Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Dosen pengampu:
Wawan S Zaini, S.Pd, M.Kes
Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes
Diana Rinawati, SKM, M.Kes
Istiani Annisa, SKM, M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 8:
1.Jihan selviana ramadhan
2.Riska Silfiana
3.Salmanur Septiani
4.Tasya nabila nurul alifah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya yang judul "Gangguan Sistem Perkemihan". Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah" PLEBOTOMI ".
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Meskipun
penulis telah berusaha melakukan yang terbaik. Dalam menuliskan makalah ini. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan makalah ini. Dan penulis tidak lupa mengucapkan terimaksih kepada
yang terhormat dosen pengampu, bapak Budi Siswanto, Skep, MSC dan Ibu dr. Citra
Trisna MARS. atas bimbingan beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dan juga para kerabat yang ikut membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan
bagi para pembaca tentang "LCS, TRANSUDAT, EKSUDAT" secara bersama-sama
dan mengekplorasi secara mandiri.

Tangerang,18 Februari 2022

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid CSF) adalah cairan yang menggenangi otak
dan akord tulang belakang. Cairan serebrospinal adalah satu dari tiga komponen
utama di dalam tengkorak, dua lainnya adalah pembuluh darah dan otak itu sendiri.
CSF diproduksi oleh pleksus koroid, serangkaian pembuluh darah infolded bahwa
proyek ke dalam ventrikel otak. Dan itu diserap ke dalam sistem vena. Jika produksi
melebihi penyerapan, tekanan CSF naik, dan hasilnya adalah hidrosefalus. Ini juga
dapat terjadi jika jalur CSF yang terhambat, menyebabkan cairan menumpuk. CSF
diperoleh dalam pungsi lumbal dianalisa untukmendeteksi penyakit.

Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu


proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau
gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml,
volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata: 104
mil) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra
sel maupun intra sel. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit
atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml
dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi
dan absorpsi.

Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka


cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit
penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit,
serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu
tindakan yang aman, tidak mahal dan cepat untuk
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil. Cairan.
Cairan itu terdapat ump dalam rongga serosa perikardium rongga pleura. Rongga
perut dan berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran yang dilappisi mesontel
dapat bergerak tampa geseran. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa
keadaan dan akan berupa transudat atau exudat.

Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan
cairan badan (tekanan osmosis.dsb), sedangkan exudat bertalian dengan salah satu
proses peradangan.

Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau exudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapat keterangan tentang
causanya. Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai

Akibat tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang

Meningkat (tidak disebabkan proses peradangan/inflamasi). Berat jenis transudat

Pada umumnya kurang dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang

Rendah. Contoh transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan

Dalam cairan tubuh.

Transudat merupakan discharge patologis, merupakan serum darah yang

Merembes keluar dari pembuluh-pembuluh kapiler ke dalam sela-sela jaringan

Atau rongga badan, tanpa radang.

Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang
memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas). Bertambahnya
tekanan hidrostatik intravaskuler sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan
serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
Eksudat merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam jaringan
sekitarnya pada radang, berupa nanah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi LCS, Transudat dan Eksudat

1.1 LCS(Liquor Cerebro spinal)

Liquour Cerebro Spinalis adalah Cairan jernih yang menyelimuti susnan

syaraf pusat yang menggenangi otak dan medula spinalis ,cairan otak yang

diambil melalui pungsi lumbal. LCS terutama dibuat oleh pleksus koroideus

(terdapat pada ventrikel tertius, ventrikel quartus dan ventrikel lateralis). Fungsi: Alat
pelindung otak dari trauma,bahan lubrikasi sistem nervus centralis,transpor
nutrisi,pelepasan hasil metabolisme 1.2 Transudat Transudat adalah Penimbunan
cairan dalam rongga serosa sebagai akibat

karena gangguan keseimbangan cairan dan bukan merupakan proses radang, jenis
transudat pada umumnya kurang dari 1.012 yang mencerminkan kandungan

protein yang rendah. Contoh transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi

penekanan dalam cairan tubuh. Transudat merupakan discharge patologis, merupakan


serum darah yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh kapiler ke dalam sela-
sela jaringan

