Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN)
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas serta memperkuat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), CPNS wajib
menjalani masa prajabatan selama 1 tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Latsar
CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilaksanakan
secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Latsar ini diselenggarakan
dengan memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan,
dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan sehingga menghasikan
ASN profesional yang berkarakter dalam melaksanakan nilai-nilai dasar profesi ASN yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA), Whole of Government, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN. Agar
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dapat dilaksanakan dengan baik, maka peserta
Latsar CPNS perlu membuat rancangan aktualisasi yang kemudian akan diaktualisasikan
di tempat tugas masing-masing.
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, jabatan fungsional perawat
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sebagai perawat terampil salah satu tugas pokok dan fungsinya
untuk memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.

1
Berikut enam indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) antara lain
mengidentifikasi pasien dengan benar; meningkatkan komunikasi yang efektif;
meningkatkan keamanan obat-obatan yan harus diwaspadai; memastikan lokasi
pembedahan yang benar; pembedahan pada pasien yang benar; mengurangi risiko
infeksi akibat perawatan kesehatan; dan mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Kesalahan karena kekeliruan identifikasi pasien sering terjadi di semua aspek diagnosis
dan pengobatan, sehingga diperlukan adanya ketepatan identifikasi pasien. Kesalahan
identifikasi pasien di awal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada
tahap selanjutnya (WHO 2007). Rumah sakit diharuskan menjamin kebenaran proses
identifikasi sejak pasien pertama kali didaftarkan (Setyowati, 2010). Keadaan yang dapat
membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah
tempat tidur, atau mengalami situasi lainnya. Dalam prosedur mengidentifikasi pasien
dengan benar dapat dilakukan dengan cara penggunaan gelang identitas yang terdapat
nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis untuk memastikan ketepatan pasien
yang akan menerima layanan atau tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau
tindakan yang dibutuhkan oleh pasien.
Contoh pelayanan kesehatan dan pengobatan yang memerlukan identifikasi:
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, tindakan operasi, pemberian obat,
pemberian darah atau produk darah, dan lain-lain. Semua pasien rawat inap atau rawat
jalan, IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan yang akan menjalani suatu prosedur atau
tindakan harus diidentifikasi dengan benar selama menjalani masa perawatan di Rumah
Sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah salah pasien, salah tindakan dan salah
prosedur. Untuk itu, pasien harus diidentifikasi melalui gelang identitasnya.
Kejadian insiden terkait ketepatan identifikasi pasien di Indonesia menjadi terbanyak
kedua dengan perolehan 31,51% dari semua insiden keselamatan pasien (IKP), namun
menurut KARS (2017) capaian ketepatan identifikasi pasien sudah dilaksanakan namun
belum optimal.
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2018 - 2020

Kunjungan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020


(Pasien)

Total 28.885 27.721 17.523

Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H.Abdul Moeloek
2
Provinsi Lampung Agustus – Oktober Tahun 2021

Kunjungan Agustus September Oktober


(Pasien)

Total 28.885 27.721 17.523

Tabel 1.3 Data Kesalahan Identifikasi Pasien di Ruang IGD


Bulan Agustus September Oktober
Jumlah 2 2 3

*Sumber Data Ruang IGD

Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek untuk menangani pasien dengan
kegawatdaruratan. Berdasarkan observasi dan pengalaman penulis setelah bekerja
selama ± 9 bulan di Ruang IGD kebanyakan keluarga dan pasien menganggap
penggunaan gelang identitas itu bertujuan agar pasien tidak kabur dari rumah sakit dan
mereka menganggap gelang yang mereka gunakan hanya gelang warna biasa sehingga
sering dilepas. Berdasarkan komunikasi dengan mentor dan pembimbing serta masukan
dari rekan sejawat sehingga penulis mengambil rancangan aktualisasi dengan isu “Masih
adanya kesalahan identifikasi pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung”.

