE.,M.Si.,Ak.,CA

4. Kurniawan Patma, SE., M.Ak, CAP., CRP (Penguji II) (.......................)

5. Yohanes C. Seralurin, Se., M.Si., Ak., CA (Penguji III) (.......................)

Ketua Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Cenderawasih

I
Cornelia Desiana Matani, SE.,M.Mgt (Acc)
NIP: 198612312018032001

LEMBAR PERYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Marini Fadillah Jintang

Nim : 20180411034184

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang saya susun dengan judul:

PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN,


PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA MASA PANDEMI
COVID-19
(Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jayapura Tahun 2019-
2021)

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat dari proposal orang
lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar
sarjananya). Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk
dapat dipergunakan bilamana diperlukan.

II
Jayapura, 1 Maret 2022
Pembuat Pernyatan

Marini Fadillah Jintang


NIM: 20180411034184

III
RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama Lengkap : Marini Fadillah Jintang

Tempat, Tanggal Lahir : Sengkang, 21 Maret1999

Status : Mahasiswi

Alamat : Gang Soka

Nomor Telepon :-

E-mail : mariniifadillah@gmail.com

Riwayat Pendidikan

2004 – 2005 : TK PEMBANGUNAN YAPIS V JAYAPURA

2005 – 2010 : SD INPRES 58.1 JAYAPURA

2010 – 2014 : SMP NEGERI 11 JAYAPURA

2014 – 2017 : SMA MUHAMMADIYAH JAYAPURA

IV
MOTTO

“Believe that Allah has a better plan for you”

- Unknow

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamuhidup selamanya, dan bekerjalah


untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati esok”

- H. R. Turmudzin

V
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan kesehatan dan anugerahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi

Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Pada Masa Pandemi COVID-19”.

Proposal ini disusun sebagai tujuan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari

sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan. Penulis juga menyadari dalam

menyelesaikan penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide – ide pemikiran, doa –

doa, maupun semangat. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, M.T, selaku Rektor Universitas Cenderawasih.

2. Dr. Mesak Iek SE, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Cenderawasih.

VI
3. Dr. Meylen K Petra Kambuaya M, Si., AK., CA, selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Universitas Cenderawasih.

4. Jhon Urasti Blesia, SE., M. Prof. ACC., PHD Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Cenderawasih.

5. Cornelia Desiana Matani, SE.,M.Mgt (Acc), selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Cenderawasih.

6. Hastutie N, Andriati, SE.,M.Si, Selaku Dosen Wali

7. Dr. Meinarni Asnawi, S.E., M.Si, CBV., CMA, selaku Dosen Pembimbing

Satu (1),

8. Rudiawie Larasati, SE., M.Ak., CAP, selaku Dosen Pembimbing Dua (2).

9. Kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mendidik dan mengajar saya

selama masa Pendidikan di Universitas Cenderawasih.

10. Kepada Kedua Orang Tua (mama dan papa), adeku Melani dan Indi beserta

seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan dalam bentuk doa

maupun motivasi serta arahan.

11. Kepada Suamiku Muhammad Ridwan yang telah banyak memberikan

dukungan motivasi dan doa untuk penyusunan proposal ini.

12. Sahabat – Sahabat terkasih yang telah mendukung serta membantu dalam

penyusunan proposal ini.

13. Untuk Bestieeku Iin Irma yang sudah membantu dalam penyusuan proposal

ini dan dukungan semangat.

VII
14. Rekan Rekan Angkatan 2018 yang selalu memberikan semangat agar dapat

lulus bersama – sama.

15. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank mefor believing in me, I

wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no

days off, I wanna thank me for never quitting.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya

sebutkan satu – persatu, penulis tidak memberikan apa – apa hanya seucap kata

terima kasih yang sedalam – dalamnya. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan

yang telah diberikan.

Jayapura, 1 Maret 2022


Penulis

Marini Fadillah Jintang


NIM: 20180411034184

VIII
DAFTAR ISI

PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN,


PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA.........................................I

MASA PANDEMI COVID-19......................................................................................I

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................II

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................I

LEMBAR PERYATAAN.............................................................................................II

RIWAYAT HIDUP.....................................................................................................IV

MOTTO........................................................................................................................V

KATA PENGANTAR.................................................................................................VI

DAFTAR ISI...............................................................................................................IX

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................XII

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................XIII

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................6

IX
1.3 TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................7
1.4 MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................7
1.5 SISTEMATIK PENELITIAN....................................................................................8

BAB II.........................................................................................................................10

KAJIAN PUSAKA......................................................................................................10

2.1 LANDASAN TEORI............................................................................................10


2.2 DEFINISI PAJAK................................................................................................15
2.3 JENIS-JENIS PAJAK...........................................................................................16
2.4 FUNGSI PAJAK..................................................................................................17
2.5 PENGERTIAN KESADARAN PERPAJAKAN.........................................................19
2.6 PENGERTIAN SOSIALISASI PERPAJAKAN..........................................................20
2.7 PENGERTIAN PELAYANAN FISKUS...................................................................20
2.8 PENGERTIAN SANKSI PAJAK............................................................................22
2.9 PENGERTIAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK.........................................................23
2.10 RISET SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...................................24
2.11 MODEL PENELITIAN.........................................................................................28

BAB III........................................................................................................................30

METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................30

3.1 LOKASI PENELITIAN.........................................................................................30


3.2 POPULASI DAN SAMPEL...................................................................................30
3.3 JENIS DATA DAN SUMBER................................................................................31
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA.........................................................................31
3.5 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL..................................................................32
3.6 ALAT ANALISIS................................................................................................35
3.7 PENGUJIAN HIPOTESIS......................................................................................38

BAB IV........................................................................................................................40

X
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................40

4.1 HASIL PENELITIAN.............................................................................................40


4.1.1 Pengumpulan Data......................................................................................40
4.1.2 Karakteristik Responden..........................................................................41
4.1.3 Uji Smart Partial Least Square (PLS).....................................................43
4.2 PEMBAHASAN...................................................................................................54
4.2.1 Pengaruh Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Selama Covid 19.....................................................................................54
4.2.2 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Selama Pandemi Covid 19......................................................................55
4.2.3 Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pada Masa Pandemi Covid 19................................................................57
4.2.4 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Selama Pandemi Covid 19......................................................................59

BAB V.........................................................................................................................61

PENUTUP...................................................................................................................61

5.1 KESIMPULAN....................................................................................................61
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN...........................................................................62
5.3 SARAN..............................................................................................................62

LAMPIRAN KUESIONER.........................................................................................64

DAFTAR PUSAKA....................................................................................................74

XI
DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Hasil Pengumpulan Data.........................................................................40


Gambar 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Usia..................41
Gambar 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Pendidikan.......41
Gambar 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pekerjaan.........................42
Gambar 4.5 Uji Convergent Validity...........................................................................45
Gambar 4.6 Uji Discriminant Validity........................................................................46
Gambar 4.7 Uji Average Variance..............................................................................48
Gambar 4.8 Uji Composite Realibility........................................................................48
Gambar 4.9 Uji Cronbach Alpha................................................................................49
Gambar 4.10 Model fit.................................................................................................50
Gambar 4.11 Uji Multikolonearitas.............................................................................50
Gambar 4.12 R Square.................................................................................................50
Gambar 4.13 Path Coefficient.....................................................................................53
Gambar 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis......................................................................53

XII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian.................................................................................28


Gambar 4.1 Hasil Uji Outer Model.............................................................................44
Gambar 4.1 Hasil Uji Bootstrapping...........................................................................44

XIII
DAFTAR LAMPIRAN

KUESIONER41

XIV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia pajak merupakan sumber utama penerimaan negara,

pajak secara hukum dapat didefinisikan sebagai iuran wajib pajak kepada

pemerintah yang bersifat memaksa dan legal, sehingga pemerintah

mempunyai kekuatan hukum untuk menindak wajib pajak yang tidak

memenuhi kewajibannya. Sumber penerimaan negara yaitu pajak untuk

membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan yang

berlangsung terus-menerus dan kontinuitas untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam segala bidang, sehingga dibutuhkannya peran serta dari

masyarakat dalam bentuk kesadaran dan rasa peduli untuk membayar pajak.

Kunci kebeberhasilan dalam membangun suatu negara dimasa yang akan

datang ialah pendapatan pajak.

Realisasi penerimaan perpajakan di Indonesia pada akhir tahun 2019

tercatat Rp 1.136,37 triliun, jumlah tersebut masih jauh dari target yaitu Rp

1.577,56 triliun. Pada akhir tahun 2020, realisasi penerimaan pajak mencapai

Rp 1.108,83 triliun, terkontraksi 15,51% dari periode yang sama pada tahun

2019, jumlah tersebut meleset dari target yang ditetapkan Peraturan Presiden

Nomo 72 Tahun 2020, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebesar Rp 1.404,51

triliun. Hal ini tidak lepas dari masih melambatnyat perekonomian Indonesia

1
dan transaksi Perdagangan internasional akibat pandemic COVID-19.

Kemudian realisasi penerimaan pajak di Indonesia sepanjang tahun 2021

perlahan membaik dan mencapai Rp 1.314,81 triliun (91,02 persen dari target

APBN 2021) dan tumbuh 18,5 persen (yoy). Realisasi penerimaan pajak

tersebut telah menunjukkan penerimaan yang semakin pulih dari adanya

tekanan COVID-19 dibandingkan 2020 yang mengalami penurunan sampai

minus 19,6%. Kenaikan realisasi penerimaan pajak di Indonesia berlanjut

hingga triwulan pertama tahun 2022 yang telah mencapai Rp 256, 18 triliun

(16,7 persen dari target APBN 2022) dan tumbuh 40,95 persen (yoy).

Pemulihan realisasi penerimaan pajak tersebut seiring dengan penanganan

pandemic COVID 19 di Indonesia yang perlahan teratasi (Kementerian

Keuangan RI, 2019-2022).