atau rongga badan, tanpa radang


Rongga-rongga serošu dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan
itu terdapat ump, dalam rongga pericardium, rongga pleura, rongga perut dan
berfungsi sebagai pelumas agar membrane-membran yang dilapisi mesotel dapat
bergerak tanpa geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan normal hamper tidak dapat
diukur karena sangat sedikit. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa keadaan
dan akan berupa transudat atau exudat.
Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan keseimbangan
cairan badan (tekanan osmotic koloid, statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik,
kerusakan endotel, dsb), sedangkan exudat bertalian dengan salah satu proses
peradangan.
Transudat terjadi apabila hubungan antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid
osmotik menjadi terganggu, sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan
melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya. Penyakit-penyakit yang menyertai transudat
seperti pada tabel 2. Tingginya penyakit jantung sebagai penyebab efusi pleura
dikarenakan penyakit tersebut merupakan penyakit yang terbanyak dan penyebab
kematian utama di Indonesia...

Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau exudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapatkan keterangan tentang
causanya. Eksudat adalah Cairan paologis dan sel yang keluar dari kapiler masuk ke

1.3 Exudat.
dalam jaringan pada waktu radang Cairan ini tertimbun sebagai akibat

permeabilitas vascular (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul

besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular sebagai

akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit leukosit

yang menyebabkan emigrasinya.

Eksudat, merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam jaringan
sekitarnya pada radang, berupa nanah. Jadi...termasuk discharge yang patologis.
Eksudat terbentuk melalui membran kapiler yang permeabilitasnya abnormal.
Perubahan permeabilitas membran disebabkan adanya peradangan pada pleura
seperti infeksi atau keganasan. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi terbanyak di
Indonesia dan nomor 3 terbanyak didunia setelah India dan Cina.
Komplikasi yang terjadi seperti efasi pleura terjadi disebabkan keterlambatan
diagnosis, kepatuhan penderita dalam pengobatan, sarana pelayanan kesehatan,
lingkungan dan lain sebagainya sehingga insidennya masih cukup tinggi. Demikian juga
dengan keganasan, biasanya terdiagnosis pada stadium lanjut yang telah berkomplikasi
pada organ lainnya.
2. Jenis-jenis Transudat dan Eksudat
Jenis-jenis Transudat terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1) Hidrotoraks Adalah kondisi penumpukan cairan yang abnormal pada rongga pleura.
Cairan yang dimaksud mangandung protein dan sel
2) Hidroperikardium
Adalah cairan tertunda dalam jaringan disebut adema atau dropsy. Jika kelebihan
cairan dikumpulkan dikemeja atrium, maka itu adalah hydropericardium.

3) Hidroperitoneum (asites) Adalah penimbuhan cairan i dalam rongga peritoneum.


Jenis-jenis eksudat terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) Eksudat non seluler.


Eksudat non seluler terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

Eksudat serosa

a. Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat
yang terlarut dengan sangat sedikit leukosit Jenis eksudat nonseluler yang
paling sederhana adalah eksudat serosa.yang pada dasamya terdiri dari protein
yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam daerah
radang bersama-sama dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat serosa
yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh.

b. Eksudat fibrinosa
Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat yang
terlarut dengan sangat sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling sederhana
adalah eksudat serosa yang pada dasamya terdiri dari protein yang bocor dari
pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam daerah radang bersama-sama
dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat serosa yang paling dikenal adalah
cairan luka melepuh.

c. Eksudat musinosa (eksudat kataral)

Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana terdapat

Sel-sel yang dapat mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan eksudat lain
karena eksudat ini merupakan sekresi set bukan dari bahan yang keluar dari
Aliran darah. Sekresi musin merupakan sifat normal membran mukosa dan eksudat
musin merupakan percepatan proses dasar fisiologis.Contoh eksudat musin yang paling
dikenal dan sederhana adalah pilek yang menyertai berbagai infeksi pemafasan bagian
atas.

2) Eksudat Seluler
Eksudat seluler terdiri dari:

a. Eksudat netrofilik

Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama terdiri
dari neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak sehingga bagian
cairan dan protein kurang mendapat perhatian. Eksudat neutrofil semacam ini disebut
purulen. Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi bakteri.Infeksi bakteri
sering menyebabkan konsentrasi neutrofil yang luar biasa. Tingginya di dalam jaringan
dan banyak dari sel-sel ini mati dan membebaskan enzim-enzim hidrolisis yang kuat
disekitarnya. Dalam keadaan ini enzim-enzim hidrolisis neutrofil secara haraf ah
mencernakan jaringan dibawahnya dan mencairkannya. Kombinasi agregasi netrofil
dan pencairan jaringan-jaringan di bawahnya ini disebut suppuratif,atau lebih sering
disebut pus/nanah. Jadi pus terdiri dari :

A neutrofil pmn. Yang hidup dan yang mati neutrofil pmn. Yang hancur

b. Hasil pencairan jaringan dasar (merupakan hasil pencernaan)

c.eksudat cair dari proses radang


d. bakteri-bakteri penyebab
e.nekrosis liquefactiva
3) Eksudat Campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini dinamakan
sesuai dengan campurannya.Jika terdapat eksudat fibrinopurulen yang terdiri dari
fibrin dan neutrofil polimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang terdiri dari musin
dan neutrofil, eksudat serofibrinosa dan sebagainya.

Fungsi Transudat Eksudat

Fungsi dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya
gangguan sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya
inflamasi akibat infeksi bakteri (eksudat). Transudat terjadi sebagai akibat proses
bukan radang oleh gangguan

Kesetimbangan cairan badan (tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau
tekanan hidrostatik, kerusakan endotel, dsb.), sedangkan eksudat bertalian dengan
salah satu proses peradangan.

3. Proses Pembentukan LCS, Transudat dan Eksudat


3.1 Proses terbentuknya LCS

Liquor serebrospinal (LCS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus, dimana


sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumner yang
menutupi stroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi dari sel ependim, yang
menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul danmembentuk
seperti daun pakis yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid
berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada sisi aspeks. Dasar sel epitel
kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stroma diantaranya. Ditengah villus
terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapiler fenestrata). Inilah yang disebut
sawar darah LCS. Gambaran histologis khusus ini mempunyai karakteristik yaitu
epitel untuk transport bahan dengan berat molekul besar dan kapiler fenestrata untuk
transport cairan aktif. Pembentukan LCS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya
ultrafiltrat plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian
ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif.
Mekanisme sekresi LCS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: Natrium
dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehingga
menimbulkan muatan positif di dalam LCS. Hal ini akan menarik ion-ion bermuatan
negatif, terutam clorida ke dalam LCS Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan
neuron sehingga meningkatkan tekanan somotik cairan ventrikel sekitar 100 mmHg
lebih tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan osmotik ini menyebabkan sejumlah air
dan zat terlarut lain bergerak melalui membran khoroideus ke dalam LCS Bikarbonat
terbentuk oleh karbonik abhidrase dan ion hidrogen yang dihasilkan akan
mengembalikan pompa Na dengan ion penggantinya yaitu Kalium. Proses ini disebut
Na-K Pump yang terjadi dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang berlangsung dalam
keseimbangan. Obat yang menghambat proses ini dapat menghambat produksi LCS.
Penetrasi obat obat dan metabolit lain tergantung kelarutannya dalam lemak. Ion
campuran seperti glukosa, asam amino, amin danhormon tyroid relatif tidak larut
dalam lemak, memasuki LCS secara lambat dengan bantuan sistim transport
membran. Juga insulin dan transferin memerlukan reseptor transport media. Fasilitas
ini (carrier) bersifat stereospesifik, hanya membawa larutan yang mempunyai susunan
spesifik untuk melewati membran kemudian melepaskannya di LCS. Natrium
memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif. Kalium disekresi ke
LCS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga keluarnya dari LCS ke jaringan
otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke LCS dan jaringan otak juga terjadi
terutama dengan mekanisme transport aktif, dan konsentrasinya dalam CSS tidak
tergantung pada konsentrasinya dalam serum. Perbedaan difusi menentukan
masuknya protein serum ke dalam LCS dan juga pengeluaran CO2. Air dan Na
berdifusi secara mudah dari darah ke LCS dan juga pengeluaran CO2. Air dan Na
berdifusi secara mudah dari darah ke LCS dan ruang interseluler,
Demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat penyuntikan intervena
cairan hipotonik dan hipertonik. Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan
LCS: yang pertama dan terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua
(lebih sedikit) terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan LCS yang dihasilkan
oleh
Ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam. LCS bukan
hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi pembentukannya dikontrol oleh proses
enzimatik. LCS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk
ke dalam ventrikel III. Selanjutnya melalui aquaductus sylvil masuk ke dlam ventrikel
IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral
(foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen
ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada dibagian tengah atap ventrikel IIl
memungkinkan LCS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga
subarakhnoid. LCS mengisi rongga subarakhnoid sekeliling medula spinalis sampai
batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula spinalis dan
dasar otak, LCS mengalir perlahan menuju sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui
apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana
sebagian besar LCS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada
dinding sinus sagitalis superior.

Yang mempengaruhi alirannya adalah metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik


aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah. LCS akan melewati villi
masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus. Villi arakhnoid berfungsi sebagai
katup yang dapat dilalui LCS dari satu arah, dimana semua unsur pokok dari cairan
LCS akan tetap berada di dalam LCS, suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow LCS
juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis
oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal.
Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan LCS dengan cara difusi
melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf
melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr
disamping selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara
cairan ekstraselluler dan ess dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang
permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan
otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan
arakhnoid
Bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada tingkatan
kapiler.

3.2 Mekanisme terbentunya transudat dan eksudat yaitu :

Pergerakan alat-alat di dalam rongga tersebut. Dalam keadaan normal, cairan.


Bergerak antara pembuluh darah dan cairan ekstravaskuler, disini terdapat
keseimbangan antara tekanan koloid osmotic plasma dan tekanan hidrostatik yang
mendorong cairan kedalam jaringan yang menyebabkan cairan tetap tinggal dalam
pembuluh darah. Tetapi pada keadaan patologis tertentu, misalnya: Tekanan
hidrostatik meningkat.

1.Tekanan koloid osmotik

3. Kenaikan filtrate kapiler dan protein spesifik


Keadaan-keadaan tersebut menyebabkan naiknya substansi tertentu dan pengumpulan
cairan di ekstravaskuler, molekul-molekul kecil seperti air. Elektrolit, dan kristaloid
akan berdifusi secara cepat melewati plasma darah. Sehingga terjadi penumpukan
cairan, proses ini disebut dengan istilah ultrafiltrasi. Eksudat terjadi karena infeksi
bakteri yang mengakibatkan peningkatan

Permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah. Eksudat terbentuk apabila lapisan


kapiler atau membrane rusak oleh proses peradangan atau neoplastik. Akibatnya
protein berukuran besar dan konstituen darah lainnya bocor keluar untuk masuk ke
jaringan dan rongga tubuh. Pada peradangan aktif, kandungan protein pada cairan ini
meningkat. Sedangkan Transudat eksudat dapat terjadi pada: 1. Sindroma nefrotik

2. Sirosis hepatic
3. Gagal jantung
4. Perbedaan LCS,Transudat dan Eksudat
Foto
5. Cara pengambilan spesimen
5.1 Alat dan Bahan

Sarung tangan

Baju steril Duk Lubang

Kassa steril, kapas dan plester

Jarum pungsi lumbal no. 19,20,23 Manometer spinal

Two wy tap

Depper

Spuit dan jarum (untuk aastesi lokal) Antiseptic Povidon iodine dan alcohol 70%

Lidocain 1% 2 x ml

Tabung reaksi untuk menampung cairan serebrospinal

5.2 Cara Memperoleh Bahan :

1. Bahan dari (rongga perut, pleura, perikardium sendi, kista, hidrocycle),


Di dapat dengan pungsi.

2. Sebagai tempat gunakan penampung biasa, untuk biakan digunakan


Penampung steril, dan juga penampung dengan anti koagulan( Citrat

20% atau heparin steril)


3. Jumlah cairan yg diambil disesuaikan dengan jenis pemeriksaan. Cara
menampungpun sebaiknya disesuaikan dengan jenis pemeriksaan 4.
Menampung sampel Jika akan dilakukan pemeriksaan nonbakteriologi,
Siapkan 3 tabung, tabung I u/menampung beberapa tetes yg keluar dr

Jarum pungsi, tabung ini tdak dipakai karen kemungkinan terdapat

Sedikit darah dari tindakan mengambil sampel.