1.2 DESKRIPSI ORGANISASI


1.2.1 Profil Rumah Sakit
Gambar 1.1 RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Sumber: https//rsudam.lampungprov.go.id

3
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) merupakan rumah
sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan seluruh kabupaten yang berada di
Lampung dan merupakan satu-satunya rumah sakit bertipe A yang mempunyai Tugas
Pokok dan Fungsi dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, memiliki peran dan fungsi strategis, oleh
karenanya dituntut untuk memiliki dokumen Laporan Kegiatan setiap tahunnya sebagai
wujud informasi dan data lengkap baik data rawat jalan, rawat inap, serta penunjang..
Memiliki hampir 1000 orang pegawai baik yang tenaga kesehatan maupun non
kesehatan. Mampu menampung sekitar 500 pasien dalam satu kali perawatan. Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung merupakan Rumah Sakit
milik Pemerintah Provinsi Lampung kebanggaan masyarakat Lampung yang telah
terakreditasi “Tingkat Paripurna” versi KARS 2012.

1.2.2 Visi dan Misi


1. Visi
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek memiliki visi “Rumah Sakit Unggul Dalam Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Kesehatan di Sumatera”.
2. Misi
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek memiliki visi antara lain:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
b. Menyelenggarakan proses pendidikan dan penelitian yang mengarah pada
pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan perumahsakitan
yang menunjang pelayanan kesehatan prima berdasar standar nasional dan
internasional.

1.2.3 Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek berdasarkan Peraturan Gubernur
Provinsi Lampung No. 6 Tahun 2015 sebagai berikut.
1. Tugas pokok
Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang layanan rumah sakit,
tugas dekonsentrasi dan tugas perbantuan yang diberikan pemerintah kepada
Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur.

4
2. Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan rumah sakit.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan rumah sakit.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur di bidang pelayanan rumah
sakit.
e. Pengelolaan administratif.

1.2.4 Motto
Nilai-nilai yang berlaku pada RSUD H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah
Aktif, Segera, Ramah, dan Inovatif. Nilai-nilai ini dijadikan motto dengan akronim ASRI.
Penerapan nilai-nilai ASRI dilakukan pada kehidupan sehari-hari dalam pelayanan
kepada masyarakat.

1.2.5 Struktur Organisasi


Bagan 1.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung

5
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PELAYANAN
Ka. Bidang Ka. Bidang
Keperawatan Pelayanan
Ka. Instalasi Gawat Darurat

Supervisor Kepala Ruangan IGD

Dokter Jaga
IGD
Koordinator IGD Koordinator IGD

Ka. Tim I Ka. Tim II Ka. Tim III Ka. Tim IV


Adm &
Pelaporan
Anggota Anggota Anggota Anggota

Pekarya Petugas Transfer Pasien Petugas


Billing

Bagan 1.2 Struktur Organisasi Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
6
1.2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Berdasarkan Permenpan RB No. 35 Tahun 2019 tentang Nomenklatur Jabatan
Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah, Uraian kegiatan
tugas jabatan fungsional perawat kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan, ditetapkan
dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal
bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.

1.3 DESKRIPSI ISU


1.3.1 Penetapan Isu
Isu merupakan kejadian atau permasalahan yang terjadi di suatu lingkungan
yang harus segera ditangani dan diberikan solusi.

7
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, sebagai perawat
terampil yang bekerja di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, salah satu tugas
pokok dan fungsinya untuk memfasilitasi penggunaan alat-alat
pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
individu dalam rangka upaya preventif, selanjutnya berdasarkan tugas pokok dan
fungsi ini diidentifikasi isu:
1. Kurang efektifnya komunikasi terapeutik terhadap keluarga dan pasien dalam
pemberian asuhan keperawatan
2. Masih adanya kesalahan identifikasi pasien
3. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan pasien.

1.3.2 Penilaian Kualitas Isu


Analisis isu dilakukan bertujuan untuk menetapkan kriteria kualitas isu. Penetapan
kriteria isu dilakukan dengan menggunakan metode/alat bantu penetapan kriteria kualitas
isu yaitu dengan menggunakan metode APKL.
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan
proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan
dan keLayakan (APKL). Dalam hal ini pendekatan APKL merupakan salah satu
cara dalam menganalisa. Teknik APKL yang dirumuskan berdasarkan paling
aktual, memiliki tingkat permasalahan yang tinggi, yang berdampak terhadap
orang banyak sehingga layak untuk diselesaikan secara tepat dan benar.
Tabel 1.4 Analisis Isu APKL
ANALISIS
KEKHALAYAKAN
PROBLEMATIK