Pada tahun 2019-2021 merupakan tahun yang cukup sulit bagi bangsa

Indonesia dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), dikarenakan banyaknya sentimen global maupun factor internal yang

berimbas negative terhdapa perekonomian Indonesia. Fenomena tersebut juga

sangat dirasakan bagi para pengelola keuangan di wilayah papua. Realisasi

penerimaan pajak di KPP Pratama Jayapura periode 2019-2021 yang masih

belum mencapai target dan mengalami kontraksi penerimaan pajak karena

kondisi ekonomi yang memang menurun dan penyerapan Belanja Pemerintah

dan APBD masih kurang sepanjang tahun 2019 - 2022. Hal ini disebabkan

2
oleh dampak pandemi COVID-19. Realisasi penerimaan pajak pada tahun

2019 sebesar Rp 8,91 triliun , dan pada tahun 2020 realisasi penerimaan pajak

naik cukup signifikan sebesar Rp 10,12 triliun. Hal tersebut terjadi seiring

dengan upaya penangan COVID 19. Kemudian pada tahun 2021 mengalami

penurunan sebesar 4,03% dengan jumlah penerimaan perpajakan sebesar Rp

8,13 triliun, hal tersebut dikarenakan pandemic COVID 19 yang belum

teratasi dan sempat adanya penundaan penyelenggraan PON XX di Papua.

Namun pemulihan realisasi penerimaan pajak sampai dengan bulan Mei 2022

tercatat telah mencapai Rp 52.830,61 miliar perlahan membaik dengan telah

terselenggaranya PON XX Papua dan pandemic COVID 19 yang hampir

teratasi di wilayah Papua (Kementerian Keuangan RI, 2019-2022).

Tingkat kepatuhan wajib pajak di kota Jayapura yang masih tergolong

rendah di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah untuk

pengetahuan wajib pajak peraturan perpajakan, fungsi perpajakan dan

pengetahuan mengenai sistem perpajakan. Kewajiban perpajakan tidak hanya

mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, tetapi kewajiban perpajakan juga

menghitung, membayar, dan menyampaikan pajaknya. Kewajiban DJP adalah

mengawasi kegiatan penelitian, pemeriksaan, dan penyidikan tindak pidana

agar Wajib Pajak selalu Patuh.

Upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak yaitu sosialiasi perpajakan

untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya

3
wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan dan

untuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT) tahunan. Sosialisasi perpajakan sangat penting

dilakukan, sehingga apabila sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama

Jayapura sering dilakukan secara langsung maupun mengunakan di media

yang efektif maka dapat meningkatkan kesadaran perpajakan akan hak dan

kewajiban perpajakannya (Muhammad, 2019).

Untuk dapat memaksimalkan pendapatan Negara dalam sektor pajak

dengan cara mulai memberikan pelayanan fiskus yang baik yang menjadi

faktor penting dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Seorang fiskus

memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada Wajib Pajak

akan pentingnya membayar pajak, dan memberikan sistem pengumutan pajak

self assessment system. self assessment system ialah sistem pemungutan pajak

yang dapat memberikan wewenang, kepercayaan, serta tangggung jawab bagi

wajib pajak badan maupun orang pribadi untuk dapat menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang

harus dibayarkan.

Untuk meningkatkan penerimaan pajak sekaligus pemerintah juga

menerapkam sanksi perpajakan. Sanksi tersebut berupa setiap wajib pajak

yang telah melanggar semua ketentuan peraturan perundangan perpajakan

akan dikenakan sanksi administrasi, pidana atau bias dikenakan keduanya.

4
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-undangan

perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti, ditaati, dan dipatuhi, atau

dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak

tidak melanggar norma perpajakan.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN,

SOSIALISASI PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI PADA MASA PANDEMI COVID-19” (Studi Empiris Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jayapura Tahun 2019-2021), untuk melihat

bagaimana perkembangan dan pemahaman masyarakat Papua khususnya

wajib pajak orang pribadi yang berada di daerah sekitar Jayapura.

Hasil riset Muhammad (2019) menjadi jurnal acuan penulis

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif

Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi”

Yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah variable independen yaitu penelitian sebelumnya

variablenya Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Perpajakan

dan Kesadaran Perpajakan dan kondisi pada saat terjadi Pandemi COVID-19

yang juga mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia serta dampaknya

5
terhadap pemasukan masyarakat khususnya wajib pajak dan persamaan

dengan penelitian seblumnya adalah penulis melakukan penelitian yang

lokasinya sama dengan penelitian sebelumnya di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Kota Jayapura Papua. Alamat kantor berada di Jalan Raya Abepura

Kotaraja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan urian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah kesadaran perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

b. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi?

c. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi?

d. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:

6
a. Menganalisis apakah sosialiasi perpajakan merupakan faktor yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

b. Menganalisi apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadapat kepatuhan

wajib pajak orang pribadi.

c. Menganalisis apakah pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi

d. Menganalisis pengaruh kesadaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada semua pihak

yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1.4.1. Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang bagaimana

pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan

Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi, dan dapat membantu peneliti yang akan meneliti dengan judul

yang sama.

1.4.2. Praktis

a. Manfaat bagi Instansi

7
Dengan adanya penelitian ini diharapkan instansi yang terkait dapat

mengetahui dan dapat meningkatkan pemahaman tentang Kesadaran

Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

b. Manfaat bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dapat membuat

kebijakan-kebijakanyang bisa mempengaruhi tingkat kepatuhan

seseorang dalam bidang perpajakan agar realisasi penerimaan pajak

dapat mencapai atau melebihi target.

1.5 Sistematik Penelitian

Untuk memperoleh gambaran secara umum bagian-bagian yang akan

dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi

masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi dasar untuk berpijak pada permasalahan yang ada. Pada bagian

ini berisi landasan teori dan penjelasan mengenai penelitian-penelitian

terdahulu, model penelitian dan hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

8
Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian,

populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, variabel penelitian dan

definisi operasional penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II
KAJIAN PUSAKA

2.1 Landasan Teori


2.2.1 Theory of Planed Behavior

Theory Of Planned Behavior (TPB) yang dikemukakan oleh

Ajzen (2005) dijelaskan bahwa sikap terhadap perilaku merupakan

9
kencenderungan untuk menanggapi hal-hal yang disenangi ataupun

yang tidak disenagi pada suatu objek,orang, institusi atau peristiwa.

Sedangkan munculnya niat untuk berperilaku ditentukan. Ada tiga

faktor yang dapat mempengaruhi niat itu sendiri:

1. Behavioral Beliefs

Behavioral beliefs adalah keyakinan dari hasil suatu perilaku

dan evaluasi terhadap hasil inilah yang akan membentuk sikap

dalam menaggapi perilaku merupakan keyakinan individu akan

hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut. Sebelum

individu melakukan sesuatu, individu tersebut akan memiliki

keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya

tersebut. Kemudian yang bersangkutan akan memutuskan bahwa

akan melakukannya atau tidak melakukannya. Hal tersebut

berkaitan dengan kesadaran wajib pajak. Wajib pajak yang sadar

pajak, akan memiliki keyakinan mengenai pentingnya membayar

pajak untuk membantu menyelenggarakan pembangunan negara.

2. Normative Beliefs

Normative beliefs yaitu keyakinan tentang harapan normatif

orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Hal ini

dapat dikaitkan dengan penyuluhan-penyuluhan pajak yang

memberikan motivasi kepada wajib pajak agar taat pajak, akan

10
membuat wajib pajak memiliki keyakinan atau memilih perilaku

taat pajak.

3. Control Beliefs

Control beliefs merupakan keyakinan tentang keberadaan

hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan

ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang

mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived

power). Sanksi pajak dan tarif pajak terkait dengan control beliefs.

Sanksi pajak dibuat adalah untuk mendukung agar wajib pajak

mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan wajib pajak akan

ditentukan berdasarkan persepsi wajib pajak tentang seberapa kuat

sanksi pajak mampu mendukung perilaku wajib pajak untuk taat

pajak. Pemberlakuan tarif pajak mempengruhi wajib pajak dalam

membayar pajak, semakin adil tarif pajak yang ditetapkan maka

akan mendukung perilaku wajib pajak untuk membayar pajak.

Teori tersebut sesuai untuk menjelaskan perilaku wajib pajak

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sebelum wajib pajak

melakukan suatu hal, wajib pajak akan memikirkan hasil yang dapat ia

peroleh dari perilaku patuh dalam peraturan pajak. Hal ini

berhubungan dengan kesadaran wajib pajak, wajib pajak yang sadar

pajak akan memiliki keyakinan bahwa dengan membayar pajak

11
penting dalam membantu pembangunan negara (behavioral belif).

Dari pengetahuan (normative belif) yang diperoleh wajib pajak lewat

teman, kerabat maupun konsultan pajak akan mempunyai harapan

terhadap wajib pajak untuk menjadi lebih patuh terhadap peraturan

perpajakan. Sanksi pajak (control belif) dibuat untuk mendukung

perilaku wajib pajak untuk mematuhi peraturan perpajakan atau

menghambat, semua itu tergantung dari kepatuhan wajib pajak akan

ditentukan berdasarkan pemahaman wajib pajak tentang seberapa kuat

sanksi pajak mampu mendukung perilaku wajib pajak untuk taat pajak.

Penelitian tentang kepatuhan pajak telah banyak dilakukan.

Penelitian sebelumnya yang menggunakan teori tersebut adalah

penelitian Muhammad (2019) mengenai “Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang

Pribadi” Dikaitkan dengan penelitian ini, Theory of Planned Behavior

relevan untuk menjelaskan perilaku patuh wajib pajak dalam

memenuhi kewajibannya membayar pajak. Motivasi dari dalam diri

wajib pajak dapat ditingkatkan dengan adanya sosialisasi perpajakan

untuk menambah pengetahuan wajib pajak. Sanksi Pajak yang

dikenakan juga dapat membuat wajib pajak enggan untuk melanggar

12
peraturan perpajakan, sehingga dapat memaksimalkan kepatuhan

wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak.

Penelitian lain tentang kepatuhan pajak dilakukan oleh Siahaan

dan Halimatusyadiah (2019), salah satu faktor penentu niat seseorang

untuk berperilaku, dimana individu memiliki keyakinan akan hasil dari

suatu perilaku dan mengevaluasi perilaku yang baik dan kurang baik.

Ketika Wajib Pajak memiliki keyakinan bahwa fungsi pajak sangat

penting untuk pembangunan dan pembiayaan Negara, maka akan

muncul pemikiran mengenai pentingnya Wajib Pajak sadar akan

kewajiban perpajakannya.

