Pagi yang cerah, ruang makan sudah di penuhi oleh keluarga kecil Fahri. Mereka tengah menyantap
makanan. Sang istri, Aisyah tengah menyiapkan bekal untuk sag suami yang hendak pergi ke kantor.
Fahri : "Aku hari ini pulang telat. Ada kerja lebih di kantor"
Atika : "Ayah kamu pasti lagi banyak kerjaan. Toh, nanti hasilnya kan buat kamu juga, Aliya"
Setelah selesai sarapan mereka pun kembali pada kegiatan rutinitas mereka. Aliya yang sekolah, ibu Atika
yang pergi ke rumah temannya untuk arisan dan tentunya Fahri yang harus bekerja. Aisyah sendiri harus
mengurus rumah karena mereka tidak menyewa pembantu.
_______________
Latar tempat : Taman Kota
Latar waktu : setelah jam maka siang
Latar suasana : kebingungan, memaksa
Fahri dan Aurel sedang berada di sebuah taman yang cukup sepi pengunjung, namun taman ini adalah
taman terbuka. Mereka sedang mengobrol berdua setelah selesai makan siang. Ini ide dari Aurel yang
ingin makan siang di luar kantor.
Fahri kebingungan, ia juga sebenarnya sedikit risih dengan pertanyaan yang bahkan sudah sering di
lontarkan oleh Aurel itu.
Fahri : "Aku gak bisa kalau gitu. Gimana juga aku sayang sama dia"
Lagi dan lagi selalu seperti ini, Aurel yang memaksa ke hubungan serius, tapi Fahri yang enggan
melepaskan sang istri.
___________
Latar tempat : Rumah
Latar waktu : waktu pulang sekolah Aliya
Latar suasana : curiga, galau
Aliya : "Assalamualaikum"
Aliya memasuki rumah setelah pulang sekolah. Namun ia merasa kaget saat melihat sang bunda di
pelukan tante Nilam, sang sahabat bundanya. Yang lebih menggegerkan adalah wajah sang bunda yang
sudah banjir oleh air mata.
Aisyah menegakkan tubuhnya dan mengusap kepala sang anak. Ia memaksakan tersenyum.
Aliya : "Bunda" (dengan ragu dan mencoba mengumpulkan keberanian) "Tadi, Aliya liat orang mirip ayah
lagi berduaan sama cewek di taman" (Aliya mencoba menarik nafas) "Bunda sama Ayah baik-baik aja
kan?"
Aisyah mengangguk menyakinkan. Ia tidak ingin anaknya ini berpikiran macam-macam tentang ayahnya.
Walau jujur, ia juga akhir-akhir ini banyak berspekulasi buruk terhadap sang suami.
Nilam : "Kita harus datengin cewek itu, Ai. Kamu gak bisa kalau terus-terusan bersembunyi gini. Kita
buktiin kalau kamu istri sahnya Fahri. Cewek kaya uler gitu jangan di kasih diem"
Ya, Aisyah sempat melihat beberapa kali riwayat telpon dari sosok bernama Aurel di ponsel Fahri. Bahkan
anehnya kontak itu di beri emoji love di akhir.
Malam harinya, Fahri belum juga pulang. Dan kesempatan ini Aisyah gunakan untuk berbicara serius
dengan sang ibu.
Aisyah : "Gimana kalau aku minta cerai sama Fahri, bu?" (Aisyah ragu)
Ibu Atika : "Lho, kamu jangan mutusin sepihak. Cerai bukan pilihan yang tepat lho. Kenapa gak kamu coba
bicarakan baik baik sama nak Fahri"
Ibu Atika : "Bisa jadi juga kalau yang kamu liat itu cuma salah orang"
Aisyah : "Tapi bu--" (belum selesai berbicara, ucapan Aisyah segera di potong sang ibu"
Ibu Atika : "--udah kamu mending tidur sekarang. Atau lebih bagus kamu tunggu kepulangan suami kamu
itu"
Aisyah hanya bisa menghela nafas jengah dan berakhir mengangguk patuh.
_______________
Latar tempat : Rumah
Latar waktu : Minggu pagi (sekitar jam 8-an)
Latar suasana : lumayan baik
Ibu Mega, tiba-tiba datang ke rumah Fahri. Ia ingin meminta sang anak untuk menemaninya ke sebuah
pusat perbelanjaan.
Ibu Mega : "Kamu harus anterin ibu ke Mall. Banyak barang yang ibu perlu beli"
_______________
Latar tempat : Cafe (luar)
Latar waktu : siang
Latar suasana : menegangkan
Tepat di hari itu pula, Aisyah di ajak sang sahabat ke sebuah cafe.
Nilam : "Itu kan cewek yang ada di hapenya Fahri?" (sembari menunjuk wanita yang berjalan bersama
temannya)
Aisyah dibuat terkaget dengan sosok itu. Tapi lebih terkaget dengan kejadian setelahnya.
Nilam : "Heh! Elu cewek uler" (umpat Nilam pada Aurel yang berjalan di depan Aisyah dan dirinya)
Aurel terhenti dan menatap aneh pada Nilam. Namun tida pada Aisyah, karena sebelumnya Fahri pernah
memperlihatkan poto Aisyah.
Bukannya Aurel yang membalas justru, Sarah sang teman dekatlah yang tampak tersulit emosi.
Nilam : "Iya, temen lo ini ni yang gila, bisa-bisanya jadi uler di hubungan orang"
Nilam : "Lo gak usah ikut campur deh" (tunjuknya pada Sarah)
Sarah : "Kenapa? Gak suka lo?"
Aurel : "Lo tau apa hah? Lo tuh gak tau apa-apa bahkan dengan entengnya ngatain gue 'Pelakor'. Gue juga
belum jelas ngerebut suami dia" (tunjuknya pada Aisyah)
Aisyah : "Tapi kamu buat suami saya selingkuh dari saya" (dengan keberanian mata yang sudah berair)
Sarah : "Heh, itu mah salah dia. Bukan salah temen gue"
Aurel : "Gue aja belum di beri kejelasan sama hubungan gue sama dia, karena alasannya itu elu. Gue aja
sampe bingung, dari sisi mana menariknya elu" (ucap Aurel meremehkan)
Nilam yang geram dengan segera ingin mencakar wajah sok kecantikan milik Aurel.
Tiba-tiba dari kejauhan, Fahri dan sang ibu melihat Aisyah dan sang sahabatnya yang sedang bertengkar di
luar cafe dengan dua wanita lainnya. Yang lebih mengejutkan lagi untuk Fahri adalah saat ia tau wanita
yang sedang bertengkar dengan istri sahnya itu adalah Aurel, selingkuhannya.
Nilam : "Ibu, ibu harus tau kalau ini (nunjuk Aurel) itu selingkuhan anak ibu, Fahri!"
Ibu Mega : (kaget) "Gak mungkin. Anak saya anak yang baik"
Aisyah : "Bu, saya minta maaf. Tapi saya rasa saya ingin bercerai dengan mas Fahri"
_______________
Latar tempat : Perusahaan
Latar waktu : 3 tahun kemudia
Latar suasana : bahagia
Dimas : "Ai!"
Aisyah : "Hi"
Aisyah : "Alhamdulillah baik dan kantor lancar jaya. Ini semua berkat bantuan kamu juga"
Dimas : "Syukurlah kalau ini bisa membantu kamu dan keluaga kamu. Jangan sungkan ya, Ai untuk minta
bantuan sama orang lain"
Selesai!!!