BERITA ACARA
EVALUASI AKTUALISASI
Pada Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Juli Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
dilaksanakan EVALUASI LAPORAN AKTUALISASI bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Golongan Tiga Angkatan Sepuluh Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta atas nama:
Penguji,
Pengampu, Coach,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi dengan judul Laporan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Sebagai Guru Bahasa Jepang Dalam Upaya
Pembentukan Kelompok Belajar Bahasa Jepang Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Cangkringan yang diimplementasikan sudah dikonsultasikan dan di setujui oleh coach.
iii
LAPORAN AKTUALISASI
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Sebagai Guru Bahasa Jepang Dalam
Upaya Pembentukan Kelompok Belajar Bahasa Jepang
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cangkringan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Daerah Istimewa Yogyakarta
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
Laporan Aktualisasi dengan judul “Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil Sebagai Guru Bahasa Jepang Dalam Upaya Pembentukan Kelompok Belajar
Bahasa Jepang Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cangkringan”.
Dalam proses pembuatan dan penulisan hingga terselesaikannya Laporan
Aktualisasi ini, penulis menyadari banyak dukungan dan motivasi dari banyak pihak untuk
menyajikan karya ini lebih baik. Sehingga penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikannya. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Dra. Anies Rachmania S.S., M.Pd. selaku Mentor sekaligus Kepala Sekolah SMA
Negeri 1 Cangkringan yang telah memberikan arahan, dukungan, serta bimbingan
dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini.
2. Pandita Pratyaksa, S.P., M.M. selaku Coach dari Badan Diklat DIY yang senantiasa
membimbing dan memberi arahan kepada penulis selama proses penulisan Laporan
Aktualisasi.
3. Tuty Amalia, SH., M.Si. selaku penguji Laporan Aktualisasi.
4. Sucipto, SE., M. Acc. selaku wali kelas Golongan III Angkatan IX yang telah
memberikan dukungan dan arahan selama mengikuti Pelatihan Dasar.
5. Seluruh Widyaiswara dan staf Badan Diklat DIY yang telah membekali dan
menyalurkan ilmu kepada penulis.
6. Teman-teman Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan IX yang telah bersama-sama
berjuang dan bekerja sama selama mengikuti Pelatihan Dasar.
7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta doa
dengan penuh keikhlasan tanpa henti.
8. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu demi
terselesaikannya Laporan Aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Laporan
Aktualisasi ini. Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan
saran dan masukan yang membangun untuk penyempurnaan isi Laporan Aktualisasi ini.
Penulis juga berharap semoga Laporan Aktualisasi ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan
contoh tentang implementasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu Dan Anti Korupsi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 36 Tampilan e-modul pada Google Chrome dengan menggunakan ekstensi ............. 97
Gambar 37 Tampilan e-modul pada aplikasi Lithium ...................................................................... 98
Gambar 38 Penyusunan e-modul dengan menggunakan Sigil ..................................................... 98
x
DAFTAR ISTILAH
NO ISTILAH PENGERTIAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah dapat turut
bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup.
Selain prestasi pada program sekolah adiwiyata yang merupakan program dari
Kementerian Lingkungan Hidup, SMAN 1 Cangkringan telah melaksanakan program
sekolah berbasis budaya, dengan sasaran pembangunan karakter luhur siswa yang
jujur, disiplin, toleransi dan tanpa meninggalkan adat istiadat di Yogyakarta sesuai
dengan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No. 5 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya.
Prestasi SMAN 1 Cangkringan berikutnya adalah Sekolah Ramah Anak.
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal
yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu
menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari
kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak
tertuma dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme
pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
4. Nilai Organisasi
SMA Negeri 1 Cangkringan merupakan organisasi yang berada di bawah
naungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan ikut berkomitmen
menanamkan budaya pemerintahan SATRIYA, sebagaimana telah ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini adalah makna dari budaya SATRIYA:
a. Selaras artinya : dalam kehidupan selalu menjaga kelestarian dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.
b. Akal Budi Luhur – Jati diri artinya: keluhuran jatidiri seseorang merupakan
pengejawantahan perikemanusiaannya.
c. Teladan – Keteladanan artinya: dapat dijadikan anutan/ sebagai teladan/contoh
oleh lingkungannya.
d. Rela Melayani artinya: Memberikan pelayanan yang lebih dari yang diharapkan
masyarakat.
e. Inovatif artinya: selalu melakukan pembaharuan yang bersifat positif ke arah
kemajuan individu dan kelompok.
f. Yakin dan Percaya Diri artinya: dalam menjalankan tugas selalu didasari atas
keyakinan dan penuh percaya diri bahwa apa yang dilaksanakan membawa
kemajuan dan manfaat baik ke intern maupun ke ekstern.
g. Ahli – Profesional artinya: mempunyai kompetensi, komitmen dan prestasi pada
pekerjaannya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi adalah sebuah susunan komponen-komponen dalam
organisasi sekolah yang menunjukkan pembagian kerja dan juga peranan ataupun
kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan. Adapun struktur organisasi di SMA Negeri
1 Cangkringan adalah sebagai berikut:
4
Gambar 2 Struktur Organisasi SMAN 1 Cangkringan
5
2. Pegawai
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kredit, tugas guru mata pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
b. Menyusun silabus pembelajaran.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
e. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran.
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
yang diampunya.
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
h. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
i. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah dan nasional.
j. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran.
l. Melaksanakan pengembangan diri.
m. Melaksanakan publikasi ilmiah.
n. Membuat karya inovatif.
E. KONDISI ORGANISASI
1. Letak Organisasi
SMA Negeri 1 Cangkringan berdiri pada tanggal 29 Januari 1998
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
13a/O/1998. Keberadaan SMA Negeri 1 Cangkringan dilatarbelakangi oleh
keinginan masyarakat Cangkringan untuk memiliki sebuah Sekolah Menengah
Tingkat Atas Negeri, sehingga putra/putri daerah lulusan Sekolah Tingkat Pertama
tidak terlalu jauh untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya (SMA). Keinginan
tersebut direspon oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sleman
dengan mengalokasikan pendirian sebuah SMA di Kecamatan Cangkringan,
sehingga didirikanlah SMA tersebut di Dusun Bedoyo, Wukirsari, Cangkringan,
Sleman diatas tanah Milik Kasultanan Ngayogjokarto (Sultan Ground) atau tanah
6
milik Negara (RVO) seluas 8.000m2 dan 2.500 m2 tanah milik pemerintah daerah
Kabupaten Sleman berdasar:
a. Surat Perjanjian yang dikeluarkan oleh KANJENG GUSTI PANGERAN
HARYO HADIWINOTO Pangangeng Kawedanan Hageng Punokawan
Wahono Sarto Kriyo Kraton Ngayogjokarto bertindak atas nama Sri Sultan
Hamengku Buwono IX nomor:45/HT/KPK/2005.
b. Surat persetujuan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman nomor
503/000/12/Tapem/1997 tanggal 2 Januari 1997 tentang tanah RVO seluas
2500 m2 yang terletak disebelah barat Gedung SMA Negeri 1 Cangkringan.
Pada awal berdirinya SMA Negeri 1 Cangkringan baik guru dan karyawan
diampu oleh SMA Negeri 1 Pakem sampai pada tahun kedua sambil menunggu
terpenuhinya kebutuhan guru dan karyawan. Namun, sejak tahun pelajaran
1998/1999 SMA Negeri 1 Cangkringan sudah mampu mengelola administrasinya
sendiri. Dalam perjalanannya SMA Negeri 1 Cangkringan telah mengalami
pergantian kepemimpinan (Kepala sekolah):
a. Tahun 1997-1998 SMA Negeri 1 Cangkringan diampu oleh SMA Negeri 1
Pakem dibawah kepemimpinan Drs. Bashori sebagai YMT.
b. 22 September 1998 s/d 31 september 2006 SMA Negeri 1 Cangkringan
dibawah kepemimpinan Drs. Muhadi yang sekaligus sebagai kepala sekolah
difinitif yang pertama.
c. Untuk mengisi kevakuman kepemimpinan di SMA Negeri 1 Cangkringan
maka mulai tanggal 1 Oktober 2006 s/d 18 Desember 2006 SMA Negeri 1
Cangkringan diampu oleh Drs. Sukardi, kepala SMA Negeri 1 Pakem
sebagai YMT di SMA Negeri 1 Cangkringan.
d. Tanggal 19 Desember 2006 s/d 20 Desember 2010 SMA Negeri 1
Cangkringan dibawah kepemimpinan Drs. Shobariman.
e. Mulai tanggal 20 Desember 2010 sampai 27 Desember 2013 SMA Negeri 1
Cangkringan berada dibawah pimpinan Drs. Abdul Kasri.
f. Mulai tanggal 31 Desember 2019 sampai Bulan Oktober 2016 SMA Negeri
1 Cangkringan berada dibawah kepemimpinan Bapak Maryono,S.Pd,M.Pd.
g. Sejak Bulan Oktober 2017, SMA Negeri 1 Cangkringan berada dibawah
kepemimpinan Ibu Anies Rachmania M.M., S.Pd., M.Pd.
