Anda di halaman 1dari 5

Bab 7- SIKAP AZKA

"Ah gak mungkin. Dia juga sepertinya orang terpandang, mana mungkin bersama dengan orang
sepertiku yang dikenal sebagai wanita penghibur. Udah, ah! Ngaco kamu. Aku udah ngantuk, mau tidur,"
jawab Meggy mengelak kebenaran dari ucapan Lila.

Ia segera berjalan menuju ke kamar Lila agar bisa tidur dan menghindar dari keingintahuan Lila.

"Ih! Beneran, Meggy. Kamu sama dia sama-sama suka. Kamu harus perjuangin untuk bisa bertemu dan
berkenalan dengannya," ucap Lila sedikit meninggi. Lila berlari kecil untuk menyamakan langkahnya
dengan Meggy.

****

Keesokan harinya Meggy dan Lila tengah berjalan menuju tempat mereka bekerja di sebuah restoran
sebagai karyawan yang bertugas di dapur.

Saat di perjalanan Meggy dan Lila pernah tertawa lepas bersama mendengar lelucon yang dibuat oleh
Lila, ia tidak memperdulikan sekitarnya.

Tanpa sengaja Meggy menabrak seseorang dari depan.

"Aduhh!" desis Meggy seraya memegang bahu tangannya.

"Kamu gak papa, Meggy?" tanya Lila khawatir.

"Iya, aku gak papa," jawab Meggy.

Disaat Meggy melihat ke arah seseorang yang menabraknya. Ia terkaget, karena orang itu adalah Azka.

Begitupun juga dengan Azka. Ia yang sempat ingin meminta maaf kepada orang yang menabraknya.

Karena ia melihat itu adalah Meggy. Azka kembali merasakan kebencian terhadap Meggy. Tanpa
memperdulikannya Azka pergi begitu saja.

"Itu kan pria yang bersamaku di hotel, tapi kenapa dia malah pergi, sih," ujar Meggy bingung.

"Jadi pria itu yang menghabiskan malam bersama kamu. Tampan banget dia. Gantengnya kebangetan,"
puji Lila dengan ketampanan yang dimiliki oleh Azka.

"Eh! Tapi kenapa dia pergi. Gak nyapa kamu gitu? Malah kayak orang asing," ucap Lila.

"Tapi memang orang asing," jawab Meggy.

"Iya, tapi sekarang bukan orang asing lagi. Kan kalian pernah gituan," jawab Lila.

Bukan hanya Meggy saja yang merasakan perbedaan sikap Azka. Namun Meggy juga sama.

Ia bingung kenapa tiba-tiba sikap Azka berubah.


"Udah, ah! Memang pria itu aneh banget. Udah, ayo jalan kerja lagi," ajak Meggy menghindar dari
perdebatan dengan Lila.

Mereka kembali ke jalan menuju ke tempat kerja. Namun pikiran Meggy masih tertuju dengan pria yang
baru saja menabraknya.

Tak lama Meggy sampai di tempat kerjanya bersama dengan Lila.

Saat ia hendak berjalan menuju ke dapur tempat yang biasanya ia akan mencuci piring.

Tiba-tiba dihentikan oleh seorang pelayan restoran tersebut.

"Meggy, aku boleh minta tolong sebentar, gak?," tanya Pelayan meminta bantuan kepada Meggy.

"Bantuan apa?" tanya Meggy balik.

"Tolong kamu berikan minuman ini kepada tuan yang berada di meja nomor 02. Aku sudah kebelet mau
buang air dulu," jawab pelayan yang tergesa-gesa ingin pergi.

"Tolong, Meggy," ujar pelayan lagi.

Meggy melihat ke arah meja nomor 02 yang ternyata ada 2 pria berjas hitam tengah mengobrol.

"Baiklah, aku akan memberinya," jawab Meggy.

"Terima kasih, Meggy."

Ia dengan senang hati membantu pelayan restoran memberikan minuman kepada pelanggan.

Untuk pertama kalinya ia melakukan hal tersebut. Meggy tak lupa tersenyum untuk menjamu tamu
dengan sangat baik.

Sesampainya di meja nomor 02.

"Ini, Tuan pesanannya," ujar Meggy sembari meletakkan minuman di meja.

"Terima kasih," jawab pria yang ternyata itu adalah Azka.

Ia melihat kerah Meggy begitupun sebaliknya.

Mereka saling tatap dan terkejut.

Azka yang masih marah langsung membuang muka dari Meggy dan kembali mengobrol dengan pria di
depannya.

Meggy bingung dengan sikap Meggy. Ia berjalan dengan perasaan heran.

Tanpa sadar ia menabrak seorang di depannya yang membuat Meggy terjatuh. Suara desis Meggy
terdengar ke arah Azka.
Azka melihat dan ingin membantu Meggy namun terhalang dengan rasa benci di hatinya.

