Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
( Provinsi Sumatra Barat )

Dosen Pembimbing :

JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ABDI MULIA


2044190035

PRODI INFORMATIKA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Provinsi Sumatra Barat

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Daftar Isi
JUDUL………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………...
1. Latar Belakang……………………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………
3. Batasan Masalah…………………………………………………………………...
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………..
1. Pemerintahan……………………………………………………………………….
2. Adat Istiadat………………………………………………………………………..
a. Rumah Adat……………………………………………………………………
b. Pakaian…………………………………………………………………………
c. Kesenian………………………………………………………………………..
3. Wisata Alam Dan Buatan…………………………………………………………..
a. Alami…………………………………………………………………………...
b. Buatan…………………………………………………………………………..
4. Kuliner……………………………………………………………………………...
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………..
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sumatera Barat merupakan daerah yang memiliki potensi besar di bidang
pariwisata. Potensi tersebut sangatlah beragam dan tidak kalah dengan daerah lain.
Apapun jenis destinasi wisatanya dapat ditemukan di Sumatera Barat ( Pitopang,
2013). Menurut Sawirman (2008), Sumatera Barat ini adalah sebuah destinasi yang
mempunyai keunggulan komparatif dalam peta kepariwisataan Indonesia, selain
dikelilingi oleh keindahah panorama alam, keunikan adatistiadat, seni, sejumlah situs
bersejarah, dan kekayaan alam dapat menarik banyak wisman.
Potensi wisata Sumatera Barat yang besar ternyata tidak sejalan dengan
promosi. Sebagaimana kita ketahui promosi merupakan hal yang penting dalam
memasarkan sesuatu ke masyarakat. Nudirman Munir dalam Warta Andalas (2013)
mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar masih kurang dan minim dalam
melakukan promosi pariwisata ini menyababkan kemajuan sektor pariwisata di
Sumbar berjalan lamban.
Salah-satu alternatif dalam melakukan promosi pariwisata di Sumatera Barat
adalah melalui perangkat mobile. Saat ini wisatawan semakin banyak menggunakan
aplikasi mobile (piranti bergerak) dalam merencanakan perjalanan wisata mereka.
Wisatawan menggunakan aplikasi mobile untuk mencari tips dan saran selama
perjalanan, petunjuk arah, pemesanan tiket dan penterjemah bahasa. (Prawitasari,
2013). Salah-satu tools yang dapat digunakan dalam membangun aplikasi berbasis
mobile Android yaitu Basic4Android.
Salah-satu yang paling menarik untuk dipromosikan dari pariwisata Sumatera
Barat adalah pariwisata Islam nya. Seperti yang dijelaskan oleh Asdhiana (2013),
Sumatera Barat merupakan suatu wilayah Indonesia yang memiliki destinasi untuk
wisata Islam. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk pembangunan aplikasi
Mobile Geographic Information Systems (GIS) wisata Islam di Provinsi Sumatera
Barat melalui Tugas Akhir ini. Adapun I 2 database yang mampu untuk menyimpan
dan mengelola data spasial yaitu PostgreSQL dengan ekstensi PostGIS.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan sub bab latar berlakang, maka pertanyaan yang dijawab dalam
penelitian ini adalah bagaimana membangun aplikasi mobile GIS wisata Islam
Sumatera Barat menggunakan Basic4Android dengan database PostgreSQL dan
ekstensi PostGIS.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan diatas maka ada beberapa hal yang membatasi
penelitian ini yaitu:
a) Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah PostgreSQL versi 9.1
dengan ekstensi PostGIS 2.0.
b) Operasi spasial menggunakan fitur- fitur yang sudah ada pada Google
Maps/PostGIS seperti jalur, posisi saat ini dan jarak terdekat dengan radius
tertentu.
c) Aspek wisata Islam yang termasuk dalam penelitian ini adalah makam
pejuang Islam , masjid peninggalan sejarah Islam, Institusi pendidikan
Islam dan kegiatan – kegiatan festival bernuansa Islam.
d) Framework yang digunakan dalam membangun aplikasi mobile ini adalah
Basic4Android versi 3.50.
e) Bahasa pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual
Basic, PHP versi 5.3.10.
f) Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini
adalah smartphone dengan sistem operasi Android versi 2.3 (Gingger
Bread) keatas, RAM 1 GB, Resolusi Layar 320 x 480 pixels, dan memiliki
GPS. 3
g) Aplikasi dibangun untuk beberapa kota/kabupaten di Sumatera Barat, yaitu
Bukittinggi, Padang Panjang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan,
Payakumbuh, Tanah Datar, dan Sawahlunto.
BAB 2
PEMBAHASAN

