Uas Pancasila
Uas Pancasila
IDE KREATIF
• Membuat podcast yang terbagi menjadi 4 episode, masing-masing episode fokus membahas
kasus intoleransi, penyebab, dampak, dan pencegahan intoleransi.
• Mempromosikan podcast menggunakan poster yang memuat informasi mengenai topik
pembahasan kami.
• Meminta feedback dari para pendengar melalui kuisioner.
TUJUAN
Mendalami kasus intoleransi agama yang ada di masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk menghindari atau membantu mencegah menghasilkan tindakan
intoleransi kedepannya.
PLATFORM SOSIAL-MEDIA
Podcast : Spotify
Poster : Instagram
Kuisioner : Website Gform
SASARAN AUDIENS/VIEWERS
Masyarakat yang berumur 13 tahun keatas
PEMAKNAAN PANCASILA
Terdapat dua pemeran penting dalam pemaknaan pancasila yaitu Masyarakat dan Pemerintah.
Dimana pemerintah dan masyarakat negara melakukan diseminasi mengenai aturan yang menjadi
landasan kesepakatan antar umat beragama dan adanya musyawarah dengan masyarakat
sehingga keragaman budaya dan toleransi bisa disatukan oleh Pancasila. Dengan pelaksanaan
kegiatan ini, kami ingin menerapkan semangat bermusyawarah dengan berdiskusi sebgaimana
diatur dalam sila ke 4 pancasila. Kegiatan diskusi juga dapat memupuk kebersamaan dan dapat
mewujudkan persatuan yang dituangkan dalam sila ketiga pancasila.
HASIL PKP
Podcast spotify : https://open.spotify.com/show/2ZkFU4gdDlpFC1RY7zR1jh
File responses pendengar :
https://docs.google.com/spreadsheets/d/19lmfFcIkdaF2qiu5oma9LrJP8r7mMIk5cLs155ejq
gs/edit
Bukti promosi podcast
Nomor 3
Sejak awal PKP ini memang mengarah pada kesadaran sosial karena kesadaran sosial sendiri
merupakan kesadaran yang perlu kita tanamkan untuk peduli terhadap orang lain dan bertoleransi
serupa dengan tujuan projek ini. Sehingga dampak bagi diri saya sendiri yang memang saya
rasakan adalah meningkatnya awareness dalam diri saya serta rasa ingin tahu terhadap
permasalahan di Indonesia dengan maksud untuk membantu mengedukasi masyarakat
berdasarkan informasi yang saya dapatkan agar kepedulian sesame semakin meningkat. Dampak
dari kesadaran sosial bagi projek kelompok menjadikan projek yang kami hasilkan lebih berbobot
dan bersifat mengedukasi serta mewujudkan kesadaran sosial itu sendiri dengan tidak
menyudutkan pihak tertentu.
referensi:https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr.zsm78NZifmEBaDxXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9z
AzIEdnRpZANMT0NVSTA0NV8xBHNlYwNzcg--
/RV=2/RE=1658282300/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.kompasiana.com%2fsinta09192%2f61c1
976d06310e19243dea82%2fkesadaran-diri-social-
awareness/RK=2/RS=T3TTwisbD3sd0ODhTXjMOEC_gj0-
Nomor 4
Merujuk pada pendapat Soekarno yang mengartikan gotong royong tidak hanya bekerja sama
namun juga musyawarah untuk mufakat dan saling menghargai, pemaknaan gotong royong dapat
berarti ketika masyarakat mencapai sesuatu dengan bekerjasama. Bekerjasama dilakukan dengan
saling diskusi atau musyawarah, dan selama proses musyawarah atau kerjasama berlangsung
penting bagi kita untuk tetap saling menghargai, sehingga tercapai mufakat. Sama halnya dengan
5C, 5C dapat dimaknai sebagai nilai yang selama ini telah diterapkan oleh warga UMN dan
diupayakan terus menerus penerapannya untuk mencapai manusia yang peduli dan saling
menghargai, bertanggungjawab, aktif, juga membanggakan seperti Soekarno yang juga
memandang gotong royong sebagai nilai yang sama dan telah diterapkan Indonesia sejak lama.
Referensi:http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/97623
Nomor 5
Perkembangan karakter paling menonjol dalam diri saya ketika saya menjadi terbiasa untuk lebih
kritis dalam hal baik (mengkritisi pertanyaan dosen ataupun pendapat teman pada proses
pembelajaran). Kebiasaan baik ini berkaitan dengan etika keutamaan jika merujuk pada pendapat
Aristoteles bahwa keutamaan adalah sifat karakter yang nampak dalam tindakan kebiasaan.
Perkembangan lainnya yang terlihat menurut saya adalah kepekaan terhadap permasalahan yang
terjadi di Indonesia, karena proses pembelajaran yang selalu menerapkan literasi secara cerdas
dengan mengangkat kasus nyata yang terjadi di Indonesia. Kepekaan ini menghadirkan rasa peduli
dalam diri yang terus meningkat seperti tujuan dari penerapan nilai “caring” dalam 5C.
Referensi: https://core.ac.uk/download/pdf/270192465.pdf