2.2.2 Teori Atribusi

Teori atribusi pertama kali dikemukakan oleh Fritz Heider

pada tahun 1958. Pada dasarnya teori atribusi menyatakan bahwa bila

individu-individu mengamati perilaku seseorang, kemudian mencoba

menentukan apakah perilaku tersebut ditimbulkan secara internal atau

eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku

yang diyakini dibawah kendali perilaku individu itu sendiri.

Sedangkan perilaku eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari

luar, artinya individu akan berperilaku karena terpaksa dari situasi atau

lingkungan. ( Rahmawati dan Yulianto, 2018).

13
Alasan pemilihan teori ini adalah kemauan wajib pajak untuk

melaporkan SPT Tahunannya terkait dengan persepsi wajib pajak

dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi

seseorang untuk membuat penilaian mengenai sesuatu sangat

dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari orang

tersebut. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan maksud

tersebut.

Kondisi internal wajib pajak pada instansi militer, yaitu ketika

wajib pajak memiliki kesadaran dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya termasuk melaporkan SPT Tahunannya dengan tepat

waktu, dan wajib pajak mengerti adanya undang-undang yang

mengatur mengenai pentingnya pelaporan SPT Tahunan, sehingga

faktor internal pada wajib pajak di instansi militer adalah kesadaran

pajak.

Kondisi Eksternal wajib pajak pada instansi militer, yaitu

ketika wajib pajak melaporkan SPT Tahunannya setelah adanya

perintah atasan, adanya sosialisasi dari Dirjen Pajak, dan adanya

pengaruh lingkungan sekitar. Adanya pemberian reward melalui

sosialisasi pajak dari atasan merupakan salah satu bentuk faktor

eksternal, dimana anggota atau wajib pajak dalam instansi militer akan

memenuhi kewajibannya dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak

14
dengan harapan mendapatkan reward. Terkait dengan hal tersebut

maka faktor eksternal pada wajib pajak di instansi militer pada

penelitian ini adalah sosialisasi pajak.

2.2 Definisi Pajak

Pajak adalah suatu pungutan yang wajib dibayar oleh rakyat untuk

Negara dan akan digunakan untuk kepentingan Pemerintahan dan Masyarakat

Umum. Masyarakat tidak merasakan secara langsung manfaat dari pajak

karena pajak digunakan untuk kepentigan umum dan bukan untuk

kepentingan pribadi. Dalam hal ini pajak dipungut oleh negara digunakan

untuk menjalankan roda pemerintahan demi menjamin kelangsungan hidup

serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang 1945 yang bertujuan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta dalam

melaksanakan ketertiban umum.

Pajak menurut pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan

tata cara perpajakan adalah: “Kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

2.3 Jenis-Jenis Pajak


1. Menurut Lembaga Pemungutnya

15
Pajak memiliki beberapa jenis yang dapat didasarkan oleh lembaga

pemungut pajak yang terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pajak Pusat

Pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah pusat. Sebagian

besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jendral Pusat (DJP) dan

kementerian Keuangan. Pajak pusat meliputi: Pajak Penghasilan

(PPh). Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPnBM), Bea Meterai, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Pajak Daerah

Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah di

tingkat Provinso dan Kabupaten/kota. Pajak daerah meliputi: Pajak

Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan, Pajak Restoran, dan Pajak Hotel.

2. Menurut golonganya

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai.

3. Menurut Sifatnya

16
a. Pajak subektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.

Contohnya: Pajak Penghasilan.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan Wajib Pajak. Contohnya: Pajak Penjualan

atas Barang Merah.

2.4 Fungsi Pajak


Pajak merupakan pungutan wajib dari raykat dalam bentuk

perseorangan atau badan hukum yang bersifat memaksa yang telah ditetapkan

oleh Undang – Undang. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 Undang – Undang No. 28

Tahun 2007 tetang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak

sebagai kontribusi yang didefinisikan sebagai kontribusi yang diwajibkan

negara terhadap orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa yang sesuai

dengan Undang – Undang untuk keperluan negara dan kemakmuran rakyat.

Pajak dibagi menjadi 4 fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Anggaran

Sebagai sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan

dana dari wajib pajak kepada kas negara yang bertujuan untuk membiayai

semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan yang berlangsung

terus-menerus dan kontinuitas untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam segala bidang, sehingga dibutuhkannya peran serta dari

17
masyarakat dalam bentuk kesadaran dan rasa peduli untuk membayar

pajak.

b. Fungsi Mengatur

Pemerintah dapat mengatur pesat pertumbuhan ekonomi dalam negara

melalui kebijakan pajak. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman

modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam

fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam

negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar

negeri.

c. Fungsi Stabilitas

Pajak memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan perekonomian

negara. Dengan adanya pajak, pemerintah bias mengeluarkan dan

menjalankan kebijakan mengenai stabilitas harga. Sehingga inflasi bias

terhindar.

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Dalam Undang – Undang tetang KUP dengan adanya pajak, pemerintah

dapat membuka lapangan pekerjaan baru hingga terjadi penyerapan tenaga

kerja. Pendapatan masyarakat pun semakin merata.

2.5 Pengertian Kesadaran Perpajakan

Menurut Rianty dan Syahputepa (2020) kesadaran wajib pajak adalah

suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan

18
ketentuan perpajakan dengan benar dan suka rela. Kesadaran membayar pajak

sebagai suatu bentuk sikap moral yang memberikan kontribusi kepada negara

untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat, dan salah satu upaya untuk

menaati semua peraturan yang telah ditetapkan negara yang bersifat memaksa.

Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan

perpajakan adalah perihal pajak. Kesimpulannya kesadaran perpajakan adalah

keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Penilaian positif wajib pajak

terhadap pelaksanaan fungsi negara yang dilakukan oleh pemerintah akan

mendorong masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar

pajak. Oleh sebab itu, kesadaran wajib pajak mengenai perpajakan sangatlah

diperlukan (Karnedi dan Hidayatullah, 2019).

2.6 Pengertian Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi adalah suatu konsep umum yang dimaknakan sebagai

proses belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berfikir,

merasakan dan bertindak dimana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang

sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif (Wardani

dan Wati, 2018).

Upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak yaitu sosialiasi perpajakan

untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya

wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan dan

19
untuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT) tahunan.

Kurangnya pengetahuan dan wawasan karena rendahnya sosialisas

perpajakan akan menyebabkan mereka tidak memahami bagaimana caranya

melaksanakan kewajiban perpajakan dan pada akhirnya tidak melaksanakan

kewajiban perpajakannya, dan hal tersebut berdampak pada penerimaan pajak

negara. Jika pemerintah berhasil dalam menjalankan sosialisasi perpajakan,

maka masyarakat akan lebih memahami pengetahuan perpajakan dan

kepatuhan wajib pajak juga meningkat.

2.7 Pengertian Pelayanan Fiskus


Untuk dapat memaksimalkan pendapatan Negara dalam sektor pajak

dengan cara mulai memberikan pelayanan fiskus yang baik yang menjadi

faktor penting dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Seorang fiskus

memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada Wajib Pajak

akan pentingnya membayar pajak, dan memberikan sistem pengumutan pajak

self assessment syste. Menurut Fahira (2021) terdapat lima dimensi pelayanan

yaitu:

1. Responsiveness (Daya Tanggap)

Responsiveness merupakan respon atau daya tanggap dalam

melayani pelanggan. Responsiveness meliputi keaktifan pemberian

20
pelayanan dengan cepat dan tanggap, dan kesediaan untuk senantiasa

membantu pelanggan.

2. Reliability (Kehandalan)

Relibility merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan

sesuai janji yang ditawarkan. Reliability meliputi pemenuhan pelayanan

yang cepat dan memuaskan dan komitmen untuk melaksanakan layanan

tanpa kesalahan.

3. Assurance (Jaminan)

Assurance merupakan kemampuan karyawan atas pengetahuan

produk secara tepat dan kualitas keramah-tamahan dan kesopanan dalam

memberi pelayanan

4. Empathy (Empati)

Empathy merupakan perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan seperti adanya kemudahan pelanggan untuk

menghubungi perusahaan, dan usahan perusahaan untuk memahami

keinginan dan kebutuhan pelanggannya

5. Tangibles (Bukti Fisik)

Meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal, dan alat

komunikasi

Kualitas pelayanan fiskus sangat berpengaruh terhadap wajib pajak

dalam membayar pajaknya. Oleh karena itu, fiskus dituntut untuk memberikan

pelayanan yang ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta

21
dapat memupuk kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab membayar

pajak. Sistem perpajakan dan kualitas sumber daya manusia yang handal akan

menghasilkan pelayanan perpajakan yang semakin baik. Pelayanan yang

diberikan oleh fiskus selama proses perpajakan berkaitan dengan sikap wajib

pajak. Proses perpajakan melibatkan fiskus dan wajib pajak membuat

pelayanan yang diberikan oleh fiskus turut menbentuk sikap (attitude) wajib

pajak dalam mengikuti setiap proses perpajakan (Fahira, 2021).

2.8 Pengertian Sanksi Pajak


Sanksi perpajakan adalah sanksi yang diberikan kepada wajib pajak

yang tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Perpajakan. Menurut

Maharani dkk (2021), sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan

peraturan perundang - undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi. Hasil ini sejalan dengan rasionalisasi bahwa tindakan

tax evasion merupakan tindakan melanggar aturan atau ilegal, tetapi sanksi

yang tegas juga tidak menjamin bahwa tindakan tax evasion akan berkurang.

Untuk meningkatkan penerimaan pajak sekaligus pemerintah juga

menerapkam sanksi perpajakan. Sanksi tersebut berupa setiap wajib pajak

yang telah melanggar semua ketentuan peraturan perundangan perpajakan

akan dikenakan sanksi administrasi, pidana atau biasa dikenakan keduanya.

Menurut Supriatiningsih dan Jamil (2021) sanksi perpajakan adalah

sebagai alat pencegahan agar wajib pajak tidak melanggar kebijakan

22
perpajakan. Dalam undang – undang perpajakan dikenal 2 macam sanksi,

yaitu Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana. Pada dasarnya, pemberian

sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak

untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

2.9 Pengertian Kepatuhan Wajib pajak


Kepatuhan wajib pajak merupakan sebuah tindakan yang

mencerminkan patuh dan sadar terhadap ketertiban dalam kewajiban

perpajakan wajib pajak dengan melakukan pembayaran dan pelaporan atas

perpajakan masa dan tahunan dari wajib pajak yang bersangkutan baik untuk

kelompok orang atau modal sendiri sebagai modal usaha sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku.

Tujuan dari DJP dan pemerintah untuk mengapresiasi wajib pajak

orang pribadi maupun badan untuk segala keikutsertaan dalam mencapai

target penerimaan pajak demi kemajuan ekonomi di wilayah Indonesia.

Namun, selain itu penghargaan tersebut juga akan diberikan atas dasar

pertimbangan dalam kepatuhan perpajakan setiap wajib pajak terhadap

peraturan perpajakan yang ada.

Menurut Zikin dan Yunus (2021), perpajakan dapat diartikan bahwa

kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta

melaksanakan ketentuan perpajakan. Kepatuhan merupakan ketaatan

23
seseorang dalam membayar pajak secara tepat waktu dan mampu melengkapi

semua data persyaratan yang dibutuhkan.

2.10 Riset Sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis


Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan
sebagai berikut:

1. Pengaruh Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib

PajakOrang Pribadi

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan prediksi perilaku

yang baik karena diseimbangkan oleh niat untuk melaksanakan perilaku

Ajzen, 1991 dalam Muhammad (2019) Behavioral beliefs adalah salah

satu faktor penentu niat seseorang untuk berperilaku, dimana individu

memiliki keyakinan akan hasil dari suatu perilaku dan mengevaluasi

perilaku yang baik dan kurang baik. Ketika Wajib Pajak memiliki

keyakinan bahwa fungsi pajak sangat penting untuk pembangunan dan

pembiayaan Negara, maka akan muncul pemikiran mengenai pentingnya

Wajib Pajak sadar akan kewajiban perpajakannya.

Menurut Penelitian yang dilakukan Siahaan dan Halimatusyidah

(2019) menunjukkan bahwa kesadaran perpajakan berpengaruh positif

terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Kesadaran perpajakan

dilakukan ketika Wajib Pajak itu sendiri paham akan pentingnya

24
melakukan kewajibannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis

yang digunakan adalah:

H₁: Kesadaran Perpajakan Berpengaruh Positif Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Normative beliefs sebagaimana dalam Theory of Planned Behavior

(TPB) juga menjadi salah satu faktor penentu niat seseorang untuk

berperilaku, dimana individu memiliki keyakinan atas motivasi atau

dorongan dari orang lain (pihak luar). Seperti halnya sosialisasi

perpajakan yang merupakan peranan penting dari pemerintah khususnya

Dirjen Pajak untuk menjadi sarana informasi, pengetahuan, dan

pemahaman pajakkepada Wajib Pajak.

Hasil penelitian Muhammad (2019) mengemukakan bahwa

sosialisasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. sosialisasi perpajakan sangat diperlukan oleh

wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi

perpajakan dapat merubah cara berpikir seseorang dari sebelumnya tidak

patuh menjadi patuh dalam membayar kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang digunakan adalah:

25
H₂: Sosialisasi Perpajakan Berpengaruh Positif Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi.

3. Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Normative beliefs juga menjadi faktor penentu niat dari hasil

pelayanan fiskus. Pelayanan fiskus yang berkualitas dan sesuai dengan

aturan-aturan perpajakan menjadi dorongan yang memberikan keyakinan

kepada Wajib Pajak untuk berperilaku patuh atau taat pajak karena Wajib

Pajak merasa akan terbantu dan dimudahkan dalam menjalankan

kewajiban perpajakannya.

Hasil Penelitian Rianty dan Syahputepa (2020) menunjukkan

bahwa pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak. Kualitas pelayanan masih belum dapat meningkatkan kepatuhan

wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban membayar dan melaporkan

pajaknya.

Kualitas pelayanan dari aparat pajak belum dapat memenuhi atau

melebihi harapan wajib pajak. Aparat pajak terus berupaya meningkatkan

pelayanan melalui perkembangan teknologi informasi dengan tersedianya

fasilitas e- SPT dan e-filling. Masih banyak Wajib Pajak yang belum

memahami bagaimana menggunakan e- SPTdan e-filling karena untuk

mengisi formulir SPT manual saja masih banyak yang kesulitan. Selain

26
itu, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas yang dimiliki

oleh Wajib Pajak menjadi hambatan untuk dapat mengaksesnya. Aparat

pajak perlu melakukan strategi khusus untuk mengatasi permasalahan

tersebut sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang digunakan adalah:

H₃: Pelayanan fiskus berpengaruh negatif terhadap kepatuhan Wajib

Pajak orang pribadi.

4. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi

Control beliefs dalam TPB juga merupakan salah satu faktor

penentu niat seseorang untuk berperilaku, dimana individu memiliki

keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat

suatu perilaku dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal tersebut

berpengaruh.

Sanksi pajak merupakan imbalan atas kesalahan atau pelanggaran

yang pernah dilakukan. Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan dimana

semakin besar kesalahan yang dilakukan seorang wajib pajak, maka

sanksi yang diberikan juga akan semakin berat. Hasil penelitian (As’ari,

2018) menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap

27
kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang

digunakan adalah:

H₄: Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kepatuhan Wajib Pajak

2.11 Model Penelitian


Model penelitian ini adalah tentang Pengaruh Kesadaran Perpajakan,

Sosialisasi Perpjakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Berdasarkan pernyataan diatas maka akan dapat disusun pradigma

sebagai berikut yang dikelola sebelumnya oleh (Stefani Siahaan, 2018):

Kesadaran Perpajakan

X1

Sosialisasi Perpajakan

X2 Kepatuhan Wajib Pajak

Y
Pelayanan Fiskus

X3

Sanksi Perpajakan

X4

Gambar 2.1

28
Kerangka Penelitian

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota

Jayapura Papua. Alamat kantor berada di Jalan Raya Abepura Kotaraja

(Depan Gedung Dinas Otonom Provinsi Papua). Karena jumlah Wajib Pajak

yang terdaftar pada kantor pelayanan pajak tersebut cukup banyak dan judul

penelitian ini merujuk pada wajib pajak orang prbadi, penelitian ini hanya

29
dilakukan pada wajib pajak yang terdaftar sebagai wajib pajak orang pribadi

dan tedaftar di KPP Pratama Jayapura.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak

Orang Pribadi (WPOP) yang terdaftar di KPP Pratama Jayapura. Wajib pajak

terdaftar ditandai dengan kepemilikan Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP).

Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi

(WPOP) yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Convienance Sampling atau

penyampelan dengan berdasarkan kemudahan, dan Snowball Sampling atau

pengambilan sampel rujukan berantai. yaitu wajib pajak orang pribadi yang

pada hari tersebut melaporkan SPT dan melakukan pekerjaan perpajakan di

KPP Pratama Jayapura dengan total 135 orang.

3.3 Jenis Data dan Sumber

Jenis data dalam penelitian menggunakan data kuantitatif, karena data

yang diperoleh nantinya berupa angka atau data kualitatif yang di angkakan.

Dari angka yang diperoleh akan dianalisa lebih lanjut dalam analisa data.

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data berdasarkan sumbernya, maka dalam penelitian ini data yang

30
diperoleh menggunakan data primer dimana data primer merupakan data yang

berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data primer tersebut

diperoleh langsung oleh wajib pajak yang berada di kota Jayapura dan

terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jayapura. Data tersebut

merupakan kuisioner yang telah diisi oleh Wajib Pajak yang menjadi

responden terpilih dalam penelitian ini

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner yang diberikan kepada para responden Wajib Pajak

yang ada pada Kota Jayapura. Hal tersebut dikarenakan untuk memperoleh

informasi dari sampel penelitian, dengan hal-hal yang mereka ketahui dan

sesuai dengan keadaan responden.

Kuesioner yang dibuat terdiri dari dua bagian. Bagian pertama akan

berisi informasi-informasi umum berkaitan dengan keadaan responden yang

meliputi biodata responden. Dan bagian kedua akan berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai dengan topik penelitiaan yaitu Pengaruh Kesadaran

Perpajakan, Sosialisasi Perpjakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Kuesioner kemudian akan disebar secara langsung kepada responden

dan responden akan diberi petunjuk pengisian kuesioner dengan harapan

31
kesalahan dalam pengisian kuesioner akan berkurang. Kuesioner yang sudah

diisi oleh responden kemudian akan diseleksi agar angket yang tidak lengkap

dan tidak sesuai dengan petunjuk pengisian tidak ikut dalam analisis

penelitian dan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kemudian

dioleh untuk menguji hipotesis yang diteliti.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variable yang akan diteliti adalah mengenai

Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi Perpjakan, Pelayanan Fiskus, dan

Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Variable

independen dalam penelitian ini adalah mengenai “Pengaruh Kesadaran

Perpajakan, Sosialisasi Perpjakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Sedangkan variable

dependen adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Masa Pandemi

COVID-19”

3.5.1 Variabel Independen (X)


Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

didefinisikan mempengaruhi ataupun yang menjadi penyebab

timbulnya variabel dependen. Definisi operasional untuk Variabel

independen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran Perpajakan (X¹)

Kesadaran Perpajakan ialah suatu bentuk siap moral yang

memberikan sebuah kontribusi kepada negara untuk menunjang

32
pembangunan negara dan berusaha untuk menaati semua peraturan

yang telah ditetapkan oleh negara serta dapat dipaksakan kepada

wajib pajak.

2. Sosialisasi Perpajakan (X²)

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan untuk

menambah pemahaman atau pengetahuan kepada masyarakat

terutama wajib pajak agar mengetahui tata cara pembayaran

perpajakan dengan baik.

3. Pelayanan Fiskus (X³)

Pelayanan fiskus adalah orang atau badan yang mempunyai

tugas untuk memungut pajak atau iuran kepada masyarakat (wajib

pajak), yang gunanya untuk pengeluaran rutin dan pembangunan

nasional, dan untuk menyelenggarakan pemerintah.