7
Gambar 3 Peta Lokasi SMAN 1 Cangkringan
Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/SMA+Negeri+1+Cangkringan
2. Sarana Prasarana
a. Ruang Kelas
Ruang kelas sebanyak 12 ruang, masing-masing sebagai berikut:
Kelas XII 4 Kelas : XII IPA 1 , XII IPA 2 , XII IPS 1,XII IPS 2
Sumber : https://sman1cangkringan.sch.id
8
Sehingga dengan fasilitas dan kondisi perpustakaan yang nyaman dan
memadai siswa dapat membaca buku dengan tenang. Perpustakaan ini
cukup minimalis, dan masih menggunakan sistem manual dalam sistem
pengaplikasiannya, namun perpustakaan ini mempunyai koleksi buku sekitar
12.000 buku dengan kategori 28 jenis buku pelajaran dan media
pembelajaran yang cukup. Media yang terdapat dalam perpustakaan ini
adalah koleksi yang lain yang tersedia antara lain buku paket, buku acuan
mata pelajaran atau referensi, majalah, koran, novel, maupun buku lain yang
dapat menambah pengetahuan.
c. Ruang Tata Usaha (TU)
Semua urusan administrasi yang meliputi kesiswaan, kepegawaian,
tata laksana kantor dan perlengkapan sekolah, dilaksanakan oleh petugas
tata usaha, diawasi oleh kepala sekolah dan dikoordinasikan dengan Wakil
Kepala Sekolah urusan sarana dan prasarana. Pendataan dan administrasi
guru, karyawan keadaan sekolah dan kesiswaan juga dilakukan oleh
petugas Tata Usaha. Ruangan TU terletak di sebelah ruang piket guru dan
ruang kepala sekolah.
d. Ruang Bimbingan Koseling
Kegiatan bimbingan dan konseling biasanya dilakukan di ruangan
bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Cangkringan dan dibimbing oleh
1orang guru. Timbul kerjasama yang baik antara guru pembimbing dengan
siswa. Keberadaan bimbingan konseling sangat membantu kemajuan siswa.
e. Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cangkringan, terdiri dari 2
bagian. Yaitu ruang tamu dan ruang kerja. Ruang tamu berfungsi untuk
menerima tamu dari pihak luar sekolah, sedangkan ruang kerja berfungsi
untuk menyelesaikan pekerjaan bapak Kepala Sekolah. Selain itu ruang
kerja juga digunakan untuk konsultasi antara bapak Kepala Sekolah dengan
seluruh pegawai sekolah.
f. Ruang Guru
Ruang guru digunakan sebagai ruang transit ketika guru akan pindah
jam mengajar maupun pada waktu istirahat. Di ruang guru terdapat sarana
dan prasarana seperti meja, kursi, almari, white board yang digunakan
sebagai papan pengumuman, papan jadwal mata pelajaran dan tugas
9
mengajar guru, dll. Meskipun ruang guru tidak terlalu luas, namun sudah
cukup untuk para guru mengerjakan tugas dan pekerjaannya.
g. Ruang OSIS
Ruang OSIS SMA N I Cangkringan berdampingan dengan ruang
perpustakaan. Ruang OSIS yang terdapat di SMA N I Cangkringan kurang
dimanfaatkan secara optimal.. Meskipun demikian kegiatan OSIS secara
umum berjalan baik, organisasi OSIS di sekolah cukup aktif dalam berbagai
kegiatan seperti MOS, perekrutan anggota baru, baksos, ekstrakurikuler dan
tonti.
h. Ruang UKS
Ruang UKS SMA Negeri 1 Cangkringan ini sudah sesuai dengan
standar dan cukup memadai mulai dari pengadaan obat-obatan dan alat
penunjang kesehatan lainnya.
i. Laboratorium Komputer
Di dalam laboratorium komputer terdapat 18 unit komputer dan untuk
ke depan akan ada penambahan. Suasana laboratorium cukup kondusif
sehingga mendukung proses belajar mengajar. Meskipun sekolah ini terletak
di pinggiran namun sudah memiliki jaringan internet yang memadai sehingga
mempermudah siswa maupun guru untuk mengakses informasi dari
berbagai sumber. Hal tersebut sangat memberi banyak manfat untuk
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
j. Laboratorium Fisika
SMA Negeri 1 Cangkringan memiliki laboratorium Fisika yang cukup
memadai.Laboratorium ini terletak sebelah ruang guru. Di depan
laboratorium Fisika terdapat laboratorium biologi. Laboratorium Fisika ini
memiliki berbagai macam fasilitas yang mendukung praktikum siswa.
Kondisi ruangan laboratorium cukup kondusif sehingga siswa dapat
melaksanakan KBM dengan nyaman.. Dengan adanya laboratorium Fisika
diharapkan dapat tercipta suasana yang kondusif dan terfokus dalam mata
pelajaran keduanya.
k. Laboratorium Biologi
SMA Negeri 1 Cangkringan memiliki laboratorium Biologi yang cukup
memadai. Laboratorium ini terletak di depan laboratorium Fisika.
Laboratorium Biologi ini memiliki berbagai macam fasilitas yang mendukung
praktikum siswa. Kondisi ruangan laboratorium cukup kondusif sehingga
10
siswa dapat melaksanakan KBM dengan nyaman. Dengan adanya fasilitas
dalam laboratorium tersebut guru akan lebih mudah menyampaiakn materi
pelajaran. Dengan adanya laboratorium Biologi diharapkan dapat tercipta
suasana yang kondusif dan terfokus dalam mata pelajaran keduanya.
l. Laboratorium Kimia
Laboratorium Kimia di SMA Negeri 1 Cangkringan fasilitasnya sudah
cukup memadai untuk menunjang praktikum siswa jurusan MIPA di SMA
Negeri 1 Cangkringan. Laboratorium ini terletak di ujung timur dari gedung
sekolah, berhadapanan dengan sanggar karawitan.
m. Koperasi Siswa
Koperasi siswa SMA Negeri 1 Cangkringan mempunyai 1 unit koperasi
siswa yaitu Koperasi Widya Dharma. Pengelolanya pun oleh siswa yang aktif
di kelas X (sebagai anggota) dan kelas XI (pengurus inti) sehingga laporan
keuangannya pun di rekap oleh siswa. Ruangan koperasi ini tidak begitu
besar namun cukup lengkap menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan
oleh siswa. Mulai dari alat tulis, atribut sekolah sampai dengan makanan
ringan dan minuman tersedia di Koperasi Widya Dharma ini. Koperasi ini
dibawah kepengurusan OSIS dengan bimbingan guru. Dengan adanya
koperasi ini diharapkan siswa dapat belajar lebih jauh mengenai manajemen
organisasi di sekolah sehingga memberi pengetahuan dan skill bagi siswa.
n. PIK KRR (Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)
PIK KRR SMA Negeri 1 Cangkringan sebagai kantor pusat PIK KRR
(Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) wilayah
Sleman timur. Fungsi dari PIK KRR ini adalah untuk memfasilitasi siswa
dalam bimbingan konseling selain itu dengan berkonsultasi dengan PIK KRR
siswa akan mendapatkan informasi masalah reproduksi remaja. Tujuan
diadakan PIK KR ini agar siswa dapat berkonsultasi mengenai hal-hal yang
membutuhkan dukungan dari guru dan pihak sekolah yang berkaitan dengan
masalah pribadi.
o. Tempat Ibadah (Mushola)
Mushola SMA Negeri 1 Cangkringan terletak di bagian selatan gedung
sekolah. Mushola ini cukup bersih dan cukup memadai adanya mukena dan
sajadah. Namun, Mushola ini terorganisir dengan baik dalam kegiatan
kerohanian dan karena sering digunakan untuk kegiatan keagamaan,
11
misalnya sholat berjamaah, pengajian peringatan, dan kegiatan yang
berkaitan dengan mata pelajaran PAI.
p. Ruang musik
Ruang musik terletak sudut barat daya lapangan upacara dengan pintu
dari sebelah selatan. Di ruang musik terdapat seperangakat alat band yaiu
1 buah dum set, 1 buah cajon, 2 gitar elektrik, 1 gitar akustik, 1 bas elekrik,
dan 1 buah keyboard.dengan dilengkapi 4 buah amplifier dan 1 microphone.
Dengan adanya ruang musik ini di harapkan siswa dapat mengekspresikan
bakat seni melalui KBM maupun ekstrakulikuler.
q. Sanggar Karawitan
Sanggar karawitan SMA Negeri 1 Cangkringan ini terletak di ujung
timur dari gedung sekolah, berhadapanan dengan Laboratorium kimia. Di
dalam sanggar karawitan ini terdapat seperangkat gamelan. Dengan
adannya sanggar karawitan ini di harapkan siswa dapat lebih mempelajari
budaya-budaya jawa khusus nya karawitan.
r. Sanggar membatik
Sanggar membatik SMA Negeri 1 Cangkringan ini terletak di belakang
sanggar karawitan. Di dalam sanggar membati ini terdapat alat-alat unuk
membatik. Dengan adannya sanggar membatik ini di harapkan siswa seni
kerajinan jawa khusus nya membatik.
s. Lapangan Upacara
Lapangan upacara SMA Negeri 1 Cangkringan terletak di tengah-
tengah sekolah. Lapangan ini mendapatkan perhatian ekstra dengan hanya
digunakan pada saat upacara dan kegiatan yang bersifat massal, seperti
syawalan, briefing dan apel. Rumput lapangan tidak boleh diinjak selain dari
kegiatan diatas.
t. Lapangan Basket
Lapangan Basket SMA Negeri 1 Cangkringan terletak di sebelah barat
sekolah. Lapangan basket ini cukup mendukung mata pelajaran Penjas
Orkes. Dengan adanya lapangan basket ini diharapkan siswa dapat
melaksanakan kegiatan olahraga basket dengan baik dan maksimal.
u. Lapangan voli
Lapangan voli SMA Negeri 1 Cangkringan terleak di ujung barat laut
sekolah. Dengan kondisi lapangan yang masih berupa tanah maka belum
12
bisa maksimal dalam penggunaannya. Akan tetapi sudah cukup mendukung
untuk KBM Penjas dan kegiatan ekstrakulikuler.
v. Kantin
Kantin SMA Negeri 1 Cangkringan mempunyai tiga unit kantin sekolah.
