Makalah (Resume) Kelompok 1
Makalah (Resume) Kelompok 1
Disusun Oleh :
Kelompok 1
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
Dengan selesainya tugas Makalah Case Base Learning menggunakan metode
Review Jurnal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang
telah memberikan materi pengajaran dengan baik dan memberikan arahan tugas
dengan jelas sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
sesuai dengan arahan yang telah diberikan.
Penulis juga berharap agar makalah review jurnal ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan dalam mengenali jamur zygomycosis yang ternyata dapat
menginfeksi seseorang yang sedang terkena COVID-19 dan dapat juga
mengetahui ciri,ciri, dan pencegahan infeksi jamur zygomycosis. penulis
memohon maaf apabila terjadi kesalahan dan kekurangan pada penyelesaian tugas
makalah ini.
Penulis
LATAR BELAKANG
Covid-19 merupakan salah satu virus yang muncul sejak tahun 2019.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok. Bahkan World Health
Organization sudah menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Salah satu
penyakit yang dapat timbul pada pemulihan Covid-19 adalah munculnya jamur
hitam atau yang biasa disebut dengan Mucormycosis.
Tahun 2021
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah
melakukan studi intervensi retrospektif dengan pasien
kasus infeksi jamur mucormycosis (zygomycosis) yang
berasal dari dua rumah sakit pusat rujukan dan pasien
tersebut telah diperiksa secara klinis dan mikrobiologis
terdapat adanya infeksi COVID-19 secara bersamaan dan
sebelumnya sudah terjangkit COVID-19. Data yang
didapatkan sudah melalui persetujuan dari pihak
Institutional Review Board dengan data yang diperoleh
adalah data klinis dan data demografi.
Di dalam metode ilmiah penulis juga mencantumkan
diagnosa pasien COVID-19 berasal dari tes PCR swab dan
terdeteksi adanya infeksi jamur mucormycosis melalui
pemeriksaan histopatologi, sitopatologi, yang
menunjukkan bahwa terdapat hifa jamur di spesimen
biopsi yang mengakibatkan jaringan mengalami kerusakan
serta adanya hasil kultur positif dan kontaminasi faktor
host.
Hasil Penelitian Hasil penelitian pada penelitian ini adalah terdapat enam
pasien yang berusia rata-rata 60,2 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki pada bulan Agustus hingga Desember
2020. Negara bagian India Maharashtra, terdapat pasien
yang menderita diabetes mellitus tipe 2 dan terdapat
diagnosa awal yang menunjukkan bahwa itu adalah
COVID-19 dengan jumlah persentase gula darah rata-rata
sebanyak 222,5 ± 144,4 (86ÿ404) mg/dL. Di Dalam jurnal
penulis juga mencantumkan beberapa gambar kondisi
mata pasien terdapat 1 pasien yang terinfeksi jamur
mucormycosis rino-orbital-serebral yang secara bersamaan
sedang mengalami infeksi COVID-19. Untuk waktu
diagnosa gejala infeksi jamur mucormycosis
membutuhkan waktu selama h 15,6 ± 9,6 (3ÿ42) hari
dengan adanya lima kasus. Terdapat gejala yang dialami
pasien seperti nyeri, kemerahan, periokular bengkak,
adanya perubahan pada kelopak mata, penglihatan terbatas,
sakit kepala, dan sebagainya.
Di dalam hasil penelitian juga dicantumkan beberapa obat
yaitu liposomal amfoterisin B dengan vorikonazol,
antibiotik (cefoperazone + sulbactam) dan gabapentin.
Review Jurnal 2 :
Review Jurnal 3 :
Jurnal Mycoses
Halaman 1253-1260
Hasil Penelitian Selama masa studi, tiga rumah sakit tersier menerima total
2.567 yang didiagnosis dengan COVID-19. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 47 (1,8%) subjek yang terdiagnosis
mucormycosis dan COVID-19 diikutsertakan dalam
penelitian ini. Mayoritas adalah laki-laki (n = 35, 74,5%),
dan usia rata-rata adalah 55 ± 12,8 tahun. Sebagian besar
subjek memiliki latar belakang riwayat diabetes mellitus (n
= 36, 76,6%) sedangkan 27 (57,4%) sedang menjalani
pengobatan hipertensi. Sebagai catatan, riwayat sinusitis
hanya ditemukan pada 6 (12,7%) pasien. Yang penting,
pada saat dirawat di rumah sakit, sebagian besar subjek (n
= 31, 66,0%) belum divaksinasi untuk COVID-19. Semua
subjek mengalami demam, batuk, rinorea, mialgia, dan
sesak napas saat beraktivitas atau saat istirahat.
Kesimpulan Mucormycosis dapat terjadi pada pasien COVID-19,
terutama dengan kontrol glikemik yang buruk, penggunaan
kortikosteroid yang meluas dan tidak bijaksana, dan
antibiotik spektrum, dan ventilasi invasif. Karena kematian
yang tinggi, indeks yang tinggi kecurigaan diperlukan
untuk memastikan diagnosis tepat waktu dan pengobatan
yang tepat di populasi berisiko.
KESIMPULAN
Bukan hanya tenaga kesehatan yang perlu menangani extra pasien infeksi
jamur dan virus tetapi peran masyarakat juga perlu untuk mencegah infeksi jamur
mucormycosis ini dengan cara menjaga kondisi lingkungan sekitar,
mengkonsumsi buah dan sayur yang segar, menjaga kesehatan dan imunitas
tubuh. Dan jika tubuh mulai mengalami gejala sakit yang tidak biasa dan
berangsur cukup lama segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau instansi
terdekat agar segera dilakukan penanganan yang tepat dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Lav Selarka, Suktara Sharma, Dinesh Saini, Sanjay Sharma, Amit Batra, Vishal T.
Waghmare, Pratibha Dileep, Sanket Patel, Raja Shah, Tejas Parikh, Prakash Darji,
Amit Patel, Gaurav Goswami, Anand Shah, Sandeep Shah, Keras Lathiya, Moksa
Shah, Pranita Sharma, Surabi Chopra, Ankur Gupta, Neha Jain, Erum Khan, Vijay
K. Sharma, Arvind K. Sharma, Amanda CY Chan, Jonathan JY Ong.
Mucormycosis and COVID-19: An epidemic within a pandemic in India.
Mycoses. 2021;64(10);1253-1260.
Sen M, Lahane S, Lahane TP, Parekh R, Honavar SG. Mucor in a Viral Land: A
Tale of Two Pathogens. Indian J Ophthalmol. 2021 Feb;69(2):244-252. doi:
10.4103/ijo.IJO 3774_20. PMID: 33463566; PMCID: PMC7933891.