Anda di halaman 1dari 16

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Farmakognosi


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan
2. Simplisia
3. Persyaratan Mutu Simplisia
4. Obat Tradisional
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
dipelajari a. Pengertian
Anatomi tumbuhan merupakan salah
satu cabang ilmu Biologi yang
mempelajari mengeni struktur dalam
tumbuhan yang kompleks beserta
fungsinya.
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang
mempelajari tentng fungsi bagian
bagian tumbuhan mulai dari organel
hingga jariangan yang berkaitan
dengan proses
pertumbuhan ,perkembangan dan
respon terhadap perubahan
lingkungan.

b. Anatomi dan Fisiologi Daun


Daun biasanya berupa lembaran tipis
berwarna hijau karena banyak
mengandung zat hijau daun yaitu
Klorofil. Fungsi utama daun untuk
asimilasi glukosa dan turunannya
menjadi karbohidrat dari air dan CO2
(Fotosintesis) dengan bantuan sinar
matahari.
Daun yang lengkap terdiri dari:
1. Upih daun atau pelepah daun
(vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)

Stomata berfungsi untuk pertukaran


gas (mengambil CO2 dan
mengeluarkan uap air dan O2)
Tata letak daun:
1. Spiral ( alternate)
2. Daun berseling ( distichious)
3. Daun berhadapan (opposite)
4. Daun bersilang (decussate)
5. Daun berkarang (whorled)
Daun juga dapat dibagi 2 yaitu daun
tunggal (1 helai daun) dan daun
majemuk ( lebih dari 2 helai daun)
Bagian yang merupakan karakteristik
daun adalah bentuk daun,tepi daun,
pangkal daun,ujung daun dan tipe
daun ( tunggal atau majenuk)

Secara mikroskopis karakteristik


daun dapat dilihat dari bentuk dan
jumlah stomata, jaringan penyusun,
jaringan sekresi khusus seperti
trikoma dan vittae, serta kristal Ca
oksalat.
Struktur anatomi daun terdiri atas sel
epidermis,kutikula,jaringan palisade,
mesofil, jaringan spong dan stomata.

c. Anatomi dan Fisiologi Batang


Fungsi dari batang adalah untuk
menghubungkan bagian akar,daun
dan buah sekaligus penopang tubuh
tumbuhan agar tetap berdiri tegak.

Struktur Batang tumbuhan:


1. Epidermis
Selaput sel yang tersusun rapat)
berfungsi untuk melindungi jaringan
di bawahnya
2. Kortek ( Kulit pertama )
3. Silinder pusat atau Stele (Lapisan
terdalam dari batang)
Pada batang terdapat xylem yang
berfungsi untuk membawa air dan
nutrient anorganik keatas, sedangka
floem berfungsi untuk membawa
hasilfotosintesis (gula dan
polisakarida) dari daun ke bawah.

Anatomi pada batang monokotil


umumnya batangnya tidak
bercabang, tidak memiliki kambium
sedangkan batang dikotil umumnya
bercabang serta memiliki kambium
pada perbatasan antara xylem dan
floem.

d. Anatomi dan Fisiologi Akar


Akar adalah bagian tumbuhan yang
biasanya tertanam di dalam tanah
sebagai penguat dan pegisap air serta
zat makanan.
Struktur anatomi akar tersususn atas
jaringan jaringan yang membentuk 4
lapisan secara berurutan mmulai dari
lapisan yang paling luar sampai
lapisan yang paling dalam, yaitu
epidermis,korteks, perisikel,
endodermis, jaringan pengangkut
yang terdiri atas silem dan floem.
Bagian bagian akar terdiri dari:
- Leher akar/pangkal akar ( collum)
- Batang akar (corpus radicis)
- Cabang cabang akar (radix lateralis)
- Serabut akar (fibrilla radicalis)
- Bulu akar (pilus radicalis)
- Ujung akar ( apex radicis)
- Tudung akar ( calyptra)
Sistem perakaran ada 2 yaitu sistem
akar tunggang (tumbuhan berkeping
dua ) dan akar serabut (tumbuhan
berkeping satu )

e. Anatomi dan Fisiologi Bunga


Bunga adalah bagian tanaman yang
umumnya berpenampilan indah dan
mengeluarkan aroma wangi.
Bunga adalah salah satu organ
tumbuhan yang mempunyai fungsi
biologis.Fungsi biologis bunga dalah
untuk memicu proses reproduksi
pada tanaman yaitu dengan cara
mempertemukan serbuk sari dan
putik.
Bunga yang sempurna tersusun atas
beberapa bagian organ yaitu:
- Tangkai bunga (pedunculus)
- Dasar bunga (reseptakulum)
- Kelopak (calyx)
- Mahkota (corolla)
- Benang sari (stamen)
- Putik (pistillum)
- Bakal buah (ovarium)
Ada juga sebagian bunga yang
mempunyai kelopak tambahan
(epycalix) pada bunga sepatu ataupun
mahkota tambahan (corona).
Mahkota mempunyai fungsi untuk
membantu dalam proses
penyerbukan.Putik berfungsi untuk
alat perkembangbiakan (alat
reproduksi betina)

d. Anatomi dan Fisiologi Buah


Buah terbentuk apabila terjadi
penyerbukan (polinasi)
kemudiandilanjutkan denga
terjadinya pembuahan (fertilisasi)
maka akan terbentuklahembrio
dalam biji.
Buah juga terdiri atas buah sejati dan
buah semu.Buah semu jika buah
yang terbentuk berasal bukan dari
bagian bunga secara langsung,
mungkin dari tangkai bunga sehingga
biji yang sesungguhnya terdapat di
luar buah seperti jambu monyet.
Buah sejati disebut demikian jika
buah semata mata terbentuk dari
bakal buah.
Daging buah membentuk beberapa
lapisan sebagai berikut:
a. Endokarp/Epikarp (bagian luar
yang tipis)
b. Mesokarp (bagian tengah yang
terdiri dari jaringan renggang)
c. Endokarp (bagian dalam yang
berbatasandengan ruang yang
mengandung biji)

e. Anatomi dan Fisiologi Biji


Biji merupakan perkembangan lanjut
dari bakal biji yang telah di buahi.
Struktur biji terdiri dari 3 bagian
1. Embrio adalah bakal tumbuhan
yang kondisinya menguntungkan
akan tumbuh menjadi tumbuhan
baru.
2. Endosperma/kotiledon merupakan
persediaan makananan bawaan
bagi bakal tumbuhan(kecuali bunga
anggrek)yang mengandung protein,
karbohidrat, dan lemak
3. Kulit biji merupakan penutup
luaryang keras dan
berfungsimelindungi benih dari
penyakit dan seranggaserta
mencegah air masuk ke dalam
benih sebelum waktu yang tepat
untuk berkecambah