Suasana kantin cukup nyaman dan bersih sehingga siswa dapat menikmati
makanan yang tersedia. Kantin ini menyediakan berbagai macam makanan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa. Harga makan di kantin ini
cukup murah sehingga dapat terjangkau oleh semua siswa.
Dengan adanya kantin di dalam area sekolah siswa dapat dengan
mudah membeli makanan tanpa membeli di luar area sekolah dan untuk
menjaga juga kebersihan makanan yang terjamin dan tidak makan jajanan
sembarangan di luar.
w. Tempat Parkir
Tempat parkir di SMA Negeri 1 Cangkringan di buat terpisah antara
tempat parkir untuk siswa dan tempat parker untuk guru serta karyawan.
Tempat parkir guru dan karyawan terletak di belakang Laboratorium Fisika
dari pintu gerbang kearah timur.
Kondisi parkir guru dan karyawan cukup luas sehingga dapat
menampung dari seluruh guru dan karyawan. Sedangkan tempat parkir
untuk siswa terletak di ujung selatan di sebelah selatan kantin, dari pintu
gerbang ke arah barat lalu ke selatan. Kondisi tempat parkir untuk siswa
sangat luas dapat menampung kendaraan dari seluruh siswa.
x. Toilet
SMA Negeri 1 Cangkringan memiliki 3 lokasi toilet siswa, masing-
masing kelas memiliki satu toilet. Selain itu terdapat 1 toilet di Musholla dan
2 toilet guru. Secara umum, keadaan toilet baik namun agak kurang bersih.
Hal ini terjadi karena kurangnya karyawan yang mengurusi sekolah,
terutama bagian toilet.
TENAGA
PEMETAAN SDM TENAGA PENDIDIK
KEPENDIDIKAN
STATUS
PNS 20 4
CPNS 11
Guru/Tenaga Honorer 6 8
JUMLAH 37 12
GOLONGAN
I -
II -
III 22 3
IV 9 1
Jumlah 31 4
SERTIFIKASI 19 -
JUMLAH 19
IJAZAH
Kurang Dari S1 - 5
S1 Atau Lebih 37 7
Jumlah 37 12
JENIS KELAMIN
Laki-Laki 13 9
Perempuan 24 3
Jumlah 37 12
Sumber: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/
4 Ahmad Sujarta, S.Ag 19660218 199103 1 003 Pend. Agama Islam PNS
14
10 Dra. Sunarti, M.Si 19670812 200501 2 009 Bimbingan Konseling PNS
16 Heni Wulan Sari, S.Pd. 19860317 200902 2 004 Seni Budaya PNS
Pettrylia Pujaningrum,
34 - Bahasa Inggris GTT
S.Pd.,M.Pd.
15
Prakarya dan
35 Ika Yeni Saraswati, S.Sn - GTT
Kewirausahaan
Fitrianingrum Munawaroh,
36 - Bimbingan Konseling GTT
S.Pd
Pendidikan Agama
37 Marnaka, S.Ag. - GTT
Hindu
Sumber: https://sman1cangkringan.sch.id
16
BAB II
AGENDA AKTUALISASI
17
5. Antikorupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Memutus rantai
korupsi dapat diawali dari diri sendiri. Baik itu korupsi waktu, korupsi uang,
maupun korupsi tugas. Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat
bagi dirinya masing-masing.
Kelima nilai tersebut harus dimiliki oleh setiap ASN sebagai modal awal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik, terutama bagi guru dalam
menghadapi era dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat.
Dewasa ini tengah berkembang sebuah era baru yang dikenal dengan era
Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0). Era ini merupakan revolusi keempat dari dunia
perindustrian. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi produksi untuk menunjang
efektivitas dan efisiensi aktivitas manusia, selanjutnya pada Revolusi Industri 2.0
ditandai dengan produksi massal dan standardisasi mutu. Revolusi Industri 3.0
ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis
otomasi dan robot. Revolusi Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan Revolusi
industri 3.0 dengan ciri data yang besar, otomatisasi, komputasi awan, kecerdasan
buatan, dan sebagainya, dimana pada era tersebut segala sesuatu dalam
kehidupan terhubung dengan internet dan kecerdasan-kecerdasan buatan
bermunculan. Komputer dibuat bisa berpikir dan bertindak seperti halnya manusia,
Dalam era RI 4.0 saat ini, kerjasama antara beberapa pihak adalah hal yang
tidak dapat dihindari. Maka dari itu hal yang paling penting untuk dilakukan adalah
dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Salah satu kunci penting yang dapat
menjamin keberhasilan suatu hubungan kerjasama antara dua pihak adalah
komunikasi.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia untuk
saling mengenal satu sama lain. Melalui bahasa, ide pemikiran manusia tentang
berbagai hal dapat tersampaikan. Sejak peradaban manusia dimulai, Bahasa pun
telah melekat mengiringi kehidupan manusia. Bahasa merupakan kekayaan yang
tak ternilai harganya.
Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki Bahasa daerah yang
beragam. Untuk menyatukan berbagai Bahasa daerah di seluruh wilayah
Indonesia, dipergunakanlah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa
persatuan yang dapat menjembatani perbedaan penggunaan bahasa di dalam
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia digunakan
sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
18
Namun, apabila mengingat kemajuan zaman dan teknologi yang pesat,
dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan usaha keras dari generasi muda Indonesia
agar dapat mengimbangi kecepatan perubahan zaman tersebut. Di era industri
saat ini, kemampuan komunikasi, terutama penguasaan Bahasa asing sangat
dibutuhkan.
Salah satu cara untuk memperoleh keterampilan berbahasa asing tersebut
adalah melalui dunia pendidikan, baik melalui pendidikan formal maupun
pendidikan non formal. Misalnya saja, pemerintah telah mencanangkan
pembelajaran Bahasa Inggris sejak di bangku sekolah dasar dengan tujuan agar
generasi muda Indonesia memiliki keterampilan Bahasa Asing yang dapat
dibanggakan.
Selain pembelajaran Bahasa Inggris, dalam kurikulum pendidikan tingkat
menengah, juga difasilitasi kegiatan pembelajaran Bahasa asing untuk menambah
keterampilan peserta didik. Dalam hal ini, Bahasa asing yang dimaksud adalah
Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Mandarin, dan sebagainya.
Tentu saja, dalam usaha peningkatan mutu dan kualitas berbahasa asing
siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Cangkringan tersebut ada beberapa kendala
yang akan dihadapi. Beberapa masalah yang penulis jumpai tersebut kiranya akan
diangkat sebagai isu agar nantinya dapat menjadi perhatian untuk ditemukan jalan
keluarnya. Isu tersebut berasal dari hal-hal yang sudah menjadi sorotan. Isu
tersebut antara lain :
Tabel 4 Pengelompokan Isu
19
pelajaran Bahasa
Jepang
3 Kurangnya media Adanya media Media Pelayanan Publik
pembelajaran audio- pembelajaran pembelajaran
lingual untuk audio-lingual audio-lingual
peningkatan sebagai sumber sulit diakses
keterampilan belajar oleh siswa
mendengar siswa.
2. Penetapan Isu
Berdasarkan kondisi saat ini yang tertulis di tabel di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Kurangnya sumber literasi berupa buku-buku bertemakan bahasa, sastra, dan
budaya Jepang di perpustakaan SMAN 1 Cangkringan
Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
dengan harapan program tersebut dapat menumbuhkan minat baca siswa
serta untuk membangun iklim literasi di sekolah. SMA Negeri 1 Cangkringan
dalam upaya menumbuhkan minat baca siswa, juga ikut melaksanakan
Program GLS tersebut setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Namun, berdasarkan pengamatan selama satu bulan berada di instansi,
penulis mendapati bahwa sumber belajar, berupa buku teks pelajaran dan
buku pendamping kurang memadai sebagai sumber literasi. Berikut
dicantumkan bukti berupa dokumentasi, sumber literasi Bahasa Jepang yang
ditemukan pada perpustakaan SMAN 1 Cangkringan
20
b. Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Jepang di SMAN 1
Cangkringan karena tidak adanya mata pelajaran Bahasa Jepang
Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting.
Kurikulum merupakan muatan isi atau materi yang akan diberikan kepada
siswa selama menempuh pendidikan di jenjang tertentu. Kurikulum selalu
berkembang dan berubah seiring dengan kemajuan dan tuntutan zaman.