KELAYAKAN
AKTUAL

NO ISU- ISU AKTUAL


KET

Kurang efektifnya komunikasi Tidak


1 terapeutik terhadap keluarga dan √ √ −¿ √ Memenuhi
pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan Syarat

2 Masih adanya kesalahan identifikasi √ √ √ √ Memenuhi


pasien Syarat

8
Tidak
3 Belum optimalnya pendokumentasian −¿ √ −¿ √ Memenuhi
asuhan keperawatan pasien
Syarat
Keterangan:
1. Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Problematik : Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
3. Kekhalayakan : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan : Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

1.3.3 Isu yang Ditetapkan Sebagai Core


Berdasarkan teknik analisis APKL dapat ditarik kesimpulan bahwa isu yang
memiliki skor dan peringkat tertinggilah yang akan diangkat yaitu “Masih adanya
kesalahan identifikasi pasien”.
Maka dapat dirumuskan gagasan pemecahan isunya adalah “Optimalisasi
Penerapan Edukasi Penggunaan Gelang Identitas untuk Mengatasi
Kesalahan Identifikasi Pasien di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung”.

1.3.4 Argumentasi terhadap Isu yang Dipilih


Isu terpilih adalah “masih adanya kesalahan identifikasi pasien” yang
didasarkan kurangnya pengetahun pasien dan keluarga tentang penggunaan
gelang identitas. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan
keluarga tentang fungsi gelang identitas, sehingga memudahkan petugas
mengidentifikasi pasien sebelum melakukan tindakan dan menghindari kejadian
yang tidak diinginkan dan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit. Ruang IGD merupakan ruangan pertama
sebelum pasien dipindahkan ke ruang rawat inap maka dari itu sangat penting
bagi keluarga pasien memahami fungsi gelang identitas.

1.3.5 Dampak Negatif Jika Isu Terpilih Tidak Terselesaikan


Jika keluarga dan pasien tidak diberikan pengetahuan tentang fungsi gelang
pasien maka akan banyak terjadi insiden medis di suatu pelayanan kesehatan
yang berpotensi cedera yang tidak diinginkan seperti kesalahan pemberian obat
terhadap pasien yang memiliki memiliki kesamaan nama. Selain itu kebanyakan
9
keluarga menganggap penggunaan gelang identitas agar pasien tidak kabur dari
rumah sakit dan pelepasan gelang identitas dilakukan saat pasien diperbolehkan
untuk pulang.

Isu ini akan menjadi buruk jika tidak ditangani, karena dapat menimbulkan
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan tindakan medis dan kebanyakan keluarga menganggap
penggunaan gelang identitas agar pasien tidak kabur dari rumah sakit dan mereka
menganggap gelang yang mereka gunakan hanya gelang warna biasa.

1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan aktualisasi (habituasi) adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
perawat yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) dalam melaksanakan tugas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung dan diharapkan dapat menjadi budaya kerja sehingga terciptanya keselamatan
pasien.
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Sebagai persyaratan kelulusan Latsar CPNS Golongan II Angkatan XVII di lingkungan
Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2021.
2. Sebagai deskripsi langkah kegiatan upaya meningkatkan pengetahuan keluarga dan
pasien mengenai pentingnya penggunaan gelang identitas pada pasien di Ruang IGD
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1.5 MANFAAT
Adapun manfaat penulisan rancangan aktualisasi ini adalah:
1.5.1 Bagi Keluarga dan Pasien
Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya penggunaan gelang identitas.
1.5.2 Bagi Organisasi
Sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan
yang akan menciptakan kepercayaan masyarakat serta terwujudnya visi, misi, dan
budaya kerja di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
1.5.3 Bagi Peserta Latsar CPNS
Diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas,

10
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi serta kedudukan dan peran ASN
dalam melaksanakan tugas jabatannya dengan kreatif dan inovatif dalam mengatasi
masalah.

1.6 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi (habituasi) nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil
Negara (ASN) sebagai perawat di Ruang IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung terhadap pasien tentang penggunaan gelang identitas pasien yang akan di
rawat inap adalah dengan mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) di dalam kegiatan sehari-hari
sesuai tupoksi dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 yang dilaksanakan dari tanggal 08
November sampai 17 Desember 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai