KELOMPOK 5
APRILITHA PUSPITASARI (09)
DZUL IKRAM JAMAL (13)
MUH. FADEL KARIM (18)
NURUL QALBI EKA PUTRI (22)
RYAN AURIEL MUNINDA (29)
HAMSYA (36)
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Keaslian Penelitian.............................................................................................................13
C. Rumusan Masalah..............................................................................................................15
D. Tujuan Penelitian................................................................................................................15
E. Manfaat Penelitian..............................................................................................................15
A. Stres Pengasuhan................................................................................................................17
1. Definisi Stres Pengasuhan........................................................................................17
2. Aspek-Aspek Stres Pengasuhan..............................................................................18
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres Pengasuhan......................................19
B. Regulasi Emosi....................................................................................................................22
1. Definisi Regulasi Emosi............................................................................................22
2. Aspek-Aspek Regulasi Emosi.................................................................................23
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Regulasi Emosi..........................................25
C. Hubungan Antara Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan..............................26
D. Kerangka Pikir....................................................................................................................29
E. Hipotesis................................................................................................................................30
ii
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................38
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini tengah dihadapkan pada isu global yang meresahkan seluruh
Virus Disease (COVID-19) yang ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun
ditandai dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan kematian yang
(PMK, 2020). Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Indonesia pada awal bulan Maret 2020 hingga Mei 2021 sudah mencapai
1.697.305 jiwa, meninggal dunia sebanyak 46.496 jiwa dan dinyatakan sembuh
pembatasan kegiatan tertentu pada penduduk dalam suatu wilayah yang terinfeksi
pendidikan, dimana bekerja dan bersekolah hanya dapat dilaksanakan dari rumah.
1
2
satunya yaitu metode Belajar Dari Rumah (BDR) secara daring, dimana kegiatan
belajar mengajar tetap dilaksanakan dari rumah yang ditangani langsung oleh
Penyebaran Corona Virus Disease ( COVID-19) yaitu guru tidak lagi difokuskan
kemampuan yang sarat akan nilai-nilai penguatan karakter, sehingga belajar dari
rumah tidak membebani guru dan orangtua, serta peserta didik (Kemendikbud,
2020). Fakta di lapangan orangtua dan anak masih mengalami masalah karena
belajar dari rumah, dimana orangtua dan siswa merasa kewalahan karena
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru (Rochim & Zubaidah, 2020).
orangtua dalam mendampingi anak belajar dari rumah di masa pandemik COVID-
19 yaitu, orangtua kurang memahami materi atau pelajaran anak, kesulitan dalam
mendampingi anak karena harus bekerja, tidak sabar mendampingi anak saat
belajar dari rumah, dan kesulitan dalam mengoperasikan gawai, serta kendala
terkait jangkauan layanan internet. Belajar dari rumah membuat anak lebih
banyak bermain dan sulit mendengar arahan orangtua karena anak menganggap di
rumah adalah tempat bermain bukan belajar (Cahyati & Kusumah, 2020). Hasil
3
menjadi lebih manja, dan perubahan tingkah laku, sehingga masalah yang dialami
orangtua karena anak kurang mandiri dan kurang eksploratif ketika hanya berada
dalam rumah, dan anak menjadi lebih manja ketika belajar serta sulit diatur
(Tabi'in, 2020). Masalah yang dirasakan selama pandemik tidak hanya dirasakan
oleh orangtua karena masalah yang ditimbulkan oleh anak, namun masalah
yang peneliti lakukan dengan tiga narasumber yang mendampingi anak belajar
dari rumah yakni, ibu berinisial F (36 tahun) perkerjaan wirausaha, N (38 tahun)
pekerjaan ibu rumah tangga, dan AST (43 tahun) pekerjaan ibu rumah tangga.
simpulkan bahwa belajar dari rumah tidak efektif karena anak tidak memahami
materi, banyak menuntut, tidak fokus ketika belajar di rumah, kewalahan, sering
marah, dan kesulitan mengontrol emosi serta harus mengerjakan pekerjaan sehari-
hari.
kepada anak. Berdasarkan hasil survei pada tanggal 6 Juli 2020 tentang Pemenuhan
4
Hak dan Perlindungan Anak pada Masa Pandemik COVID-19 yang dilaksanakan
oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 25.164 orangtua dan 14.169
Gambar 3. Grafik orangtua melakukan kekerasan fisik selama BDR pada anak
(Sumber: Data survei KPAI)
Gambar 4. Grafik orangtua melakukan kekerasan psikis selama BDR pada anak
(Sumber: Data survei KPAI)
6
yang mendampingi anak belajar (ibu, ayah, kakak, dan lain-lain) melakukan
kekerasan dan presentasi tertinggi pelaku kekerasan yaitu dilakukan oleh ibu.
sebagai orangtua yang lebih banyak berinteraksi dan mengasuh anak selama di
rumah di masa pandemik membuat ibu lebih banyak mengalami stres, terlebih
hingga berakhir pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kepada anak yang masih
belajar daring. Ibu (pelaku) melakukan kekerasan fisik kepada anak yaitu
sapu hingga meninggal dunia dan ibu (pelaku) mengakui bahwa tidak berniat
penganiayaan anak juga terjadi di Pare-Pare pada 19 September 2020, dimana ibu
memukul anak dengan balok kayu lantaran anak yang sedang berada di rumah
mertuanya dilaporkan oleh guru bahwa anaknya sudah sepuluh hari tidak
Ibu melakukan kekerasan kepada anak karena adanya tekanan yang dialami
dan respon emosi orangtua yang kurang tepat dalam menghadapi stres. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2015) yaitu semakin tinggi tingkat
serangkaian proses yang mengarah pada reaksi psikologis maupun fisiologis yang
karena melibatkan banyak aspek dari orangtua, anak dan disfungsi hubungan
orangtua-anak. Stres pengasuhan juga dapat terjadi karena pola asuh orangtua.
8
Pola asuh otoriter yang diterapkan telah menunjukan bahwa orangtua lebih
frustasi dan mengalami konflik dengan anak (Nomaguchi & Milkie, 2017).
Aspek dari stres pengasuhan meliputi domain orangtua, domain anak dan
penuh kepada anak saat belajar dari rumah, sehingga menyebabkan hubungan
antara orangtua dan anak menjadi kurang harmonis karena banyak stresor yang
pengetahuan maupun waktu dalam mendidik anak. Situasi stres antara orangtua-
2014), seperti saat melakukan pembelajaran dari rumah karena perilaku anak yang
konflik lainnya. Ciri khas dari reaksi emosinal seperti reaksi yang otomatis, sering
hubungan antara orangtua-anak karena anak dapat kehilangan tempat acuan pada
individu dalam meregulasi diri, emosi, dan perilaku dalam menghadapi stres
yang berlebihan, dan regulasi emosi yang baik telah diidentifikasi sebagai faktor
terhadap stres. Orangtua yang memiliki regulasi emosi yang buruk maka
pengaruh negatif akan semakin tinggi terhadap stresor dalam pengasuhan. Gross
individu yang dapat dilakukan secara otomatis atau terkontrol, sadar ataupun tidak
merupakan proses intrinsik dan ekstrinsik, sadar atau tidak sadar yang
individu dihadapkan oleh situasi yang menekan. Regulasi emosi dapat mencakup
dengan keadaan emosi yang tidak diinginkan (Leahy, Tirch & Napolitano, 2011).
Regulasi emosi merupakan hal yang penting bagi orangtua yang memiliki peran
tentang hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang
memiliki anak cerebral palsy. Penelitian tersebut secara khusus dilakukan kepada
ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus karena penyakit yang dialami oleh
dengan stres pengasuhan ibu yang memiliki anak cerebral palsy, dimana semakin
tinggi regulasi emosi yang dimiliki maka semakin rendah stres pengasuhan yang
dialami (Ikasari & Kristiana , 2017). Stres pengasuhan dapat dialami pada
keduanya (misalnya, pada domain anak dan domain orangtua), namun orangtua
orangtua mengaku kurang sabar dan jenuh menangani anak belajar dari rumah
dengan tingkat SD (56%) dan SMP/MTs (34%) (Eko, 2020). Relevan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Azzasyofia (2020) mengenai
tingkat stres orangtua ketika mendampingi anak belajar dari rumah di masa
11
pandemik yaitu, lebih sulit menangani anak belajar yang masih duduk di bangku
dibandingkan dengan tingkat SMP dan SMA dan kesulitan tersebut lebih
dirasakan oleh ibu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari dan Gani
(2020) menemukan bahwa ibu yang memiliki anak usia sekolah mengalami emosi
negatif lebih tinggi, dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak usia
prasekolah, hal tersebut karena ketika anak sudah besar, maka semakin besar juga
ekspektasi orangtua terkait kepatuhan dan kontrol diri anak serta prestasi
akademik.
Anak usia sekolah dasar berada pada fase perkembangan kognitif konkret
operasional berkisar 7-11 tahun (Berk, 2013), dimana anak sudah mampu
menarik agar anak mematuhi apa yang dikatakan orangtua (Kumalasari & Gani,
2020). Middle childhood atau masa kanak-kanak usia tengah, dimulai dari usia 6-
11 tahun, dimana anak sudah memasuki tahap usia sekolah dasar, anak mulai
belajar tentang dunia yang lebih luas, ingin menguasai, keingintahuan yang tinggi
hingga ingin menyerupai orang dewasa (Berk, 2013). Pada tahap tersebut anak
ibu yang memiliki anak SD berusia 6-11 tahun. Subjek penelitian yang digunakan
yaitu ibu, didasari oleh informasi berita dan hasil survei yang dilakukan oleh
KPAI, dimana pelaku kekerasan dalam mendampingi anak belajar dari rumah
dilakukan oleh ibu (Mahfuzah, 2020). Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti
yaitu seorang ibu yang tidak hanya melakukan pendampingan BDR dan
pada ibu bekerja cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja karena tidak hanya bekerja di luar rumah, namun harus mengurus anak,
suami dan mengurus segala urusan rumah tangga (Apreviadizy & Puspitacandri,
2014). Faktor yang menyebabkan stres pada ibu bekerja disebabkan oleh faktor
pekerjaan dan faktor keluarga (misalnya sifat suami yang bertentangan dengan
istri dan prestasi anak yang buruk) (Sitorus, 2020). Situasi selama pandemik
meningkatkan stres pada ibu karena kesulitan ekonomi dan beban yang meningkat
dalam mengurus rumah tangga serta peran ganda yang dijalankan (Raharjo,
2020).
Jumlah anak juga akan memengaruhi tuntutan peran ibu, dimana semakin
banyak anak maka biaya kehidupan akan semakin bertambah (Chairini, 2013),
(Azimah, dkk, 2020), orangtua yang kekurangan ekonomi untuk merawat anak,
narasumber memiliki anak lebih dari satu dan mengaku kewalahan mendampingi
dimana ibu mengalami banyak masalah karena tidak hanya masalah mendampingi
anak belajar dari rumah, bahkan tekanan kehidupan lainnya dapat menyebabkan
stres dalam pengasuhan seperti, mengurus rumah tangga, suami, anak dan harus
bekerja juga. Ibu yang memiliki kemampuan mengatur emosi ketika menghadapi
hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang mendampingi
B. Keaslian Penelitian
responden, yaitu ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan aktif mengikuti
regulasi emosi dengan variabel stres pengasuhan ibu yang memiliki anak
cerebral palsy, dimana semakin tinggi regulasi emosi maka semakin rendah
pula stres pengasuhan ibu yang memiliki anak cerebral palsy, begitu pula
(2017) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu berada pada
subjek penelitian, dimana subjek penelitian yang dipilih oleh Ikasari dan
Kristiana (2017) yaitu Ibu yang memiliki anak cerebral palsy, sedangkan
subjek yang dipilih oleh peneliti yaitu ibu yang mendampingi anak belajar
Kota Semarang, dimana semakin tinggi kesulitan regulasi emosi yang dimiliki
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat pada varibel dan
emosi, sedangkan variabel X yang akan dipilih oleh peneliti yaitu regulasi
emosi. Subjek dari penelitian Fasicha (2019) yaitu orangtua yang memiliki
sedangkan subjek dari penelitian yang akan dipilih oleh peneliti yaitu ibu yang
dengan perkembangan normal pada umumnya dan menangani anak belajar dari
rumah di masa pandemik COVID-19. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di kota
Makassar.
C. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan
stres pengasuhan ibu yang mendampingi anak belajar dari rumah di masa
pandemik COVID-19?”
D. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orangtua
16
Agar anak mendapatkan rasa aman dan tenteram dalam proses belajar
c. Bagi sekolah
beban peserta didik dan orangtua selama mendampingi anak belajar dari
rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Pengasuhan
seperti timbulnya perasaan negatif terhadap diri sendiri maupun anak, dimana
orangtua.
peran orangtua. Stres pengasuhan juga dapat dipahami sebagai situasi penuh
tekanan yang terjadi pada orangtua dalam pelaksanaan tugas pengasuhan pada
17
18
orangtua dan tidak memiliki sumber daya seperti energi, keterampilan, dan
dialami oleh orangtua dan dihadapkan oleh situasi kompleks karena adanya
(orangtua)
b. Child (anak)
Domain hubungan orangtua dan anak yaitu segala aspek dari stres
(relationship).