Perubahan kurikulum terbaru adalah perubahan dari Kurikulum 2006 atau
lebih dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi
Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum tersebut juga berdampak pada
penyusunan struktur kurikulum di SMAN 1 Cangkringan.Salah satu mata
pelajaran yang terkena dampak perubahan kurikulum adalah mata pelajaran
Bahasa Jepang, yang pada awalnya diberikan pada siswa, kini tidak lagi
masuk ke dalam struktur kurikulum SMAN 1 Cangkringan. Akibat perubahan
kurikulum tersebut, kesempatan siswa untuk mengenal Bahasa Jepang
berkurang. Oleh karena itu, minat siswa untuk mempelajari Bahasa Jepang
menjadi rendah. Berikut dicantumkan dokumentasi struktur program kurikulum
di SMAN 1 Cangkringan.
21
keterampilan membaca dan menulis, dengan mudah dapat ditemukan di toko-
toko buku atau mengunduh pada internet. Namun, media pembelajaran untuk
keterampilan mendengar sulit diakses secara bebas oleh siswa. Media
pembelajaran untuk keterampilan mendengar umumnya hanya dimiliki oleh
guru sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga peluang
siswa untuk dapat belajar secara mandiri berkurang.
Berikut adalah salah satu tangkapan layar dari media tayang yang
dilengkapi dengan media keterampilan mendengar, yang hanya didapatkan
oleh guru dari penerbit buku Erlangga yang bekerja sama dengan organisasi
Japan Foundation dalam penerbitan Buku Teks Pelajaran (BTP) Bahasa
Jepang berbasis kurikulum 2013.
22
a. Urgency (U)
seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness (S)
tingkat keseriusan dari masalah, yakni seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
c. Growth (G)
tingkat perkembangan masalah yakni seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Tiga metode yang disebutkan akan diberikan sebuah penilaian dengan skala
1 – 5 untuk menentukan besaran analisis setiap metode. Skor tertinggi akan
dijadikan isu utama strategis yang akan dikaji dan diberikan pemecahan masalah
serta menjadi bahan aktualisasi. Berikut analisis USG berdasarkan 3 pokok
analisis isu kontemporer.
Tabel 5 Penetapan Isu
Kriteria Penilaian Total
No Prioritas Masalah Peringkat
U S G Skor
23
tidak adanya mata pelajaran Bahasa Jepang” mendapatkan skor sebesar 12 poin,
dan isu “Kurangnya media pembelajaran audio-lingual untuk peningkatan
keterampilan mendengar siswa” mendapatkan skor 10 poin.
Berdasarkan skala prioritas dari hasil analisis USG, dapat ditarik kesimpulan
bahwa isu yang memiliki nilai Urgent, Seriouness, dan Growth paling tinggi ada
pada poin nomor dua, yaitu “Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran
Bahasa Jepang di SMAN 1 Cangkringan karena tidak adanya mata pelajaran
Bahasa Jepang”, dimana hal itu akan mengurangi kesempatan siswa untuk
mempelajari dan meningkatan keterampilan berBahasa asing.
Dengan mempertimbangkan isu yang terpilih berdasarkan metode USG,
maka dilakukan analisis yang lebih mendalam terhadap isu tersebut dan
menghasilkan kerangka berpikir seperti di bawah ini:
A
K
I Belum ada
B kelompok belajar
A bagi siswa untuk
T
mempelajari
Bahasa Jepang
24
Berdasarkan kerangka berpikir sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengatasi isu yang telah dipilih untuk kegiatan penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini, ada beberapa kendala yang harus diatasi. Melihat kendala yang
ada, disusun beberapa solusi sebagai rencana kegiatan selanjutnya.
25
B. PROSES AKTUALISASI
Dengan telah ditetapkannya isu yang menjadi dasar penyusunan laporan
aktualisasi ini, dan telah disusunnya tahapan-tahapan kegiatan yang diharapkan dapat
memberikan solusi dalam penanggulangan isu. Maka, dapat dilakukan tahapan
penyusunan laporan berikutnya, yaitu proses pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Proses
kegiatan aktualisasi ini akan dijabarkan pada bagian berikut ini:
Kegiatan/Sub Kegiatan 1:
Kegiatan/Output
Mencari informasi mengenai minat dan pengetahuan siswa
dalam mempelajari Bahasa Jepang
Sub Kegiatan:
26
b. Melakukan pengambilan data survey minat dan
pengetahuan siswa dalam mempelajari Bahasa Jepang
Kegiatan pengambilan data dilakukan untuk melihat tingkat
ketertarikan dan pengetahuan siswa dalam mempelajari
Bahasa Jepang. Kegiatan ini telah mencapai target sebanyak
100% dengan jumlah responden sebanyak 70 orang.
c. Melakukan analisis data survey minat dan pengetahuan
siswa dalam mempelajari Bahasa Jepang
Kegiatan analisis data angket minat dan pengetahuan siswa
dalam mempelajari Bahasa Jepang dapat tercapai sebanyak
100%, yaitu dengan terkumpulnya data dari siswa, yang
dapat dirubah ke dalam bentuk bagan.
27
Hambatan Kegiatan pencarian informasi terhadap siswa ini dilaksanakan
setelah kegiatan penilaian akhir semester, akibatnya kegiatan
pembelajaran di dalam kelas telah selesai dilakukan, sehingga
pengambilan data melalui penyebaran angket dengan
menggunakan kertas sulit dilaksanakan.
Kegiatan 1:
Mencari informasi mengenai minat dan pengetahuan siswa dalam mempelajari Bahasa
Jepang
Kegiatan ini mengacu pada aspek Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government sebagai berikut:
Manajemen ASN
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, selama pelaksaan kegiatan pengumpulan data,
haruslah bertanggung jawab dan jujur. Dalam kaitannya dengan pengolahan data,
haruslah disampaikan data yang sebenar-benarnya tanpa mengurangi maupun
menambah data yang telah diperoleh, untuk kepentingan pribadi pencari data, sehingga
dapat diperoleh laporan yang akuntabel.
Pelayanan Publik
Survey minat dan kebutuhan siswa dilakukan oleh penulis sebagai CPNS Guru Bahasa
Jepang dengan menggunakan aplikasi berbasis web, untuk memudahkan penyebaran
dan akses responden, sehingga kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan
kondisi yang efektif dan efisien, juga mengurangi penggunaan kertas sebagai wujud dari
kepedulian lingkungan.
28
Whole of Government
Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang
senantiasa berkoordinasi dengan kepala sekolah, jajaran staf, dan wali kelas untuk
memudahkan sosialisasi dan komunikasi kepada responden yaitu siswa.
Keterkaitan nilai dasar PNS dalam pelaksanaan sub-kegiatan pada kegiatan 1 sebagai
berikut:
Tanggung jawab
Kejelasan
NASIONALISME:
Dapat menerima pendapat yang membangun dari kepala sekolah dan rekan sejawat
merupakan cerminan nilai nasionalisme yang dimiliki oleh CPNS Guru Bahasa Jepang
ETIKA PUBLIK:
Cermat
Seorang CPNS Guru Bahasa Jepang dengan cermat membuat lembar angket yang
sesuai dengan kebutuhan pengumpulan data
KOMITMEN MUTU:
Efisien
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam menerapkan nilai efisiensi memanfaatkan
aplikasi berbasis web dalam pembuatan angket
29
ANTI KORUPSI:
Jujur
Tidak melakukan plagiat terhadap angket yang sudah ada merupakan salah satu
penerapan nilai kejujuran yang dilakukan oleh CPNS Guru Bahasa Jepang
Kejelasan
Pengambilan data angket oleh CPNS Guru Bahasa Jepang untuk melihat minat dan
pengetahuan siswa harus dilakukan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan kegiatan.
NASIONALISME
Demokrasi
Untuk mencerminkan nilai demokrasi yang dilakukan oleh CPNS Guru Bahasa
Jepang, dalam tahap pengambilan data, responden diminta untuk mengisi survey
sesuai dengan pendapat dan keinginan mereka.
Adil
Dalam tahap pengambilan data oleh CPNS Guru Bahasa Jepang, semua siswa dan
siswi SMAN 1 Cangkringan, diminta untuk mengisi lembar survey, sebagai bentuk
penerapan nilai adil dalam melakukan suatu kegiatan.
ETIKA PUBLIK
Profesional
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang harus bersikap profesional, sehingga dalam
proses pengambilan data, tidak boleh menyebarkan data-data pribadi responden yang
telah diperoleh
KOMITMEN MUTU
Efisien
Selaku CPNS Guru Bahasa Jepang dalam melakukan pengambilan data dapat
menyebarkan survey kepada responden melalui media sosial atau media komunikasi
lainnya, sebagai wujud penerapan nilai efisiensi.
30
ANTI KORUPSI
Jujur
Dalam proses penyebaran angket, CPNS Guru Bahasa Jepang, benar-benar tidak
memalsukan jumlah data dan responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
survey sebagai bentuk tindakan yang jujur
Tanggung jawab
Sebagai bentuk tanggung jawab CPNS Guru Bahasa Jepang dalam melaksanakan
kegiatan, senantiasa melakukan pelaporan perkembangan kegiatan kepada kepala
sekolah mengenai hasil angket dari responden.
Transparan
Memberikan laporan hasil survey sesuai dengan data responden yang telah diterima,
merupakan salah satu bentuk perwujudan nilai transparansi.
NASIONALISME
Saling menghormati
ETIKA PUBLIK
Cermat
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam mengolah data hasil survey, haruslah
cermat agar tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data
Profesional
Dalam mengolah dan menganalisis data, harus dilakukan secara obyektif oleh CPNS
Guru Bahasa Jepang, agar dapat menerima hasil angket secara profesional
31
KOMITMEN MUTU
Efisien
Untuk melihat dan mengolah hasil survey, dapat dilakukan dengan memanfaatkan
aplikasi Google Form atau aplikasi pengolah data lainnya, sehingga dapat menghemat
waktu, biaya dan tenaga sebagai perwujudan tindakan yang efisien oleh CPNS Guru
Bahasa Jepang.
ANTI KORUPSI.
Jujur
Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam kegiatan ini, CPNS Guru Bahasa
Jepang tidak menambah maupun mengurangi hasil angket yang telah diperoleh
sebagai wujud tindakan jujur.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Disetujui oleh:
Mentor
32
CATATAN HASIL KEGIATAN
Mengetahui,
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat
33
LAPORAN PELAKSANAAN SURVEY BAHASA JEPANG
Oleh :
YANEKA HERMA RESTUTI, S.Pd.
PENDAHULUAN
Kegiatan pengumpulan informasi tentang minat dan pengetahuan siswa dalam
mempelajari Bahasa Jepang dengan menggunakan media angket ini bertujuan untuk
mengetahui ketertarikan siswa terhadap Bahasa Jepang, serta keterampilan yang ingin
dikuasai oleh siswa. Hasil analisis data yang dilakukan setelah proses pengambilan data,
dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana kegiatan kelompok belajar
Bahasa Jepang di SMA Negeri 1 Cangkringan.
Hasil analisis pernyataan 1: Saya pernah membaca artikel tentang budaya Jepang
melalui media cetak atau media massa
35
Diagram di atas adalah hasil dari pengolahan data pada aplikasi Spreadsheet
untuk pernyataan 1. Berdasarkan diagram di atas diperoleh data, yaitu 68,1% dari
responden menyatakan setuju pernah membaca artikel tentang budaya Jepang, 15,9%
menyatakan sangat setuju, 14,5% menyatakan tidak setuju, dan 1,4% menyatakan sangat
tidak setuju. Dari hasil pengolahan data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
pernah membaca artikel tentang budaya Jepang
Hasil analisis pernyataan 2: Saya pernah melihat liputan di media tayang tentang
budaya Jepang
Pada diagram di atas, jumlah responden yang menyatakan setuju pernah melihat liputan
tentang budaya Jepang pada media tayang sejumlah 63,8% atau 44 responden.
Responden yang menyatakan sangat setuju sejumlah 17 responden atau 24,6%.
Selebihnya responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-
masing sejumlah 7,2% dan 4,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang
pernah melihat liputan tentang budaya Jepang di media tayang memiliki jumlah lebih besar
daripada yang belum pernah melihat.
36
Hasil analisis pernyataan 3: Saya pernah membaca atau melihat buku pedoman
belajar Bahasa Jepang
37
Berdasarkan pernyataan nomor 1 hingga nomor 3, disusun pernyataan nomor 4,
untuk melihat tingkat ketertarikan responden. Dari diagram di atas diperoleh data sebagai
berikut 53,6% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ke-4, 34,8% menyatakan
sangat setuju, masing-masing 10,1% dan 1,4% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari 70 responden yang mengisi angket,
61 orang memiliki rasa tertarik untuk mempelajari Bahasa Jepang.
Hasil analisis pernyataan 5: Saya ingin mengenal budaya Jepang lebih jauh
Bagian ini menganalisis data yang diperoleh dari angket dengan pernyataan “Saya
ingin mengenal budaya Jepang lebih jauh”. Dari data yang telah diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa 63 responden ingin mengenal budaya Jepang lebih jauh, dengan uraian
sebagai berikut, 1,4 % responden menyatakan “sangat tidak setuju”, 7,2% menyatakan
“tidak setuju”, 29% menyatakan “sangat setuju”, dan 62,3% menyatakan “setuju”.
38
Hasil analisis pernyataan 6: Saya ingin dapat membaca dan menulis dalam bahasa
Jepang
39
Hasil analisis pernyataan 7: Saya ingin dapat berbicara dalam Bahasa Jepang
Pada diagram di atas, jumlah responden yang menyatakan setuju pada pernyataan
“saya ingin dapat berbicara dalam Bahasa Jepang” sejumlah 53,6% atau 37 responden.
Responden yang menyatakan sangat setuju sejumlah 26 responden atau 37,7%.
Selebihnya responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-
masing sejumlah 7,2% dan 1,4%, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden ingin
dapat berbicara dalam Bahasa Jepang.
Hasil analisis pernyataan 8: Bila berkesempatan untuk belajar Bahasa Jepang, saya
lebih suka belajar secara mandiri
40
Dari diagram di atas diperoleh data, yaitu 4 orang responden menyatakan “sangat
setuju” pada pernyataan 8, 7 responden menyatakan “sangat tidak setuju”, 18 responden
menyatakan “setuju”, dan 40 responden menyatakan “tidak setuju”, sehingga dapat
disimpulkan bahwa 58% responden tidak memilih cara belajar secara mandiri.
Hasil analisis pernyataan 9: Bila berkesempatan untuk belajar Bahasa Jepang, saya
lebih suka belajar dengan teman dan didampingi tutor
Pada diagram di atas, jumlah responden yang menyatakan setuju pada pernyataan
“Bila berkesempatan untuk belajar Bahasa Jepang, saya lebih suka belajar dengan teman
dan didampingi tutor” sejumlah 37 orang. Responden yang menyatakan sangat setuju
sejumlah 27 orang. Selebihnya responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju masing-masing sejumlah 4 orang dan 2 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa
responden lebih suka belajar secara berkelompok.
PENUTUP
Kegiatan pencarian informasi mengenai minat dan pengetahuan siswa dalam
mempelajari Bahasa Jepang telah dilaksanakan dengan baik. Dari hasil survey yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa responden, dalam hal ini adalah siswa, memiliki minat
dan ketertarikan untuk mempelajari Bahasa Jepang untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa asing mereka. Data yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai dasar
penyusunan rencana kegiatan jangka pendek maupun menengah kegiatan kelompok
belajar Bahasa Jepang.
42
DOKUMENTASI KEGIATAN 1
Sub Kegiatan 1: Menyusun angket minat dan pengetahuan siswa dalam mempelajari
Bahasa Jepang
43
Sub Kegiatan 2: Melakukan pengambilan data survey minat dan pengetahuan siswa
dalam mempelajari Bahasa Jepang
Gambar 19 Hasil Tangkapan Layar Percakapan dengan Wali Kelas saat Kegiatan
Pengambilan Data
44
Sub Kegiatan 3: Melakukan analisis data survey minat dan pengetahuan siswa dalam
mempelajari Bahasa Jepang
45
Gambar 22 Tangkapan Layar Lembar Survey Pada Aplikasi Google Form
46
2. AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(KEGIATAN 2)
Kegiatan/Sub Kegiatan 2:
Kegiatan/Output sub
Merencanakan kegiatan kelompok belajar
kegiatan
Sub Kegiatan:
Output Kegiatan 2:
47
Permendikbud tersebut telah dicantumkan aturan dasar, jenis
ekstrakurikuler, tujuan dibuatnya ekstrakurikuler, dan
pemanfaatan sumber daya sekolah. Sebelum penyusunan
program kegiatan dimulai, penulis mencari permendikbud
tersebut dengan menggunakan layanan mesin pencari Google
Search, yang kemudian di unduh dan dipelajari dengan
seksama.
Penyusunan program kegiatan kelompok belajar Bahasa
Jepang diawali dengan menentukan latar belakang, tujuan,
dan sasaran peserta kelompok belajar. Kemudian, disusunlah
rencana kegiatan rutin mingguan, bulanan dan semester,
secara berurutan sehingga diperoleh suatu kesinambungan
kompetensi dan keterampilan yang akan diperoleh siswa
selama satu tahun pelaksanaan kegiatan kelompok belajar
Bahasa Jepang.
Kegiatan kelompok belajar ini diharapkan dapat
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian siswa secara
optimal serta mendukung peningkatan prestasi siswa baik
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Hambatan Siswa SMAN 1 Cangkringan belum pernah mendapatkan
pelajaran Bahasa Jepang secara formal, sehingga kegiatan
kelompok belajar Bahasa Jepang harus dimulai dari dasar.
Selain itu, sumber belajar yang sesuai dengan tingkat usia dan
pemahaman siswa masih sulit ditemukan di toko buku maupun
di perpustakaan sekolah.
48
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata
Pelatihan:
Kegiatan 2:
Kegiatan ini mengacu pada aspek Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government sebagai berikut:
Manajemen ASN
Dalam melaksanakan tugas sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang pada tahap
penyusunan rencana kegiatan kelompok belajar, harus membuat perencanaan yang
terstruktur sebagai bentuk tanggung jawab kepada siswa
Pelayanan Publik
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang memberikan kesempatan tanpa unsur
diskriminatif, kepada semua calon siswa, dalam hal ini siswa dan siswi SMAN 1
Cangkringan, untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang.
Whole of Government
Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, wakasek, dan wali kelas berkaitan
dengan perencanaan kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang di SMAN 1
Cangkringan, sebagai wujud dari penerapan konsep WoG dalam lingkup instansi kerja.
Keterkaitan nilai dasar PNS dalam pelaksanaan sub-kegiatan pada kegiatan 2 sebagai
berikut:
AKUNTABILITAS:
Konsistensi
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam membuat tujuan dan konsep kegiatan
kelompok belajar Bahasa Jepang, tidak boleh menyimpang dari dasar hukum atau
Peraturan Pemerintah yang berlaku, sehingga tujuan dan konsep kegiatan kelompok
belajar konsisten dan sesuai target yang ditentukan
49
NASIONALISME:
Rela berkorban
ETIKA PUBLIK:
Cermat
Dalam tahap ini, penulis sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang harus cermat dalam
mencari informasi terkait dasar hukum kegiatan kelompok belajar, termasuk
berkonsultasi dengan wakasek kurikulum, kesiswaan, serta sarana dan prasarana.
KOMITMEN MUTU:
Kualitas Mutu
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam menentukan rencana kegiatan kelompok
belajar tetap mengedepankan kualitas mutu kegiatan, tanpa mengenyampingkan
dasar hukum yang berlaku.
ANTI KORUPSI:
Jujur
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam menyusun rencana kegiatan kelompok
belajar harus bersikap jujur dan tidak bertentangan dengan aturan yang telah
tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
Konsistensi
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang dalam penyusunan kegiatan kelompok belajar
harus ada konsistensi antara rencana program mingguan, bulanan dengan
semester, sehingga ada titik temu dalam pencapaian tujuan kegiatan
50
Kejelasan
Dalam penyusunan program kegiatan penulis sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang
harus jelas dalam membagi materi dan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pencapaian tujuan kegiatan.
NASIONALISME:
ETIKA PUBLIK:
Akurat
Untuk memastikan bahwa program kegiatan kelompok belajar telah akurat sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang harus
menyusun program kegiatan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku dan hasil
pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnyaa
KOMITMEN MUTU:
Kreatif
Untuk menghindari kegiatan kelompok belajar yang monoton maka sebagai CPNS
Guru Bahasa Jepang, menyusun program kegiatan yang bervariasi, sebagai bentuk
dari kegiatan yang kreatif demi menciptakan sebuah kegiatan belajar yang kondusif
dan menyenangkan.
ANTI KORUPSI:
Kepedulian
51
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan
ini:
Disetujui oleh:
Mentor
52
CATATAN HASIL KEGIATAN
Mengetahui,
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat
53
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN
Jalan Merapi Golf, Bedoyo Wukirsari, Cangkringan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Kode Pos 55583 Telpon (0274) 896273 faksimile (0274) 896131
Website: www.sman1cangkringan.sch.id Email: sma1cangkringan@gmail.com
RANCANGAN KEGIATAN
KELOMPOK BELAJAR BAHASA JEPANG
TAHUN 2019
I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pengembangan diri seluruh siswa SMA Negeri 1 Cangkringan
khususnya siswa kelas X dan XI dalam bidang Bahasa Jepang, maka perlu diadakan
kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang sebagai salah satu wujud kegiatan
ekstrakurikuler yang diharapkan mendukung peningkatan prestasi dan kemampuan
siswa SMA Negeri 1 Cangkringan dalam keterampilan berbahasa asing. Kegiatan
kelompok belajar ini dilaksanakan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat
dan keterampilan siswa di luar kegiatan pembelajaran. Kegiatan kelompok belajar ini
diharapkan bisa menjadi sarana untuk setiap siswa agar dapat mempelajari Bahasa
Jepang dan menambah wawasan budaya serta kompetensi siswa dalam berbahasa
asing. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelatihan mengenai
struktur kalimat dalam Bahasa Jepang dan penggunaannya dalam kegiatan sehari-
hari, dan melibatkan siswa pada kegiatan-kegiatn lomba baik akademis maupun non
akademis. Kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang tersebut akan diadakan
seminggu sekali dan selama 90 menit.
54
IV. TEMA KEGIATAN
“KELOMPOK BELAJAR NIHONGO KURABU SEBAGAI SARANA
PENGEMBANGAN DIRI DAN KREATIFITAS SISWA SMAN 1 CANGKRINGAN”
V. BENTUK KEGIATAN
Peningkatan keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Jepang dalam
bentuk kelompok belajar siswa
VI. PESERTA
Peserta yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler adalah peserta didik kelas X dan XI
yang berminat.
VII. TUJUAN
Tujuan Pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler debat Bahasa Inggris ini adalah:
VIII. ANGGARAN
Terlampir
55
IX. PENUTUP
Demikian rancangan kegiatan Kelompok Belajar Bahasa Jepang di SMA Negeri 1
Cangkringan Tahun 2019/2020. Diharapkan akan terwujud kegiatan yang dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. “Tak ada
gading yang tak retak”, tidak ada yang sempurna di dunia ini, pasti walaupun sedikit
ada cacatnya atau kurangnya.
Mengetahui
56
RENCANA JADWAL KEGIATAN
57
No Minggu ke- Kegiatan
4 4 “Bunka”, mengenal dan memahami budaya
Jepang tradisional maupun pop-culture
No Bulan Kegiatan
1 Juli -
2 Agustus ▪ Mempelajari huruf Hiragana A-To
▪ Mempelajari cara berkenalan dalam
bahasa Jepang
▪ Latihan percakapan
6 Desember -
7 Januari -
8 Februari ▪ Mempelajari huruf Katakana A-To
▪ Mempelajari cara menyebutkan anggota
keluarga dalam bahasa Jepang
▪ Latihan percakapan
58
No Bulan Kegiatan
9 Maret ▪ Mempelajari huruf Katakana Na-Yo
▪ Mempelajari cara mendeskripsikan
anggota keluarga
▪ Latihan percakapan
12 Juni -
59
ANGGARAN KEGIATAN KELOMPOK BELAJAR
“NIHONGO KURABU”
60
DOKUMENTASI KEGIATAN 2
61
Gambar 25 Membaca dasar hukum dan referensi penyusunan rancangan kegiatan
kelompok belajar
62
Sub Kegiatan 2: Menyusun rencana program semester, bulanan, dan mingguan
63
Gambar 28 Kegiatan Penyusunan Rancangan Kegiatan Kelompok Belajar
64
3. AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(KEGIATAN 3)
Kegiatan/Sub Kegiatan 3:
Kegiatan/Output sub
Mempersiapkan rancangan e-modul pendamping kelompok
kegiatan
belajar
Sub Kegiatan:
Output Kegiatan 3:
65
Pada tahapan penyusunan rancangan e-modul ini,
disusun komponen-komponen e-modul sesuai dengan buku
panduan, dan juga penggunaan fitur Styles untuk menjaga
agar format dokumen tetap konsisten serta memudahkan
pelaksanaan kegiatan ke-4.
Hambatan Kurangnya pemahaman penulis tentang penerapan fitur Styles
pada aplikasi Microsoft Office.
Kegiatan 3:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, harus dapat memfasilitasi siswa untuk dapat
memperoleh sumber belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar mandiri. Dalam
hal ini, maka dikembangkan sebuah modul berbasis buku elektronik, yang efisien dari
pemanfaatan sumber daya, biaya dan waktu.
Whole Of Government
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, senantiasa berkoordinasi dengan jajaran staf di
SMAN 1 Cangkringan pada setiap tahapan kegiatan pelaksanaan aktualisasi.
66
Keterkaitan nilai dasar PNS dalam pelaksanaan sub-kegiatan pada kegiatan 2 sebagai
berikut:
AKUNTABILITAS:
Tanggung jawab
Dalam tahapan kegiatan persiapan penyusunan e-modul ini, CPNS Guru Bahasa
Jepang wajib mempelajari panduan pengembangan e-modul sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Dengan harapan setelah
mempelajari buku panduan, dapat menghasilkan suatu format e-modul yang dapat
digunakan dalam penyampaian bahan ajar.
NASIONALISME:
Rela Berkorban
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang harus rela berkorban untuk mempelajari
panduan pengembangan e-modul, dalam upaya mendukung pelaksanaan kegiatan
kelompok belajar Bahasa Jepang, dan memudahkan siswa dalam belajar secara
mandiri.
ETIKA PUBLIK:
Cermat
KOMITMEN MUTU:
Kreatif
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, mempelajari cara memasukkan gambar, audio,
video maupun pranalar dalam panduan pengembangan e-modul, sebagai
perwujudan nilai kreatif dalam penyusunan alat belajar mandiri, sehingga mendorong
motivasi untuk belajar.
67
ANTI KORUPSI:
Kemandirian
Dalam bekerja sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang tentunya harus memiliki sikap
kemandirian dalam bersikap dan bertindak, karena kemandirian dalam bekerja akan
menjauhkan kita dari hal-hal yang akan mempengaruhi kita dalam bertindak.
Bersikap mandiri dalam mempelajari panduan pengembangan e-modul, dapat
mengurangi resiko kita untuk bergantung pada bantuan orang lain.
AKUNTABILITAS:
Kejelasan
NASIONALISME:
Rela berkorban
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang harus siap rela berkorban, untuk menyusun
rancangan e-modul demi kelancaran kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang,
sehingga mendukung perkembangan siswa menjadi insan yang kreatif dan
berkompeten.