4. Tabung 2 & 3 di isi masing-masing 2-4 mL LCS Jika hendak


Melakukan pemeriksaan bakteriologis tabung ketiga harus tabung steril

Yang isinya bisa digunakan untuk pemeriksaan bakterioskopi atau

Pembiakan Makroskopis (warna, kekeruhan sediment, bekuan)


5.3. Prosedur Pungsi Lumbal

5.3.1. Persiapan Lumbal Punksi:

Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP • Jelaskan prosedur


pemeriksaan, bila perlu diminta persetujuan pasen/keluarga terutama pada LP dengan
resiko tinggi

5.3.2. Cara pengamblan Lumbal fungsi

Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi

Maksimal

Tentukan daerah pungsi lumbal (antara L3-L4 atau L4-L5) yaitu dengan

Menentukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan

Garis antara kedua spina ishiadika anterior superior (SIAS ) kiri dan
Kanan.

• Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10


Dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup

Dengan

Duk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.

Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang

Telah memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan

(lutut di tarik ke arah dahi)

Menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.

Tusukkan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan

Jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan

Mulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulit dan
ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan

Keadaan

Gizi. Umumnya 1,5-2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada

Umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.

Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan

Aliran
Cairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial.
Ambil cairan untuk pemeriksaan. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan
plester.
6. Pemeriksaan LCS, Transudat dan Eksudat
6.1.Pemeriksaan LCS (Liquor Cerbro spinal )

Parameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut:

6.1.1. Makroskopik

. Warna

Kekeruhan (Kejernihan)

Bekuan.

BJ

. pH

6.1.2. Mikroskopik

 Hitung Jumlah Sel


Hitung Jenis Sel (Diff.Count) 6.1.3. Kimiawi

• Pandy
. Nonne

Protein

.Glukosa
Chlorida
6.1.4 Bakteriologi (Pembiakan)

a. Makroskopik

Metode

: Visual (Manual)

. Tujuan

Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi: warna, kejernihan,


bekuan, pH dan BJ.

b. Mikroskopik

1) Hitung Jumlah Sel


Metode

Bilik Hitung

. Prinsip

LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit

Dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung

Di bawah mikroskop.

. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.

2) Hitung Jenis Sel


Metode

Giemsa Stain

Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan

Polinuklear

. Tujuan

Dalam cairan LCS


6.2. Pemeriksaan untuk transudat dan eksudat terbagi menjadi 4

Macam, yaitu :

Pemeriksaan makroskopis

c. Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksaan kimia

d. Pemeriksaan bakterioskopi

6.2.1 Pemeriksaan makroskopis

Pemeriksaan makroskopis meliputi, yaitu: Jumlah

Ukurlah dan catatlah volume yang didapat dengan pungsi. Jika semua cairan.
Dikeluarkan jumlah itu memberi petunjuk tenteng luasnya kelainan.

2. Wama Mungkin sangat berbeda-beda, agak kuning, kuning campur hijau, merah
jambu, merah, putih serupa susu, dll. Bilirubin memberi warna kuning pada transudat,
darah yang menjadikannya merah atau coklat, pus memberi warna putih-kuning.
Chylus putih serupa susu, B. Pyocyaneus biru-hijau. Warna transudat biasanya
kekuning-kuningan, sedangkan exudat dapat berbeda-beda warnanya dari putih
melalui kuning sampai merah darah sesuaidengan causa peradangan dan beratnya
radang. Warna exudat oleh proses radang ringan tidak banyak berbeda dari warna
transudat.
3. Kejernihan
Inipun mungkin sangat berbeda-beda dari jernih, agak keruh sampai sangat keruh.
Transudat murni kelihatan jernih, sedangkan exudat biasanya ada kekeruhan. Jika
mungkin, kekeruhan yang menunjuk kepada sifat exudat itu dijelaskan lebih lanju
sebagai umpamanya serofibrineus, seropurulent, serosangineus, hemoragik,

Fibrineus, dll
Kekeruhan terutama disebabkan oleh adanya dan banyaknya sel, leukosit dapat
menyebabkan kekeruhan sangat ringan sampai kekeruhan berat seperti bubur.
Eritrosit menyebabkan kekeruhan yang kemerah-merahan.