a. Jumlah anak
tersebut juga terkait dengan faktor selain seperti status ekonomi, masalah
maka biaya yang harus dikeluarkan orangtua pun akan lebih besar, hal
b. Pendapatan
ekonomi, orangtua akan menjadi mudah marah, tertekan dan frustasi, serta
c. Dukungan sosial
yang diterima oleh ibu selama proses pengasuhan anak maka akan
mengasuh anak.
a. Individu
orangtua, kesehatan mental, dan emosi orangtua yang kurang baik. Pihak
kesehatan fisik anak dan masalah perilaku, dimana ketika anak menderita
21
sakit maka akan menyita waktu dan perhatian orang tua yang berdampak
b. Keluarga
kebutuhan yang tinggi atau kualitas tempat tinggal yang buruk, jumlah
c. Lingkungan
lingkungan, namun jika tidak segara teratasi atau dikelola dengan baik
terhadap stres. Orangtua yang memiliki regulasi emosi yang buruk maka
tua tidak mendukung atau meremehkan emosional anak, maka anak cenderung
B. Regulasi Emosi
ataupun mengurangi aspek dari respon emosi yang dialami. Regulasi emosi
perilaku impulsif agar dapat mengendalikan emosi dan perilaku sesuai dengan
bahwa regulasi emosi merupakan proses intrinsik dan ekstrinsik, sadar atau
atau otomatis ketika individu dihadapkan oleh situasi yang menekan. Regulasi
mengendalikan dan mengatur reaksi emosi agar sesuai dengan tujuan individu.
Mengaktifkan tujuan regulasi dapat melalui diri sendiri dan dapat juga
dan pengaktifan regulasi dari individu lain terbagi menjadi dua jenis yaitu
emosinya).
ditolak.
dengan respon emosi yang terjadi pada saat tidak adanya regulasi emosi.
dinamika emosi.
(emotion dynamics).
a. Faktor intrinsik
b. Faktor ekstrinsik
manusia. Selama proses pembelajaran dari rumah yang ditangani penuh oleh
reaksi psikologis maupun fisiologis yang tidak diinginkan karena adanya tuntutan
maupun fisiologis yang tidak disukai atau mengganggu karena adanya tuntutan
peran sebagai orangtua. Stres pengasuhan juga dapat dipahami sebagai situasi
penuh tekanan yang terjadi pada orangtua dalam pelaksanaan tugas pengasuhan
Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2015) yaitu semakin tinggi tingkat
Belajar dari rumah mengakibatkan orang tua melakukan kekerasan kepada anak,
maupun anak.
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi stres pengasuhan yaitu adanya
regulasi emosi. Eisenberg, dkk (Havighurst & Kehoe, 2017) menjelaskan bahwa
pengaturan emosi individu yang dapat dilakukan secara otomatis atau terkontrol,
mengurangi aspek dari respon emosi yang dialami. Regulasi emosi menunjukan
bahwa dapat berperan mengolah stres menjadi lebih baik (Marliani, dkk, 2020).
28
29
pengaruh terhadap stres. Orangtua memiliki regulasi emosi yang buruk maka
Ketidakmampuan orang tua dalam mengelola emosi akan berdampak buruk pada
anak. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa orang tua yang mendampingi anak
belajar dari rumah memerlukan regulasi emosi yang baik untuk menghadapi stres
D. Kerangka Pikir
Fenomena
Pandemi PSBB Penyesuaian - orangtua lebih
COVID-19 Pembatasan pembelajaran sering marah
Wabah atau kegiatan (Kemendikbud) kepada anak, tidak
penyakit disuatu Belajar dari memahami materi
menular di wilayah untuk rumah yang di pelajaran anak,
berbagai mengantisipasi tangani langsung emosi tidak
negara penyebaran oleh orangtua terkontrol,
kewalahan,
meneriaki dan
mencubit anak
- anak lebih banyak
Regulasi Emosi Stres Pengasuhan menuntut orangtua
1. Aktivasi tujuan 1. Domain orang tua saat belajar di
regulasi 2. Domain anak rumah, lebih
2. Keterlibatan proses 3. Domain hubungan banyak bermain
regulasi orangtua-anak ketika belajar,
3. Dinamika emosi anak sulit
memahami
penjelasan materi
dari orangtua dan
tidak fokus ketika
belajar.