4. Sanksi Perpajakan (X⁴)

Sanksi pajak merupakan alat atau instrumental yang dapat

digunakan sebagai aparatur pajak untuk mencegah serta mengurangi

adanya suatu penyimpangan atau kecurangan yang bisa dilakukan

oleh wajib pajak dalam memenuhi atau melaksanakan

kewajibannya. Adanya sanksi ini bertujuan untuk meningkatkan

sebuah kesadaran dan suatu kepatuhan wajib pajak terhadap

kewajibannya

33
3.5.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruh akibat

dari adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen yang

digunakan pada penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak.

Kepatuhan Wajib Pajak ditunjukkan dengan ketaatan wajib pajak

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya seperti menghitung

sendiri pajak yang terutang, menyetorkan pajak yang terutang, dan

melaporkan pajak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.6 Alat Analisis


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Structural

Equation Model (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS) dengan

menggunakan software Smart PLS 3.3. Metode ini dicetuskan pertama kali

oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang

menggunakan konstruk laten dengan multipleindikator. PLS merupakan

factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak

mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu dan jumlah

sampel kecil (Ghozali, 2014).

Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab digunakan PLS

dalam suatu penelitian. Pertama, PLS merupakan metode analisis data yang

didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari

100 bisa dilakukan analisis dan residual distribution. Kedua, PLS dapat

34
digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan lemah, karena PLS

dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, PLS memungkinkan algoritma

dengan menggunakan analisis series ordinary least square (OLS) sehingga

diperoleh efisiensi perhitungan algoritma [14]. Keempat, pada pendekatan

PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance dapat digunakan untuk

menjelaskan.

Menurut Ghozali (2014) langkah-langkah dalam menganalisis data

menggunakan PLS adalah sebagai berikut:

1. Model Pengukuran atau Outer Model

Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan

antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya

(measurment model). Pengujian yang dilakukan dalam outer model

adalah Uji Validitas dan Realibilitas:

a. Convergent Validity

Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score/ component score

dengan construc score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif

individual dikatakan tinggi jika berkolerasi > 0,70 dengan konstruk

yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal

pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6

dianggap cukup.

35
b. Discriminant Validity

Discriminan Validity dari model pengukuran dengan refleksif

indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan

konstruk.Jika korelasi kontruk dengan item pengukuran lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa

konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik

daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai

discriminant validity adalah dengan membadingkan nilai square root

of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi

antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Dimana nilai

AVE harus > 0,50.

c. Composite Reliability

Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk

dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency

yang dikembangkan oleh Werta, Linn, dan Joreskog dan Cronbach ‘s

Alpha. Dimana nilai composite reliability yang baik apabila nilainya >

0,70.

2. Model Struktural atau Inner Model

Inner model merupakan model yang menspesisifikasi hubungan

antar variabel laten. Pengujian yang dilakukan dalam inner model adalah:

a. Model Fit

Menilai kecocokan antara korelasi yang diamti dengan SRMR.

36
Satndardized Root Mean Square (SRMR) < 0,10 atau 0,08, maka

model dianggap cocok dan nilai Normal Fit Index (NIF) antara 0 dan

1, semakin mendekati 1 maka semakin baik atau model semakin sesuai

(See Huu and Bentler, 1999).

b. Asumsi Inner Model PLS ( Uji Multikolonearitas/ VIF)

Asumsi atau syarat pada analisis inner model partial least square

adalah tidak terdapat masalah multikolonearitas. Adapun ketentuan uji

multikolonearitas yaitu

1) Nilai VIF < 5 maka tidak terjadi multikolonearitas antar konstruk.

2) Nilai VIF > 5, maka terjadi kolinearitas antar konstruk.

(Sarstedt dkk, 2017).

c. Evaluasi Inner Model (R-square (R2)

Digunakan dalam memprediksi hubungan antar variable laten dan

mengukur kriteria kualitas model atau goodness fit. Nilai koefisien

determinasi yang menunjukkan besaran pengaruh variabel laten

eksogen terhadap besaran laten endogen. Dapat dilihat dari nilai R –

Square untuk konstruk laten endogen sebagai kekuatan prediksi. Nilai

koefisien determinasi (R – Square) antara 0 dan 1.

R-square dengan nilai 0,67, 0,33, 0,19 dengan kriteria Kuat, moderate,

dan lemah (Chin,1998).

R-square dengan nilai 0,75, 0,50, 0,25 dengan kriteria Kuat, moderate,

dan lemah (Hair et al. 2011).

37
3.7 Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada pengujian inner model

yaitu :

1. Path Coefficient

Path Coefficient digunakan untukmengetahui besaran pengaruh secara

parsial dan menunjukkan arah hubungan variable. Apakah hubungan antar

variable arah positif atau negatif. Path Coefficient memiliki rentang nilai

antara -1 sampai 1. Path Coefficient juga digunakan untuk menentukan

persamaan jalur dari model yang diajikan.

2. T statistic

a. Apabila nilai P Values < 0,05 Maka Ha diterima, H0 ditolak. Artinya

variabel eksogen berpengaruh signifikan.

b. Apabila nilai P Values > 0,05 Maka Ha ditolak, H 0 diterima. Artinya

variabel eksogen tidak berpengaruh signifikan.

Atau,

a. jika t hitung > 1,96Maka Ha diterima, H 0 ditolak. Artinya variabel

eksogen berpengaruh signifikan.

b. jika t hitung < 1,96 Maka Ha ditolak, H 0 diterima. Artinya variabel

eksogen tidak berpengaruh signifikan.

38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengumpulan Data


Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

kesadaran perpajakan, sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus, dan terhadap

kepatuhan pelaporan SPT tahunan wajib pajak orang pribadi di KPP

Pratama Jayapaura. Berikut ini merupakan rincian hasil pengumpulan data

yang tercantum pada tabel 4.1, sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data


Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang disebar 135 100%

39
Kuesioner yang tidak lengkap 15 11,11%

kuesioner yang kembali 120 88,88%

kuesioner yang layak diolah 120 88,88%

Sumber: Dikembangkan Oleh Penulis (2022)

Kuesioner disebarkan dengan cara mengantar langsung kepada wajib

pajak orang pribadi yang pada hari tersebut melaporkan SPT dan melakukan

pekerjaan perpajakan di KPP Pratama Jayapura. Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 22 Mei 2022 sampai dengan 09 Juni 2022. Jadi, kurang lebih

penelitian ini berlangsung 2 Minggu.

Kuesioner yang telah disebarkan berjumlah 135 kuesioner dimana

kuesioner yang tidak lengkap sejumlah 15 kuesioner dan terdapat 120

kuesioner yang layak diolah, sehingga tingkat pengembalian sebesar

(88,88%).

4.1.2 Karakteristik Responden


Selain hasil pengumpulan data yang dilihat dari penyebaran kuesioner,

berikut ini sejumlah data responden yang dapat dilihat berdasarkan jenis

kelamin (JK) terhadap usia (U), tingkat pendidikan (TP), dan jenis pekerjaan

(JP).yang tercantum di dalam beberapa tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Usia


Usia
Jenis Kelamin Total
21-30 31-40 41-50 50-60
Laki - Laki 10 9 21 4 44

40
Perempuan 24 16 30 6 76
Total 34 25 51 10 120
Sumber: Data diolah(2022)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, data responden yang terkumpul

sebanyak 120 responden terdiri atas 44 yang berjenis kelamin laki-laki dan 76

yang berjenis kelamin perempuan. Dari hasil tersebut dapat pula dilihat data

responden berdasarkan jenis kelamin terhadap usia. Data yang diperoleh

adalah untuk usia kategori 21-30 tahun terdiri atas 10 laki-laki dan 24

perempuan dengan total 34 orang, untuk usia 31-40 tahun terdiri atas 9 laki-

laki dan 16 perempuan dengan total 25 orang, untuk usia 41-50 tahun terdiri

atas 21 laki-laki dan 30 perempuan dengan total 51 orang, dan untuk usia 51-

60 tahun terdiri atas 4 laki-laki dan 6 perempuan dengan total 10 orang.

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat


Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin Total
SMA Diploma S1 S2
Laki - Laki 10 8 24 2 44
Perempuan 18 25 32 1 76
Total 28 33 56 3 120
Sumber: Hasil Data Diolah (2022)

Berdasarkan isi tabel 4.3 di atas, data responden yang terkumpul

sebanyak 120 responden terdiri atas 44 yang berjenis kelamin laki-laki dan 76

yang berjenis kelamin perempuan. Dari hasil tersebut dapat pula dilihat data

responden berdasarkan jenis kelamin terhadap tingkat pendidikan. Data yang

diperoleh adalah untuk tingkat SMA terdiri atas 10 laki-laki dan 18

41
perempuan dengan total 28 orang, untuk tingkat diploma terdiri atas 8 laki-

laki dan 25 perempuan dengan total 33 orang, untuk tingkat S1 terdiri atas 24

laki-laki dan 32 perempuan dengan total 56 orang, dan untuk tingkat S2 terdiri

atas 2 laki-laki dan 1 perempuan dengan total 3 orang.

Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Jenis


Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Jenis Kelamin Swast Total
PNS Wiraswasta Lainnya
a
Laki - Laki 14 18 8 4 44
Perempuan 23 26 19 8 76
Total 37 44 27 12 120
Sumber: Hasil Data Diolah (2022)

Berdasarkan isi tabel 4.4 di atas, data responden yang terkumpul

sebanyak 100 responden, terdiri atas 44 yang berjenis kelamin laki-laki dan

76 yang berjenis kelamin perempuan. Dari hasil tersebut dapat pula dilihat

data responden berdasarkan jenis kelamin terhadap jenis pekerjaan.Data yang

diperoleh adalah untuk tingkat swasta terdiri atas 18 laki-laki dan 26

perempuan dengan total 44 orang, untuk tingkat PNS terdiri atas 14 laki-laki

dan 23 perempuan dengan total 37 orang, untuk tingkat wiraswasta terdiri atas

42
8 laki-laki dan 19 perempuan dengan total 27 orang, dan untuk lainnya terdiri

atas 4 laki-laki dan 8 perempuan dengan total 12 orang.

4.1.3 Uji Smart Partial Least Square (PLS)

4.1.3.1 Model Pengukuran atau Outer Model

Dalam outer model, terdapat tiga macam pengujian, yaitu convergent

validity, discriminant validity, dan composite reliability. Dibawah ini

merupakan hasil gambar full model untuk menilai outer model dengan

menggunakan Smart PLS versi 3.3.9.

43
Gambar 4.1 Hasil Uji Outer Model

Keterangan :

KP : Kesadaran Perpajakan SP : Sanksi Perpajakan

SLP : Sosialisasi Perpajakan KWP : Kepatuhan Wajib Pajak

PF : Pelayanan Fiskus

44
1. Uji Convergent Validity

Uji convergent validity dilakukan untuk mengetahui validitas dari suatu

indikator yang digunakan. Indikator dinyatakan valid dengan nilai weight or

loadings faktor berkisar diatas 0,50. Uji weight or loadings faktor masing-

masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Uji Convergent Validity

KP SLP PF SP KWP
0.717      0.891  
0.175      0.748  
0.766      0.818  
0.857      0.826  
0.752      0.889  
 0.708    0.859  
 0.847    0.904  
 0.707    0.847  
  0.691      0.705
   0.828    0.803
   0.724    0.776
   0.718    0.825
   0.826    0.820
   0.733    0.785
   0.799    0.818
   0.711    0.810
    0.718   
     0.756  
     0.720  
     0.776  
     0.741  
     0.805  
     0.779  
     0.742  
     0.806  
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

45
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa data

dilampirkan telah valid dan memiliki nilai konvergen yang baik karena memiliki

nilai convergent validity dengan faktor loading > 0,50.

2. Uji Discriminant Validity

Uji Discriminant validity dilakukan untuk mengetahui korelasi antara

setiap indikator dengan variabel laten yang ada. Indikator dinyatakan valid

apabila nilai cross loading seluruh indikator yang digunakan dalam membentuk

variabel laten lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten

yang lain. Nilai cross loading masing-masing variabel dijelaskan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Uji Discriminant validity


  X1 X2 X3 X4 Y
KP1 0.717 0.455 0.321 0.276 0.520
KP2 0.715 0.505 0.354 0.277 0.477
KP3 0.766 0.357 0.337 0.303 0.503
KP4 0.857 0.546 0.448 0.401 0.555
KP5 0.752 0.606 0.573 0.274 0.481
KP6 0.708 0.510 0.507 0.475 0.528
KP7 0.847 0.527 0.454 0.418 0.534
KP8 0.707 0.553 0.388 0.469 0.470
SLP1 0.570 0.691 0.554 0.308 0.468
SLP2 0.617 0.828 0.589 0.433 0.486
SLP3 0.447 0.724 0.499 0.365 0.414
SLP4 0.352 0.718 0.443 0.370 0.362
SLP5 0.639 0.826 0.557 0.398 0.485
SLP6 0.492 0.733 0.473 0.435 0.476
SLP7 0.416 0.799 0.621 0.383 0.435
SLP8 0.445 0.711 0.452 0.389 0.576
PF1 0.421 0.587 0.718 0.341 0.487
PF2 0.350 0.476 0.756 0.263 0.317
PF3 0.408 0.478 0.720 0.276 0.362
PF4 0.408 0.598 0.776 0.349 0.424

46
PF5 0.425 0.468 0.741 0.421 0.455
PF6 0.409 0.452 0.805 0.380 0.470
PF7 0.491 0.566 0.779 0.385 0.598
PF8 0.410 0.520 0.742 0.419 0.503
PF9 0.445 0.575 0.806 0.497 0.594
SP1 0.405 0.425 0.404 0.891 0.444
SP2 0.433 0.483 0.380 0.748 0.541
SP3 0.413 0.402 0.428 0.818 0.491
SP4 0.377 0.416 0.445 0.826 0.459
SP5 0.400 0.462 0.500 0.889 0.535
SP6 0.396 0.398 0.396 0.859 0.495
SP7 0.403 0.427 0.406 0.904 0.439
SP8 0.398 0.445 0.414 0.847 0.482
KWP1 0.491 0.511 0.528 0.348 0.705
KWP2 0.573 0.575 0.527 0.441 0.803
KWP3 0.492 0.470 0.478 0.496 0.776
KWP4 0.542 0.446 0.529 0.449 0.825
KWP5 0.492 0.446 0.484 0.493 0.820
KWP6 0.574 0.526 0.433 0.477 0.785
KWP7 0.521 0.454 0.524 0.439 0.818
KWP8 0.564 0.523 0.527 0.514 0.810
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa nilai korelasi konstruk

dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal

tersebut menunjukkan konstruk laten telah memprediksi ukuran pada blok

variabel konstruk lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya.

3. Uji Average Variance Extracted (AVE)

Uji AVE dilakukan untuk mengetahui nilai yang menunjukkan besarnya

varian indikator yang dikandung. Nilai AVE seluruh variabel dinyatakan valid

apabila nilai AVE berkisar di atas 0,50 . Nilai AVE dapat dilihat di dalam tabel

4.7.

47
Tabel 4.7 Uji Average Variance Extracted
  Average Variance Extracted (AVE)
KP 0.579
SLP 0.571
PF 0.579
SP 0.721
KWP 0.630
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, nilai Average Variance Extracted (AVE)

untuk masing-masing variabel > 0,50. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel dapat dikatakan valid.

4. Uji Composite Reliability

Uji composite reliability dilakukan untuk mengetahui nilai yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya. Seluruh variabel

dinyatakan reliable apabila nilai loadingnya di atas 0,70. Nilai dari uji composite

reliability dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Uji Composite Reliability

  Composite Reliability
KP 0.916
SLP 0.914
PF 0.925
SP 0.954
KWP 0.931
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai composite reliability untuk masing-

masing variabel > 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh dalam penelitian

48
ini reliable karena telah memenuhi kriteria composite reliability. Sehingga dapat

dikatakan bahwa model penelitian ini telah memenuhi kriteria uji partial least

square dengan ukuran outer model.

5. Uji Cronbach’s Alpha

Uji cronbach’s alpha dilakukan untuk mengetahui nilai yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya. Seluruh variabel

dinyatakan reliable apabila nilai loadingnya di atas 0,70. Nilai dari uji

cronbach’s alpha dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Uji Cronbach’s Alpha


  Cronbach's Alpha
KP 0.895
SLP 0.892
PF 0.910
SP 0.944
KWP 0.916
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, nilai cronbach’s alpha untuk masing-

masing variabel > 0,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh dalam penelitian

ini reliable karena telah memenuhi kriteria cronbach’s alpha. Sehingga dapat

dikatakan bahwa model penelitian ini telah memenuhi kriteria uji partial least

square dengan ukuran outer model.

4.1.3.2 Model Struktural atau Inner Model

1. Model Fit

49
Tabel. 4.10 Model Fit
  Saturated Model Estimated Model
SRMR 0.078 0.078
NFI 0.576 0.576
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan table 4.10 diatas, nilai SRMR sebesar 0.078 < 0.10. dan nilai

NIF berada diantai 0 dan 1 yaitu 0.576 yang berarti model cocok atau sesuai dan

model dianggap fit.

2. Asumsi Inner Model PLS ( Uji Multikolonearitas/ VIF)

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonearitas


Variabel Nilai VIF
X1 1.96
X2 2.538
X3 2.076
X4 1.481
Y  
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan table 4.11 diatas, nilai VIF < 5, yang tidak terjadi

multikolonearitas antar variabel/konstruk.

3. R Square

R square berfungsi untuk melihat nilai signifikansi dari variabel laten.

Nilai r square dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 R Square


  R Square
KWP 0,593
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, koefisien determinasi r square

menunjukkan bahwa variabel Kepatuhan wajib pajak mampu dijelaskan oleh

50
kesadaran perpajakan, sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan

sebesar 59,3%, (moderate) sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model

sebesar 40,7%.

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis didapatkan dari pengujian bootstrapping dengan

menggunakan bantuan software Smart PLS 3.3.9. Hasil pengujian disajikan pada

gambar 4.2

Gambar 4.2 Hasil Uji Bootstrapping

1. Path Coefficient

51
Tabel 4.13 Path Coefficient
Path
Variabel Coefficient
KP 0.358
SLP 0.084
PF 0.261
SP 0.233
Y  
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, menunjukkan bahwa Path Coefficient

variabel kesadaran pajak sebesar 0.358, sosialisasi perpajakan sebesar 0,084,

pelayanan fiskus sebesar 0,261, dan sanksi perpajakan sebesar 0.233 terhadap

variable kepatuhan wajib pajak. Semua nilai variabel memiliki rentang nilai -1

sampai dengan 1 dan bernilai positif, sehingga hipotesis memiliki arah

pengaruh yang positif.

2. T Statistic

Variabel eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogennya apabila hasil t

statistik > t tabel 1,96 (Sig=5%). Hasil t statistik masing-masing variabel dapat

dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis


Original Sample Standard
Variabel T
P Values
  Sample Mean Deviation Statistics
  (O) (M) (STDEV)
KP -> KWP 0.358 0.359 0.124 2.881 0.002
SLP-> KWP 0.084 0.089 0.085 0.985 0.162
PF -> KWP 0.261 0.265 0.167 2.429 0.008
SP -> KWP 0.233 0.231 0.098 2.382 0.009
Sumber: Hasil Pengolahan Data Smart PLS 12 (2022)

52
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, nilai t statistik kesadaran pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak adalah 2,881 > nilai t tabel 1,96 dan nilai signifikansi 0.002 <

0.05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima dan hasil

original sampelnya positif menunjukkan pengaruh searah (positif) antar variabel.