1.1 Pemerintahan
Pemerintahan nagari
Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatra Barat adalah
Nagari, yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan
diberlakukannya Undang-undang nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan
desa, status nagari dihilangkan diganti dengan Desa, dan beberapa jorong
ditingkatkan statusnya menjadi desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan
administrasi pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa. Namun sejak
bergulirnya reformasi pemerintahan dan otonomi daerah, maka sejak pada
tahun 2001, istilah "Nagari" kembali digunakan di provinsi ini.
Budaya politik yang hidup di pemerintahan desa Sumatra Barat semenjak
kebijaksanaan penyeragaman (UU No.5 Tahun 1979) diberlakukan adalah
budaya politik parokhial. kondisi ini terlihat melalui sistem kekuasaan, sistem
pemilihan penguasa, syarat penguasa, dan peranan penguasa di pemerintahan
desa.
Sistem kekerabatan dalam membangun budaya politik partisipan mulai
terjadi pergeseran, dalam hal tingkat kepekaan, bentuk toleransi dalam
kekerabatan, dan peranan senioritas dalam kekerabatan. Artinya berkurangnya
kebersamaan dalam sistem kekuasaan kekerabatan.
Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh
para penghulu atau datuk di nagari tersebut, kemudian pada masa
pemerintah Hindia Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu tersebut
untuk menjadi wali nagari. Kemudian dalam menjalankan pemerintahannya,
wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala jorong atau wali jorong, namun
sekarang dibantu oleh sekretaris nagari (setnag) dan beberapa pegawai negeri
sipil (PNS) bergantung dengan kebutuhan masing-masing nagari. Wali nagari
ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis dalam
pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan.
Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari, yakni lembaga yang
beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan
perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama, Cadiak Pandai (kaum
intelektual) dan Niniak Mamak para pemimpin suku dalam suatu nagari, sama
dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam ssistem administrasi desa.
Keputusan keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara
wali nagari dan Tungku Tigo Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari
Nagari.
1.2 ADAT ISTIADAT
1. Rumah Adat
Rumah adat Sumatra Barat khususnya dari etnis Minangkabau
disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang
tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun.
Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun
sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal
lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas
dua bahagian muka dan belakang, umumnya berbahan kayu, dan sepintas
kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol
seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan
dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah
Bagonjong ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang
mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri
khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tetapi menggunakan
pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.

2. Pakaian
- Pakaian Bundo Kanduang
Pakaian Bundo Kanduang atau disebut Limpapeh Rumah Nan Gadang
merupakan pakaian adat yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Pakaian Bundo Kanduang adalah pakaian adat Minangkabau yang umumnya
dikenakan oleh perempuan yang telah menikah.

Limpapeh sendiri artinya tiang tengah dari bangunan rumat adat


Sumatera Barat. Di mana peran limpapeh dalam memperkokoh bangunan
rumah gadang adalah analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga. Jika
limpapeh rubuh, maka rumah juga akan rubuh. Begitu juga ibu atau
perempuan tidak pandai mengatur rumah tangga, maka keluarganya juga
tidak akan bertahan lama. Pakaian adat Bundo Kanduang memiliki keunikan
terutama pada bagian kepala. Di mana bagian penutup kepala berbentuk
menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah gadang yang menjadi ciri khas
masyarakat Minangkabau.
3. Kesenian
a. Tari Pasambahan
Merupakan salah satu seni tari tradisional dari suku minangkabau yang
sangat khas. Pada mulanya tarian ini merupakan tari yang biasa dibawakan
untuk acara penyambutan tamu agung sebagai ungkapan rasa hormat. Namun
pada saat ini tarian ini juga biasa dipertunjukan untuk menghibur masyarakat.

b. Tari Piring
Berasal dari bahasa minangkabau ‘Tari Piriang’ yang berarti menari
dengan piring. Merupakan salah satu seni tari tradisional di Minangkabau
yang berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat. Piring yang biasa digunakan
sebagai alas makan menjadi media utama dalam tarian ini.

c. Silek
adalah kesenian sejenis silat atau beladiri yang berasal dari
Minangkabau. Kesenian merupakan warisan turun temurun yang diwariskan
oleh luluhur dari generasi ke generasi. Kesenian bela diri yang juga dikenal
dengan Silek Tuo ini diebut-sebut berbahaya karena gerakannya dapat
mematahkan kepala orang hanya dalam beberapa detik saja.
1.3 Wisata Alam Dan Buatan
1. Alami
a. Jajaran pegunungan, air terjun dan sawah; Lembah Harau
Lembah Harau tepat diapit oleh dua bukit yang menjulang. Di kawasan
ini berjajar tebing-tebing granit terjal yang memiliki ketinggian dari 80 m
hingga 300 m.
Dengan tebing tinggi tersebar di mana-mana, pencinta panjat tebing
sangat dimanjakan lewat tantangan yang bervariasi. Beberapa orang bahkan
mengklaim tingkat kesulitan bebatuan granit ini setara dengan Lembah
Yosemite yang tersohor di Amerika Serikat!

b. Danau memesona dan kebun buah: Lawang Adventure Park


Nikmati pemandangan utuh Danau Maninjau di tempat yang
dijuluki Second place of Swedia
Selain itu, di Lawang Park Anda juga bisa memetik stroberi, apel dan
jeruk langsung dari kebun kalau sedang musimnya.