2. SIMPLISIA
a. Definisi, Penggolongan dan
Tatanama Simplisia
Farmakognosi adalah salah satu ilmu
yang mempelajari tentang bagian
bagian tanaman atau hewan yang
dapat digunakan sebagaiobat alami
yang mengalami berbagai macam uji
seperti uji farmakodinamik, uji
toksikologi dan uji biofarmasetika.
Simplisia adalah bahan alamiah yang
berasal dari bahan nabati,hewani
ataumineral yang dapat digunkan
sebagai obat dan belum mengalami
pengolahan apapun jugakecuali
dinyatakan lain berupa bahan yang
telah dikeringkan.
Tatanama simplisia secara umum
dibuat dengan menyebutkan nama
spesies diikuti denagan nama bagian
tanaman yang digunakan seperti Alii
Sativi Bulbus
b. Sumber Bahan Baku Simplisia
Sumber bahan baku simplisia dapat
berasal dari tanaman obat yang
tumbuh liar dan tanaman hasil
budidaya.
Kualitas simplisia yang dibuat dari
tanaman budidayadapt ditingkatkan
dengan penggunaan bibit tanaman
unggul dan pengolahan tanah hang
baik.
c. Proses pembuatan Simplisia yang
baik dan benar
Proses pembuatan simplisia dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu
1. Simplisia dibuat dengan cara
pengeringan
2. Simplisia dibuat dengan proses
fermentasi
3. Simplisia dibuat dengan cara
khusus
4. Simplisia pada proses
pembuatannya memerlukan air
Tahapan pembuatan simplisia :
1. Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu
simplisia berbeda beda
dipengaruhi oleh bagian tanaman
yang digunakan,umur
tanaman,waktu panen dan
lingkungan tempat tumbuh
2. Sortasi basah
Sortasi basah bertujuan untuk
menghilangkan kotoran kotoran
atau bahan bahan asing lainnya
dari simplisia.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan
tujuan menghilangkan tanah
4. Penirisan
Penirisan bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan
kandungan air dipermukaan
bahan sesegera mungkin agar
tidak terjadi pembusukan.
5. Pengubahan bentuk( rajangan,
potongan, dan serutan.
Proses ini bertujuan untuk
memperbaiki penampilan fisikdan
memenuhi standar kwalitas,
meningkatkan kepraktisan dan
ketahanan dalam penyimpanan.
6. Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air. Hal hal
yang harus diperhatikan dalam
pengeringan adalah suhu
pengeringan,kelembapan udara,
aliran udara, waktu pengeringan
dan luas permukaan bahan.
7. Sortasi kering
Sortasi kering bertujuan untuk
memisahkan bahan bahan asing
dan simplisia yang belum kering
benar.
8. Pengemasan dan pemberian label
Proses ini bertujuan untuk
melindungi simplisia saat
pengangkutan, distribusi, dan
penyimpanandari gangguan luar.
Persyaratan bahan pengemas
adalah:
a. Bersifat inert (netral)
b. Mampu mencegah terjadinya
kerusakan mekanis dan
fisiologis
c. Mudah digunakan, tidak
terlalu berat dan harganya
relatif murah
Pelabelan harus menunjukan
informasi simplisia yang jelas
meliputi nma ilmiah tanaman
obat, asal bahan,tanggal panen,
tanggal simpan,berat simplisia,dan
status kwalitas bahan.
9. Penyimpanan
Simplisia setelah dikemas dan
diberi label kemudian
disimpandalam gudang,
penyimpanan ini bertujuan agar
simplisia tetap tersedia setiap saat
bila diperlukan dan sebagai stok
bila hasil panen melebihi
kebutuhan
10.Pemeriksaan mutu simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia
meliputi organoleptis,mikroskopis
dan cara kimia