Hasil ini menjelaskan bahwa kesadaran pajak berpengaruh signifikan dan

berhubungan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Nilai t statistik sosialisasi

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah 0,985 < t table 1,96 dengan

signifikansi 0.162 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2)

ditolak. Hasil ini menjelaskan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Nilai t statistik pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak adalah 2.429

> t tabel 1,96 dengan signifikansi 0.008 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketiga (H3) ditolak, maka hal ini menunjukkan pengaruh yang searah

(positif) antarvariabel. Hasil ini menjelaskan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh

signifikan dan berhubungan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Nilai t statistik

sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah 2,382 > t table 1,96 dengan

signifikansi 0,009 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4)

diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh signifikan

positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

53
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Orang Pribadi Selama Covid 19
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa kesadaran

perpajakan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada masa pandemi Covid 19 di KPP

Pratama Jayapura. Hal ini menjelaskan bahwa jika kesadaran meningkat maka

kepatuhan wajib pajak pribadi akan meningkat. Sikap kesadaran yang tinggi

mengenai pemahaman akan manfaat dan pentingnya pajak bagi kesejahteraan

masyarakat dan dalam memajukan pembangunan daerah maupun

pembangunan secara menyeluruh dapat mendorong seseorang untuk turut

serta mewujudkan tanggung jawabnya dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya meskipun ditengah Pandemi covid 19.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati

(2017) menyatakan bahwa semakin baik kesadaran wajib pajak akan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang mengetahui akan

fungsi dan tujuan pembayaran pajak serta kesungguhan melaksanakan

kewajiban perpajakannya secara baik tentunya akan meningkatkan kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak. Penelitian yang dilakukan Siahaan dan

Halimatusyidah (2019) menunjukkan bahwa kesadaran perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Kesadaran

perpajakan dilakukan ketika Wajib Pajak itu sendiri paham akan pentingnya

54
melakukan kewajibannya. Hal ini membuktikan bahwa meskipun dalam masa

Pandemi covid 19 tidak menurunkan kesadaran perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak pribadi di KPP Pratama Jayapura.

4.2.2 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang


Pribadi Selama Pandemi Covid 19
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh

sosialisasi perpajakan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi dalam melaporkan SPT tahunan di KPP Pratama Jayapura selama

pandemi covid 19. Hal ini menjelaskan bahwa sosialisasi perpajakan di KPP

Pratama Jayapura tidak berpengaruh terhadap peningkatan dan penurunan

kepatuhan wajib pajak orang pribadi selama pandemi. Sosialisasi merupakan

pembelajaran suatu norma, nilai, serta perilaku seseorang dengan harapan

dapat membentuk reformasi sehingga dapat menjadikan organisasi yang

efektif. Apabila dikaitkan dalam bidang pajak maka sosialisasi berati upaya

yang dilakukan pemerintah dalam membantu menyampaikan informasi

kepada masyarakat mengenai bidang pajak. (Setiawati, 2019)

Namun pada penelitian ini pengaruh sosialisasi perpajakan tidak

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama

Jayapura pada masa pandemi Covid 19. Hal ini terjadi karena kepatuhan wajib

pajak pribadi pada dasarnya tergantung dari kesadaran dan sifat dari masing –

masing individu wajib pajak. Sesuai dengan teori Control beliefs yang

merupakan salah satu faktor penentu niat seseorang untuk berperilaku, dimana

55
individu memiliki keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung

atau menghambat suatu perilaku dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-

hal tersebut berpengaruh. Jadi, berdasarkan teori dan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa sosialisasi perpajakan secara tidak langsung yang

dilakukan berdasarkan aturan pada masa covid 19, tidak mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jayapura untuk

membayar pajak atau tidak, kerena kepatuhan wajib pajak orang pribadi

tergantung sifat dan kesadaran masing – masing wajib pajak.

4.2.3 Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang


Pribadi Pada Masa Pandemi Covid 19
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa

pelayanan fiskus berpengaruh signifikan dan berhubungan positif

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada masa Pandemi Covid-

19 di KPP Pratama Jayapura. Hal ini berarti apabila pelayanan fiskus

meningkat dan berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi

meningkatnya kesadaran wajib pajak pribadi. Hal ini menjelaskan bahwa

pelayanan fiskus mempengaruhi wajib pajak dalam membayar pajaknya.

Normative beliefs juga menjadi faktor penentu niat dari hasil

pelayanan fiskus. Pelayanan fiskus yang berkualitas dan sesuai dengan

aturan-aturan perpajakan menjadi dorongan yang memberikan keyakinan

kepada Wajib Pajak untuk berperilaku patuh atau taat pajak karena Wajib

Pajak merasa akan terbantu dan dimudahkan dalam menjalankan

56
kewajiban perpajakannya. Pelayanan pajak dapat dimaksudkan sebagai

pelayanan yang diberikan oleh aparatur pajak dalam hal ini Ditjen Pajak

kepada masyarakat untuk membantu masyarakat dalam memenuhi

kewajiban dan hak dalam perpajakan (Rahayu dalam Atarwaman, 2020).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Atarwaman (2020),

pelayanan yang baik dapat membantu wajib pajak saat kesulitan terkait

perhitungan, penyetoran dan pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak

sehingga wajib pajak merasa senang, semakin mengerti dan memahami

akan kewajiban pajaknya yang harus dipenuhi. Pada penelitian Indah

Lestari (2018) juga menunjukan bahwa kualitas pelayanan pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Di masa Pandemi Covid 19 KPP Pratama Jayapura terus berupaya

meningkatkan pelayanan melalui perkembangan teknologi informasi

dengan tersedianya fasilitas e- SPT dan e-filling. Masih banyak Wajib

Pajak yang belum memahami bagaimana menggunakan e- SPTdan e-

filling karena untuk mengisi formulir SPT manual saja masih banyak

yang kesulitan. Selain itu, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

dan fasilitas yang dimiliki oleh Wajib Pajak menjadi hambatan untuk

dapat mengaksesnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak pribadi di KPP Pratama Jayapura dengan adanya

peningkatan pelayanan selama masa pandemi.

57
4.2.4 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Selama Pandemi Covid 19
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa sanksi

perpajakan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jayapura selama masa

pandemi Covid 19. Control beliefs dalam TPB juga merupakan salah satu

faktor penentu niat seseorang untuk berperilaku, dimana individu memiliki

keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat

suatu perilaku dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal tersebut

berpengaruh.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (As’ari, 2018) Sanksi pajak

merupakan imbalan atas kesalahan atau pelanggaran yang pernah dilakukan.

Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan perpajakan dimana semakin besar kesalahan yang

dilakukan seorang wajib pajak, maka sanksi yang diberikan juga akan

semakin berat.

58
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai

pengaruh kesadaran pajak, sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama

Jayapura, dapat disimpulkan bahwa :

a. Variabel kesadaran perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi KPP Pratama Jayapura selama masa

pandemi covid 19.

b. Variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jayapura selama

masa pandemi covid 19.

c. Variabel pelayanan fiskus berpengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jayapura selama

masa pandemi covid 19.

d. Variabel sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jayapura.

59
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih jauh dari sempurna mengingat masih banyak

keterbatasan-keterbatasan antara lain, penelitian ini hanya menggunakan 1

objek penelitian yaitu wajib pajak orang pribadi dan hasil pembagian

kuesioner masih banyak yang tidak kembali, hal ini dikarenakan aktivitas

beberapa responden yang cukup padat dan kondisi pandemi yang belum

membaik sehingga tidak dapat mengisi kuesioner.

5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian berikutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih

besar dengan objek penelitian yang lebih luas misalnya wajib pajak badan,

agar penelitian dapat digeneralisasi lebih luas.

b. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menambah variabel lain yang belum diekspos dalam penelitian ini.

Misalnya untuk variabel lain yaitu tariff pajak, pemahaman perpajakan,

pengetahuan perpajakan, dan sistem perpajakan untuk dapat meningkatkan

tingkat kepatuhan wajib pajak dimasa yang akan datang.

c. KPP Pratama Jayapura harus lebih aktif dalam memberikan informasi

kepada wajib pajak untuk mengikuti sosialisasi, serta upaya-upaya yang

60
dilakukan dalam sosialisasi dalam bentuk penyuluhan, dan penjelasan

kepada seluruh masyarakat yang menjadi wajib pajak ditingkatkan dan

lebih intensif.

61
LAMPIRAN KUESIONER

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Jl. Kamp Wolker Uncen Baru, Waena, Telp.(0967) 574063

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Yth. Bapak/Ibu Wajib Pajak Orang Pribadi

Di

KPP Pratama Jayapura

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan maksud untuk menyusun skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan

Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Masa Pandemi COVID-

19”, maka diperlukan data penelitian sesuai dengan judul tersebut.

Nama/ Nim : Marini Fadillah Jintang (20180411034184)

Penelitian sebelumnya : S. Siahaan dan H. Halimatusyadiah

Program Studi/Fakultas : S1 Akuntansi/Ekonomi dan Bisnis

62
Peneliti menyadari sepenuhnya, kuisioner ini sedikit meminta waktu aktivitas

Bapak/Ibu yang sangat padat. Namun demikian dengan segala kerendahan hati

peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu berkenan meluangkan waktu untuk mengisi

kuisioner ini. Kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu sepenuhnya dijamin dan jawaban

tersebut semata-mata hanya diperlukan untuk kepentingan penelitian dalam rangka

menysun skripsi ini.

Atas perhatian serta kerja sama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan Terima

Kasih.

Hormat Saya,

Marini Fadillah Jintang

I. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan

yang menurut anda benar.

2. Anda cukup memberi tanda cek (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut

anda.

3. Apabila anda salah menjawab, cukup melingkari (O) tanda cek yang salah

tersebut dan memberikan jawaban dengan benar.

63
4. Mohon periksa kembali semua jawaban anda dan yakinkan bahwa tidak ada

pertanyaan yang terlewat.

II. DATA RESPONDEN

Nama Bapak/ Ibu : (boleh isi/tidak)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia : .......... Tahun

Tingkat Pendidikan : SMA Sarjana

Diploma Lainnya

(Sebutkan).....

Jenis Pekerjaan : PNS Wiraswasta

Swasta Lainnya ….