c. Permadani hijau di tepi danau: Kebun Teh Alahan Panjang


Pencinta teh merapat! Ada tempat yang sempurna .Terletak di
ketinggian 1.400 sampai 1.600 meter di atas permukaan laut, Kebun Teh
Alahan Panjang (di Gunung Talang Solok) akan memberikan kesejukan dan
jauh dari kerumunan turis.
Yang paling membuat menarik destinasi ini adalah adanya dua danau
cantik sekaligus! Danau Kembar, sama seperti kebun tehnya sendiri, terletak
di dataran tinggi, menjadikannya tempat yang sangat pas untuk mengasah
kemampuan fotografi!

2. Buatan
a. Jam Gadang
Jam Gadang, menurut beberapa catatan sejarah, dibangun pada 1926
setelah Ratu Belanda memberi mesin jam ini kepada Sekretaris Kota
Bukittinggi pada saat itu--Rook Maker.
Pembangunannya dilakukan oleh dua orang arsitek setempat, Yazin
dan Sutan Gigi Ameh, dengan menghabiskan dana 3.000 Gulden.
b. Jembatan Siti Nurbaya
Salah satu ikon wisata di Kota Padang Sumatera Barat adalah
Jembatan Siti Nurbaya. Jembatan ini merupakan jembatan besar yang berdiri
di atas Sungai Batang Arau. Panjang jembatan kurang lebih 100 meter
dengan panjang total dari ujung ke ujung sepanjang 600 meter. Jembatan ini
juga menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya, tempat
Siti Nurbaya dimakamkan.
c. Museum Adityawarman
Museum Adityawarman mulai dibangun pada tahun 1974 dan
diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977. Museum Adityawarman inilayak
disebut sebagai ‘Taman Mini’ ala Sumatera Barat. Museum Adityawarman
merupakan museum budaya terpenting di Sumatera Barat.
Museum Adityawarman tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan
dan melestarikan benda bersejarah seperti cagar budaya. Museum
Adityawarman ini terdapat seluk beluk kebudayaan khas Minang, mulai dari
pakaian adat hingga alat-alat musik tradisional. Terletak di pusat Kota
Padang,

2.4 Kuliner
1. Ketupat sayur padang
adalah makanan khas Sumatera Barat yang sering dijadikan sarapan.
Hidangan ini sering dipilih sebagai sarapan sebab ketupat termasuk praktis
untuk dihidangkan. Ciri khas ketupat sayur padang bisa diketahui dari
pelengkap kerupuk merah yang dipakai. Hal ini membedakan ketupat sayur
padang dengan ketupat sayur dari daerah lain. Ketupat sayur padang terdiri
bahan-bahan ketupat, sayur kacang atau nangka, telur, dan ayam.

2. Rendang Paru
adalah salah satu jenis rendang dari Sumatera Barat. Makanan ini
menggunakan paru sapi sebagai bahan utamanya. Rendang paru dikenal juga
sebagai rendang kering. Bentuknya bisa dikatakan mirip kerupuk. Rendang
paru awet disimpan dan bisa dijadikan oleh-oleh khas sumatera barat karena
teksturnya yang kering.

3. Dendeng Balado
adalah hidangan yang terbuat dari daging goreng kering yang dimasak
dengan bumbu disebut oleh orang Minang sebagai balado. Balado sejatinya
adalah bumbu cabai merah pada masakan minang. Dendeng balado termasuk
salah satu lauk di rumah makan padang yang paling disukai selain rendang.
Umumnya, dendeng balado ini terbuat dari daging kering sehingga disebut
juga sebagai dendeng kering. Namun dendeng juga sering dibuat dengan
daging biasa dan dendeng basah.

4. Gulai gajebo
adalah jenis lauk dari daging berlemak yang diberi kuah gulai.
Masakan ini memiliki cita rasa pedas, gurih, dan berbumbu tajam khas
masakan sumatera barat.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Orang Minangkabau terkenal memiliki identitas budaya dan agama yang kuat
perlu diuji secara akademik. Penelitian ini telah mengungkap religiusitas dan
cultural belief dalam masyarakat Muslim Minangkabau di Sumatera Barat yang
dikenal taat menjalankan ajaran agama yang dianut dan diyakini serta loyal pada
ajaran adat. Religusitas yang ditandai dengan belief dan ritual miliki kategori yang
baik. Namun religiusitas dan cultural belief yang baik tersebut tidak menghasilkan
perilaku ekonomi yang terdiri dari perilaku produksi dan konsumsi yang sesuai
perintah agama. Religiusitas dan Cultural belief tidak hadir dan membumi dalam
kehidupan nyata Muslim Minangkabau di Sumatera Barat terutama dalam lapangan
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat#Politik_dan_pemerinta
han
2. https://blog.antavaya.com/20-makanan-khas-sumatera-barat-paling-
enak/

Anda mungkin juga menyukai