3. PERSYARATAN MUTU SIMPLISIA


A. Pemeriksaan Mutu Simplisia
Simplisia dapat digunakan secara
langsung dalam bentuk serbuk halus
siap seduh untuk diminum (jamu
seduhan).
Simplisia bentuk cacahan/rajangan yang
yang biasanya digunakan dengan cara
direbus/digodok sebagai jamu godokan
(infusa).
Simplisia yang digunakan sebagai bahan
baku dan produk siap dikonsumsi
langsung, perlu mempertimbangkan 3
konsep untuk menyusun parameter
standar umum, yaitu:
a. Simplisia sebagai bahan
kefarmasian
b. Simplisia sebagai bahan dan
produk konsumsi manusia (obat)
c. Simplisia sebagai bahan sebagai
bahan dengan kandungan kimia
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan
dengan cara organoleptik, makroskopik,
mikroskopik dan atau cara kimia.
Pemeriksaan organoleptik dan
makroskopik dilakukan dengan
mengamati bentuk dan ciri-ciri morfologi
simplisia, warna, bau, rasa, tekstur dan
ukuran simplisia.
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan
dengan mengamati ciri-ciri anatomi
histologi simplisia untuk menetapkan
keaslian dan kemurnian simplisia.
Hasil pemeriksaan mutu simplisia
kemudian dicocokkan dengan
persyaratan mutu simplisia yang
tertuang dalam Perka BPOM RI No.12
tahun 2014 tentang persyaratan mutu
obat tradisional.
Persyaratan mutu bahan baku yang
berupa simplisia wajib memenuhi
persyaratan mutu yang tercantum dalam
Materia Medika Indonesia (MMI) dan
Farmakope Herbal Indonesia (FHI).
B. Pemeriksaan dan Persyaratan Mutu
Simplisia Menurut Materia Medika
Indonesia
Persyaratan mutu simplisia yang
tertuang dalam MMI adalah merupakan
syarat baku bagi simplisia yang
bersangkutan
Menurut MMI persyaratan tentang
kemurnian simplisia baik simplisa
nabati, hewani dan pelican adalah
sebagai berikut:
A. Persyaratan kemurnian untuk
simplisia nabati:
1). Harus bebas dari serangga, fragmen
hewan atau kotoran hewan.
2). Tidak boleh menyimpang bau dan
warnanya
3). Tidak boleh mengandung lendir dan
cendawan atau menunjukkan tanda-
tanda pengotoran lain.
4). Tidak boleh mengandung bahan
kimia yang beracun atau berbahaya.

B. Persyaratan Kemurnian untuk


simplisia hewani:
1). Harus bebas dari fragmen hewan
asing atau kotoran hewan.
2). Tidak boleh menyimpang bau dan
warnanya
3). Tidak boleh mengandung cendawan
atau tanda-tanda pengotoran lain. 4).
Tidak boleh mengandung bahan
kimia yang beracun atau berbahaya.

C. Persyaratan untuk simplisia pelikan


1). Harus bebas dari tanah dan batu
2). Harus bebas dari hewan, fragmen
hewan dan bahan asing lain.
Persyaratan umum untuk wadah dan
bungkus simplisia menurut MMI adalah
wadah atau bungkus harus inert tidak
boleh mempengaruhi bahan yang
disimpan baik secara fisika maupun
kimia yang dapat menyebabkan
perubahan potensi, mutu dan
kemurnian.
Persyaratan umum untuk pengemasan
menurut MMI adalah menggunakan
wadah tertutup baik dan wadah tertutup
rapat kemudian diberi label yang
mencantumkan nama dan tanggal
pengemasan simplisia.
Menurut MMI Persyaratan umum untuk
penyimpanan apabila tidak dinyatakan
lain, simplisia disimpan di tempat
terlindung dari sinar matahari pada suhu
kamar (15oC – 30oC).
Persyaratan mutu simplisia yang tertera
pada masing-masing monografi MMI
meliputi :
a. pemerian,
b. uraian makroskopik dan
mikroskopik,
c. identifikasi,
d. kadar abu,
e. kadar abu yang tidak larut asam,
f. kadar abu yang tidak larut air,
g. kadar sari larut air,
h. kadar sari larut etanol,
i. penyimpanan,
j. isi,
k. penggunaan dan nama daerah.

C. Pemeriksaan dan Persyaratan Mutu


Simplisia Menurut Farmakope Herbal
Indonesia
Persyaratan mutu simplisia yang tertera
pada masing-masing monografi FHI yang
menunjukan identitas simplisia yang
meliputi:
a. pemerian,
b. uraian mikroskopik serbuk,
c. senyawa identitas,
d. pola kromatografi,
e. susut pengeringan,
f. kadar abu,
g. kadar abu yang tidak larut asam,
h. sari larut air,
i. sari larut etanol,
j. kandungan kimia simplisia.

D. Monografi Persyaratan Mutu Simplisia


Kayu Secang Menurut MMI
Kayu secang adalah potongan-potongan
atau serutan kayu Caesalpinia sappan L.
Pemerian. Tidak berbau, rasa agak kelat.
Kadar abu. Tidak lebih dari 2%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam.
Tidak lebih dari 0,5%
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak
kurang dari 2 % Kadar sari yang larut
etanol. Tidak kurang dari 1%
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2
% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup
baik
Isi. Pigmen, tannin, asam galat, brazilin
Penggunaan. Antidiare
E. Contoh Monografi Persyaratan Mutu
Simplisia Menurut FHI
Rimpang Jahe adalah rimpang Zingiber
officilale Rosc., suku Zingiberaceae,
mengandung minyak atsiri tidak kurang
dari 0,80% v/b.
Identitas Simplisia
Pemerian Rimpang agak pipih, ujung
bercabang pendek, warna putih
kekuningan, bau khas, rasa pedas.
Mikroskopik
Senyawa identitas Shogaol
Struktur kimia
Pola kromatografi
Susut pengeringan : tidak lebih dari
10% Abu total : tidak lebih dari 4,2%
Abu tidak larut asam : tidak lebih dari
3,2% Sari larut air : tidak lebih dari
15,8%
Sari larut etanol : tidak kurang
dari 5,7%
Kandungan kimia simplisia
Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
0,80% v/b
Uraian penjelasan tentang persyaratan
mutu simplisia dapat dilihat pada PPT
yang berjudul “Persyaratan Mutu
Simplisia”.
4. Definisi Obat Tradisional
Menurut UU RI no. 36 th 2009 tentang
kesehatan disebutkan obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut,
yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.

B. Perkembangan obat tradisional

Indonesia juga memiliki kurang lebih 400


suku bangsa yang masing-masing etnis atau
sub-etnis memiliki berbagai macam
pengetahuan tradisional di bidang
pengobatan dan obat-obatan.

Obat tradisional yang semula hanya


dibuat oleh pengobat tradisional untuk
kalangan terbatas kemudian berkembang
menjadi industri rumah tangga dan mulai
pertengahan abad ke XX telah diproduksi
secara masal oleh Industri Kecil Obat
Tradisional dan Industri Obat Tradisional
(IOT) dengan mengikuti Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Menurut BPOM jumlah obat


tradisional yang telah terdaftar sampai
Oktober 2019 telah mencapai 11.818 item
yang terdiri dari 11.682 produk obat
tradisional (TR), 97 produk Herbal
Terstandar (HT) dan 39 produk Fitofarmaka
(FF).

C. Penggolongan, logo dan makna obat


tradisional

1. Jamu

Obat tradisional atau sering juga


disebut dengan jamu adalah bahan atau
ramua bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau
campuran dari baan-bahan tersebut yang
secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.

2. Obat Herbal Terstandar

Obat herbal terstandar adalah


sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan
bahan bakunya telah di standarisasi.

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah sediaan obat


bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan diuji praklinis dengan hewan
percobaan dan telah melalui uji klinis pada
manusia serta bahan baku dan produknya
telah terstandardisasi.

D. Macam-macam jenis obat tradisional


1). Rajangan adalah sediaan Obat
Tradisional berupa satu jenis Simplisia atau
campuran beberapa jenis Simplisia, yang
cara penggunaannya dilakukan dengan
pendidihan atau penyeduhan dengan air
panas.

2). Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat


Tradisional berupa butiran homogen dengan
derajat halus yang sesuai, terbuat dari
simplisia atau campuran dengan Ekstrak
yang cara penggunaannya diseduh dengan
air panas.

3). Serbuk Instan adalah sediaan Obat


Tradisional berupa butiran homogen dengan
derajat halus yang sesuai, terbuat dari
Ekstrak yang cara penggunaannya diseduh
dengan air panas atau dilarutkan dalam air
dingin.

4). Kapsul adalah sediaan Obat


Tradisional yang terbungkus cangkang
keras.

5). Kapsul Lunak adalah sediaan Obat


Tradisional yang terbungkus

cangkang lunak.

6). Tablet adalah sediaan Obat


Tradisional padat kompak, dibuat secara
kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih,
silindris, atau bentuk lain, kedua
permukaannya rata atau cembung, terbuat
dari Ekstrak kering atau campuran Ekstrak
kental dengan bahan pengering dengan
bahan tambahan yang sesuai.

7). Efervesen adalah sediaan padat Obat


Tradisional, terbuat dari Ekstrak,
mengandung natrium bikarbonat dan asam
organik yang menghasilkan gelembung gas
(karbon dioksida) saat dimasukkan ke dalam
air.

8). Pil adalah sediaan padat Obat


Tradisional berupa masa bulat, terbuat dari
serbuk Simplisia dan/atau Ekstrak.
9). Dodol/Jenang adalah sediaan padat
Obat Tradisional dengan konsistensi lunak
tetapi liat, terbuat dari Serbuk Simplisia
dan/atau Ekstrak.

10). Pastiles adalah sediaan padat Obat


Tradisional berupa lempengan pipih,
umumnya berbentuk segi empat, terbuat
dari Serbuk Simplisia dan/atau Ekstrak.

11). Cairan Obat Dalam adalah sediaan


Obat Tradisional berupa minyak, larutan,
suspensi atau emulsi, terbuat dari Serbuk
Simplisia dan/atau Ekstrak dan digunakan
sebagai obat dalam.

12). Cairan Obat Luar adalah sediaan


Obat Tradisional berupa minyak, larutan,
suspensi atau emulsi, terbuat dari Simplisia
dan/atau Ekstrak dan digunakan sebagai
obat luar.

13). Salep dan Krim adalah sediaan Obat


Tradisional setengah padat terbuat dari
Ekstrak yang larut atau terdispersi homogen
dalam dasar Salep/Krim yang sesuai dan
digunakan sebagai obat luar.

14). Parem adalah sediaan padat atau cair


Obat Tradisional, terbuat dari Serbuk
Simplisia dan/atau Ekstrak dan digunakan
sebagai obat luar.

15). Pilis dan Tapel adalah sediaan padat


Obat Tradisional, terbuat dari Serbuk
Simplisia dan/atau Ekstrak dan digunakan
sebagai obat luar. Pilis digunakan di daerah
kening sedangkan tapel digunakan di perut.

16). Koyo/Plester adalah sediaan Obat


tradisional terbuat dari bahan yang dapat
melekat pada kulit dan tahan air yang dapat
berisi Serbuk Simplisia dan/atau Ekstrak,
digunakan sebagai obat luar dan cara
penggunaannya ditempelkan pada kulit.

17). Supositoria untuk wasir adalah


sediaan padat Obat Tradisional, terbuat dari
Ekstrak yang larut atau terdispersi homogen
dalam dasar supositoria yang sesuai,
umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh dan cara penggunaannya
melalui rektal.

18). Film Strip adalah sediaan padat Obat


Tradisional berbentuk lembaran tipis yang
digunakan secara oral.

Berdasarkan penggunaannya obat


tradisional dapat berupa obat dalam atau
obat luar.

1). Sediaan obat dalam :

a) Sediaan Rajangan,

b) Sediaan Serbuk Simplisia,

c) Sediaan lainnya yaitu Serbuk Instan,


Granul, Serbuk Efervesen, Pil, Kapsul,
Kapsul Lunak, Tablet/Kaplet, Tablet
Efervesen, Tablet Hisap, Pastilles,
Dodol/Jenang, Film Strip dan Cairan Obat
Dalam.

2). Sediaan obat luar :

A). Sediaan cair : Cairan Obat Luar

B). Sediaan semi padat : Salep dan Krim

C). Sediaan padat : Parem, Pilis, Tapel,


Koyo/Plester dan Supositoria untuk wasir.