Regulasi Emosi Tinggi Regulasi Emosi Rendah
Keterangan:
= Menyebabkan = Hubungan
= Diteliti/variabel
31
E. Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang
H0 : Tidak ada hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu
adanya perubahan variabel lain atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel
1. Regulasi Emosi
emosi agar sesuai dengan tujuan individu. Regulasi emosi akan diukur dengan
aspek regulasi emosi dari Gross (2014) yakni, aktivasi tujuan regulasi
31
32
2. Stres Pengasuhan
C-R) Stress yaitu domain orang tua, domain anak dan domain hubungan antar
1. Populasi
suatu penelitian (Hardani, dkk, 2020). Tujuan dari populasi ialah agar dapat
menentukan sampel penelitian. Seluruh populasi dalam penelitian ini yaitu ibu
2. Sampel
ini, yakni:
tidak acak dan subjektif, dimana setiap anggota populasi tidak memiliki
peluang yang sama untuk menjadi sampel dan menggunakan teknik purposive
yang begitu luas, dimana ibu yang mendampingi anak belajar dari rumah
permasalahan dan agar dapat memberikan nilai yang representatif atau sesuai.
Metode pengumpulan data yaitu menggunakan skala model likert. Skala likert
menggunakan dua unsur item yakni: Favorable (F) dan Unfavorable (UF),
F UF item
Stress, yakni: domain orangtua, domain anak, dan domain hubungan orangtua-anak.
F UF item
(relationship)
Total 36
dengan stres pengasuhan ibu yang mendampingi anak belajar dari rumah di masa
pandemik COVID-19, maka teknik analisis data yaitu menggunakan uji korelasi
antara dua variabel yaitu variabel X dan Y (Hardani, dkk, 2020). Uji statistik yang
akan digunakan yaitu uji statistik parametrik, dimana data berdistribusi normal
2016). Program komputer yang akan digunakan untuk memudahkan analisis data
Andrew, A., Cattan, S., Dias, M. C., Farquharson, C., Kraftman, L., Krutikova, S.,
Sevilla, A. (2020). How are mothers and fathers balancingHow are mothers
and fathers balancing work and family under lockdown? The Institute for
Fiscal Studies, 1-30. Diunduh dari https://www.ifs.org.uk/uploads/BN290-
Mothers-and-fathers-balancing-work-and-life-under-lockdown.pdf
Apreviadizy, P., & Puspitacandri, A. (2014). Perbedaan Stres Ditinjau dari Ibu
Bekerja dan Ibu tidak Bekerja. Jurnal Psikologi Tabularasa, Vol. 9(1), 58-65.
Diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/127612-ID-
perbedaan-stres-ditinjau-dari-ibu-bekerj.pdf
Azimah, R. N., Khasanah, I. N., Pratama, R., Azizah, Z., Pebriantoro, W., &
Purnomo, S. R. (2020). Alnalisis Dampak COVID-19 terhadap Sosial
Ekonomi di Pasar Klaten dan Wonogiri. Empati Jurnal Ilmu Kesehteraan
Sosial, Vol. 9 (1), 59-68.
Bögels, S., & Restifo , K. (2014). Mindfulness in Behavioral Health A Guide for
Mental Health Practitioners. New York: Springer Science . doi:DOI
10.1007/978-1-4614-7406-7
Bornstein, M. H. (2002). Handbook of Parenting (Second Edition ed., Vol. 5). USA:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Diunduh dari
https://id1lib.org/book/1080910/3b3727
Cahyati, N., & Kusumah, R. (2020). Peran Orang Tua Dalam Menerapkan
Pembelajaran Di Rumah Saat Pandemik Covid 19. Jurnal Golden Age,
Universitas Hamzanwadi, Vol. 04 No. 1, 152-159. Diunduh dari
https://core.ac.uk/download/pdf/327209071.pdf
Chairini, N. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Pengasuhan pada
Ibu dengan Anak Usia Prasekolah di Posyandu Kemiri Muka. Skripsi, 1-94.
