Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KITA PEDULI SEBAGAI WADAH PEMERSATU


DALAM MENINGKATKAN TOLERANSI DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN
TERTULIS

Feby Syauqie Syavara 072111733033


Rania Salim 072111733055
Michelle Felicia 072111733070
Angelica Syarafina Alwaniputri 072111733057
Putri Ndayu Astikirana 072111733073
Diah Destisya Azzahra 052111133132
Nisrina Nadhifah 042111233222
Tiara Destiana 042111133158

UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
2021
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................................2
1.2 Tujuan yang Ingin Dicapai............................................................................................. 3
1.3 Manfaat yang Ingin Dicapai........................................................................................... 3
BAB 2 : GAGASAN..................................................................................................................4
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan..............................................................................4
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan......................................................................................4
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan....................................................................................5
2.4 Pihak yang Membantu untuk Mengimplementasikan Gagasan.................................... 5
2.5 Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan............................................6
BAB 3 : KESIMPULAN...........................................................................................................6
3.1 Inti Gagasan....................................................................................................................7
3.2 Teknik Implementasi Gagasan....................................................................................... 7
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Pada zaman ini kehidupan sosial dan perbedaan pandangan adalah hasil
dari peninggalan secara historis dan hal itu telah melahirkan adanya
pengelompokkan yang dibagi menjadi 2 yaitu mayoritas dan minoritas.
Pengelompokan ini, harusnya dimaknai sebagai sebuah kekayaan yang
diakibatkan adanya perbedaan keyakinan,yang menjadi sarana pemersatu
dalam kehidupan bernegara. Namun, hal ini bahkan melahirkan sudut
pandang yang memicu adanya intoleransi di dalam masyarakat mayoritas,
dimana mereka mempunyai tingkat exposure dan interaksi yang terbilang
rendah kepada masyarakat minoritas. Seperti yang terjadi di dalam kelompok
agama, dimana banyak dari mereka yang merasa memiliki kubu sendiri
dengan mengeluh sehingga enggan untuk menghiraukan kelompok agama
lain, yang pada akhirnya memicu adanya rasa kecurigaan satu dengan yang
lain.

Kasus intoleransi ini sudah marak dijumpai di dalam kehidupan


masyarakat. Banyak yang merasa bahwa kelompok minoritas ini dijauhi atau
bahkan diasingkan oleh kelompok masyarakat mayoritas. Sebagai contoh
yang sering terjadi adalah kurangnya toleransi antar kelompok agama.
Konflik ini dapat dikategorikan sebagai ancaman sosial, karena dapat
membahayakan persatuan dan kesatuan.Wajar bila intoleransi itu tergolong
dalam ancaman sosial karena itu dapat menyebabkan kerusuhan hingga
kekerasan. Toleransi yang harusnya dapat menjadi modal sosial untuk dapat
terciptanya integrasi bangsa sekarang bahkan telah menurun. Akibatnya
adalah proses integrasi itu sekarang bahkan bukan lagi menjadi hambatan
tetapi akan menjadi kecurigaan antar kelompok itu sendiri semakin kuat.

Kekerasan antar kelompok agama ini dapat menunjukan bahwa tingkat


toleransi mengalami pasang surut. Maka dari itu kami membuat sebuah
gagasan yaitu aplikasi yang diberi nama “KITA PEDULI” yang didalamnya
nanti akan dijadikan wadah untuk pemersatu dan diharapkan untuk
memperkecil tingkat intoleransi yang sedang marak saat ini. Serta dapat
meningkatkan tingkat toleransi antar umat beragama yang dimana itu juga
tergolong dalam bentuk kepedulian kami terhadap permasalah toleransi
agama yang tengah krusial terjadi di masyarakat saat ini.

2
Aplikasi ini nantinya akan berisi materi mengenai cara menumbuhkan
sikap toleransi di masyarakat berdasarkan nilai-nilai pancasila dan laman
pengaduan tindakan intoleransi. Selain itu, aplikasi ini juga akan mengangkat
isu-isu yang memiliki sangkut paut dengan permasalahan yang terjadi, agar
nantinya menjadi trending dan menarik perhatian serta rasa simpati publik
yang berimbas pada meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kasus intoleransi ini.

1.2 Tujuan yang Ingin Dicapai


Perbuatan intoleransi bisa disebabkan oleh adanya perubahan kondisi
sosial seperti ruang publik yang semakin hilang. Dengan perubahan tersebut
maka, masyarakat akan semakin apatis, dan kepedulian sosial semakin
menipis. Maka dari itu, tujuan ini tertulis untuk menyadarkan masyarakat atas
bahayanya perbuatan intoleransi ini serta untuk mempersatukan rasa
solidaritas atau kebersamaan bagi masyarakat.

1.3 Manfaat yang Ingin Dicapai


Manfaat ini tertulis untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang permasalahan intoleransi yang ada serta dampak berupa kesadaran
masyarakat akan resiko intoleransi.
BAB 2
GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Indonesia merupakan bangsa dengan banyak kebudayaan, suku, ras dan
agama. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi negara yang rentan akan
konflik terutama tindakan intoleransi. “Sebelumnya menurut survei yang
dikeluarkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2010 kasus
intoleransi di Indonesia cenderung menurun namun kembali meningkat pasca
2017 dengan intoleransi religious-cultural cenderung meningkat terutama
dalam hal pembangunan rumah ibadah” (Ricky, 2020:4).