5. Bau
Biasanya baik transudat mupun exudat tidak mempunyai bau bermakna kecuali kalau
terjadi pembusukan protein. Infeksi dengan kuman anaerob dan oleh E. Coli mungkin
menimbulkan bau busuk, demikian adanya bau mengarahkan exudat.

6. Berat jenis
Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjainya bekuan. Penetapan ini

Penting untuk menentukan jenis cairan. Kalau jumlah cairan yang tersedia cukup,

Penetapan dapat dilakukan dengan urinometer, kalau hanya sedikit sebaiknya

Memakai refraktometer. Seperti sudah diterangkan, nilai berat jenis dapat ikut

Memberi petunjuk apakah cairan mempunyai ciri-ciri transudat atau exudat.

7. Bekuan
Perhatikan terjadinya bekuan dan terangkan sifatnya (renggang, berkeping. Sanagat
halus, dll) bekuan it tersusun dari fibrin dan hanya didapat pada exudat. Kalau dikira
cairan yang dipungsi bersifat exudat, campurlah tetap cair dan dapat dipakai untuk
pemeriksaan lain-lain.

6.2.2 Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis yaitu sebagai berikut:

1) Hitung Jumlah Sel Lekosit Metode:


Kamar hitung Improved Neubauer atau Fuchs Rosenthal.

Tujuan : Untuk menghitung jumlah sel lekosit dalam cairan dan mengetahui bahwa
sampel

Cairan tubuh tersebut transudat atau eksudat.


2) Menghitung jumlah leukosit
Kalau cairan berupa purulent, tidak ada gunanya untuk menghitung jumlah leukosit.
Tindakan ini baiklah hanya dilakukan dengan cairan yang jernih atau yang agak keruh
saja. Pada cairan jernih pakailah pengenceran seperti dipakai untuk menghitung
jumlah

Leukosit dalam cairan otak. Untuk cairan yang agak keruh, pilihlah pengenceran yang
sesuai.

Bahan pengenceran sebaiknya larutan NaCl 0,9%, jangan larutan turk. Karen cairan
turk itu mungkin menyebabkan terjadinya bekuan dalam cairan. Cairan yang berupa
transudat biasanya mengandung kurang dari 500 sel/ul. Semakin tinggi angka itu
semakin besar kemungkinan cairan tersebut bersifat eksudat.

3) Menghitung jenis sel


Menghitung jenis sel biasanya hanya membedakan dua golongan jenis sel yaitu
golongan yang berinti satu yang digolongkan dengan nama “limfosit” dan golongan sel
polinuklear atau “segment”. Dalam golongan limfosit ikut terhitung limfosit, sel-sel
mesotel, sel plasma, dsb.
Perbandingan banyak sel dalam golongan golongan itu memberi petunjuk kearah jenis
radang yang menyebabkan atau menyertai eksudat itu. Catatan

Hasil hitung jenis dapat memberikan keterangan tentang jenis radang yang menyertai
proses radang akut hampir semua sel berupa segment. Semakin tenang proses itu
semakin bertambah “limfosit”nya. Dan rangsang

Menahun menghasilkan hanya limfosit saja dalam hitung jenis. Pemeriksaan sitologik
terhadap adanya sel-sel abnormal, teristimewa sel-sell ganas sangat penting.
Sitodiagnostik semacam itu tidak dapat dilakukan dengan
Cara seperti di atas, melainkan mewajibkan teknik khusus menurut Papanicolaou.
Meskipun teknik Papanicolaou tidak diterangkan di sini, perlu diketahui bahwa bahan
yang diperoleh tidak boleh membeku. Proses pembekuan hendaknya di cegah dengan
menggunakan EDTA atau heparin.

6.2.3 Pemeriksaan Kimia

Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada kadar glukosa dan protein

Dalam cairan itu. Alasannya ialah cairan rongga dalam keadaan normal mempunyai
susunan yang praktis serupa dengan susunan plasma darah tanpa albumin dan
globulin-globulin. Transudat mempunyai kadar glukosa sama sperti plasma, sedangkan
eksudat biasanya berisi kurang banyak glukosa teristimewa jika eksudat itu
mengandung banyak leukosit. Protein dalam transudat dan eksudat praktis hanya
fibrinogen saja. Dalam

Transudat kadar fibrinoge

6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesalahan Pemeriksaan LCS Transudat dan


eksudat

LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat
diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah,
terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri
atas benang fibrin.