Diunduh dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25632/1/Nurul%20
Chairini%20-%20fkik.pdf
38
39
Deater-Deckard, K., & Panneton, R. (2017). Parental Stress and Early Child
Development Adaptive and Maladaptive Outcomes. Springer International
Publishing. doi:DOI 10.1007/978-3-319-55376-4
Eko. (2020, November 13). Survei : Ada Tiga Masalah Orang tua Saat Mendampingi
Anak Selama BDR. Diunduh dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/?r=tpost/xview&id=24990091
5
Fasicha , N. (2019). Hubungan Kesulitan Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan
pada Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Disabilitis Intelektual di SLB C
Swasta Kota Semarang. Skripsi, 1-136. Diunduh dari
https://lib.unnes.ac.id/33660/1/1511415073_Optimized.pdf
Havighurst, S., & Kehoe, C. (2017). The Role of Parental Emotion Regulation in
Parent Emotion Socialization: Implications for Intervention. In K. Deater-
Deckard, & R. Panneton, Parental Stress and Early Child Development
Adaptive and Maladaptive Outcomes (pp. 285--308). USA: Springer
International Publishing. doi:DOI 10.1007/978-3-319-55376-4
Holly, L. E., Fenley, A. R., Kritikos, T. K., Merson, R. A., Abidin, R. R., & Langer,
D. A. (2019). Evidence-Base Update for Parenting Stress Measures in Clinical
40
KPCPEN. (2021, Mei 6). Pasien Sembuh Terus Meningkat Mencapai 1.552.532
Orang. Retrieved Mei 7, 2021, dari Komite Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional: https://covid19.go.id/berita/pasien-sembuh-
terus-meningkat-mencapai-1552532-orang
Kumalasari , D., & Gani, I. A. (2020). Mengasuh Anak Usia Prasekolah vs Anak Usia
Sekolah Dasar: Manakah yang lebih Menimbulkan Stres Pengasuhan pada
Ibu? Personifikasi Vol.11 No.2 NOVEMBER 2020, Vol. 11(2), 147-160.
Diunduh dari
https://journal.trunojoyo.ac.id/personifikasi/article/view/9102/5117
Kurniawan, A. W., & Puspitaningtyas, Z. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif.
Yogyakarta: Pandiva Buku. Diunduh dari
https://id1lib.org/book/5686381/2da729
Leahy, R. L., Tirch, D., & Napolitano, L. A. (2011). Emotion Regulation in
Psychotherapy. USA: The Guilford Press. Diunduh dari
https://id1lib.org/book/1199386/ea27be
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga. Jakarta: Prenadamedia Group.
Mahfuzah, A. (2020, Oktober 2). Kecerdasan Orang Tua Mengelola Emosi di Puncak
Pandemik. Diunduh Maret 10, 2021: https://suyanto.id/kecerdasan-orang-tua-
mengelola-emosi-di-puncak-pandemik/
41
Marliani, R., Nasrudin, E., Rahmawati, R., & Ramdani, Z. (2020). Regulasi Emosi,
Stres, dan Kesejahteraan Psikologis: Studi Pada Ibu Work from Home dalam
Menghadapi Pandemik COVID-19.
Nazmudin, A. (2020, September 14). Fakta Baru, Ibu Bunuh Anak karena Susah
Diajari Belajar Online. Retrieved Desember 4, 2020, dari Kompas.com:
https://regional.kompas.com/read/2020/09/14/19524061/fakta-baru-ibu-
bunuh-anak-karena-susah-diajari-belajar-online?page=all
Raharjo, D. B. (2020, April 9). Dampak Covid-19, Tingkat Stres Perempuan Lebih
Tinggi Karena Ekonomi Sulit. Retrieved Mei 8, 2021, dari Suara.com:
https://www.suara.com/news/2020/04/09/172520/dampak-covid-19-tingkat-
stres-perempuan-lebih-tinggi-karena-ekonomi-sulit?page=all
Rochim, A., & Zubaidah, N. (2020, Maret 23). Belajar di Rumah, Siswa Keluhkan
Tugas dari Guru Terlalu berat. Retrieved Mei 8, 2021, dari Edukasi:
https://edukasi.sindonews.com/berita/1564807/144/belajar-di-rumah-siswa-
keluhkan-tugas-dari-guru-terlalu-berat
Saputri, I. K., & Sugiariyanti. (2016). Hubungan Sibling Rivalry dengan Regulasi
Emosi padaMasa Kanak Akhir. Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol 8 (2).
Diunduh dari
42
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI/article/download/8624/569
0#:~:text=Regulasi%20emosi%20adalah%20proses%20pengendalian,perkem
bangan%20sosial%20dan%20emosional%20anak.
Sitorus, F. H. (2020). Stres pada Ibu Bekerja. Psikologi Prima, Vol. 3(2), 1-21.
Diunduh dari
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/Psikologi/article/view/1412/763
Organization: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/coronavirus-disease-answers?query=apa+itu+covid-
19&referrerPageUrl=https%3A%2F%2Fwww.who.int%2Femergencies%2Fdi
seases%2Fnovel-coronavirus-2019%2Fcoronavirus-disease-answers