III. DATA PENELITIAN

Keterangan:

STS (Sangat Tidak Setuju) : 1

TS (Tidak Setuju) :2

N (Netral) :3

S (Setuju) :4

64
SS (Sangat Setuju) :5

Kesadaran Perpajakan (X¹)

N Pernyataan STS TS N S SS
O
1. Wajib Pajak telah jujur dan dengan benar
melakukan perhitungan pajak yang
terutang
2. Wajib Pajak jujur dalam melaporkan hal-
hal terkait kewajiban perpajakan yang
telah ditentukan dalam surat
pemberitahuan (SPT)
3. Wajib Pajak selalu melakukan
pembayaran pajak karena saya tahu
pentinganya manfaat dari penerimaan
pajak bagi pembangunan dan pembiayaan
negara serta akibatnya jika penerimaan
pajak kurang dari sebagaimana mestinya
4. Wajib Pajak menyadari pentingnya
membayar pajak dan melaporkan SPT dari
kasus-kasus yang telah terjadi dan
konsekuensi yang dialami oleh sesame
Wajib Pajak ketika lalai dalam
kewajibannya
5. Wajib Pajak menyadari pentingnya
membayar pajak dari fasilitas-fasilitas
umum yang saya rasakan selama ini(jalan,

65
taman, sekolah, rumah sakit dan lainnya)
6. Wajib Pajak melaporkan SPT dan
membayar pajak tepat waktu dan tepat
jumlahnya
7. Wajib Pajak menyadari perlu adanya
pembetulan SPT saat saya tahu ada
kesalahan pengisian SPT atau perhitungan
pajak yang terutang
8. Wajib Pajak melaporkan SPT dan
membayar pajak karena sadar akan adanya
konsekuensi berupa denda, bunga, dan
pidana jika lalai atau terlambat

Sosialisasi Perpajakan (X²)

No Pernyataan STS TS N SS S
1. Wajib Pajak mendapatkan informasi
tentang kemudahan mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP dengan
pengunaan e-NPWP dari penyuluhan
secara langsung dan berbagai media social
ataupun website pajak
2. Wajib Pajak mendapatkan informasi
prosedur pengunaan e-filing dan e-billing
dari petugas pajak (fiskus), media soasial,
ataupun dari adanya pemasangan billboard
atau spanduk di pinggir jalan
3. Wajib Pajak mengetahui adanya perubahan

66
perhitungan PTKP dan penggunaan
aplikasi Online Pajak dari penyuluhan
langsung, website pajak dan media social
yang ada
4. Wajib Pajak mengetahi diadakannya
program pengampunan pajak atau tax
amnesty dari pemasangan billboard, iklan
di televise, dan penyuluhan langsung
5. Wajib Pajak mengikuti kegiatan sosialisasi
atau penyuluhan yang diselenggarankan
oleh petugas pajak
6. Wajib Pajak mendapatkan informasi
mengenai kasus-kasus perpajakan dari
website pajak (www.pajak.go.id)
pemasangan billboard, dan media masa
(koran dan majalah)
7. Wajib Pajak memahami aturan atau sanksi
perpajakan dari adanya sosialisasi atau
penyuluhan yang diberikan
8. Wajib pajak mendapatkan informasi
prosedur pelaporan SPT ataupun
pembayaran pajak melalui sharing dengan
sesame Wajib Pajak

Pelayanan Fiskus (X³)

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Petugas yang ada di kantor pelayanan

67
pajak memahami dan menguasai peraturan
yang berhubungan dengan perpajakan
2. Dalam memberikan pelayanan, petugas
memperhatikan kecepatan proses
pelayanan dan kesesuaian prosedur
3. Petugas pajak melayani dengan sopan,
ramah, dan sabar
4. Petugas pajak senantiasa memperhatikan
keberatan Wajib Pajak atas pajak yang
dikenakan
5. Petugas pajak memberikan pelayanan
perpajakan sampai tuntas
6. Petugas pajak cepat tanggap terhadap
masalah atau keluhan dari Wajib Pajak
7. Petugas pajak memberikan sosialisasi
penggunaan e-filling dan e-billing
8. Petugas pajak memberikan pemahaman
kepada Wajib Pajak tentang pentingnya
penyampaikan SPT dan membayar pajak
melalui himbauan, konseling, dan
pemeriksaan sampai dengan penagihan
serta penyidikan
9. Petugas pajak memberikan sosialisasi
tentang perubahan PTKP, penggunaan e-
NPWP, dan diadakannya program
pengampunan pajak (tax amnesty)

68
Sanksi Perpajakan (X⁴)

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Wajib Pajak akan diberi sanksi tegas dan
tidak ada kata toleransi atas
ketidakpatuhan ketika proses dari
himbauan petugas pajak secara persuasif
diabaikan
2. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi
administrasi berupa denda sebesar Rp
100.000,00 apabila SPT pajak penghasilan
terlambat disampaikan
3. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 2%-
150% dari jumlah pajak yang kurang
dibayar ketika pertama kali alpa
menyampaikan SPT atau terjadi kesalahan
dan tidak lengkap dari laporan SPT yang
disampaikan
4. Wajib pajak akan diberi sanksi
administrasi berupa bunga 2% per bulan
atas jumlah pajak yang kurang bayar jika
saat melakukan pembetulan SPT
mengakibatkan terjadinya perubahan
perhitungan dan pembayaran jumlah pajak
yang terutang
5. Wajib Pajak akan diberi sanksi

69
administrasi berupa denda 150% dari
jumlah pajak kurang dibayar jika dengam
kemauan sendiri mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatannya sebelum
dilakukan penyidikan
6. Wajib Pajak akan diberi sanksi pidana
paling singat 3 bulan dan paling lama 1
tahun jika alpa melaporkan SPT atau salah
mengisi SPT
7. Wajib Pajak akan diberi sanksi pidana
paling singkat 6 bulan dan paling lama 6
tahun dengan denda paling sedikit 2 kali
dan paling banyak 4 kali pajak terutang
jika sengaja tidak membayar pajak atau
kurang bayar.
8. Wajib Pajak akan diberi sanksi kenaikan
yakni menjadi 2 kali sanksi pidana jika
melakukan pelanggaran pajak dua kali
dalam kurung 1 tahun

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Wajib Pajak secara sukarela mendaftarkan
diri sebagai wajib pajak untuk mendapatkan
NPWP
2. Wajib pajak melaporkan hal-hal yang
berkaitkan dengan kewajiban perpajakan

70
dalam bentuk SPT
3. Wajib pajak mengisi SPT dengan benar,
lengkap, dan jelas sesuai dengan ketentuan
berlaku
4. Wajib pajak mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang
5. Wajib Pajak melaprkan SPT paling lambat
3 bulan setelah tahun pajak berakhir yaitu
akhir bulan Maret.
6. Wajib Pajak membayar pajak setiap tanggal
15 bulan berikutnya menurut PPh pasal 4
(2)
7. Wajib Pajak membayar pajak sesuai dengan
perhitungan pajak yang terutang
8. Wajib Pajak menyampaikan pernyataan
tertulis untuk melakukan pembetulan
tertulis untuk melakukan pembetulan SPT
yang telah disampaikan sebelum Dirjen
Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
(SKP)

71
DAFTAR PUSAKA

[1] M. S. Indrawati, “Realisasi Pendapatan Negara 2021,” 2022.


https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/realisasi-pendapatan-negara-
2021-capai-rp2003-1-triliun-lampaui-target-apbn-2021
[2] Burhani, “Pendapatan Negara di Papua Naik 4,03 Persen,” 2021.
ttps://kabarpapua.co/hingga-oktober-2021-pendapatan-negara-di-papua-naik-
403-persen/
[3] Nugroho, “Jayapura, Realisasi Penerimaan Pajak KPP Pratama,” 2020.
https://www.ceposonline.com/2021/01/11/realisasi-penerimaan-pajak-kpp-
pratama-jayapura-2020-rp-225-triliun/
[4] S. M. Muhammad and D. M. CMA., CBV, MM.Si,.SE, “Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Perpajakan, Dan Kesadaran Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Pelaporan Spt Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Empiris Pada Kpp Pratama Jayapura),” vol. 14, pp. 69–86, 2019.
[5] I. Ajzen, “Attides, Personallity and Behavior,” Int. J. Strateg. Innov. Mark.,
vol. 3, pp. 117–191, 2005.
[6] S. Siahaan and H. Halimatusyadiah, “Pengaruh Kesadaran Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi,” J. Akunt., vol. 8, no. 1, pp. 1–14,
2019, doi: 10.33369/j.akuntansi.8.1.1-14.
[7] M. Rianty and R. Syahputepa, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak,” Balanc. J. Akunt. Dan Bisnis, vol. 5, no. 1, p. 13, 2020, doi:
10.32502/jab.v5i1.2455.
[8] N. F. Karnedi and A. Hidayatulloh, “Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sanksi
Pajak Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi,” J.

72
Profita, vol. 12, no. 1, p. 1, 2019, doi: 10.22441/profita.2019.v12.01.001.
[9] D. K. Wardani and E. Wati, “PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PENGETAHUAN
PERPAJAKAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kebumen),” Nominal, Barom. Ris. Akunt.
dan Manaj., vol. 7, no. 1, 2018, doi: 10.21831/nominal.v7i1.19358.
[10] FAHIRA, “Pengaruh sanksi pajak dan pelayanan fiskus terhadap penerimaan
pajak hiburan di kota tarakan,” UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR, 2021.
[11] G. A. A. I. Maharani, I. D. M. Endiana, and P. D. Kumalasari, “Pengaruh
Moral Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Sistem Pajak, Pemeriksaan Pajak Dan Tarif
Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Atas Tax Evasion,” J.
Kharisma, vol. 3, no. 1, pp. 63–72, 2021.
[12] S. Supriatiningsih and F. S. Jamil, “Pengaruh Kebijakan E-Filing, Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi,” J. Ilm. Akunt. Kesatuan, vol. 9, no. 1, pp. 191–200, 2021, doi:
10.37641/jiakes.v9i1.560.
[13] N. Zikin, T. Abduh, and K. M. Yunus, “PENGARUH KEPATUHAN WAJIB
PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADA MASA COVID-19 DI SAMSAT KABUPATEN PINRANG,” Journal,
Econ. Bosowa, vol. 6, no. 004, pp. 1–12, 2021, [Online]. Available:
file:///C:/Users/Smile/Downloads/manajemen sumber daya manusia
( PDFDrive.com ).pdf
[14] I. Ghozali, Structural Equation Modeling. Dalam Metode Alternatif dengan
Partial Least Square (PLS, IV. SEMARANG: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2014.
[15] As'ari, Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan,,
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,"Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Sarnawiyata Tamansiswa". 2018.
[16] Rezki. Rahmawati and Agung Yulianto, “Analysis Of The Factors Affecting
Individual Taxpayers Compliance,” Accounting Analysis Journal, vol. 7, no. 1,
p. 13, 2020, doi: 10.32502/jab.v5i1.2455.
[17] Kementrian Keuangan RI 2019 - 2022.

73

Anda mungkin juga menyukai