"Gak, aku tidak akan menolongnya," gumam Azka dalam hati.

"Maaf, Mbak. Saya bantu," ujar seornag yang menabrak Meggy.

"Terima kasih."

Meggy mengulurkan tangannya untuk dibantu.

Ia juga sedikit menunduk kepada seseorang didepannya sebgai ucapan terima kasih dan pamit.

Rasa campur aduk membuat Meggy bingung Ia tidak tahu kenapa sikap Azka terkadang manis dan
kadang juga cuek.

Meggy duduk di dapur sembari mencuci piring. Namun pikirannya masih tertuju dengan sikap Azka.

Lila yang baru saja datang melihat Meggy melamun sendirian.

Lila memiliki ide untuk mengejutkan Meggy.

"Dorr!"

Meggy sadar akan lamunannya. Ia sudah terbiasa dengan Lila yang sering mengejutkannya.

"Eh, kamu, Lil," ujar Meggy murung. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Kenapa ngelamun, sih? Kamu mikirin apa? Kayaknya serius banget, hehe." Ledek Lila.

"Aku heran aja, Lil. Mendadak aku bingung dengan sikap pria itu yang tiba-tiba berubah drastis," jawab
Meggy yang masih melanjutkan cuciannya.

"Pria? Maksud kamu pria yang semalam itu? Yang bahkan kamu masih belum tahu namannya?" tanya
Lila penasaran.

Meggy mengangguk.

"Ah, mungkin dia lagi banyak masalah kali. Udah gak usah dipeduliin, ntar juga berubah," jawab Lila
acuh.

"Iya juga, kenapa aku malah mikirin dia, sih," ujar Meggy sembari mengelak untuk memikirkak Azka.

"Emang kamu ketemu dia di mana?" tanya Lila penasaran.

Mata Meggy menunjuk ke arah pria berjas hitam yang masih duduk di meja nomor 02.

Ruang tersebut bisa melihat ke arah luar dengan kaca hitam yang melekat. Namun orang yang berada di
meja restoran tidak bisa melihat ruangan di dapur. Sehingga Meggy dan Lila jelas melihat Azka. Meski
Azka tidak bisa melihat mereka.
"Ganteng banget!" ujar Lila memuji ketampanan Azka.

"Udah, ah. Ayo lanjut kerja biar cepat selesai. Aku mau ajak kamu makan mie di warung," ujar Meggy.

Ia mengelak Lila untuk terus membicarakan perihal pria yang membuatnya kesal dan bingung.

"Wah, beneran? Kamu traktir aku hari ini, kan?" tanya Lila membenarkan ucapan Meggy.

"Iya, udah cepat. Biar kita bisa segera jalan ke sana," jawab Meggy.

Ia terus mencuci piring di depannya.

Setelah mereka selesai mencuci piring. Lila dan Meggy melanjutkan perjalanan menuju ke warung mie.
Tempat mereka biasanya makan setelah pulang kerja.

Di perjalanan Meggy dan Lila bergurau hingga sampailah di tempat mereka tuju yaitu warung mie.

"Bu Teh, pesan 2 mangkok seperti biasanya."

Lila memesan makanan terlebih dahulu. Sedangkan Meggy duduk sembari menunggu pesanan datang.

"Udah aku pesenin, nanti kamu tinggal bayar, hehe," ucap Lila. Ia segera duduk di bangku sebelah
Meggy.

"Memang warung Mie Bu Teteh yang paling top. Terima kasih Bu Teh," ucap Lila setelah pesanan
mereka datang.

Mereka menyantap dengan sangat lahap.

Setelah selesai Meggy segera membayarnya.

"Terima kasih, Meggy. Aku kenyang banget hari ini. Yuk kita pulang lagi," jawab Lila mengajak Meggy
untuk segera pergi dari warung tersebut.

"Ayok, tapi aku langsung pulang ke rumah aja, Lil. Kasihan Ibu sendirian," jawab Meggy. Ia memikirkam
ibunya sendirian.

"Kamu yakin ibumu tidak akan marah lagi ke kamu?" tanya Lila mengkhawatirkan Meggy. Ia takut Bu Sari
akan memarahi Meggy.

"Gak papa. Aku rasa amarah Ibu sedikit mereda. Kamu jangan khawatirkan aku Lil. Aku baik-baik aja,"

Meggy meyakini Lika untuk tidak khawatir dengan dirinya.

"Yasudah, kalau ada masalah secepatnya kabari aku, Meggy," jawab Lila.

Meggy mengangguk sembari tersenyum.

"Aku pulang dulu," jawab Lila.


"Iya, hati-hati di jalan, Lila," jawab Meggy.

Arah jalan mereka pulang berbeda. Hingga Meggy harus sendirian berjalan menuju ke rumahnya.

Anda mungkin juga menyukai