Salah satu bentuk kasus intoleransi yang paling sering terjadi di Indonesia
ialah kasus intoleransi umat beragama yaitu pelanggaran KBB (Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan).

Menurut Direktur Riset SETARA Institute Halili Hasan ‘Sejak 2007


pelanggaran KBB dan intoleransi menjadi persoalan terbesar pada level negara.
Pada periode pertama Jokowi, terdapat 846 peristiwa pelanggaran KBB dengan
1.060 tindakan. Sementara pada periode kedua ada 200 peristiwa pelanggaran
KBB dengan 327 tindakan: 168 tindakan negara dan 159 non-negara’ (dalam
Tirto.id, 2020).

Selama masa pandemi pun kasus intoleransi tak kunjung menurun, dan
masih menjadi permasalahan besar yang kian terjadi di Indonesia saat ini.
Kasus-kasus intoleransi yang terjadi biasanya dilakukan oleh kelompok
mayoritas dan menyasar kelompok minoritas. Hal tersebut menyebabkan
kelompok minoritas pada akhirnya merasa tidak aman dan terancam.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan


Sejauh ini solusi yang ditawarkan pemerintah untuk mengatasi
permasalahan intoleransi yaitu dengan cara merubah, merevisi, mereformasi
dan mengkaji ulang peraturan sebelumnya yang bersifat membatasi kebebasan
beragama atau berkeyakinan agar tidak muncul masalah baru yang dapat
menjadi bibit tindakan intoleransi. Sebab sebelumnya banyak peraturan yang
dikeluarkan pemerintah yang mana memperkeruh diskriminasi terhadap
kelompok minoritas. Selain itu pemerintah juga berusaha menegakkan hukum
terhadap para pelaku intoleransi guna mencegah tindakan itu terulang lagi.
Tetapi nampaknya solusi dari pemerintah ini kurang tersampaikan kepada
masyarakat sebab masyarakat banyak yang tidak tahu, tidak mau mencari
tahu maupun peduli dengan perubahan kebijakan yang terjadi. Enjang dan
Irfan, (2019:25) bahkan berpendapat bahwa solusi dari pemerintah malah
lebih bernuansa politis dibandingkan pendekatan hukum yang jelas, tegas dan
berkeadilan.
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan
Oleh karena solusi yang telah ada dinilai kurang dalam menyelesaikan
permasalahan intoleransi, kami menawarkan gagasan baru, yakni dengan
membuat sebuah aplikasi KITA PEDULI sebagai upaya penyelesaian
permasalahan intoleransi dan untuk mengedukasi masyarakat mengenai isu
ini. Aplikasi ini nantinya akan berisi beberapa fitur-fitur yang diharapkan
dapat digunakan secara maksimal. Pertama, aplikasi ini akan berisi materi
mengenai cara menumbuhkan sikap toleransi di masyarakat berdasarkan
nilai-nilai pancasila. Selanjutnya, aplikasi ini akan mengangkat isu-isu yang
memiliki sangkut paut dengan permasalahan yang terjadi, agar nantinya
menjadi trending dan menarik perhatian serta rasa simpati publik yang
berimbas pada meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kasus
intoleransi ini. Di dalam aplikasi ini juga masyarakat yang menjadi korban
tindakan intoleransi bisa melaporkan peristiwa tidak menyenangkan yang
dialaminya ke laman pengaduan yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh
pihak berwenang.

2.4 Pihak yang Membantu untuk Mengimplementasikan Gagasan


Pihak pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan ini, yaitu :
1. Mobile app developer
Nantinya seorang mobile app developer bertugas untuk membuat
dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan gagasan yang telah
dikemukakan.

2. Polisi
Polisi berperan sebagai pihak berwenang bertugas untuk
menindak lanjuti pengaduan yang telah dilaporkan melalui aplikasi
tersebut.

3. Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam menyukseskan gagasan
ini, yaitu dengan mendukung penuh pengembangan aplikasi dan juga
mengenalkannya kepada masyarakat luas.

4. Masyarakat
Tentunya peran masyarakat ialah yang paling signifikan,
diharapkan nantinya masyarakat dapat menggunakan aplikasi ini, dan
mendapatkan manfaat sehingga dapat meminimalkan terjadinya tindakan
intoleransi.
2.5 Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan
Ada beberapa langkah yang cukup strategis untuk
mengimplementasikan gagasan ini. Langkah yang akan kami ambil dalam
mewujudkan gagasan ini nantinya akan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat. Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

1. Edukasi kepada masyarakat, edukasi merupakan hal yang penting terutama


dalam mengangkat isu seperti ini. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
hal ini juga dapat meningkatkan terjadinya kasus intoleransi. Hal pertama
yang akan kami lakukan, yaitu memberi edukasi pada masyarakat sebagai
pondasi awal implementasi gagasan ini.

