Anda di halaman 1dari 4

Febry Mahendra Pratama

Beasiswa SFL – Seleksi Esai Tahap II

TANGGAP (Teaching and Learning as a Passion): Urgensi


Fasilitas Belajar Dengan Pendekatan “Passion Based-
Learning”

Gambar 1: Telur atau Ayam Duluan

Mana yang lebih dulu, ayam, atau telur? Sebuah pertanyaan di mana banyak yang akan
mengatakan ayam, karena tanpa ayam, telur tidak akan ada. Orang lain mungkin mengatakan
bahwa telur datang lebih dulu karena ayam berasal dari telur, jadi tanpa telur, ayam tidak akan
ada. Ini bukan fakta dari yang datang lebih dulu dalam situasi ini, daripada bagaimana mereka
berjalan beriringan. Baik telur maupun ayam saling membutuhkan untuk menjadi lengkap,
seperti halnya guru, dan siswa. Guru membutuhkan siswa untuk tujuan pendidikan, dan siswa
membutuhkan guru untuk belajar.

Gagasan “bisakah ada pendidikan tanpa passion? ” adalah topik yang dapat
diperdebatkan terutama karena beberapa siswa mungkin mengatakan bahwa tugas guru adalah
membuat kelas menarik dan menarik minat mereka. Guru di sisi lain mungkin menyarankan
bahwa terserah kepada siswa untuk cukup peduli tentang pendidikan mereka untuk memotivasi
diri mereka sendiri untuk belajar dari kurikulum, tidak peduli seberapa sulit, atau keringnya
pendidikan itu. Dalam arti bersatu untuk tujuan yang sama, semangat diperlukan untuk belajar

1
dan berhasil di sekolah, tetapi guru juga membutuhkan semangat untuk berhasil mengajar
siswanya.

Di era desentralisasi saat ini, pemerintah harus berkontribusi dalam peningkatan mutu
pendidikan di daerahnya masing-masing dengan tetap berpegang pada program pendidikan
nasional yang terangkum dalam 8 (delapan) standar nasional pendidikan khususnya Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Peran guru tidak bisa digantikan oleh benda lain, sebab
guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pembelajaran dan mereka menjadi kunci
keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. Berbagai usaha pembaruan dalam
bidang pedidikan telah dan akan terus dilakukan, namun guru tetap memegang peran sentral
dalam proses pendidikan. Kurikulum disempurnakan, sarana dan fasilitas belajar dilengkapi,
namun bila tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka
semuanya akan kurang bermakna.

Gambar 2: Mencari Metode Belajar Interaktif

Seorang guru yang hebat, tentunya bukan saja hanya sekedar melaksanakan tugas atau
pandai dalam penyampaian materi pembelajaran. Tetapi guru yang hebat itu adalah guru yang
selalu memikirkan nasib siswanya, atau dapat dikatakan guru yang tidak pernah berhenti
berpikir dan belajar untuk mencari metode pembelajaran, yang tepat dalam mengembangkan
potensi siswa. Dengan harapan siswanya dapat memahami materi pembelajaran yang ia berikan
secara gamblang (easily), sehingga mereka dapat memperoleh hasil pembelajaran yang
maksimal (good value).

2
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) selain metode yang perlu diperhatikan,
seorang guru juga dituntut untuk memahami passion para siswanya. Passion adalah gairah,
kesadaran atau energy yang muncul dari dalam diri seseorang ketika mengerjakan sesuatu.
Menurut Vallerand dan Houlfard mengungkapkan bahwa passion adalah kecenderungan kuat
terhadap aktivitas yang disukai. Seseorang meluangkan waktu dan mengerahkan tenaga untuk
melakukan kegiatan tersebut. Pembelajaran yang dilandasi dengan passion akan lebih hidup,
dapat berlangsung lebih lama, tidak menimbulkan kejenuhan serta dapat dilaksanakan secara
ikhlas atau tanpa merasa terbebani sama sekali.

Gambar 3: Passion Masing-Masing Individu

Setiap siswa memiliki passion yang berbeda. Ada siswa yang berminat dalam bidang
seni, ada siswa yang berminat di bidang olahraga, ada juga yang berminat pada bidang Bahasa
maupun Agama, dan seterusnya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang bijak, guru yang
ingin berada di hati siswanya dan bukan dimata siswanya, rasanya kurang etis jika
penyampaian materi hanya berdasarkan satu passion saja. Maksudnya adalah dalam
penyampaian materi pembelajaran, seorang guru harus mampu mengaitkan mata pelajaran
yang diajarkan dengan passion siswa. Misal seorang guru Bahasa Inggris mengajarkan materi
tentang Job Application Letter, Seorang guru tidak hanya menjelaskan Job Application Letter
secara umum saja, tetapi disini guru harus menghubungkan materi tersebut dengan passion
siswa seperti: dengan menanyakan, “ayo anak-anak, siapa yang ingin bekerja sebagai
binaragawan?, siapa yang ingin bekerja sebagai guru agama?.” Dan untuk evaluasi, guru
meminta siswa membuat surat lamaran kerja sesuai dengan passion masing – masing. Seorang
siswa yang passionnya dibidang olahraga, dia diminta untuk membuat surat lamaran kerja,
3
untuk menjadi seorang binaragawan. Sementara siswa yang passionnya dibidang seni, dia
diminta untuk membuat surat lamaran kerja sebagai pelatih tari di sanggar dan seterusnya.

Dengan demikian, Pembelajaran yang melibatkan passion, akan berpengaruh besar


terhadap perkembangan jiwa siswa. Siswa merasa bahagia, tidak merasa tertekan, siswa dapat
belajar dengan sungguh – sungguh, siswa merasa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan
tugas sekolahnya, serta hasil belajar yang dicapai oleh siswa akan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai