PENDAHULUAN
1
Berikut enam indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) antara lain
mengidentifikasi pasien dengan benar; meningkatkan komunikasi yang efektif;
meningkatkan keamanan obat-obatan yan harus diwaspadai; memastikan lokasi
pembedahan yang benar; pembedahan pada pasien yang benar; mengurangi risiko
infeksi akibat perawatan kesehatan; dan mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Kesalahan karena kekeliruan identifikasi pasien sering terjadi di semua aspek diagnosis
dan pengobatan, sehingga diperlukan adanya ketepatan identifikasi pasien. Kesalahan
identifikasi pasien di awal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada
tahap selanjutnya (WHO 2007). Rumah sakit diharuskan menjamin kebenaran proses
identifikasi sejak pasien pertama kali didaftarkan (Setyowati, 2010). Keadaan yang dapat
membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah
tempat tidur, atau mengalami situasi lainnya. Dalam prosedur mengidentifikasi pasien
dengan benar dapat dilakukan dengan cara penggunaan gelang identitas yang terdapat
nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis untuk memastikan ketepatan pasien
yang akan menerima layanan atau tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau
tindakan yang dibutuhkan oleh pasien.
Contoh pelayanan kesehatan dan pengobatan yang memerlukan identifikasi:
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, tindakan operasi, pemberian obat,
pemberian darah atau produk darah, dan lain-lain. Semua pasien rawat inap atau rawat
jalan, IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan yang akan menjalani suatu prosedur atau
tindakan harus diidentifikasi dengan benar selama menjalani masa perawatan di Rumah
Sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah salah pasien, salah tindakan dan salah
prosedur. Untuk itu, pasien harus diidentifikasi melalui gelang identitasnya.
Kejadian insiden terkait ketepatan identifikasi pasien di Indonesia menjadi terbanyak
kedua dengan perolehan 31,51% dari semua insiden keselamatan pasien (IKP), namun
menurut KARS (2017) capaian ketepatan identifikasi pasien sudah dilaksanakan namun
belum optimal.
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2018 - 2020
Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H.Abdul Moeloek
2
Provinsi Lampung Agustus – Oktober Tahun 2021
Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek untuk menangani pasien dengan
kegawatdaruratan. Berdasarkan observasi dan pengalaman penulis setelah bekerja
selama ± 9 bulan di Ruang IGD kebanyakan keluarga dan pasien menganggap
penggunaan gelang identitas itu bertujuan agar pasien tidak kabur dari rumah sakit dan
mereka menganggap gelang yang mereka gunakan hanya gelang warna biasa sehingga
sering dilepas. Berdasarkan komunikasi dengan mentor dan pembimbing serta masukan
dari rekan sejawat sehingga penulis mengambil rancangan aktualisasi dengan isu “Masih
adanya kesalahan identifikasi pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung”.
Sumber: https//rsudam.lampungprov.go.id
3
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) merupakan rumah
sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan seluruh kabupaten yang berada di
Lampung dan merupakan satu-satunya rumah sakit bertipe A yang mempunyai Tugas
Pokok dan Fungsi dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, memiliki peran dan fungsi strategis, oleh
karenanya dituntut untuk memiliki dokumen Laporan Kegiatan setiap tahunnya sebagai
wujud informasi dan data lengkap baik data rawat jalan, rawat inap, serta penunjang..
Memiliki hampir 1000 orang pegawai baik yang tenaga kesehatan maupun non
kesehatan. Mampu menampung sekitar 500 pasien dalam satu kali perawatan. Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung merupakan Rumah Sakit
milik Pemerintah Provinsi Lampung kebanggaan masyarakat Lampung yang telah
terakreditasi “Tingkat Paripurna” versi KARS 2012.
4
2. Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan rumah sakit.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan rumah sakit.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur di bidang pelayanan rumah
sakit.
e. Pengelolaan administratif.
1.2.4 Motto
Nilai-nilai yang berlaku pada RSUD H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah
Aktif, Segera, Ramah, dan Inovatif. Nilai-nilai ini dijadikan motto dengan akronim ASRI.
Penerapan nilai-nilai ASRI dilakukan pada kehidupan sehari-hari dalam pelayanan
kepada masyarakat.
5
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PELAYANAN
Ka. Bidang Ka. Bidang
Keperawatan Pelayanan
Ka. Instalasi Gawat Darurat
Dokter Jaga
IGD
Koordinator IGD Koordinator IGD
Bagan 1.2 Struktur Organisasi Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
6
1.2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Berdasarkan Permenpan RB No. 35 Tahun 2019 tentang Nomenklatur Jabatan
Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah, Uraian kegiatan
tugas jabatan fungsional perawat kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan, ditetapkan
dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal
bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
7
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, sebagai perawat
terampil yang bekerja di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, salah satu tugas
pokok dan fungsinya untuk memfasilitasi penggunaan alat-alat
pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
individu dalam rangka upaya preventif, selanjutnya berdasarkan tugas pokok dan
fungsi ini diidentifikasi isu:
1. Kurang efektifnya komunikasi terapeutik terhadap keluarga dan pasien dalam
pemberian asuhan keperawatan
2. Masih adanya kesalahan identifikasi pasien
3. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan pasien.
KELAYAKAN
AKTUAL
8
Tidak
3 Belum optimalnya pendokumentasian −¿ √ −¿ √ Memenuhi
asuhan keperawatan pasien
Syarat
Keterangan:
1. Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Problematik : Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
3. Kekhalayakan : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan : Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Isu ini akan menjadi buruk jika tidak ditangani, karena dapat menimbulkan
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan tindakan medis dan kebanyakan keluarga menganggap
penggunaan gelang identitas agar pasien tidak kabur dari rumah sakit dan mereka
menganggap gelang yang mereka gunakan hanya gelang warna biasa.
1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan aktualisasi (habituasi) adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
perawat yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) dalam melaksanakan tugas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung dan diharapkan dapat menjadi budaya kerja sehingga terciptanya keselamatan
pasien.
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Sebagai persyaratan kelulusan Latsar CPNS Golongan II Angkatan XVII di lingkungan
Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2021.
2. Sebagai deskripsi langkah kegiatan upaya meningkatkan pengetahuan keluarga dan
pasien mengenai pentingnya penggunaan gelang identitas pada pasien di Ruang IGD
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
1.5 MANFAAT
Adapun manfaat penulisan rancangan aktualisasi ini adalah:
1.5.1 Bagi Keluarga dan Pasien
Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya penggunaan gelang identitas.
1.5.2 Bagi Organisasi
Sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan
yang akan menciptakan kepercayaan masyarakat serta terwujudnya visi, misi, dan
budaya kerja di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
1.5.3 Bagi Peserta Latsar CPNS
Diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas,
10
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi serta kedudukan dan peran ASN
dalam melaksanakan tugas jabatannya dengan kreatif dan inovatif dalam mengatasi
masalah.
11