Transudat murni kelihatan jernih, sedangkan eksudat biasanya ada kekeruhan Jika
mungkin, kekeruhan yang menunjuk kepada sifat eksudat itu dijelaskan lebih lanjut
sebagai umpamanya scrofibrineus, seropurulent, serosanguineus, hemoragik, fibrincus,
dil

Kekeruhan pada transudat eksudat terutama disebabkan oleh :

Leukosit: Kekeruhan yang sangat ringan sampai dengan seperti bubur.

Eritrosit: Kekeruhan berwarna kemerah-merahan

Adanya kekeruhan pada transudat eksudat dinyatakan dengan:

1. Serous
2. Seropurulen 3. Serosanguinis
4. Putrid
5. Purulent
6. Serofibrinous)
1. Positif Palsu
Hasil positif palsu (false positif) dapat terjadi bila sampel sifatnya terlalu basa

Atau encer.

2. Positif
Hasil positif didapatkan pada cairan yang bersifat eksudat, dan transudat biasanya
menjadikan test ini memberikan hasil positif lemah.

3. Negatif
Hasil test negative diperoleh jika pemeriksaan yang dilakukan menggunakan cairan
rongga badan yang normal, yaitu bukan transudat dan eksudat
E. Interprestasi Hasil

Interprestasi hasil pemeriksaan transudat dan eksudat yaitu:

1.Pemeriksaan Makroskopis

Warna Transudat

Kuning muda

Eksudat

Bermacam macam tergantung dari penyebabnya bilirubin

Hijau

Merah

Darah

Putih kekuningan

Pus

Chylus

Putih susu

Biru kehijauan

Bakteri pyogenes

Tidak khas
Bau busuk (infeksi bakteri).

c. Bau

Transudat Eksudat

Kekeruhan Transudat

Eksudat

: jernih jernih.

d. Berat Jenis Transudat Eksudat

: 1000-1015

1018 1030
e. Bekuan

Transudat -) tidak terjadi bekuan

Eksudat

: (+) terjadi bekuan

2. Pemeriksaan Mikroskopis
a. Hitung Jumlah Sel Leukosit

Transudat < 500 sel/ul

Eksudat> 500 sel/ul

b. Hitung Jenis Sel Leukosit


Transudat

Hanya sel mononuklear (limposit).

Eksudat

Ditemukan sel mononukleaar dan PMN/segmen.

Pemeriksaan Bakteriologi

Transudat: Tidak ditemukan bakteri

Eksudat

Ditemukan bakteri

Pemeriksaan Kimiawi

Protein kualitatif (Rivalta test)

Transudat

+) lemah

Eksudat

: (+) kuat

b.

Protein kuantitatif (Esbach) Transudat

: 2.5 g/dl
Eksudat

4.

:4 g/dl
PENUTUP

A. Kesimpulan

Liquour Cerebro Spinalis adalah cairan otak yang diambil melalui pungsi lumbal. LCS
terutama dibuat oleh eksus koroideus (terda tertius, ventrikel quartus dan ventrikel
lateralis). Pada ventrikel Fungsi: Alat pelindung otak dari trauma,bahan lubrikasi
sistem nervus centralis,transpor nutrisi.pelepasan hasil metabolisme.untuk

Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi). Berat jenis transudat pada umumnya
kurang dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh
transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan tubuh.

Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg% serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang
memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya
tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan
serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.

Cara pemeriksaan LCS.transudat dan eksudat terbagi atas empat macam yaitu
pemeriksaan makroskopi, mikroskopi, kimia, dan baterioskopi.untuk memperoleh
spesiemen LCS,transudat Exudate harus di perhatikan persiapan pasien.penampungan
spesimen dan voulme spesimen yang di butuhkan.
B. Saran
Diharapakan agar dapat mengetahui apa yang dimasud dengan LCS, transudat dan
eksudat serta cara pemeriksaan transudat dan eksuda

Anda mungkin juga menyukai