2. Sosialisasi aplikasi, sosialisasi aplikasi tentunya diperlukan dalam


menyukseskan implementasi gagasan. Untuk itu diperlukannya peran
pemerintah dan public figure untuk mengajak masyarakat dan melakukan
kampanye penggunaan aplikasi tersebut.

3. Memaksimalkan peran teknologi dan informasi juga sosial media, di


zaman globalisasi yang maju ini, informasi akan tersalurkan dengan cepat.
Untuk menarik perhatian masyarakat kita bisa memanfaatkan teknologi
dan sosial media, dalam memasarkan aplikasi tersebut.

4. Memaksimalkan peran generasi muda, generasi muda saat ini merupakan


generasi yang peka terhadap isu-isu terkini. Hal ini bisa kita manfaatkan
untuk mengangkat isu-isu intoleransi yang ada. Sehingga karena rasa
kepekaan tersebut, akan banyak generasi muda yang menggunakan
aplikasi tersebut dan akan mengangkat isu-isu yang sedang terjadi.
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Inti Gagasan


Berdasarkan gagasan yang dituliskan, dapat disimpulkan bahwa
intoleransi di Indonesia masih tinggi terutama dalam kasus intoleransi umat
beragama. Untuk mengatasi hal ini pemerintah sudah melakukan berbagai
perubahan kebijakan, yaitu dengan merubah, merevisi, mereformasi dan
mengkaji ulang peraturan sebelumnya yang bersifat membatasi kebebasan
beragama atau berkeyakinan. Namun banyak masyarakat yang tidak acuh
dalam perubahan kebijakan tersebut sehingga menyebabkan kasus-kasus
intoleransi masih banyak terjadi. Oleh karena itu, kami menawarkan solusi
yang mungkin bisa membantu kasus intoleransi menurun, yaitu dengan
membuat sebuah aplikasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai isu
intoleransi. Dalam mewujudkan gagasan ini pastinya dibutuhkan langkah-
langkah strategis dan berbagai pihak untuk turut andil guna mewujudkan
gagasan tersebut.

3.2 Teknik Implementasi Gagasan


Rancangan konseptual ini memerlukan adanya sinergitas antara pihak
pihak yang berkaitan dengan aplikasi yang akan dirilis, mulai dari mobile app
developer, polisi, pemerintah, serta masyarakat. Terutama pemerintah yang
menjadi pendukung serta pengembang aplikasi ini. Langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengimplementasikan gagasan ini dimulai dari edukasi,
pemberian sosialisasi kepada masyarakat serta memanfaatkan peran generasi
muda dalam pengembangan teknologi.

3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan


Apabila gagasan dapat diimplementasikan maka diprediksi bahwa gagasan
dapat:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai pentingnya
toleransi antar sesama.
2. Menjadi salah satu tempat untuk melaporkan kasus intoleransi yang
terjadi di masyarakat.
3. Membantu mengatasi permasalahan intoleransi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Alfian Putra. 2020. ‘Kasus Intoleransi Terus Bersemi Saat Pandemi’.
https://tirto.id/kasus-intoleransi-terus-bersemi-saat-pandemi-f5Jb. Diakses
pada 10 november 2021

Abdillah, Muhyiddin dan Nila Izzamillati. 2021. ‘Menyelesaikan Masalah


Intoleransi: Analisis Peran dan Bentuk Komunikasi’. Jurnal Ilmiah
Komunikasi Makna, Vol.9, No.1, Hlm. 24-27.

Muhaemin, Enjang dan Irfan Sanusi. 2019. ‘Intoleransi Keagamaan dalam


Framing Surat Kabar Kompas’. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi,
Vol.3, No.1, Hlm. 18-25.

Pabotinggi, Motchar. 2017. ‘MengatasiIntoleransi’.https://www.merdeka.com/kha


s/mengatasi-intoleransi.html. Diakses pada 10 November

Muharam, Ricky Santoso. 2020. ‘Membangun Toleransi Umat Beragama di


Indonesia Berdasarkan Konsep Deklarasi Kairo’. Jurnal HAM, Vol. 11,
No.2, Hlm. 4.

Sani, Ahmad Faiz Ibnu. 2021. ‘Menangkal Epidemi Intoleransi di Perguruan


Tinggi Agama’.https://nasional.tempo.co/read/1492175/menangkal-
epidemiintolera nsi-di-perguruan-tinggi-agama. Diakses pada 10 November
21.

Wicaksono, Pribadi. 2021. ‘Menteri Agama Sebut Ada Kelompok yang Ingin
Indonesia Hanya Satu Warna’. https://nasional.tempo.co/read/1511909
/menteri-agama-sebut-ada-kelompok-yang-ingin-indonesia-hanya-satuwarn
a/full&view =ok. Diakses pada 10 November

Wijayanto, Totok. 2021. ‘Dampak Negatif dan Cara Menghindarinya’. https://www.


kompas.com/skola/read/2021/02/22/165337469/dampak-negatif-intoleransi-da
n-cara-menghindarinya. Diakses pada 10 November

Anda mungkin juga menyukai