E. Bentuk Industri dan Usaha Obat


Tradisional

1. Industri di bidang obat tradisional

IOT atau Industri Obat Tradisional


adalah industri yang membuat semua
bentuk sediaan obat tradisional.

Industri Ekstrak Bahan Alam atau


IEBA adalah industri yang khusus membuat
sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai
produk akhir.

2. Usaha di bidang obat tradisional

a. Usaha Kecil Obat Tradisional atau


UKOT adalah usaha yang membuat semua
bentuk sediaan obat tradisional, kecuali
bentuk sediaan tablet dan efervesen.

b. UMOT adalah usaha yang hanya


membuat sediaan obat tradisional dalam
bentuk parem, tapel, pilis, cairan obat luar
dan rajangan.

c. Usaha Jamu Racikan adalah usaha


yang dilakukan oleh depot jamu
atausejenisnya yang dimiliki perorangan
dengan melakukan pencampuran sediaan
jadi dan/atau sediaan segar obat tradisional
untuk dijajakan langsung kepada
konsumen.

d. Usaha Jamu Gendong adalah usaha


yang dilakukan oleh perorangan dengan
menggunakan bahan obat tradisional dalam
bentuk cairan yang dibuat segar dengan
tujuan untuk dijajakan langsung kepada
konsumen.

Obat tradisional baik berupa Jamu,


OHT maupun Fitofarmaka yang dibuat oleh
industri dan usaha obat tradisional dilarang

1. Dilarang mengandung :

a). Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik


berkhasiat obat

b). Narkotika atau psikotropika

c). Bahan yang di larang

1). Hewan atau tumbuhan yang


dilindungi

2). Dilarang dalam bentuk sediaan :


intravaginal, tetes mata, parenteral,
supositoria kecuali untuk wasir.

2. Dilarang mengandung etil alkohol >


1% untuk sediaan Cairan Obat Dalam
(COD), kecuali dalam bentuk tingtur.

F. Persyaratan Mutu Obat Tradisional

Persyaratan mutu produk jadi meliputi


parameter uji organoleptik, kadar air,
cemaran mikroba, aflatoksin total, cemaran
logam berat, keseragaman bobot, waktu
hancur, volume terpindahkan, pH, dan
Bahan Tambahan, sesuai dengan bentuk
sediaan dan penggunaannya.

Pemenuhan persyaratan mutu


tersebut harus dibuktikan melalui pengujian
laboratorium terakreditasi yang independen.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan
dikenai sangsi administrative yang berupa
peringatan tertulis, penarikan Obat
Tradisional dari peredaran, penghentian
sementara kegiatan produksi dan distribusi
(6 bulan) dan atau pencabutan izin edar

2 Daftar materi yang sulit 1. Anatomi dan fisiologi Daun


dipahami di modul ini 2. Anatomi dan fisiologi Bunga
3. Pemeriksaan dan Persyaratan Mutu
Simplisia Menurut Materia Medika Indonesia
4. Pemeriksaan dan Persyaratan Mutu
Simplisia Menurut Farmakope Herbal
Indonesia
5. Persyaratan mutu Obat Tradisional
6. Bentuk Industri dan Usaha Obat
Tradisional

3 Daftar materi yang sering 1.Anatomi dan fisiologi Batang


mengalami miskonsepsi 2. Tatanama Simplisia
3. Mengenai Pemeriksaan dan Persyaratan
Mutu Simplisia Menurut Materia Medika
Indonesia dan Pemeriksaan dan Persyaratan
Mutu Simplisia Menurut Farmakope Herbal
Indonesia memiliki pola pemeriksaan yang
mempunyai kemiripan
4. Persyaratan mutu Obat Tradisional
5. Bentuk Industri dan Usaha Obat
Tradisional

Anda mungkin juga menyukai