ETIKA PUBLIK:
Tanggung jawab
Dalam kegiatan penyusunan rancangan e-modul ini, CPNS Guru Bahasa Jepang
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional sebagai bentuk
tanggung jawab, sehingga dapat tersusun suatu rancangan e-modul yang dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan kegiatan
kelompok belajar Bahasa Jepang
68
KOMITMEN MUTU:
Kreatif
Rasa jenuh akan menjadi penyebab kemalasan dalam belajar. Untuk menghindari
hal tersebut perlu diciptakan hal-hal baru sebagai bentuk kreatifitas. Dalam
penyusunan rancangan e-modul ini, CPNS Guru Bahasa Jepang harus mampu
membuat suatu rancangan yang inovatif, menarik, serta unik, tanpa mengabaikan
tujuan dibuatnya rancangan e-modul dan tetap berpatokan pada panduan
penyusunannya.
ANTI KORUPSI:
Kerja Keras
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, harus siap dalam bekerja keras, bekerja cerdas
dan bekerja ikhlas. Dalam kaitannya dengan penyusunan rancangan e-modul,
bekerja keras dalam menyusun suatu rancangan yang sederhana, menarik, dan
bersikap ikhlas demi tercapainya suatu alat bantu belajar mandiri bagi peningkatan
keterampilan siswa.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan
ini:
Disetujui oleh:
Mentor
70
CATATAN HASIL KEGIATAN
Mengetahui,
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat
71
Format e-Modul
JUDUL
Identitas
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Proses Belajar
Petunjuk Umum Penggunaan e-Modul
Pendahuluan
Kegiatan Inti
72
Kegiatan Belajar 1
Ayo Berlatih!!!
Kegiatan Belajar 2
Ayo Berlatih!!!
Kegiatan Belajar 3
Penutup
Evaluasi :
Soal pilihan ganda
Refleksi :
Penghargaan :
DAFTAR PUSTAKA :
73
DOKUMENTASI KEGIATAN 3
74
Gambar 31 Mempelajari Pedoman Pengembangan e-Modul
75
4. AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(KEGIATAN 4)
Kegiatan/Sub Kegiatan 4:
Kegiatan/Output sub
Menyusun e-Modul pendamping kelompok belajar
kegiatan
Sub Kegiatan:
Output Kegiatan 4:
76
b. Lithium dan Readium, aplikasi yang digunakan untuk
membuka file e-pub. Lithium dapat diunduh pada aplikasi
Play Store pada ponsel android, sedangkan Readium
adalah ekstensi yang dapat ditambahkan pada Google
Chrome.
c. Format Factory, perangkat lunak yang digunakan untuk
merubah format file video maupun audio agar dapat terbaca
oleh aplikasi Sigil
Setelah semua perangkat lunak selesai diunduh dan
dipasang pada laptop, langkah berikutnya adalah merubah
rancangan e-modul dari format .doc menjadi format .html, yang
kemudian dibuka melalui perangkat lunak Sigil. Dengan
menggunakan perangkat lunak ini, penulis dapat
menambahkan cover, daftar isi, merapikan tata letak gambar,
menambahkan video dan menambahkan evaluasi untuk
siswa. Kemudian, dokumen yang telah siap dapat disimpan
dalam format e-pub, dan bisa dibaca menggunakan aplikasi
Lithium, Readium atau aplikasi pembaca e-pub yang lainnya.
Hambatan Dalam kegiatan menyusun e-modul ini, ada beberapa kendala
yang penulis temukan, yaitu:
77
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata
Pelatihan:
Kegiatan 4:
Manajemen ASN
Dalam menentukan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa, haruslah imbang
dan proporsional sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam penguasaan pengetahuan
dan keterampilan berbahasa.
Pelayanan Publik
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, harus dapat memfasilitasi siswa untuk dapat
memperoleh sumber belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar mandiri. Dalam
hal ini, maka dikembangkan sebuah modul berbasis buku elektronik, yang efisien dari
pemanfaatan sumber daya, biaya dan waktu.
Whole of Government
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, senantiasa berkoordinasi dengan jajaran staf di
SMAN 1 Cangkringan pada setiap tahapan kegiatan aktualisasi.
Keterkaitan nilai dasar PNS dalam pelaksanaan sub-kegiatan pada kegiatan 2 sebagai
berikut:
AKUNTABILITAS:
Konsistensi
Dalam penentuan bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah ada keterkaitan
antara tujuan kegiatan, bahan ajar yang disampaikan, dan akhirnya keterampilan
yang diharapkan dikuasai oleh siswa di akhir kegiatan. Hal tersebut merupakan salah
satu implementasi nilai konsistensi sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang.
78
NASIONALISME:
Demokrasi
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang selalu mengedepankan asas demokrasi dalam
setiap kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang, agar kegiatan yang dilaksanakan
selalu kondusif dan menyenangkan.
ETIKA PUBLIK:
Akurat
Dalam penentuan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, sebagai CPNS
Guru Bahasa Jepang harus memastikan materi tersebut akurat, mudah dimengerti,
sederhana, namun sesuai dengan kebutuhan siswa. Penentuan materi tersebut
harus disesuaikan dengan rencana kegiatan yang telah disusun, dan dilatarbelakangi
oleh analisis survey.
KOMITMEN MUTU:
Berkualitas
Sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang, agar dapat menyusun suatu bahan ajar yang
berkualitas, tidak bisa hanya menggunakan satu jenis sumber belajar, namun juga
dapat memanfaatkan situs-situs forum Bahasa Jepang maupun situs resmi yang
disediakan oleh Pemerintah Jepang yang ada di internet, sehingga dapat dilakukan
perbandingan teknik, teori, dan media pembelajaran.
ANTI KORUPSI:
Tanggung jawab
Dalam penyusunan bahan ajar dibutuhkan waktu, pikiran, dan tenaga. Namun dalam
pelaksanaannya tidak diperkenankan bagi penyusun materi untuk mengambil
keuntungan pribadi, dan tentu saja kegiatan penyusunan materi ini harus
dilaksanakan dengan ikhlas. Hal di atas adalah suatu bentuk pelaksanaan nilai
tanggung jawab sebagai CPNS Guru Bahasa Jepang.
79
b. Menyusun e-Modul berdasarkan rancangan yang telah disusun.
AKUNTABILITAS:
Kejelasan
Seorang CPNS Guru Bahasa Jepang dalam kegiatan pengembangan e-Modul, harus
jelas sesuai dengan tujuan awal yang telah ditentukan dalam program kegiatan
kelompok belajar, dan berpatokan pada konsep materi yang telah dipilih.
NASIONALISME:
Kepentingan Bersama
ETIKA PUBLIK:
Tepat
Seorang CPNS Guru Bahasa Jepang, dalam mengembangkan e-Modul, harus tepat
sesuai dengan kebutuhan siswa berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah
dilakukan sebelumnya. Selain itu e-Modul yang dikembangkan harus memiliki bahasa
yang komunikatif, sehingga menimbulkan rasa tertarik untuk mengikuti instruksi-
instruksi yang ada dalam e-Modul tersebut.
KOMITMEN MUTU:
Pengembangan e-Modul adalah salah satu cara yang dilakukan CPNS Guru Bahasa
Jepang agar kegiatan belajar siswa dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
baik di sekolah maupun di rumah, hingga tujuan dari kegiatan kelompok belajar, yaitu
pencapaian keterampilan berbahasa asing dapat tercapai.
Inovatif
80
ANTI KORUPSI:
Jujur
Bahwa dalam pengembangan e-Modul ini, seorang CPNS Guru Bahasa Jepang,
sebagai wujud sikap jujur, benar-benar menyusun e-Modul sesuai dengan hasil
pengumpulan data yang telah dilakukan, tujuan yang telah disepakati, tanpa
mengurangi maupun menambah data yang diperoleh.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan
ini:
Disetujui oleh:
Mentor
81
CATATAN HASIL KEGIATAN
Mengetahui,
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat
82
BUKTI FISIK MATERI “PERKENALAN DIRI [JIKOSHOUKAI]” YANG TELAH DISUSUN
DALAM BENTUK DOKUMEN
なんねんせいですか。
Identitas
Semester : 1
Kompetensi Dasar
3.2 Menunjukkan ungkapan memberi dan meminta informasi terkait perkenalan diri
(jikoshoukai) dan identitas diri, serta meresponnya pada teks interaksi transaksional
lisan dan tulis, dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan struktur teks yang sesuai
konteks penggunaannya
4.2 Mengemukakan ungkapan terkait perkenalan diri (jikoshoukai) dan identitas diri, serta
meresponnya pada teks interaksi transaksional lisan dan tulis, dengan memperhatikan
unsur kebahasaan dan struktur teks yang sesuai konteks penggunaannya
83
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan analisis, peserta didik dapat menggambarkan
tentang perkenalan diri (jikoshoukai) sesuai dengan konteks penggunaannya pada teks transaksional
lisan dan tulis, terampil menggunakan ungkapan yang menggambarkan tentang perkenalan diri
(jikoshoukai) sesuai dengan konteks penggunaannya pada teks transaksional lisan dan tulis dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan sehingga peserta didik dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli, dan
bertanggung jawab.
Peta Konsep
Proses Belajar
1. Siapkan buku teks pelajaran kalian (Buku Teks Pelajaran Bahasa Jepang 1 “Sakura” hal. 8-
10).
2. Bacalah pada BTP tersebut mengenai perkenalan diri dalam Bahasa Jepang.
3. Setelah memahami materi yang kalian baca pada BTP bahasa Jepang di atas, berlatihlah
dengan cara mengerjakan tugas-tugas yang terdapat pada UKBM ini, baik bekerja sendiri
maupun berdiskusi dengan teman.
84
4. Kerjakan UKBM ini di buku kerja maupun langsung pada UKBM di tempat yang telah
disediakan.
5. Kalian dapat belajar dan berlatih secara bertahap melalui kegiatan belajar yang telah
disediakan.
Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini, silahkan lihat video di bawah ini.
Nah, setelah melihat video di atas, menurut kalian materi apakah yang akan kalian pelajari pada modul
ini? Apakah kalian sudah bisa memperkenalkan diri dalam Bahasa Jepang?
Agar kalian bisa memperkenalkan diri dalam Bahasa Jepang, silahkan kalian lanjutkan ke kegiatan
belajar berikut dan ikuti petunjuk yang ada dalam modul ini.
Kegiatan Inti
Setelah kalian memikirkan uraian yang ada di pendahuluan, sekarang kalian akan memulai Kegiatan
Belajar 1.
Ayo kalian ikuti kegiatan belajar ini dengan penuh kesabaran, semangat, dan penuh konsentrasi!
Kegiatan Belajar 1
Bacalah uraian singkat materi dan contoh berikut dengan penuh konsentrasi !
85
CONTOH :
Setelah memperhatikan pola kalimat dan contoh kalimat di atas, kalian bisa berlatih dengan
menggunakan latihan substitusi di bawah ini!
Gantilah kata yang digaris bawah dengan kata yang tersedia di bawahnya.
86
4) Watashi wa (a)Joko desu. (b)MAN 1 no (c)seito desu.
Setelah berlatih dengan menggunakan latihan substitusi di atas, sudahkah kalian memahami
penggunaan dari pola kalimat pada kegiatan belajar 1? Cukup mudah bukan? Agar kalian semakin
mahir dalam menggunakan pola kalimat tersebut, mari mengerjakan soal latihan di bawah ini.
Ayo Berlatih!!!
Apabila kalian sudah berhasil menyelesaikan permasalahan di atas, maka kalian bisa melanjutkan ke
Kegiatan Belajar 2 berikut ini.
Kegiatan Belajar 2
87
Contoh:
Setelah memperhatikan pola kalimat dan contoh kalimat di atas, kalian bisa berlatih dengan
menggunakan latihan substitusi di bawah ini!
Gantilah kata yang digaris bawah dengan kata yang tersedia di bawahnya.
88
3) (a)Arya-san wa (b)SMAN 1 no seito desu.
Naahh, Apakah kalian sudah memahami penggunaan pola kalimat pada kegiatan belajar 2, setelah
berlatih dengan menggunakan latihan subtitusi di atas? Agar kalian semakin mahir dalam
menggunakan pola kalimat tersebut, mari mengerjakan soal latihan di bawah ini.
Ayo Berlatih!!!
Agar kalian semakin memahami cara menerapkan pola kalimat yang sudah kalian pelajari pada
Kegiatan Belajar 1 dan 2, silahkan melanjutkan ke Kegiatan Belajar 3 berikut ini:
Kegiatan Belajar 3
89
Setelah mempelajari percakapan di atas, apa yang kalian temukan? Sekarang cobalah untuk membuat
sebuah percakapan sederhana berdasarkan gambar yang ada di bawah ini.
1.
90
2.
3.
91
Setelah kalian menyelesaikan latihan pemahaman di atas, dapatkah kalian memperkenalkan diri
sendiri dan orang lain dalam bahasa Jepang? Diskusikanlah bersama teman kalian. Periksakan seluruh
pekerjaan kalian kepada Guru agar dapat diketahui penguasaan materi sebelum kalian diperbolehkan
belajar ke modul berikutnya.
Penutup
Dari serangkaian kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 3, tentu kalian dapat merasakan
pemahaman terhadap materi “ Jikoshoukai”. Untuk dapat melanjutkan ke modul selanjutnya tentu
kalian harus melalui tahapan dibawah ini, ikutilah dengan penuh semangat.
Evaluasi :
Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi Jikoshoukai lanjutkan kegiatan berikut
untuk mengevaluasi penguasaan kalian!
92
Refleksi :
Hmm..,
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1-2, berikut diberikan Tabel
untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari.
Beri tanda “ ” pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kondisi kalian !
REFLEKSI
No Pertanyaan Ya Tidak
Jika jawaban kalian masih terdapat “ ” pada kolom “Tidak”, maka pelajarilah kembali materi tersebut
dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar
3 dengan penuh kesabaran. Hanya kalian sendiri yang tahu kondisi masing-masing.
Penghargaan :
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi JIKOSHOUKAI dalam rentang 0 – 100, tuliskan ke dalam
tempat yang tersedia.
93
Tindak Lanjut :
Peserta didik yang telah memenuhi semua checklist pada kolom “sudah”, maka peserta didik tersebut
direkomendasikan dapat mengikuti Tes Formatif yang telah disiapkan.
DAFTAR PUSTAKA :
(1) Japan Foundation Jakarta. 2009. Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura 1. Jakarta: Japan Foundation
Jakarta.
(2) Japan Foundation Jakarta. 2017. Nihongo Kira-kira buku 1. Jakarta: Erlangga.
94
DOKUMENTASI KEGIATAN 4
Sub Kegiatan 1: Menentukan materi yang akan disampaikan pada siswa sesuai
rencana mingguan yang telah disusun
95
Gambar 34 Tangkapan Layar Materi Pada e-modul
96
Sub Kegiatan 2: Menyusun e-modul berdasarkan rancangan yang telah disusun
Gambar 36 Tampilan e-modul pada Google Chrome dengan menggunakan ekstensi Readium
97
Gambar 37 Tampilan e-modul pada aplikasi Lithium
98
BAB III
ANALISA DAMPAK
99
b. Bagi Diri Sendiri
Apabila rancangan kegiatan tidak disusun, maka penulis sebagai
pembina kelompok belajar, tidak akan bisa menyampaikan materi secara
terstruktur, sehingga keterampilan yang diharapkan dikuasai oleh siswa tidak
akan bias dicapai dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
100
D. Analisa Dampak Kegiatan 4
a. Bagi Organisasi
Penggunaan media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen
dalam kegiatan belajar, yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Pemanfaatan alat bantu belajar untuk menunjang kegiatan kelompok belajar,
bukan hanya untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas kegiatan belajar,
namun juga untuk meningkatkan penguasaan materi oleh pengampu dan siswa.
Oleh karena itu dikembangkan suatu alat bantu belajar berupa e-Modul yang
dapat menimbulkan daya tarik siswa dalam penyerapan materi. Apabila
kegiatan ini tidak dilaksanakan dapat berakibat pada kurang berkembangnya
keterampilan guru dalam membuat media yang kreatif dan inovatif.
101
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penulisan laporan ini adalah sebagai tindak lanjut dari penulisan rancangan
aktualisasi yang telah penulis seminarkan pada Rabu, 12 Juni 2019. Semua
kegiatan yang direncanakan dalam rancangan aktualisasi telah dilaksanakan
penulis selama masa aktualisasi. Adapun kesimpulan yang dapat dipetik selama
aktualisasi, antara lain:
102
B. SARAN
Berikut saran yang dapat diberikan penulis, antara lain kepada:
1. Bandiklat DIY
Kepada BANDIKLAT DIY agar tetap menjaga kualitas pelayanan kepada setiap
peserta diklat agar tidak terjadi keluhan dari peserta diklat
2. Kepala SMA N 1 Cangkringan
Dengan adanya kegiatan akualisasi ini penulis berharap agar Kepala SMA N 1
Cangkringan senantiasa memberikan contoh yang baik serta membimbing guru
dan tenaga pendidik agar bertanggung jawab dan amanah.
3. Calon ASN
Kepada teman-teman calon ASN agar nilai-nilai ANEKA tetap diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan instansi maupun di rumah.
103
6 Manajemen ASN Konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsi
sesuai dengan peraturan.
7 Whole of Government Membangun kerjasama yang baik dengan
seluruh warga sekolah dan melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.
8 Pelayanan Publik Mengedapankan pelayanan yang akurat,
ramah, dan tepat waktu.
Adapun rencana aksi sebagai tindak lanjut aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
jabatan guru Bahasa Jepang ahli pertama di SMA negeri 1 Cangkringan adalah
sebagai berikut:
1. Menyaring siswa yang memiliki potensi dalam bidang Bahasa Jepang untuk
mengikuti perlombaan-perlombaan akademik dan non akademik.
2. Mendampingi kegiatan kelompok belajar Bahasa Jepang secara rutin dan
penuh kesungguhan.
3. Selalu menyesuaikan kegiatan kelompok belajar sesuai dengan kebutuhan
siswa.
4. Tetap membuat sumber belajar berupa e-modul untuk mendampingi kegiatan
kelompok belajar.
104
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Kelompok belajar Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No. 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya. Yogyakarta: Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 101 Tahun 2015 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Yogyakarta:
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Idris, Irfan, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Analisis Isu Kontemporer.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kusumasari, Bevaola, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Latief, Yudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Pelayanan Publik.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Whole of
Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III, Antikorupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufik. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III, Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
2
LAMPIRAN